• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Donor darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Donor darah berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ pembentuk sel darah merah. Donor darah secara sederhana adalah penderma darah atau orang yang menyumbangkan darahnya untuk menolong orang lain. Donor darah memiliki beberapa efek samping oleh karena itu masyarakat harus mengetahui manfaat dan syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan donor darah (Anisya dan Robian, 2019). Donor darah memiliki banyak manfaat terhadap tubuh baik itu dampak positif atau negatif yang belum banyak diketahui oleh masyarakat (Saputra dan Setiawan, 2014). Aktivitas donor darah merupakan kewajiban setiap masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap orang lain akan tetapi tidak semua orang menyadari hal itu dikarenakan beberapa faktor internal manusia yang mempengaruhi hal tersebut.

Berdasarkan penelitian Eder (2008) dalam Newman (2014) kejadian buruk setelah mendonorkan darah dapat menurunkan kunjungan pendonor untuk mendonorkan darahnya kembali sehingga dapat menurunkan jumlah ketersediaan darah.Kejadian buruk yang dialami oleh pendonor yang dapat terjadi yaitu dari kejadian buruk ringan hingga yang berat. Kejadian buruk ringan terdiri dari pingsan, berkeringat, pucat, pusing, mual dan malaise.

Sedangkan kejadian buruk sedang yaitu terdiri dari muntah, bradikardi, pernapasan cepat dangkal, hiperventilasi dan penurunan kesadaran.

Kecemasan adalah kondisi emosi dengan timbulnya rasa tidak nyaman pada diri seseorang, dan merupakan pengalaman yang samar-samar disertai dengan perasaan yang tidak berdaya serta tidak menentu yang disebabkan oleh suatu hal yang belum jelas. (Ifdil, 2016). Kecemasan merupakan salah satu faktor internal yang dimiliki seorang individu apabila hendak

(2)

melakukan sesuatu atau mengambil keputusan. Begitu pula kecemasan yang dirasakan setiap individu apabila hendak melakukan pra dan pasca donor darah. Reaksi vasovagal merupakan reaksi yang paling sering ditemukan pasca donor darah. Reaksi vasovagal kejadian buruk (adverse event) sangat erat kaitanya dengan kecemasan. Mayoritas pendonor yang mengalami reaksi vasovagal sebanyak 85% mengaku cemas sebelum mendonorkan darah (Marwaha, 2012). Kejadian buruk dapat menjadi prediktor kecemasan dan kejadian buruk (reaksi vasovagal) dapat disebabkan oleh kecemasan (Van dongen, 2013).

Corona virus Disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai global pandemic dan di Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat serta bencana non alam, yang tidak hanya menyebabkan kematian tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar, sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk pencegahan dan pengendaliannya. Dengan adanya Corona virus Disease 2019 pemerintah membuat kebijakan tertulis di Permenkes dengan harapan untuk untuk mengurangi rantai penularan Covid- 19. Covid-19 memiliki beberapa dampak pada prososial masyarakat indonesia diantaranya rasa takut, kekhawatiran dan faktor penyebab tekanan yang terus ada di masyarakat selama wabah Covid 19 dapat menyebabkan konsekuensi jangka panjang di tengah masyarakat dan keluarga (catatan aspek).Dengan dampak tersebut banyak sekali kegiatan sosial yang terhambat seperti kegiatan pemenuhan stok darah yang dilakukan oleh pelayanan kesehatan Palang Merah Indonesia.

Berdasarkan Uraian diatas, Peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PENDONOR PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PMI SIDOARJO”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran tingkat kecemasan pendonor pada masa pandemi covid-19 di pmi sidoarjo ?

(3)

1.3 Tujuan Studi Kasus 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat kecemasan pendonor pada masa pandemi covid-19 di PMI Sidoarjo.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pendonor setelah melakukan donor darah pandemi covid

2. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pendonor setelah melakukan donor darah pandemi covid berdasarkan faktor usia, jenis kelamin dan frekuensi donor darah

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dapat memberikan tambahan informasi untuk mengoptimalkan penanggulangan dan upaya menambah pasokan darah pada masa pandemi covid-19.

1.4.2 Manfaat Praktisi

Sebagai sumber Informasi dan bahan acuan dalam proses belajar mengajar terkait tentang kekhawatiran pendonor pada rutinitas donor darah.

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi pandemi Covid-19 dan kecemasan sosial juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Wanto & Jalwis (2021). Dari 441 responden yang berasal dari generasi

1) Untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor risiko stroke iskemik dengan Fibrilasi Atrium yang tidak dapat dimodifikasi meliputi Jenis kelamin, Usia pasien di

maka akan dilakukan penelitian dengan judul “PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DARING PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI SD NEGERI BINTORO 4

Persepsi masyarakat dalam menghadapi pandemi COVID-19 dapat dilihat menurut pandangan masyarakat mengenai seberapa penting upaya pencegahan COVID-19, sikap masyarakat

Pada saat pandemi covid-19 banyak masyarakat penyintas covid-19 mulai membangun solidaritas antar sesamanya, dengan latar belakang mereka yang dulunya pernah terkena covid-19 dan juga

Peneliti tertarik untuk memahami lebih jauh seberapa dalam pengetahuan dan bagaimana sikap para pendonor baru tentang donor darah karena dari yang peneliti pahami, donor darah merupakan

kecemasan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus, dimana jika kecemasan meningkat maka kadar glukosa darah juga akan

UTD PMI Kota Malang ingin meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan relawan donor, hal ini perlu dilakukan karena seringkali masyarakat dan pendonor tidak mengetahui