• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Judul Rangkuman Metodologi Penelitian Pengumpulan

Data

Peneliti &

Instansi

1

Metode Garis Kesetimbangan Untuk Penjadwalan

Ulang Kegiatan Proyek Konstruksi

Yang Diterapkan Pada Proyek Komplek Perumahan

Adanya unsur ketidakpastian pada saat realisasi pelaksanaan konstruksi dalam proses perencanaan penjadwalan proyek konstruksi. Membuat adanya perubahan-

perubahan dalam penjadwalan pada proses pelaksaannya. Sehingga dengan

penggunaan Metode Line of Balance dapat mempermudah penyelesaian masalah yang menyangkut perubahan yang terjadi pada saat proses pelaksaan

konstruksi tersebut.

Penerapan Metode Line of Balance (LoB) untuk

menjadwal ulang kegiatan proyek konstruksi komplek

perumahaan

Rencana Anggaran Biaya

(RAB) ; Time Schedule, Observasi Lapangan ;

Faisal Abdullah, Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Negeri Lhokseumawe

(2017)

(2)

9 2

Studi Penjadwalan Waktu Dengan Metode

Line Of Balance (Lob) Untuk Membangun

Perumahan Pasca Bencana Tsunami

Di Nad (Studi Kasus Pembangunan Perumahan

Di Calang)

Akibat bencana Tsunami yang melanda pada tahun 2004. Mendesak untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi berupa tempat tinggal yang layak. Hal tersebut membuat si penulis mencarikan solusi bagaimana membangun rumah dengan waktu singkat dan biaya maupun

SDM yang mumpuni. Dengan adanya bantuan berupa sumbangan rumah dari

kampus Its dengan desain yang telah direncanakan, sehingga dapat dilakukan perencanaan dengan metode penjadwalan

Line of balance dikarenakan pekerjaan tersebut bersifat repetitif.

Penjadwalan waktu dengan menggunakan

Metode Line of Balance (LoB) untuk

membangun perumahan pasca bencana Tsunami di

NAD

Rencana Anggaran Biaya (RAB) ;

Time Schedule (Kurva S)

Yenywaty Simamora .1 dan

Waluyo Nuswantoro .2 Universitas Palang

karaya (Volume 9 Nomor 1, Juni 2008: 1 – 9)

(3)

10 3

Perencanaan Jadwal Pada Proyek Perumahan

dengan Metode Line Of Balance

Dengan menerapkan Metode Line of Balance yang digunakan dalam penelitian ini

bertujuan untuk Planning and Scheduling pada proyek Linear Construction pada

proyek 60 unit perumahan Tipe 60.

Dikarenakan proyek tersebut merupakan proyek konstruksi massal yang memiliki pekerjaan yang berulang sehingga sangat cocok untul penggunaan metode penjadwalan

tersebut.

Metode penjadwalan proyek dengan menggunakan metode Line of Balance (LoB) pada proyek kontruksi perumahan tipe 60

sejumlah 60 unit

Pengamatan dan Wawancara

Erik Kamitono1, Vinsensius William Patrick

Chandra2 dan Ratna Setiawardani

Alifen3 (2020)

4

Pengendalian Proyek Dengan Metode Keseimbangan Garis

(Line Of Balance)

Tujuan dari penelitian ini adalam melakukan pengintegrasian Metode Line

Of Balance ke dalam kasus yang umum dan sederhana guna menjamin penggunaan sumberdaya yang terindikasi untuk pekerjaan secara berkelanjutan atau terus menerus tanpa adanya slag time dari

Penjadwalan proyek dengan menggunakan Metode Keseimbangan Garis (Line of Balance).

Yang diterapkan pada Proyek Perumahan

Masya Tamansari

Data diperoleh dari Time schedule dan

data proyek yang terdiri dari

lokasi proyek, sruktur proyek,

waktu proyek

Gustina Arifin Prawira Fakultas Teknik-

Universitas Sumatra Utara,

Medan (2013)

(4)

11 waktu pekerjaan satu ke pekerjaan lain.

Pengaplikasian Metode Keseimbangan Garis (LoB) ini akan dilakukan pada proyek Perumahan Maysa Tamansari

Residence, Medan

Residence, Medan

5

Penerapan Metode Line of Balance pada

Pembangunan Perumahan ( Studi Kasus pada Perumahan Permata

Puri Ngaliyan Semarang )

Sampel yang digunakan untuk studi kasus dalam penelitian ini yaitu pengembangan perumahan di semarang.

Data pada pekerjaan proyek tersebut dianalisa dengan menggunaan Metode

Line of Balance. Sehingga hasil akhir yang diharapkan dapat mengetahui pengaruh teknis yang terjadi di lapangan

dengan merode penjadwalan ini.

Metode penelitian dan penjadwalan proyek

pembangunan perumahaan Permata

Puri dengan mengaplikasikan Metode Line of Balance

(LoB)

1) Data yang didapatkan langsung dari lapangan 2) Data laporan proyek berupa time schedule 3) Kurva “ S “ 4) Network planning

Diyah Lestari, Agus Bambang

Siswanto Dosen Program

Studi Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945

Semarang (2018)

(5)

12 6

Analisis Penggunaan Metode Penjadwalan Line of Balance Pada Proyek Konstruksi

Repetitif

Pada penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui hasil analisa yang diperoleh menggunakan Metode Line of

Balance pada proyek pembangunan perumahan Grandcity Cluster Hyfield.

Dimana pada proses analisanya diketahui hasil durasi bahwasanya lebih cepat 144

hari dari estimasi dari pihak Owner.

Melakukan analisa data jumlah pekerjadan durasi waktu pekerjaan

tiap pekerjaan dari lapangan. Untuk dapat

mengetahui apakah metode Line of Balance

dapat digunakan pada proyek pembangunan perumahan Grandcity

Cluster Hyfield.

1) Gambar Bestek 2) RAB 3) Durasi

Pekerjaan 4) Jumlah

Tenaga Kerja Dilapangan

Lisa Nun Saskia, Jurusan Teknik Sipil Politeknik

Negeri Balikpapan ( Volume 4, Nomor 1, juli

2020 )

(6)

13 7

Analisa Penggunaan Metode Penjadwalan Line Of Balance Pada

Proyek Konstruksi Repetitif ( Studi Kasus : Proyek Pembangunan Apartemen Candiland

– Semarang )

Sifat dari proyek repentitif yakni mencukupi kebutuhan tenaga kerja yang

menerus dikarenakan pekerjaan pada proyek berulang harus terus menghasilkan sebuah progres tanpa tertunda. Oleh karnanya metode Line of

Balance (LoB) sangatlah cocok digunakan dan diterapkan. Tujuannya

yakni untuk dapat mengetahui alasan kenapa metode LoB ini perlu diterapkan pada proyek repetitif serta kelebihan dan

kekurangannya. Hasil dari analisa menunjukkan bahwasanya metode LoB ini cocok untuk diterapkan pada kondisi pekerjaan repetitif, dikarenakan mampu

menjadwalakan pekerjaan berulang.

Melakukan analisa terkait dengan hasil dari metode Line of Balance bisa diterapkan pada

pekerjaan yang repentitif serta menujukkan kelemahan

dan kelebiihan dari metode Line of Balance

ini.

Studi kasus penelitian pada Proyek Pembangunan Apartemen Candiland –

Semarang

1) Pengamatan 2) Wawancara 3) Data Proyek 4) Laporan

Proyek 5) Buku-buku

literatur 6) Time

Schedule

Muhammad Abrar Aulia, Aulia Hashemi

Farisi, M. Agung Wibowo *), Arif Hidayat *)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Diponegoro

(Volume 6, Nomor 1, Tahun

2017)

(7)

14 8

Evaluasi Penjadwalan Proyek dengan Metode

Line of Balance (LoB) (Studi Kasus : Hotel

Santika Batam)

Tujuan dalam penelitian ini ialah untuk mengevaluasi penjadwalan proyek dengan menggunakan metode Line of

Balance. Pada tahap pembahasannya penulis mencoba membandingkan durasi pekerjaan pada penggunaan metode Line of Balance dengan penjadwalan existing serta mengidentifikasi kelebihan yang dihasilkan dengan menerpkan metode

Line of Balance. Untuk data yang digunakan pada penelitian ini pada proyek pembangunan Hotel Santika

Batam.

Mengevaluasi hasil durasi penjadwalan proyek dengan metode

Line of Balance.

Dengan

membandingkan durasi pekerjaan dari penerapan metode Line

of Balance dengan penjadwalan proyek

existing.

pengumpulan data dengan melaksanakan

proses pengamatan

melalui keterangan

maupun keikutsertaan dari participant

terhadap kegiatan rutin

dalam objek yang diteliti

Willim Sudarson Universitas Internasional

Batam (Vol.1, No.2,

2020)

(8)

15 9

Comparison and Renaissance of Classic Line-of- Balance and Linear Schedule

Concepts for Construction Industry

LOB is closely related to the linear scheduling method, but possesses some

challenges: It must be clarified how it counts, as previous studies displayed an apparent measurement gap at the origin, implicitly representing that LOB starts at

the first unit finish. Slopes in linear scheduling and LOB are different, even

though both portray a measure of progress of an activity..

This paper therefore tracks the evolution and

use of the current LOB versus a linear schedule

in construction project management

Identifying differences between LOB

and linear schedule models and

their original source

from the literature;

Yi Su* ; Gunnar Lucko

Catholic**

University of America, Washington, United States of

America.

7(2)2015

(9)

16 10 Line of Balance

in this report, Line of balance method is explained with its different component on the basis of some related works discussed

different alternatives and strategies to sequence activities in the long run. This

report contains a study carried out in a construction company in which LOB concept is used in the initial planning phase of a high-rise residential project.

which LOB concept is used in the initial planning phase of a high-rise residential project. Based on the information provided by different LOBs, representing different scenarios, It is further discussed with projects

managers, superintendents, and crews the advantages and disadvantages of each scenario regarding

the project’s lead time, buffers, interferences

between activities .

source from the literature

P. A.

Badukale*, Prof. Syed.

Sabihuddin**

International Jurnal Of

Modern Engineering

Research (IJMER), ( Vol. 4 | Iss. 3 |

Mar. 2014 )

(10)

17

2.2 Teori Dasar yang Digunakan

2.2.1 Proyek Konstrusi

Menurut D.I Cleland dan W.R. King (1987), proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Dengan kata lain proyek merupakan suatu kegiatan yang bersifat sementara dengan waktu terbatas, tidak berulang-ulang, tidak bersifat rutin, memiliki sumber daya yang berbeda sesuai kebutuhan, mempunyai waktu awal dan waktu akhir, dengan tujuan unutk bisa mencapai hasil yang diinginkan secara teknis.

Dari pengertian diatas bisa diartikan sebagai berikut :

a. Waktu proyek terbatas, dengan arti jangka waktu dalam pelaksaannya mulai dari awal pekerjaan sampai dengan akhir pekerjaan dibatasi oleh schedule yang telah disepakati (akan berbeda-beda setiap proyek)

b. Hasilnya tidak berulang-ulang, artinya hasil akhir / produk yang dihasilkan dalam satu tempat hanya sekali, bukanlah produk yang diproduksi secara rutin/berulang (pabrikasi)

c. Memiliki sumber daya yang berbeda-beda sesuai kebutuhan, dengan arti sebuah proyek memiliki beragam kegiatan didalamnya, maka setiap pelaksanaannya memiliki tenaga yang berbeda sesuai dengan kondisi yang diperlukan.

Dalam pelaksanaanya, proyek konstruksi memiliki beberapa tahapan. Dimana tahapan tersebut merupakan tahapan yang biasa terjadi dalam kegiatannya.

(11)

18 Dengan kata lain, sebagai dasar dari proses kegiatan proyek mulai dari awal sampai dengan akhir . (Lihat Gambar 2.2.1)

Gambar 2.2.1 Tahapan Proyek Konstruksi

2.2.1.1 Sasaran Proyek dan Tiga Kendala Proyek (Triple Constrains)

Setiap proyek memiliki tujuan khusus yang dalam pencapainnya ditentukan oleh beberapa batasan yaitu anggaran yang dialokasikan, jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan tersebut yang disebut sebagai tiga kendala proyek yang merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang juga diasosiasikan sebagai sasaran proyek,(Imam Soeharto,1995).

1. Anggaran, Proyek harus di selesaikan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan jadwal bertahun-tahun,anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek tetapi di pecah bagi komponen- komponennya, atau perperiode tertentu (misalnya per kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,

(12)

19 penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.

2. Jadwal, Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahan tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.

3. Mutu, Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi sepesifikasi dan kereteria yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa instalasi pabrik, maka keretiria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu beroprasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Jadi, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksud kana tau sering disebut sebagai fit for the intended use.

Gambar 2.2.1.1 Triple Constrain

Tolak ukur dari keberhasilan sebuah proyek ialah tercapainya tiga unsur tersebut, dimana jika ingin meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati

(13)

20 dalam kontrak, maka umumnya diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini yang selanjutnya dapat mengakibatkan naiknya biaya, melebihi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sebaliknya, Jika ingin menekan dari segi anggaran, maka harus berkompromi dengan mutu dan jadwal.

Dalam uraian diatas yang telah sebutan bahwasanya suatu kegiatan tiap proyek tidaklah sama persis, tidak berulang dalam rangkaiannya, oleh sebab itu, perlu adanya perencanaan yang matang.

2.2.1.2 Konstruksi Repetitif

Konstruksi repetitif atau dengan kata lain konstruksi berulang merupakan konstruksi dengan tahap pelaksaan yang berulang dalam lokasi/unit yang sama.

Contoh macam-macam pekerjaan yang termasuk konstuksi repetitif diantaranya:

1. Konstruksi Gedung Bertingkat, biasanya dalam pelaksaan apartemen, hotel, kampus, rumah rusun. yang memiliki pekerjaan atau desain yang tipikal.

2. Konstruksi Jalan Raya, pengulangan pekerjaan yang sama pada stasiun yang berbeda lokasi

3. Konstruksi Perumahan, pada pembangunan rumah tinggal dengan unit lebih dari satu

(14)

21 Konstruksi repetitif memiliki peran yang cukup besar dalam industri konstruksi.

Dimana konstruksi tersebut merupakan konstruksi yang sering kita jumpai terutama di kota-kota besar. Macam-macam pekerjaan tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, maka sangatlah penting bagi pelaku di industri konstruksi ini mengembangkan metode penjadwalan ini dikarnakan cukup efisien digunakan untuk tipe proyek yang pekerjaannya bersifat berulang.

Gambar 2.2.1.2. Ilustrasi Proyek Repetitif

(15)

22 2.2.2 Manajemen Proyek Konstruksi

Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien (Husen, 2009:2)

Dengan kata lain manajemen konstruksi merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk mencapai hasil dalam bentuk infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui sebuah tindakan yang bertahap, mulai dari tahap perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).

Dari tahapan-tahapan tersebut dapat diartikan sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planning)

Dijelaskan bahwa sebelum adanya pekerjaan suatu konstruksi perlu adanya kegiatan perencanaan. Sebagai salah satu tahapan yang berperan penting dimana, dalam tahap awal seperti ini diperlukannya penyusunan terkait metode, spesifikasi teknis, anggaran dan jadwal dan lain sebagainya.

Disamping itu, fungsi perencanaan juga haruslah matang. Megapa demikian?

Karna kunci keberhasilan suatu proyek tergantung pada saat proses perencanaan.

2. Pengorganisasian (Organizing)

(16)

23 Tahapan kedua dalam memanajemen sebuah kontruksi ialah adanya perorganisasian karena hal ini dianggap penting. Yang dimana pembentukan pelaku pelaksanaan konstruksi yang berkompeten menjadikan point penting pada saat proyek berjalan. Oleh karena itu, untuk mencapai suatu keberhasilan proyek haruslah didukung oleh SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kualitas kerja yang baik.

3. Pengarahan (Actuating)

Didalam manajemen konstrusi juga tidak luput dari pembinaan atau pelatihan dalam kegiatannya. Dengan adanya hal tersebut dapat memberikan kemudahan dan kejelasan terkait dengan tugas dan tanggung jawab yag dimiliki oleh semua pelaku konstruksi. Tujuannya semata-mata supaya para pelaku konstruksi tersebut dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

4. Pengendalian (Controlling)

Dalam pelaksanaanya pengendalian dalam bentuk pengawasan dan mengevaluasi kegiatan proyek itu sesuatu hal yang penting. Karena jika ada sesuatu hal yang dirasa belum cukup untuk memenuhi target. Bisa terindikasi lebih dini. Sehingga memberikan dampak yang menguntungkan bagi kontraktor selaku pelaku konstruksi.

2.2.2.1 Manfaat Manajemen Konstruksi

Ada beberapa manfaat yang ditimbulkan jika pelaku konstruksi melakukan manajemen konstruksi dalam pelaksanaan proyek konstruksi, diantaranya bisa dilihat sebagai berikut :

(17)

24 1. Biaya Proyek

a. Biaya optimal dari sebuah proyek akan tercapai bila mana pihak MK ikut serta pada tahap perencanaan.

b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat , jika tidak dibebankan dari biaya keuntungan pihak Kontraktor maupun Sub- Kontraktornya.

2. Mutu Proyek

a. Kualitas hasil pekerjaan akan terjamin karena Tim MK yg sebelumnya sudah ikut serta dalam perencanaan, membantu kontraktor dalam hal metode pelaksanaan dan quality controlnya.

b. Mengetahui kualitas dari kemampuan para pekerja spesialis sehingga bisa terseleksi.

3. Waktu Proyek

a. Pada saat pengadaan material atau peralatan yang mengharuskan bahan itu import bisa terdeteksi secara dini sehingga kemungkin adanya keterlambatan pekerjaan tersebut dapat dihindarkan.

b. Bila mana ketika proses pekerjaan proyek kontruksi berjalan kemudian ada ketidaksinkronan antara gambar perencanaan dengan data RAB kontrak, bisa terdeteksi dan bisa segera diajukan addendum kepada pihak owner. Sehingga proses tersebut tidak mengganggu pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.

(18)

25 c. Dari segi perencanaan, waktu yang dipergunakan pada saat

perancangan bangunan bisa lebih Panjang sehingga dari kualitas desain yang dihasilkan semakin sempurna

2.2.3 Perencanaan Proyek

Perencanaan proyek adalah suatu proses pengumpulan data berupa informasi lapangan yang kemudian diolah dan di analisa data tersebut menjadi sebuah data yang valid dimana data tesebut digunakan sebagai acuan dalam proses tahap pelaksanaan kontruksi.

Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen proyek.

Berikut beberapa alasan-alasan yang mendasari bahwasanya perencanaan dalam sebuah proyek itu perlu dan penting diantaranya sebagai berikut :

1. Untuk menghilangkan atau mengurangi ketidakpastian.

Dengan perencanaan yang baik, dapat mengetahui apa saja item pekerjaan yang akan dikerjaan, berapa lama waktu yang diperlukan pada proses pengerjaannya, berapa banyak tenaga dan material yang digunakan, apa saja resiko yang dapat terjadi dalam proses pekerjaannya, target-target di tiap pekerjaan menjadi terukur, beberapa hal yang tidak pasti menjadi lebih pasti.

2. Untuk memperbaiki efisiensi tahap pelaksanaanya.

Dengan perencanaan yang baik, tentunya akan membuat pelaksanaan kegiatan proyek akan semakin efisien. Pada dasarnya dengan

(19)

26 merencanakan kita dapat mengetahui lebih awal terkait dengan resiko yang akan terjadi. Hal tersebut dapat mempengaruhi waktu dan biaya sehingga pekerjaan tidak lagi menjadi efisien.

3. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang tujuan proyek.

Dengan memahami apa tujuan yang akan dicapai dalam pengerjaan suatu proyek, dapat mengetahui apasaja aktivitas pekerjaan yang saling berkaitan satu sama lain. Sehingga resiko adanya aktivitas yang tidak sinkron bisa terindikasi lebih awal guna mencapai tujuan yang telah dikehendaki.

4. Untuk memberikan dasar bagi pekerjaan monitoring dan pengendalian

Kegiatan pengawasan (monitoring) dan pengendalian (controlling) selalu membutuhkan acuan. Tanpa adanya acuan yang jelas tidak mungkin dilakukan kegiatan pengawasan (monitoring) dan pengendalian (controlling) yang baik.

2.2.4 Penjadwalan Proyek

Menurut (Ir.Abrar Husen, MT 2008), Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progress waktu penyelesaian proyek.

(20)

27 Dari kegiatan tersebut mampu memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek yang berkaitan dengan sumber daya ( biaya, tenaga kerja, peralatan, material ), durasi (waktu) dan kemajuan (progress) untuk menyelesaikan proyek.

Dalam tahapan penyusunan dibuat dengan sangat detail terkait dengan kegiatan dan hubungan antar kegiatannya. Hal tersebut bertujuan untuk supaya bisa mempermudah mengevaluasi pekerjaan pada tahap pelaksanaanya.

Penjadwalan (scheduling) adalah kegiatan penentuan waktu dari pelaksanaan masing-masing pekerjaan dalam suatu proyek sampai dengan pekerjaan itu selesai dengan mempertimbangkan batasan-batasan yang ada guna mencapai hasil yang optimal

2.2.4.1 Manfaat Penjadwalan

Penjadwalan secara umum memiliki manfaat-manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai pedoman dalam kegiatan pekerjaan mengenai durasi / batas waktu dari awal sampai dengan akhir pekerjaan.

2. Sebagai sarana informasi terkait dengan kepastian waktu pelaksanaan terhadap pelaksanaan pekerjaan

3. Sebagai sarana untuk menilai kemajuan pekerjaan dan menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan ekspetasi proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan

4. Sebagai sarana bagi pelaku konstruksi untuk mengkoordinasi secara sistematis dan realistis dalam penentuan letak prioritas pekerjaan terhadap sumber daya dan waktu pelaksanaan.

(21)

28 2.2.5 Metode Penjadwalan Proyek

Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa jenis model instrumen penjadwalan yang biasa digunakan baik untuk proyek berskala kecil maupun proyek dengan skala besar. Metode-metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing sesuai dengan penggunaanya. Penggunaan metode- metode tersebut harus mempertimbangan atas dasar kebutuhan, dan hasil yang dicapai berpengaruh pada kinerja penjadwalan.

Oleh sebab itu, variabel-variabel yang mempengaruhi penjadwalan juga harus diperhatikan misalnya keselamatan kerja, mutu, ketersediaan peralatan dan material, serta stakeholder yang terlibat dalam pekerjaan proyek tersebut. Bila terjadi penyimpangan dari perencanaan semula, maka segera dilakukan evaluasi agar proyek dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat sedemikian rupa. Proses pengawasan dan pengedalian juga menjadi penentu dalam menghasilkan efektifitas pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan hasil yang telah ditentukan.

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengelola penjadwalan proyek, yaitu Bagan Balok (Bar Charts), Kurva S (Hanumm Curve), Critical Path Method (CPM), Presedence Diagram Method (PDM), Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Metode Garis Keseimbangan (Line of Balance).

diantaranya akan dibahas beberapa dari metode tersebut sesuai penelitian terkait.

Berikut pembahasanya :

(22)

29 2.2.4.1 Metode Bagan Balok (Bar Chart)

Metode Bar Chart pertama kali dikembangkan oleh seorang insinyur mekanik berasal dari Amerika Serikat yang bernama Henry L. Gantt pada tahun 1917. Bar Chart sendiri sering juga dikenal dengan nama Gantt Chart. Metode ini kemudian popular digunakan dalam penjadwalan konstruksi industri. Bagan balok disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian

dan pada saat pelaporan.

Gambar 2.2.4.1. Ilustrasi Bar Chart atau Bagan Balok

Dalam menggambar suatu bagan balok, bagan balok memiliki aturan tersendiri. Penggambaran pada bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom terdapat urutan kegiatan yang disusun secara berurutan. Pada baris menggambarkan periode waktu yang dapat berupa jam, hari, mingguan, ataupun bulanan. Penggambaran bar (batang) pada setiap baris kegiatan untuk menunjukkan waktu mulai dan waktu selesainya kegiatan.

(23)

30 2.2.4.2 Metode WBS (Work Breakdown Structure)

WBS (Work Breakdown Structure) memiliki pengertian yakni sebuah metode pendekatan yang bertujuan untuk membagi kegiatan proyek menjadi komponen-komponennya. WBS juga sangat membantu dalam proses perencanaan maupun pengendalian dalam kegiatan konstruksi pada proyek berskala besar maupun kecil. Juga dikarenakan WBS ini merupakan sebuah metode pendekatan maka tujuan dari pendekatan dapat digunakan sebagai cara untuk menjabarkan atau menguraikan secara sistematis.

2.2.4.3 Metode Kurva S (Hannum Curve)

Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan pengendalian biaya yang sangat lazim digunakan pada suatu proyek Secara grafis dalam penyajian kurva S pada sumbu tegak menunjukkan prosestase kemajuan kumulatif pekerjaan, sedangkan pada sumbu mendatar menunjukkan waktu atau durasi pekerjaan yang dilaksanakan. Bentuk kurva S identik dengan garis yang seolah- olah membentuk huruf S yag berasal dari proses dimana pemaduan kemajuan kumulatif setiap satuan dari waktu (hari, minggu, bulan, dan lain-lain).

Pembentukkan kurva S pada sebagian besar proyek, pada tahap awal pekerjaan biasannya untuk durasi untuk waktu mulai pekerjaan condong dengan lambat, semakin berjalannya waktu semakin banyak pekerjaan yang saling berkaitan satu sama lain sehingga bentuknya berkembang ke puncak, dan kemudian berkurang secara berangsur-angsur bila telah mendekat pada ujung akhir pekerjaan. Hal ini menyebabkan kemiringan kurva kumulatif itu dimulai

(24)

31 dengan rencana awal, meningkat di bagian tengahnya dan kemudian mendatar bila telah dengan puncaknya.

.

Gambar 2.2.4.2. Ilustrasi Kurva S 2.2.4.4 Metode Garis Keseimbangan (Line of Balance)

Line of Balance (LoB) pada mulanya berasal dari industri manufaktur dan kemudian pada tahun 1942 dikembangkan oleh Departemen Angkatan Laut AS untuk pemrograman dan pengendalian proyek-proyek yang bersifat repetitif.

Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Nation Building Agency di Inggris untuk proyek-proyek perumahan yang bersifat repetitif yang alat penjadwalannya berorientasi pada sumber daya ini ternyata lebih sesuai dan realistic daripada alat penjadwalan yang berorientasi dominasi kegiatan Metode ini kemudian diadaptasi untuk perencanaan dan pengendalian proyek, yang produktifitas sumber daya yang dipertimbangkan sebagai bagian yang penting (Arianto, 2010).

(25)

32 Line of Balance (LoB) merupakan salah satu sistem penjadwalan dimana hasil dari metode ini menggambarkan item pekerjaan dan waktu dalam bentuk diagram garis vertikal dan horisontal. Line of Balance sangat cocok digunakan pada penjadwalan dengan kegiatan yang berulang (repetitive) seperti pada proyek konstruksi pembangunan komplek perumahan, pemasangan sistem perpipaan, pembangunan gedung bertingkat dan lain-lain. Metode ini mampu menunjukan konflik yang terjadi melalui grafik , dimana sangat membantu pelaku kontruksi untuk dapat berfokus pada hasil monitoring konflik / titik-titik yang berpotensi ganguan. Memberikan informasi kepada pelaku konstruksi dengan mudah dalam mengatur sumber daya yang berkelanjutan, tanpa adanya penundaan pekerjaan sehingga dapat mengefisiensi tenaga kerja dan alat yang digunakan. Dikarenakan sifat metode ini yang sangat sederhana yakni menunjukkan informasi secara spesifik terkait hubungan logika produktifitas ketergantungan antar kegiatan yang berupa garis .

Gambar 2.2.4.6 Ilustrasi Diagram LoB

(26)

33 Keterangan:

1. Sumbu tegak menunjukkan kemajuan kumulatif atau persentase masing- masing pekerjaan yang sudah diselesaikan, sedangkan sumbu datar menunjukkan waktu.

2. Garis diagonal antara sumbu tegak dan datar masing-masing mewakili satu kegiatan, kemiringan dari garis ini menunjukkan rata-rata kemajuan kegiatan.

3. Perpotongan antar garis diagram yang mewakili dua kegiatan yang harus berurutan menunjukkan adanya konflik antar kegiatan, maka harus dihindari.

2.2.4.3.2 Conflict / Interferensi

Menurut Hinze (2008) garis aktifitas pada metode Line of Balance tidak boleh saling mengganggu atau mendahului dan juga tidak boleh saling berpotongan (no cross) atau dengan kata lain rangkaian aktivitasnya berurutan dan tidak boleh saling mengganggu atau saling mendahului. Artinya progress atau kemajuan pekerjaan dari aktifitas yang mengikuti (successor) tidak boleh mendahului aktifitas yang mendahuluinya (predecessor). Bila ini sampai terjadi, maka akan terjadi konflik kegiatan atau dapat mengganggu semua jalannya proyek tersebut. Maka perlu dilakukan penundaan pada jenis pekerjaan tersebut agar pekerjaan yang direncanakan tetap berjalan sesuai antara successor dan predecessor pekerjaan tersebut.

(27)

34 Gambar 2.2.4.6.1 Diagram LoB yang menunjukkan adanya konflik

2.2.4.3.3 Buffers

Buffer adalah penyerapan yang memungkinkan untuk mengatasi gangguan antar tugas atau lokasi yang berdekatan. Tujuan pemberian buffer adalah untuk meminimalisir risiko terjadi conflict/interfensi yang menyebabkan idle time sumber daya. Buffers terdiri dari Time Buffer dan Space Buffer. Time Buffer adalah suatu jarak horizontal yang diberikan pada suatu aktivitas dengan aktivitas pengikutnya sehingga aktivitas pengikut diperkenankan dikerjakan setelah mencapai suatu durasi tertentu. Sedangkan Space/Location Buffer adalah suatu jarak vertikal yang diberikan pada suatu aktivitas dengan aktivitas pengikutnya sehingga aktivitas pengikut diperkenankan dikerjakan setelah mencapai suatujumlah tertentu.

Buffer ini biasanya disebabkan oleh:

a) Kecepatan produksi yang berbeda dimana kegiatan yang mendahului mempunyai kecepatan produksi yang lebih lambat dari kegiatan yang mengikuti.

b) Perbaikan dan keterbatasan peralatan.

(28)

35 c) Keterbatasan material.

d) Variasi jumlah kelompok pekerja dimana kegiatan yang mendahului menggunakan kelompok pekerja yang lebih banyak daripada

kegiatan yang mengikuti.

Gambar 2.2.4.6.2 Buffer Time

2.2.4.4 Tabel Perbandingan dari beberapa Metode pada Penjadwalan Proyek Penjadwalan proyek merupakan bentuk dari tindakan yang bertujuan untuk menginformasikan terkait dengan kemajuan (progress) pekerjaan. metode penjadwalan biasanya digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi hasil pekerjaan mulai dari tahap perencanaan hingga pada tahap pelaksanaannya. Akan tetapi metode-metode tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan sesuai dengan penggunaanya. Untuk mengetahui hasil perbandingan metode tersebut dengan mudah, berikut adalah tabel perbandingan beberapa metode yang umumnya digunakan pada pelaksanaan proyek konstruksi.

Diantaranya sebagai berikut :

(29)

36 No Jenis

Metode

Kelebihan Kelemahan Sumber

1 Metode Pert 1. Dapat menampilkan secara grafis menggunakan jaringan untuk menunjukkan hubungan antar kegiatan.

2. Dapat menujukkan jalur kritis, jalur yang tidak ada slack atau halangan

3. Dapat memantau kemajuan proyek dan mengawasi biaya dan jadwal.

4. Dapat diterapkan untuk proyek yang bervariasi

5. Sangat bermanfaat untuk proses pngendalian proyek besar

1. Kegiatan proyek harus didefinisikan dengan jelas.

2. Hubungan antar kegiatan harus ditunjukkan dan dikaitkan.

3. Perkiraan waktu cenderung subjektif oleh perancang pert.

4. Memfokuskan hanya pada jalur kritis pekerjaan.

http://arditamad e.blogspot.com/

2017/01/kelebih an-dan-

kekurangan- gantt-

chart.html?m=1

2 Metode CPM

1. Dapat digunakan untuk proses penjadwalan dan pengendalian proyek

2. Hasil kegiatan ditampilkan berupa jaringan antar kegiatan.

3. Dapat menentukan jalur yang sama penting

1. Kurang cocok digunakan pada proyek besar.

2. Tidak membahas tentang penjadwalan personel atau sumber daya.

3. Jalur kritis tidak selalu jelas dan perlu dihitung

http://coretanryu .blogspot.com/2 018/10/cpm- critical-path- methode-dan- pert.html?m=1

(30)

37 4. Menentukan slack dan float

5. Dapat menunjukkan alur kegiatan yang diutamakan dalam menjaga jadwal penyelesaian

cermat.

Sulit untuk

memperkirakan waktu penyelesaian kegiatan

3 Kurva S 1. Mampu menunjukkan hasil prosentase kemajuan bobot pekerjaan sebagai prosentase komulatis dari seluruh kegiatan 2. Dari segi visualnya, Kurva S

dapat memberikan informasi kemajuan pekerjaan sehingga bisa dibandingkan prosentase rencana dengan prosentase real lapangan.

3. Sebagai alat untuk memonitor pekerjaan dalam proses pengendalian jadwal pekerjaan.

1. Informasi yang disampaikan tidak detail hanya sebatas mengetahui nilai prosentasi kemajuan pekerjaan proyek.

2. Pada tahap perbaikan / pembaharuan SDA maupun waktu pada masing-masing kegiatan perlu adanya penggunaan metode lainnya.

https://www.sli deshare.net/ang reliany/barchart -41248874

4 WBS (Work Breakdown Structure)

1. Mendefinisikan lingkup proyek sesuai dengan urutan pekerjaan.

2. Dapat mengidentifikasi ketergantungan tiap pekerjaan 3. Mengidentifikasi dan

mengevaluasi resiko pekerjaan 4. dapat dijadikan sebagai alat

1. Informasi yang disampaikan

memfokuskan

penyusunan uraian lingkup proyek.

2. Sifatnya yang hirarki, sehingga produk yang

https://www.acad emia.edu/349873 59/MP_Pengertia n_Work_Breakdo wn_Structure

(31)

38 kendali untuk mengontrol

terjadinya perubahan lingkup pekerjaan.

dihasilkan berupa urutan pekerjaan.

5 Metode LoB 1. Memberikan informasi tingkat produktifitas suatu pekerjaan, sehingga dapat membantu memonitoring kemajuan progress kegiatan proyek.

2. Menyajikan informasi durasi kedalam bentuk format yang sederhana.

3. Dapat mengestimasi kejadian / gangguan pekerjaan yang akan datang.

4. Mengoptimalkan sumber daya yang digunakan.

1. Lebih cocok digunkan untuk proyek beskala besar.

2. Akibat adanya

penggunaan buffer akan terjadi keterlambatan pekerjaan.

3. Hanya bisa digunakan pada proyek dengan kegiatan berulang.

Gustina Arifin Prawira , 2013, Pengendalian Proyek Dengan Metode

Keseimbangan Garis (Line Of Balance) - (Studi Kasus Pada Proyek

Perumahan Maysa Tamansari Residence), Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Medan.

Gambar

1) Gambar  Bestek  2) RAB  3) Durasi
Gambar 2.2.1  Tahapan Proyek Konstruksi
Gambar 2.2.1.1  Triple Constrain
Gambar 2.2.1.2. Ilustrasi Proyek Repetitif
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari uraian diatas, Haming dan Nurjamuddin (2011) menyatakan bahwa manajemen proyek dapat dirumuskan sebagai proses perencanaan, mengorganisir, memimpin, dan

Manajemen pemasaran adalah ilmu dan seni dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, mengaktualisasikan, serta

Adapun kerangka teori penerapan manajemen pengendalian infeksi yang akan diteliti yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan (Huber, 2010),

Berdasarkan ketiga definisi para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

Manajemen Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemimpin dan pengendalian kegiatan- kegiatan

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha- usaha dari anggota

Dari beberapa para ahli yang telah mengemukakan pendapatnya menunjukkan bahwa manajemen personalia adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengadaan, bagaimana memberi

Pada tahap ini mulai disusun lingkup proyek beserta batasan proyek, analisa risiko yang mungkin terjadi pada proyek, sistem manajemen konstruksi pelaksanaan proyek yang paling sesuai