Reviewer menanyakan tentang kelahiran sebelumnya, bagaimana kelahirannya spontan atau buatan, jangka pendek atau prematur, ada pendarahan atau tidak dan dibantu oleh siapa. Sedangkan pada bayi baru lahir sebaiknya ditanyakan kondisi tali pusatnya, apakah bayi sudah mendapat suntikan vitamin K dan Hb0, diberikan salep mata, IMD atau belum, apakah ada masalah dalam menyusui atau tidak. j) Pola kebiasaan sehari-hari 1. Evaluator menanyakan berapa kali sehari tidur dan berapa lama serta ada gangguan tidur atau tidak.
Hal ini dinilai satu kali pada kunjungan antenatal pertama untuk mengetahui tinggi badan ibu dan membantu menegakkan diagnosis. Perut: terdapat bekas luka operasi atau tidak, linea nigra atau tidak, striae gravidarum atau tidak, dan terlihat pembesaran perut atau tidak. Alat kelamin: Bersih atau tidak, varises atau tidak, keputihan atau tidak, terlepas dari apakah ada tanda-tanda penyakit kelamin atau tidak.
Genetalia : teraba pembesaran kelenjar Bartholin dan kulit atau tidak Ekstremitas : edema atau tidak, varises atau tidak. Gunakan lembar pemeriksaan ibu bersalin untuk mengetahui apakah ibu tersebut mungkin melahirkan secara normal atau melahirkan secara CS.
DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL
Sesak nafas akibat pembesaran rahim menekan diafragma Subyektif : Ibu mengatakan merasa sesak nafas terutama saat tidur. Subyektif : Ibu mengatakan sering buang air kecil dan merasa ingin buang air kecil lagi. Mudah kram akibat kelelahan dan pembesaran rahim Subjektif : Ibu mengatakan kram pada tungkai bawah.
DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN SEGERA
INTERVENSI
Diskusikan dengan ibu bagaimana kebutuhan gizi ibu dan janin dapat dipenuhi dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan memenuhi kebutuhan cairan selama hamil. Rencana R/persalinan akan efektif jika disusun dalam bentuk tertulis dan bidan saling berbagi informasi sehingga ibu dapat membuat rencana berdasarkan praktik dan layanan yang tersedia. Sesak nafas berhubungan dengan membesarnya rahim menekan diafragma Tujuan : Ibu dapat beradaptasi dengan adanya sesak nafas Kriteria hasil : Ibu merasa nyaman.
Ibu memahami penyebab dan cara mengatasi edema tersebut Kriteria hasil: Bengkak pada kaki berkurang atau mengempis. Nyeri epigastrium berhubungan dengan pembesaran rahim yang menekan perut. Tujuan : Ibu mampu beradaptasi terhadap nyeri tersebut. Sembelit Terkait Dampak Peningkatan Hormon Kehamilan Tujuan : Ibu dapat memahami penyebab sembelit yang dialaminya.
Tujuan : Ibu memahami dan memahami penyebab kram pada kehamilan fisiologis, ibu dapat beradaptasi dan mengatasi kram tersebut Kriteria Hasil : Ibu dapat mengatasi kram kaki yang dialaminya. Jelaskan pada ibu untuk mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan fosfor (Varney, 2007), misalnya susu, pisang ijo, dan lain-lain.
IMPLEMENTASI
R/ Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan bahu terlalu jauh ke belakang sehingga menyebabkan tekanan pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari.
EVALUASI
Untuk mengetahui keluhan utama, ditanyakan mengenai apa yang ibu rasakan, mulai kapan, berapa lama, hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Keluhan yang sering terjadi pada kehamilan trimester III adalah peningkatan frekuensi buang air kecil, nyeri pinggang, punggung atas dan bawah, hiperventilasi dan sesak napas, edema dependen, kram kaki. Kondisi Umum : untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, buruk, tingkat kesadaran pasien, apakah composmentis, apatis, mengantuk, delirium, semi koma dan koma (Prihardjo, 2007).
Berat badan saat ini : untuk mengetahui apakah berat badan pasien kurang dari 40 kg atau tidak dalam bahaya tinggi atau tidak (Mustahuun dkk. Pemeriksaan fisik A. Wajah : bengkak atau edema, tanda eklampsia, muka pucat, tanda anemia, kuning, tanda penderita hepatitis, perhatikan ekspresi, nyeri atau tidak Normal: bagian yang panjang dan keras seperti papan (punggung) dapat dirasakan pada satu sisi rahim dan sebagian kecil janin dapat dirasakan pada sisi yang lain.
Tujuan : Untuk mengetahui batas kiri atau kanan rahim ibu yaitu punggung pada garis bujur dan kepala pada garis lintang. Beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaannya, bahwa kondisinya normal, namun tetap memerlukan pemeriksaan rutin. R/ Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien merupakan langkah awal bagi bidan untuk menjalin hubungan komunikasi yang efektif sehingga diperoleh pemahaman materi ECT yang optimal dalam proses ECT (Sulistyawati, 2009:195).
R/ Langkah ini bertujuan untuk menekankan pada ibu bahwa meskipun saat ini tidak ditemukan kelainan namun tetap perlu dilakukan pemantauan karena ini sudah memasuki trimester ketiga (Sulistyawati, 2009: 197). Untuk mengetahui keluhan utama, ditanyakan mengenai apa yang ibu rasakan, sejak kapan, berapa. Berat badan saat ini: Untuk mengetahui apakah berat badan pasien kurang dari 40 kg atau berisiko tinggi atau tidak (Mustahuun dkk, 2009).
Beritahukan kepada ibu tentang hasil pemeriksaannya, bahwa kondisinya normal, namun tetap memerlukan pemeriksaan rutin.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN Hari/Tanggal
- Catatan Perkembangan Kala II Hari/Tanggal
- Catatan Perkembangan Kala III Hari/Tanggal
- Catatan Perkembangan Kala-IV Hari/Tanggal
- Data Bayi
Pola istirahat : Ibu sangat memerlukan istirahat untuk mempersiapkan tenaga dalam proses persalinan, hal ini akan lebih penting lagi bila proses persalinan diperlama pada fase pertama sehingga kelelahan dapat dicegah (Rohani, 2011). Menentukan kemajuan persalinan dengan membandingkan tingkat turunnya kepala hasil pemeriksaan dalam dengan hasil pemeriksaan melalui dinding perut (perlima). 6) Jika bagian terbawah adalah kepala, pastikan titik acuannya (ubun-ubun, ubun-ubun besar atau ubun-ubun magna) dan bukaan sagital (sutura) untuk menilai derajat intrusi atau tumpang tindih tulang tengkorak dan apakah ukuran kepala janin sesuai. dengan ukuran jalan lahir. Kehamilan tidak normal, usia kehamilan (usia kehamilan 37-42 minggu), jumlah janin tunggal/ganda, janin hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin, posisi janin memanjang/transversal, presentasi kepala belakang/wajah/dahi, kala 1 inpartum aktif/laten dengan kondisi ibu dan janin baik D. Penatalaksanaan.
Para gravida tidak normal, usia kehamilan (target usia kehamilan 37-42 minggu), jumlah janin tunggal/ganda, keadaan janin hidup/mati, intrauterin/ekstrauterin, posisi janin memanjang/transversal, presentasi oksipital/wajah/dahi, kala II persalinan dengan keadaan ibu dan janin baik. Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari badan anak. a) Letakkan kain pada perut ibu dan resusitasi serta topang bahu anak. Anjurkan ibu untuk mengejan secara perlahan atau... bernapas dengan cepat dan dangkal ketika 1/3 kepala bayi sudah keluar dari vagina.
Tolak kandungan tali pusat ke arah bahagian distal (ibu) dan kepit semula tali pusat 2 cm dari pengapit pertama. Regangkan bahu bayi sehingga bayi berada di antara payudara ibu, dalam kedudukan lebih rendah daripada payudara ibu. Tutup ibu dan bayi dengan kain suam dan letakkan topi di kepala bayi. Selepas 30-40 saat, hentikan ketegangan tali pusat dan tunggu pengecutan seterusnya berlaku. Kemudian ulangi prosedur di atas.
Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan kaporit 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, angkat secara terbalik dan rendam sarung tangan selama 10 menit dalam larutan kaporit 0,5%. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, balikkan bagian dalam dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Perut : Ada kelainan atau tidak, apakah tali pusat sudah lepas atau tidak, kondisi tali pusat kering/basah.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS A. Subjektif
Keluhan yang mungkin dialami ibu pada masa nifas adalah nyeri setelah melahirkan, keringat berlebih, pembesaran payudara, nyeri pada perineum, sembelit, wasir. Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan berlendir. Itu berlangsung dari hari ke 4 hingga hari ke 7 setelah lahir.
Catatan Perkembangan Nifas III A. Subjektif
Lokia ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum, leukosit, dan robekan plasenta, muncul pada hari ke 7 hingga 14 pasca melahirkan.
R : Meningkatkan partisipasi ibu dalam pelaksanaan intervensi, hanya saja penjelasan dapat mengurangi rasa takut dan meningkatkan kontrol terhadap situasi. 2. Membahas permasalahan yang muncul terkait masa nifas R : Menemukan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi pada masa nifas.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS A. Subjektif
Keluhan utama ditujukan untuk mengetahui tanda atau gejala yang berhubungan dengan kondisi bayi baru lahir. Rata-rata jumlah ASI yang dibutuhkan bayi cukup bulan selama 2 minggu pertama adalah 30-60 ml setiap 2-3 minggu. jam (Wahyuni, 2011). Periksa tanda-tanda bahaya seperti kemungkinan infeksi bakteri, penyakit kuning, diare, berat badan rendah, dan masalah menyusui.
R/kunjungan berulang dilakukan untuk memantau tumbuh kembang bayi dan mendeteksi dini masalah/komplikasi pada bayi baru lahir.
Catatan Perkembangan Neonatus III A. Subjektif
R/ Dengan mengetahui pentingnya imunisasi pada bayi, diharapkan para ibu mau memberikan imunisasi pada bayinya berdasarkan usia bayi.
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU PADA MASA INTERVAL
Ibu yang mempunyai riwayat dismenore berat, perdarahan menstruasi yang banyak, menstruasi tidak teratur, atau bercak tidak dianjurkan menggunakan IUD (Hartanto, 2010). f) Wanita dengan masa menstruasi lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek estrogen rendah (Manuaba, 2012). Jika pil mini gagal dan terjadilah kehamilan maka kemungkinan besar kehamilan tersebut merupakan kehamilan ektopik, bentuknya seperti IUD, sehingga ibu tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi dan IUD lagi (Hartanto, 2010). Peserta KB MAL yang sudah menstruasi pasca melahirkan, tidak memberikan ASI eksklusif, dan anak berusia lebih dari 6 bulan harus berganti metode (Saifuddin, 2014).
Tanyakan mengenai pola berhubungan badan karena penggunaan kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan atropisme endometrium sehingga menimbulkan nyeri saat berhubungan. Pada pengguna IUD, tali IUD dapat menyebabkan kerusakan pada leher rahim dan mengganggu hubungan seksual (Manuaba, 2012). Ibu pengguna KB suntik progestin yang mendapat suntikan pertama pada saat tidak sedang menstruasi sebaiknya tidak melakukan hubungan intim selama 7 hari setelah penyuntikan (Affandi, 2013).
Ibu yang baru pertama kali menggunakan kontrasepsi pil progestin sebaiknya menghindari hubungan seksual selama 2 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain hanya selama 2 hari (Affandi, 2013). Dengan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu lama akan timbul flek dan jerawat di pipi dan dahi, serta wajah tidak bengkak (Saifuddin, 2014). Apabila terdapat benjolan/kanker payudara/riwayat kanker payudara sebaiknya klien tidak menggunakan alat kontrasepsi implan atau progestin (Affandi, 2013). d) Perut.
Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya lesi atau keputihan, serta untuk mengetahui ada atau tidaknya tanda-tanda kehamilan. Pada IUD dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui 4 hal: tumor (teraba benjolan tidak wajar), infeksi (nyeri/keputihan), kehamilan (leher lunak), posisi rahim. c) Pemeriksaan tes kehamilan. Pemeriksaan panjang rahim bila diukur dengan alat probe menunjukkan ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm yang merupakan kontraindikasi pemasangan AKDR (Saifuddin, 2014). f) Pemeriksaan laboratorium.
Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya (pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan, minat, harapan, status kesehatan, dan kehidupan berkeluarga). Edukasi klien tentang beberapa jenis kontrasepsi pasca melahirkan, meliputi jenis, cara kerja, kelebihan, kekurangan, efektivitas, indikasi, dan kontraindikasi.