BAB 1
TEKS PROSEDUR
A.PENGERTIAN TEKS PROSEDUR
Teks Prosedur adalah teks yang berisi cara, tujuan untuk membuat atau melakukan sesuatu hal dengan langkah demi langkah yang tepat secara berurutan sehingga menghasilkan suatu tujuan yang diinginkan.
Teks prosedur biasanya terdapat pada tulisan yang mengandung cara, tips atau tutorial
melakukan langkah tertentu. Didalam teks prosedur terdapat kata imperatif atau kata perintah untuk melakukan apa yang dibahas pada teks agar si pembaca melakukan apa yang diperintahkan pada isi teks tersebut.
B.TUJUAN TEKS PROSEDUR
Teks prosedur bertujuan untuk memudahkan pembaca maupun pendengar agar dapat mengikuti langkah atau perintah dari isi teks yang tujuan akhirnya bisa sesuai keinginan pembaca maupun pendengar.
C.CIRI CIRI TEKS PROSEDUR
Terdapat tujuan, langkah-langkah dan penutup.
Menggunakan kalimat imperatif atau kalimat perintah sehingga pembaca bisa mengikuti apa yang diperintahkan pada sebuah teks.
Menggunakan kalimat penghubung sehingga dari awal dan akhir teks saling terkait.
Menggunakan kalimat langsung dan tidak langsung.
Menggunakan kalimat saran dan larangan.
Menggunakan kriteria atau batasan tertentu.
Menggunakan kata keterangan.
Berisi pemberian informasi.
Berisi langkah yang terperinci
Menggunakan akhiran -i dan -kan, contohnya, jangan lupa selalu siram-i bunganya setiap hari, lempar-kan bola tersebut keatas.
D.STRUKTUR TEKS PROSEDUR
Teks prosedur mempunyai tiga langkah bagian yaitu tujuan, materi dan langkah-langkah.
Tujuan, pada bagian ini penulis mengemukakan pembahasan materi yang akan ditulis seperti tujuan dan manfaat penulisan sehingga hasil akhirnya sesuai
keinginannya pembaca.
Materi, pada bagian ini terdapat materi atau bahan-bahan yang dibutuhkan, jika teks prosedurnya tentang pembuatan sesuatu maka pastinya membutuhkan materi/bahan- bahan untuk membantu langkah-langkahnya.
Langkah-langkah, pada bagian ini terdapat inti materi yang dibahas yaitu langkah- langkah kegiatan materi yang harus dilakukan atau diikuti untuk mencapai hasil akhir yaitu tujuan dan manfaatnya secara berurutan.
E.KAIDAH KEBAHASAAN
Teks prosedur memiliki kaidah kebahasaan diantaranya, konjungsi temporal, kata imperatif, verba material dan tingkah laku, partisipan manusia, bilangan pendanda, kalimat introgatif dan kalimat deklaratif.
1..KONJUNGSI TEMPORAL
Konjungsi temporal adalah kata penghubung yang berhubungan secara kronologis dengan waktu dan kejadian dari kedua peristiwa yang memiliki keterkaitan. Misalnya, setelah ini, kemudian, lalu, sesudah itu, selanjutnya, sebelum itu, dan lain-lain.
2..KATA IMPERATIF
Kata imperatif atau kata perintah adalah kata yang mengandung perintah atau larangan ketika melakukan pelaksanaan yang dibahas, misalnya, diamkan ubi itu selama 5 menit, jangan sampai tercampur dengan bahan lain, dan lainnya.
3.VERBAMATERIAL DAN TINGKAH LAKU
Verba material adalah perbuatan yang mengacu pada tindakan, seperti potonglah ubi itu, masukan air kedalam wadah. Sedangkan Verba tingkah laku adalah perbuatan yang mengacu pada tindakan berdasarkan ungkapan, seperti, tunggu kira-kira 5 menit, tunggu sampai matang, tetap pertahankan, dan lainnya.
4.PARTISIPASI MANUSIA
Partisipan manusia adalah mempartisipasikan atau mengikutsertakan manusia dalam tulisan tersebut untuk membantu langkah-langkahnya.
5.BILANGAN PENANDA
Bilangan penanda adalah bilangan yang mengurutkan langkah-langkah pada tulisannya.
6.KALIMAT INTEROGATIF
Kalimat introgatif adalah kalimat yang berisi pertanyaan dan fungsinya untuk menanyakan kepada pembaca yang mengikuti langkah-langkah dalam tulisan, misalnya, sudah belum ? apakah sudah dimasukan ? apakah sudah mengerti ? sudah paham ? sudah membacanya ?
7.KLIAMAT DEKLARATIF
Kalimat deklaratif adalah kalimat yang berisi pernyataan yang fungsinya untuk memberikan informasi tentang suatu hal yang harus diketahui.
F. MACAM/ JENIS KALIMAT PROSEDUER
Teks prosedur memiliki 3 macam jenis diantaranya, teks prosedur sederhana, kompleks dan protocol.
1.TEKS PROSEDUR SEDERHANA
Teks prosedur sederhana yaitu teks yang berisi langkah-langkah sederhana yang biasaya hanya 2-4 langkah saja dalam melakukannya, contohnya cara login facebook.
2.TEKS PROSEDUR KOMPLEKS
Teks prosedur kompleks yaitu teks yang berisi banyak langkah dalam melakukannya. contohnya, cara membuat sambal balado, cara mengajukan pembuatan kartu SIM, cara memperpanjang STNK, prosedur pembuatan ktp.
3.TEKS PROSEDUR PROTOKOL
Teks prosedur protokol adalah teks yang pada setiap langkahnya bisa diubah tidak harus runut, walaupun berubah, tetapi hasil akhirnya tetap sama. misalnya, jika memasak mie instan kita bisa merebus dengan memasukan mie dan bumbu kedalam air rebusan dari tungku atau bisa
memasukan air panas kedalam wadah yang berisi mie lalu memasukan bumbu.
G. MACAM MACAM TEKS PROSEDUR
Didalam teks prosedur terdapat kalimat yang mewakili isi dari tulisan yang mengandung teks prosedur diantaranya, kalimat imperatif, kalimat introgatif dan kalimat deklaratif.
Kalimat imperatif, yaitu kata yang mengandung perintah atau larangan ketika melakukan pelaksanaan yang dibahas.
Kalimat introgatif, yaitu kalimat yang berisi pertanyaan dan fungsinya untuk menanyakan kepada pembaca yang mengikuti langkah-langkah dalam tulisan.
Kalimat deklaratif, yaitu kalimat yang berisi pernyataan yang fungsinya untuk memberikan informasi tentang suatu hal yang harus diketahui.
Contoh Teks Prosedur
Berikut ini contoh dari 3 macam teks prosedur yaitu, 1. Teks Prosedur Sederhana
Cara menghidupkan laptop – Buka laptop Anda
– Cari tombol power’
– Tekan tombol power tersebut – Tring, laptop Anda sudah menyala 2. Teks Prosedur Kompleks Prosedur pembuatan KTP
Cara membuat e-KTP (KTP Elektronik) sebenarnya sama dengan prosedur pembuatan KTP sebelumnya, namun di sini akan dilengkapi dengan pengambilan sidik jari dan scan retina mata yang bertujuan agar tercipta data tunggal, yaitu setiap satu orang dengan satu identitas (KTP).
Sudah sangat umum, bahwa satu orang di Indonesia memiliki beberapa identitas/KTP.
Pemberlakuan e-KTP juga dimaksudkan untuk mentertibkan administrasi orang per orang di Indonesia agar setiap identitas dan mobilitasnya tercatat dan terpantau secara jelas dan benar oleh negara.
Cara membuat e-KTP diantaranya adalah:
1. Pastikan kelurahan atau desa anda telah mendukung layanan e-KTP
2. Datanglah dengan membawa fotocopy Kartu Keluarga (KK) dan Surat Pengantar RT/RW ke Keluarahan/Desa setempat.
3. Ambil nomor antrian di loket, tunggu hingga dipanggil oleh petugas yang bersangkutan.
Jangan lupa bawa surat panggilan untuk membuat e-KTP dari pemerintah setempat.
4. Petugas akan memasukkan data dan foto anda secara digital. Pastikan dan bandingkan data anda dengan data di KTP anda, jika anda belum pernah mempunyai KTP isi formulir F1.01.
5. Bubuhkan tanda tangan anda di alat perekam tanda tangan. Pastikan tanda tangan anda tidak berubah-rubah lagi berikutnya karena akan menyulitkan jika tidak sama dengan dokumen lain seperti paspor, SIM dan lain-lain.
6. Lakukan pemindaian retina pada alat yang telah disediakan.
7. Pastikan Surat Panggilan anda akan ditandatangani dan distempel oleh petugas berwenang.
8. Tunggu proses pencetakan sekitar 2 minggu. Bila e-KTP selesai dicetak anda akan diberitahu dan dapat diambil di Keluarahan/Desa setempat.
3. Teks Prosedur Protokol Cara Memasak Mie Instan
Cara memasak mie instan rebus adalah sebagai berikut :
a. Rebus mie dengan air yang telah mendidih.
b. Setelah sudah cukup matang, tiriskan mie untuk beberapa menit dan buanglah air bekas rebusan mie.
c. Setelah ditiriskan, tuangkan air panas yang baru sebagai kuahnya.
d. Masukkan bumbu-bumbu yang telah tersedia.
e. Selamat menikmati mie rebus kesukaan anda.
BAB 2
JENIS KALIMAT
A.PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat merupakan satuan bahasa bersifat kata atau deretan kata yang dapat berdiri sendiri dan menerangkan arti yang lengkap. Kalimat ialah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan ide yang utuh, baik dengan cara lisan maupun tulisan. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik. (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!). Unsur-unsur kalimat terdiri dari : Subjek, Predikat, Obyek, dan Keterangan.
1. Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan elemen pokok kalimat. Subjek menentukan kejelasan arti kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan arti kalimat. Kehadiran subjek dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat awal, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk, (2) memperjelas arti, (3) menjadi ide utama, (4) menegaskan makna, (5) memperjelas pikiran ungkapan, dan (6) membentuk kesatuan ide.
Ciri-ciri subjek:
1. Jawaban apa atau siapa 2. Didahului kata bahwa
3. Berupa kata atau frasa benda (nomina) 4. Disertai dengan kata ini atau itu 5. Disertai pewatas yang
6. Kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa
7. Tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain.
8. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
Contoh : Nina, aku, saya, mereka, keledai, cita – cita, dan lain – lain.
2. Predikat
Sama seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan timbul secara eksplisit.
Kehadiran predikat dalam kalimat berfungsi: (1) membentuk kalimat awal, kalimat sendiri, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi elemen penjelas, yakni memperjelas ide atau pikiran yang disampaikan dan menentukan kejelasan arti atau makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan.
Ciri-ciri predikat:
1. Jawaban mengapa, bagaimana
2. Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan
3. Dapat didahului keterangan aspek: akan, seudah, sedang, selalu, hampir
4. Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya, dan lain-lain
5. Tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek 6. Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni
7. Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau bilangan.
Contoh : Menyanyi, lari, menangis, berjalan, dan lain – lain.
3. Objek
Subjek dan predikat condong timbul secara spesifik dalam kalimat, akan tetapi objek tidaklah demikian halnya. Keberadaan objek dalam kalimat bergantung pada macam-macam predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berbentuk kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: membuatkan, melarikan;
me-i, misalnya: membuati, melempari, menjauhi. Dalam kalimat, objek berfungsi: (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2) memperjelas arti kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan ide.
Ciri-ciri objek:
1. Berupa kata benda
2. Tidak didahului kata depan
3. Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif
4. Jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif 5. Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
4. Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi perintah-perintah kalimat.
Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.
Ciri-ciri keterangan:
1. Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap.
2. Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat
3. Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).
Jenis-jenis keterangan:
1. Keterangan tempat
Contoh : Ayah akan perdi ke Surabaya
2. Keterangan alat
Contoh : Ibu memotong sayuran dengan pisau 3. Keterangan waktu
Contoh : Andi belajar matematika pukul 8 malam 4. Keterangan tujuan
Contoh : Bayi harus minum susu supaya sehat 5. Keterangan penyerta
Contoh : Ibu pergi ke pasar bersama kakak.
6. Keterangan cara
Contoh : Bacalah buku itu dengan seksama 7. Keterangan sebab
Contoh : Toni tidak naik kelas karena malas belajar B.JENIS JENIS KALIMAT
1. Berdasarkan Pengucapan
Kalimat bisa dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat yang secara seksama mencontoh ucapan orang. Kalimat langsung juga bisa diartikan kalimat yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.
b. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali perkataan atau ucapan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
2. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal) Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal merupakan kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal ialah kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berkomunikasi dengan baik kordinasi maupun subordinasi.
c. Kalimat Berita
Kalimat berita merupakan kalimat yang isinya menyampaikan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.
d. Kalimat Tanya
Kalimat tanya merupakan kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau jawaban yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.
e. Kalimat Seruan
Kalimat seruan merupakan kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasa ‘yang kuat’
atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.
3. Berdasarkan Unsur Kalimat
Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap merupakan kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari satu buah subjek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.
b. Kalimat Tidak Lengkap
Kalimat tidak lengkap merupakan kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subjek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.
4. Berdasarkan Susunan S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Kalimat Inversi
Kalimat versi merupakan kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua.
Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.
2. Kalimat Versi
Kalimat inversi merupakan kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).
5. Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya) Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Kalimat Yang Melepas
Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan- akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.
2. Kalimat yang Klimaks
Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya.
Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
3. Kalimat Yang Berimbang
Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.
6. Berdasarkan Subjeknya 1. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya pergi, tidur, mandi, dll (kecuali makan dan minum).
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
BAB 3
TEKS EKSPLANASI
A.PENGERTIAN
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses “bagaimana” dan “mengapa” mengenai suatu topik yang berhubungan dengan fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.Teks eksplanasi bertujuan untuk memberikan informasi yang jelas kepada para pembaca agar dapat memahami tentang suatu fenomena yang sedang terjadi.
B.CIRI CIRI
Strukturnya terdiri atas pernyataan umum, mempunyai sebab akibat dan interpretasi.
Informasi yang dimuat berdasarkan fakta atau kenyataan.
Fakta tersebut memuat informasi yang bersifat ilmiah.
C.STRUKTUR.
Pernyataan umum
Pernyataan ini berisi tentang suatu topik yang akan dijelaskan proses keberadaannya dan proses terjadinya atau proses terbentuknya.
Urutan sebab akibat
Bagian ini berisi tentang detail penjelasan proses terjadinya suatu peristiwa yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal sampai yang paling akhir.
Interpretasi
Bagian ini berisi tentang kesimpulan atau pernyataan tentang topik yang telah dijelaskan.
D.KAIDAH KEBAHASAAN
Kaidah Kebahasaan atau ciri-ciri bahasa yang digunakan dalam teks ekplenasi ini umumnya, sebagai berikut:
Memuat informasi berdasarkan fakta
Membahas informasi yang bersifat ilmiah
Bersifat informatif dan tidak mencoba mempengaruhi pembaca untuk mempercayainya
Menggunakan sequence markers, seperti pertama, berikutnya, terakhir atau pertama, kedua, ketiga dan lain sebagainya
Fokus pada hal umum, bukan partisipan manusia , seperti tanah longsor, gempa bumi, banjir, dan hujan
Lebih banyak memakai kata kerja material dan relasional (kata kerja aktif)
Menggunakan konjungsi waktu dan kausal, seperti jika, bila, sehingga, sebelum, pertama, dan kemudian
menggunakan kalimat pasif
Teks eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang dipaparkan tersebut memang benar adanya
E.CONTOH TEKS EKSPLANASI BESERTA CONTOHNYA Teks Ekplanasi Banjir
Pernyataan Umum
Banjir di Indonesia merupakan masalah yang kompleks, terutama di kota besar seperti Jakarta.
Masalah banjir harus dicarikan solusi sehingga efeknya tidak merusak dan merugikan masyarakat. Tapi kita tidak dapat memberikan tanggung jawab hanya kepada pemerintah.
Karena masyarakat memiliki peran besar dalam menyelesaikan masalah banjir.
Urutan Sebab-Akibat:
Banjir di Jakarta dikarenakan lokasi geografis Jakarta yang lebih rendah. Selain itu, kepadatan penduduk di Jakarta juga tergolong tinggi. Hal ini mengakibatkan lahan kosong diubah menjadi lahan perumahan, sehingga tidak ada tempat untuk penyerapan air.
Tidak hanya itu, warga masih banyak yang membuang sampah ke sungai sehingga menghalangi aliran sungai. Poin tersebut merupakan penyebab utama banjir di Jakarta saat hujan datang.
Untuk mencegah dan menanggulangi banjir harus dengan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Dibutuhkan komitmen dan kerjasama dari berbagai pihak untuk menghindarkan Jakarta dan kota-kota lain di Indonesia dari terjadinya banjir.
Tindakan yang dapat dilakukan di antaranya adalah:
Membuat lubang serapan air
Menambah ruang terbuka hijau
Mengubah perilaku masyarakat agar membuang sampah pada tempatnya Interpretasi
Partisipasi seluruh elemen masyarakat harus dilakukan dengan koordinasi yang baik agar dapat berjalan efektif. Penanggulangan banjir dilakukan secara bertahap, mulai dari pencegahan, selama banjir dan pemulihan pasca banjir.
BAB 4
STRUKTUR TEKS
A. Pengertian Teks
Teks adalah satuan lingual yang dimediakan secara tulis atau lisan dengan tata organisasi tertentu untuk mengungkapkan makna secara kontekstual. Istilah teks dan wacana dianggap sama dan hanya dibedakan dalam hal bahwa wacana lebih bersifat abstrak dan merupakan realisasi makna dari teks. Jenis-jenis teks yang secara umum dikenal adalah deskripsi, laporan, prosedur, penceritaan, eksplanasi, eksposisi, diskusi, surat, editorial, iklan, negosiasi, anekdot, naratif, eksemplum, dan lain-lain. Jenis-jenis teks tersebut mempunyai struktur teks yang berbeda dan memanfaatkan bentuk-bentuk bahasa yang berbeda (misalnya, jenis verba, konjungsi, partisipan, dan kelompok kata). Struktur teks dan bentuk- bentuk bahasa itu menjadi ciri-ciri yang menandai teks-teks tersebut.
B. Struktur teks
Struktur teks adalah tata organisasi teks, yaitu cara teks disusun. Sebuah teks ditata sesuai dengan jenisnya. Misalnya, teks prosedur mempunyai sruktur teks tujuan yang akan dicapai^langkah-langkah;
teks laporan mempunyai struktur teks pernyataan umum/klasifikasi^anggota/aspek yang dilaporkan.
C. Jenis-jenis teks
1. Teks Anekdot
Jenis teks yang berisi peristiwa-peristiwa lucu, konyol, atau menjengkelkan sebagai akibat dari krisis yan ditanggapi dengan reaksi. Anekdot mempunyai struktur teks :
(1) abstraksi (2) orientasi (3) krisis (4) reaksi (5) koda
2. Teks Deskripsi
Jenis teks yang menggambarkan keadaan (sifat, bentuk, ukuran, warna, dsb) sesuatu (manusia atau benda) secara individual dan unik. Teks ini mengutamakan hubungan antara keseluruhan dan bagian- bagiannya. Struktur teks nya adalah
(1) pernyataan umum (2) uraian bagian-bagian.
3. Teks Diskusi
Jenis teks yang berisi tinjauan terhadap sebuah isu dari dua sudut pandang yang berbeda, yaitu sisi yang mendukung dan menentang isu tersebut. Teks diskusi sering disebut teks argumentasi dua sisi. Struktur teks nya adalah :
• Isu
• Argumentasi
• Argumentasi yang menentang
• Kesimpulan/rekomendasi 4. Teks Editorial
Jenis teks pada koran atau majalah yang merupakan ungkapan wawasan atau gagasan terhadap sesuatu yang mewakili koran atau majalah tersebut. Editorial juga disebut tajuk rencana.
5. Teks Eksemplum
Jenis teks rekaan yang berisi insiden yang menurut partisipannya tidak perlu terjadi. Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Struktur teks nya adalah :
(1) abstrak (2) orientasi (3) insiden (4) interpretasi (5) koda
6. Teks Eksplanasi
Jenis teks yang menjelaskan hubungan logis dari beberapa peristiwa. Pada teks eksplanasi, sebuah peristiwa timbul karena ada peristiwa lain sebelumnya dan peristiwa tersebut mengakibatkan peristiwa yang lain lagi sesudahnya. Struktur teksnya adalah :
(1) Pernyataan umum (2) Urutan alasan logis 7. Teks Eksposisi
Jenis teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan atau megusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Teks ini berbeda dengan teks diskusi yang berisi dua sisi argumentasi; teks eksposisi hanya berisi satu sisi argumentasi: sisi yang mendukung atau sisi yang menolak. Struktue teksnya adalah :
(1) pernyataan pendapat (tesis) (2) argumentasi
(3) penegasan ulang pendapat 8. Teks Naratif
Teks rekaan yang berisi komplikasi yang menimbulkan masalah yang memerlukan waktu untuk
melakukan evaluasi agar dapat memecahkan masalah tersebut. Teks naratif umumnya dijumpai pada dongeng, hikayat, cerita pendek, atau novel. Struktur teksnya adalah :
(1) abstrak (2) orientasi (3) komplikasi (4) evaluasi (5) resolusi (6) koda
9. Teks Negosiasi
Proses tawar-menawar dng jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yg lain. Struktur teksnya adalah : (1) pembukaan
(2) isi (3) penutup
10. Penceritaan (recount)
Jenis teks yang berisi pengungkapan pengalaman atau peristiwa yang dilakukan pada masa lampau.
Struktur teksnya adalah : (1) orientasi
(2) urutan peristiwa (3) reorientasi 11. Teks Prosedural
Jenis teks yang berisi langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Langkah-langkah itu biasanya tidak dapat dibalik-balik, teks tersebut disebut protokol. Struktur teksnya adalah :
(1) tujuan yang akan dicapai (2) langkah-langkah
BAB 5 CERAMAH
A.Pengertian Ceramah
Ceramah adalah pidato yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk sementara ada audiensi yang bertindah sebagai pendengar. Ceramah dapat
dilaksanakan kapan saja, tidak ada rukun dan syaratnya, tidak ada mimbar tempat khusus pada pelaksaannya, waktu tidak dibatasi dan siapapun boleh berdakwah, dapat dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif seperti (seminar, lokakarya, pelatihan, atau sarasehan).
Ceramah dibedakan menjadi 2, yaitu : 1. Ceramah Umum
Ceramah adalah pesan yang bertujuan memberikan nasehat dan petunjuk- petunjuk sementara ada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan umum adalah keseluruhan untuk siapa saja, khlayak ramai, masyrakat luas, atau lazim. Jadi ceramah umum adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat kepada khalayak umum atau maysrakat luas. Di dalam ceramah umum ini keseluruhannya bersifat menyeluruh tidak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang tua muapun muda,materinya juga tidak ditentukan sesuai dengan acara.
2. Ceramah Khusus
Pengertian ceramah sudah dipaparkan seperti yang diatas akan tetapi kali ini akan dipaparkan pengertian dari ceramah khusus itu sendiri yang mana khusus adalah tersendiri,istimewa, takkan ada yang lain, jadi ceramah khusus itu sendiri berarti
ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasehat-nasehat kepada mad’u atau khalayak tertentu dan juga abersifat khusus baik itu materi maupun yang lainnya.
Sedangkan dalam ceramah khusus banyak batasan-batasan yang dibuat mulai dari audiens yang sesuai dengan yang diinginkan dan materi juga yng menyesuaikan dengan keadaan. Contoh: Peringatan hari besar islam (PHBI) seperti Isra’miraj, maulid Nabi Muhammad SAW, bulan puasa dll.
B.Komponen ceramah
Komponen-komponen atau unsur-unsur ceramah sama saja dengan komponen- komponen dakwah:
1.Da’i (penceramah)
Seorang da’i atau pencermah harus mengetahui bahwa dirinya adalah seorang da’I atau pencermah, artinya sebelum menjadi penceramah perlu mengetahui apa tugas
dari pencermah, modal dan bekal itu sendiri atas apa yang harus dimiliki oleh seorang pencermah.
2.Mad’u
Mad’u atau audiens merupakan sebagai penerima nasehat-nasehat. Audiens bermacam-macam kelompok manusia yang berbeda mulai dari segi intelektualitas, status ekonomi, status sosial, pendidikan, jenis kelamin dll.
3.Materi
Agar lebih menggugah pemikiran para audiens untuk mendengarkan materi-materi yang diberikan oleh sang pencermah. Oleh sebab itu, harus dapat memiliki bahan yang tepat atau menarik agar si mad’u tertarik, dan sesuai dengan pokok acara, materi yang akan disampaikan harus betuk-betul dikuasai sehingga penampilan penuh keyakinan, tidak ragu, dan jangan sampai menghilangkan konsentrasi dirinya sendiri. Dengan itu, materi harus disusun secara sisitematis, dengan
artian judul, isi, dan acara tersebut sifatnya betul-betul mempunyai hubungan. Sehingga pembahasan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
CMETODE CERAMAH
Metode ceramah yaitu sebuah metode dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan secara lisan kepada audiens yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam
mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham audiens. Sedangkan metode dakwah adalah cara-cara yang dipergunakan oleh seorang da’i guna menyampaikan materi. Sumber metode ceramah adalah alquran dan hadis, menunjukkan begitu besar perannya metode dalam berdakwah.
Media dakwah
Media adalah alat yang digunakan umtuk menyampaikan materi ceramah kepada audiens. Berdakwah pada zaman sekarang tidak hanya bisa dilakukan oleh para mubaligh di masjid, tetapi bisa dilakukan dengan banyak cara dan banyak tempat banyak media yang bisa digunakan pada zaman sekarang sebagai media dakwah seperti televisi, koran, majalah, buku, lagu dan internet. Hal ini seperti yang dilakukan oleh beberapa grup musik nasyid yang menggunakan lagu sebagai media dakwah.
Contoh ceramah
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kita sanjungkan kehadirat Allah swt, karena dengan limpahan karunianya kita bisa berkumpul disini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw, karena beliau menyiarkan agama yang haq,
yakni agama islam, agama yang diridhoi oleh Allah swt. Semoga kita sekalian termasuk kedalam umatnya yang diberkahi. Amin ya rabbal alamin
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Dirasa amat penting sekali jiwa social untuk diterapkan dilingkungan keluarga, sanak saudara, bahkan juga di masyarakat luas. Karena dengan jiwa social, maka terjalinlah di antara kita saling tolong menolong, dan kasih sayang. Sehingga orang-orang yang butuh akan pertolongan kita, akan mendapatkan haq nya.
Seseorang yang mempunyai jiwa social maka akan tertanam rasa senasib
sepenanggungan. Bila kita berada dalam keadaan yang berlebih, maka hendaklah menjadin orang yang murah tangan. Suka memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan. Dengan sedekah yang kita berikan kepada pengemis, orang miskin, dan kepada orang-orang yang amat membutuhkan pertolongan kita dengan rasa tulus dan ikhlas, maka perbuatan semacam ini akan mampu memadamkan kesalahan-kesalahan, bagaikan air memadamkan api.
Sehubungan dengan masalah diatas, maka Nabi Muhammad saw, menjelaskan dalam sabdanya:
“Apakah engkau mau saya tunjukan engkau kepada pintu-pintu kebajikan? Saya (sahabat) menjawab: Baik ya Rasulullah. Nabi berkata: Ketahuilah bahwa puasa itu sebagai perisai dan sedekah itu memadamkan kesalahan, bagaikan air memadamkan api. (HR. TURMUDZI)
Tentang pemberian sedekah hendaknya terlebih dahulu diberikan kepada orang-orang yang kita nafkahi, seperti memberikan nafkah kepada keluarga. Dan ini merupakan langkah yang terbaik sekalipun harta benda yang dimiliki itu sangat sedikit, tetapi lebih diutamakan kepada orang-orang yang dinafkahinya.
Hadirin sekalian yang berbahagia!
Sehubungan dengan ini pula, Nabi saw. Bersabda
“Sedekah yang diberikan kepada orang miskin hanya merupakan shadaqah saja, sedang yang diberikan kepada kerabat karib itu merupakan sedekah dan penghubung silaturahmi”.
Demikianlah yang bisa kami sampaikan saat ini, mudah-mudahan kita termasuk orang yang gemar bersedekah dengan semata-mata mencari ridho Allah swt. Cukup sekian materi yang bisa kami sampaikan, IHDINASH SHIROOTHOL MUSTAQIIM,
WABILLAAHIT TAUFIQ WALHIDAYAT WASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLOOHI WABARAKAATUHU
BAB 6
PENGAYAAN NON FIKSI
A. PENGERTIAN
Non-fiksi adalah klasifikasi untuk setiap karya informatif (seringkali berupa cerita) yang pengarangnya dengan itikad baik bertanggung jawab atas kebenaran atau akurasi dari peristiwa, orang, dan/atau informasi yang disajikan. Sebuah karya yang pengarangnya mengklaim tanggung jawab kebenaran namun tidak jujur maka adalah suatu penipuan sastra; suatu cerita yang pengarangnya tidak mengklaim tanggung jawab kebenaran maka diklasifikasikan sebagai fiksi.
Non Fiksi adalah karya seni yang bersifat faktual. Hal-hal yang terkandung di dalamnya adalah nyata, benar-benar ada dalam kehidupan kita.
Non-fiksi, yang dapat disajikan baik secara obyektif maupun subyektif, secara tradisional merupakan satu dari dua pembagian utama dari narasi (khususnya dalam penulisan prosa); pembagian tradisional lainnya adalah fiksi, yang berkontras dengan non-fiksi dalam hal penyampaian informasi, peristiwa, dan karakter yang sebagian kecil atau besar merupakan hasil imajinasi.
Karya sastra yang termasuk non-fiksi antara lain adalah jenis karangan eksposisi, argumentasi,
fungsional, dan opini; esai mengenai seni atau sastra; biografi; memoar; jurnalisme; serta tulisan-tulisan sejarah, ilmiah, teknis (termasuk elektronika), atau ekonomi.
B.PEMBAGIAN NON FIKSI
1. Nonfiksi Murni : adalah buku yang berisi pengembangan berdasarkan data – data yang otentik 2. Nonfiksi Kreatif : berawal dari data yang otentik kemudian pengembangannya berdasarkan
imajinasi yang pada umumnya dalam bentuk novel, puisi, prosa C.JENIS JENIS
Penerbitan dan toko buku kadang-kadang menggunakan frase "sastra non-fiksi" untuk membedakan karya yang lebih banyak muatan kesusastraan atau intelektualnya, dengan koleksi karya non-fiksi umum lainnyayangjumlahnyalebihbesar.
Karangan nonfiksi yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya.
Semi-fiksi adalah fiksi yang menerapkan banyak informasi non-fiksi, misalnya penggambaran fiktif yang berdasarkan kisah nyata.
Makalah akademik
Penerbitan akademik
Almanak
Otobiografi
Biografi
Cetak biru
D.PERBEDAAN FIKSI DAN NON FIKSI.
Banyak orang masih bingung membedakan antara karangan fiksi dan nonfiks. Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi sebenarnya sangat sederhana.
Batasan antara fiksi dan non-fiksi secara terus-menerus mengabur dan selalu diperdebatkan, khususnya dalam penulisan biografi; sebagaimana perkataan Virginia Woolf: "jika kita berpikir tentang kebenaran sebagai sesuatu yang soliditasnya seperti granit, dan tentang kepribadian sebagai sesuatu yang penggambarannya seperti pelangi, dan merenungkan bahwa tujuan dari biografi adalah untuk menyatukan keduanya menjadi suatu kesatuan yang mulus; kita akan mengakui bahwa masalah yang dihadapi adalah sulit dan bahwa kita tidak perlu heran jika para penulis biografi sebagian besar tidak dapat mengatasinya."
Fiksi adalah jenis tulisan yang hanya berdasarkan imajinasi. Dia hanya rekaan sipenulisnya. Jadi, jenis- jenis karya seni berikut ini merupakan karya Fiksi : Cerita pendek (cerpen), novel, cerita sinetron, telenovela, drama, film drama, film komedi, film horor, film laga.
Nonfiksi adalah tulisan-tulisan yang isinya bukanlah fiktif, bukan hasil imajinasi/rekaan si penulisnya.
Dengan kata lain, nonfiksi adalah karya seni yang bersifat ofktual. Hal-hal yang terkandung di dalamnya adalah nyata., benar-benar ada dalam kehidupan kita. Jadi, jenis-jenis karya seni berikut ini merupakan karya nonfiksi : Aetikel, opini, resensi buku, karangan ilmiah, skripsi, tesis, tulisan-tilisan yang berisi pengalaman pribadi si penulisnya (seperti diary, chiken soup for the soul, laporan perjalanan wisata), berita di koran/majalah/tabloid, film dokumenter, dan masih banyak lagi.
Perbedaan antara fiksi dan nonfiksi hanya terletak pada masalah faktual atau tidak, imajiner atau tidak.
Jadi, perbedaan antar keduanya sama sekali tidak ada hubungannya dengan gaya bahasa atau apapun selain masalah fakta atau imajiner.
Dengan demikian, bisa saja tulisan nonfiksi menggunakan gaya bahasa yang “nyastra”, mendayu-dayu, berbunga-bunga, sebagaimana halnya yang sering kita temukan pada naskah-naskah serita pendek (cerpen) atau novel. Tulisan nonfiksi bisa saja menggunakan bahasa yang sangat serius atu sangat santai dan selengekan.
Secara teori bisa saja cerpen atau novel menggunkan bahasa yang serius dan formal seperti sekripsi atau karangan ilmiah. Ya, itu bisa saja. Kenapa tidak? Jangan katakan itu tidak mungkin, sebab siapa tahu suatu saat nanti ada penulis yng berhasil menulis novel dengan menggunakan bahasa ilmiah, tetapi tetap asik untuk dibaca.Didunia jurnalistik, kita juga mengenal istilah “jurnalisme sastra” yakni penulis berita (nonfiksi) yang menggunakan bahasa sastra, sehinga berita-berita yang kita temukan dimajalah tertentu akan terasa seperti novel. Padahal yang ditulis disana adalh kisah nyata atau fakta, atau nonfiksi.
E. CONTOH
Judul Buku : God, Do You Speak English?
Pengarang : Jeff Kristianto, Nina Silvia, Rini Hanifa Penerbit : Rene Books
Tahun Terbit : 2013
Tebal Halaman : 348 halaman Sinopsis Buku :
Conto Resensi Buku Non Fiksi –
Buku ini menceritakan tentang para penulis dengan tempat-tempat yang mereka singgahi. Tiga penulis buku ini adalah sukarelawan lembaga sukarelawan internasional Voluntary Service Organization (VSO) Indonesia. Mereka adalah Jeff Kristianto, Nina Silvia, dan Rini Hanifa.
Mereka datang dari beragam latar belakang. Jeff pemilik usaha kerajinan dan restoran di Bali. Nina bekerja di lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Padang dan Rini staf lembaga donor internasional.
Ketiganya bergabung sebagai volunteer VSO, sebagai angkatan pertama voluntir Indonesia, di masing- masing negara penempatan.
Jeff bekerja mendukung perajin-perajin di Tajikistan, bekas negara jajahan Uni Soviet di Asia. Nina membantu lembaga pendukung suku asli di Bangladesh. Sedangkan Rini ditempatkan di Guyana, Amerika Latin untuk bekerja bersama LSM lokal. Mereka bekerja dan digaji standar minimal negara penempatan.Karena telah hidup dengan warga sekitar, mereka berinteraksi dan mengalami cerita-cerita lucu dan mengharukan.
Karena itulah, buku ini tak sekadar cerita namun seolah memiliki nyawa. Ketiga penulis adalah bagian dari cerita itu sendiri. Maka, mereka menceritakan sesuatu yang tak mungkin didapatkan jika perjalanan tersebut semata untuk berpetualang.
Kelebihan Buku :
Buku ini sangat menarik dari segi judul, karena membawa nama Tuhan atau “God”.
Cerita dari ketiga penulis ini sangat menginspirasi.
Kekurangan Buku :
Banyak istilah dalam buku yang orang awam mungkin akan susah untuk mengerti.
Cerita yang ditulis dari Nina Silvia seolah seperti bernarasi, pembaca akan lelah untuk mengikuti alur cerita.