• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TUGAS BESAR LENGKAP

N/A
N/A
Mita Julianti

Academic year: 2023

Membagikan "BAB 2 TUGAS BESAR LENGKAP"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

Jalan arteri primer secara efektif menghubungkan pusat-pusat kegiatan nasional atau antara pusat-pusat kegiatan nasional dan pusat-pusat kegiatan regional. Jalan arteri primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana minimal 60 (enam puluh) kilometer per jam (km/jam). Persimpangan pada jalan arteri utama disusun dengan penyesuaian tertentu sesuai dengan volume dan karakteristik lalu lintas.

Arteri lalu lintas primer mempunyai 4 lajur atau lebih dan harus mempunyai reservasi terpusat (sesuai dengan peraturan geometrik). Persimpangan pada jalan arteri sekunder dirancang dengan cara tertentu berdasarkan intensitas lalu lintas. Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari intensitas lalu lintas rata-rata.

Jalan kolektor primer adalah jalan yang dikembangkan untuk menyuplai dan menghubungkan kota antara pusat kegiatan regional dan pusat kegiatan lokal dan/atau wilayah yang lebih kecil dan/atau pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal. Pengumpul primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-rata. Rata-rata volume lalu lintas harian umumnya lebih rendah dibandingkan sistem arteri primer dan sekunder.

Rata-rata volume lalu lintas harian umumnya paling rendah dibandingkan fitur jalan lainnya.

Tabel 2.2 Panjang Jari-jari Minimum
Tabel 2.2 Panjang Jari-jari Minimum

Pengertian dan Penampang Jalan

  • Jalur Lalu Lintas
  • Lajur Lalu Lintas
  • Bahu Jalan
  • Saluran Samping
  • Median
  • Pengaman Tepi
  • Damaja (Daerah Manfaat Jalan)
  • Damija (Daerah Milik Jalan)
  • Daerah Pengawasan Jalan

Jalan raya adalah bagian jalan yang khusus diperuntukkan bagi lalu lintas kendaraan dalam satu arah. Bahu jalan adalah kawasan yang disediakan pada tepi luar jalan antara lapisan perkerasan jalan dan cekungan badan jalan yang membatasi jalan tersebut. Bahu lunak merupakan bahu jalan yang tidak diperkeras, hanya terbuat dari bahan permukaan jalan tanpa adanya ikatan.

Lebar tepian disesuaikan dengan klasifikasi kelas jalan yang berbeda-beda menurut kelasnya seperti pada tabel. Lalu lintas dengan volume tinggi memerlukan lebar bahu jalan yang lebih lebar dibandingkan dengan volume lalu lintas rendah. Trotoar merupakan jalur yang terletak di sepanjang jalur lalu lintas yang digunakan khusus untuk pejalan kaki.

Demi keselamatan pejalan kaki, sebaiknya trotoar ini dipisahkan dari jalur lalu lintas dengan bangunan fisik berupa trotoar. Perlu tidaknya trotoar disediakan atau tidak tergantung pada volume pejalan kaki dan volume lalu lintas yang menggunakan jalan tersebut. Namun jika kemiringan jalan cukup besar dan saluran hanya terbuat dari tanah asli, maka kemiringan dasar saluran tidak lagi mengikuti kemiringan jalan.

Pada arus lalu lintas tinggi, median seringkali diperlukan untuk memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah. Ruang tunggu penyeberangan jalan f. Median diturunkan, terdiri dari jalur tepi jalan yang diturunkan dan bangunan pembatas. Namun jika kemiringan jalan cukup besar, dan saluran hanya terbuat dari tanah asli, maka kemiringan dasar saluran tidak lagi mengikuti kemiringan jalan.

Pada umumnya trotoar digunakan pada jalan-jalan di perkotaan, sedangkan trotoar digunakan untuk jalan antar kota hanya jika jalan tersebut ditujukan untuk lalu lintas kecepatan tinggi atau ketika melewati desa-desa. Trotoar prefab adalah trotoar yang dirancang untuk dinaiki oleh kendaraan, biasanya terdapat di area pinggir jalan/tempat parkir. Umumnya digunakan di sepanjang jalan jurang, di tanggul lebih dari 2,5 meter, dan di jalan tol.

Parameter Perencanaan A. Kendaraan Rencana

Lorong tertentu di luar Damaja, tetapi di dalam Damija, bertujuan untuk memenuhi keperluan lebar keselamatan lalu lintas, antara lain, untuk pembesaran Damaja pada masa hadapan. Kawasan kawalan jalan adalah tanah tertentu yang terletak di luar kawasan kepemilikan jalan, yang penggunaannya dikuasai oleh kontraktor jalan, dengan tujuan tidak mengganggu pandangan pengemudi dan pembangunan jalan, dalam hal ini Damija tidak luas. cukup.

Geometrik jalan antar kota

Geometrik jalan perkotaan

Sumber : Tata cara perencanaan geometri jalan antar kota Pengelompokan jenis kendaraan berdasarkan karakteristik kendaraan Berdasarkan jenis kendaraan yang dilayani jalan raya, peraturan pemerintah.

Pengelompokan jenis kendaraan menurut karakteristik kendaraan Berdasarkan jenis kendaraan yang dilayani jalan raya, Peraturan Pemerintah

Pengelompokan jenis kendaraan menurut Indonesian Highway Capacity Manual (IHCM) 1977

Ekivalensi mobil penumpang (emp)

Sumber : Tata Cara Desain Geometris Jalan Antar Kota 1997. Sedangkan nilai emp kendaraan yang dirancang untuk geometri jalan perkotaan ditunjukkan pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6. Keterangan: HV: kendaraan berat: kendaraan bermotor dengan jarak sumbu roda lebih dari 3,50 m biasanya mempunyai lebih dari 4 roda (termasuk bus, truk 2 gandar, truk 3 gandar, dan truk kombinasi).

Volume lalu lintas

Pada jalan multi lajur, misalnya jalan dua arah 4 lajur, VJR dihitung dalam satuan smp/jam untuk arah tersibuk (Fsp).

Kecepatan rencana

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 Tabel 3.9 Kecepatan Rencana (VR) jalan perkotaan. Jarak pandang merupakan jarak yang dibutuhkan pengemudi pada saat berkendara sehingga apabila pengemudi melihat adanya hambatan yang berbahaya maka pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman.

Jarak pandang henti (J h )

Jarak pandang berhenti (Jh) diukur berdasarkan asumsi tinggi mata pengemudi 105 cm dan tinggi rintangan 15 cm diukur dari permukaan jalan. Nilai jarak pandang berhenti minimum (Jh) jalan antar kota yang dihitung berdasarkan rumus diatas dapat dilihat pada tabel 3.10. Berdasarkan persamaan di atas, jarak pandang berhenti minimum (Ss) untuk jalan perkotaan dapat dilihat pada Tabel 3.11.

Jarak pandang mendahului (J d )

Sebelum memotong, kenderaan hendaklah mengurangkan kelajuannya dan mengikut kenderaan yang hendak dipintas pada kelajuan yang sama. Apabila kenderaan sudah berada di lorong untuk memotong, pemandu mesti mempunyai masa untuk memutuskan sama ada pergerakan memotong boleh diteruskan atau tidak. Kelajuan kenderaan di hadapan mempunyai perbezaan kira-kira 15 km/j dengan kelajuan kenderaan dipintas semasa memotong.

Apabila kendaraan yang menyalip sudah kembali ke jalurnya, harus ada jarak yang cukup antara kendaraan yang bergerak berlawanan arah. Kendaraan yang bergerak berlawanan arah mempunyai kecepatan yang sama dengan kendaraan di depan. Nilai jarak pandang utama (Jd) jalan antar kota yang dihitung berdasarkan rumus diatas dapat dilihat pada tabel 3.12.

Daerah bebas samping di tikungan

  • Perencanaan Alinyemen Horizontal
    • Simple Circular Curve (FC-Full Circle)
    • Circular Curve with Spiral (S-C-S)
    • Full Spiral Curve (S-S)
  • Perencanaan Alinyemen Vertikal
    • Persamaan Lengkung Vertikal
  • Stationing
  • Galian dan Timbunan

Kemiringan diusahakan sedapat mungkin mengikuti bentuk permukaan tanah asli untuk meminimalkan penggalian dan tanggul guna menekan biaya. Sangat berbahaya, (kendaraan dari arah berlawanan dilindungi pada tikungan vertikal yang melengkung.  Pada bagian datar sebelum tikungan, kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi). Hindari perataan dengan kurva vertikal berturut-turut dengan garis singgung perantara yang pendek (garis kemiringan putus).

Hindari kurva vertikal cekung yang menghubungkan pada jarak pendek karena memberikan jarak pandang yang buruk. Tempatkan tanjakan paling curam di awal tanjakan, diikuti tanjakan yang lebih kecil. Jarak pandang jalan pada kondisi persimpangan dimana pandangan pengguna jalan terhalang oleh persimpangan tersebut.

Dalam pembangunan jalan, volume penggalian dan tanggul (pada pekerjaan tanah) merupakan faktor penting. Pekerjaan di kantor didasarkan pada hasil sub b, dengan menghitung volume lebih tepat dibandingkan sub a. Volume galian (G) adalah rata-rata luas galian dua penampang melintang yang berurutan dikalikan jarak antara kedua penampang tersebut.

Gambar 3.3 Daerah bebas samping di tikungan, untuk J h   < L t
Gambar 3.3 Daerah bebas samping di tikungan, untuk J h < L t

Gambar

Tabel 2.2 Panjang Jari-jari Minimum
Tabel 2.3 Besar nilai R minimum dan D maksimum Kecepatan
Tabel 3.7 Nilai faktor K dan faktor F berdasarkan VLHR
Gambar 3.4 Derah bebas samping di tikungan, untuk J h   &gt; L t
+3

Referensi

Dokumen terkait

Mata Kuliah Tugas Besar Dan Praktikum Teknik Jalan Raya merupakan mata kuliah yang diwajibkan untuk mahasiswa Program Studi Teknik Sipil agar bisa merancang suatu infrastruktur berupa

22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, pengelompokan jalan menurut kelas jalan terdiri atas: 1 Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui