• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 2

N/A
N/A
Chesa Sasa

Academic year: 2025

Membagikan "Bab 2"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan suatu lembaga atau perusahaan tidak lepas dari pengalokasian dan penggunaan sumber daya yang dimiliki. Hal ini dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan efisien. Sumber daya yang dimiliki berupa pegawai, teknologi, material, dan anggaran atau keuangan.

Seluruh pengalokasian dan penggunaan sumber daya tersebut, termasuk penggunaan anggaran (keuangan), harus dilaporkan secara transparan dan akuntabel dalam bentuk pertanggungjawaban pada setiap periode tertentu sebagai acuan untuk mempersiapkan kegiatan pencapaian tujuan berikutnya. Pelaporan dan pertanggungjawaban tersebut harus dilakukan untuk menjaga kredibilitas lembaga tersebut secara insitusional.

Terkait dengan hal ini, lembaga atau perusahaan manapun, termasuk instansi pemerintah wajib melakukan pengelolaan keuangan (anggaran) serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan keuangan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang didasarkan pada perencanaan strategis yang telah ditetapkan.

Dalam pertanggungjawaban tersebut diperlukan penerapan sistem pelaporan keuangan yang tepat, jelas dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Upaya reformasi dan pengembangan, khususnya di bidang akuntansi pemerintahan yang berkesinambungan sangat diperlukan sehingga terbentuk suatu sistem yang tepat. (Mardiasmo, 2012:134).

(2)

Berdasarkan uraian tersebut, kegiatan lembaga pemberintahan yang berhasil dan efektif adalah kegiatan lembaga tersebut yang dapat memberikan pelayanan kepada publik secara optimal. Salah satu indikatornya adalah terwujudnya terwujudnya kepuasan masyarakat (publik). Untuk itu, diperlukan sistem pengendalian intern agar dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyelewengan, pemborosan, ketidakefektifan dan ketidakefisienan yang dapat merugikan semua pihak.

Lembaga pemerintahan (organisasi publik) yang memperhatikan kepentingan publik akan menyadari, bahwa ruang lingkup pengendalian akan semakin luas. Pimpinan atau top management tidak mungkin lagi mengawasi setiap data dalam kegiatan lembaga yang dipimpinnya, sehingga mendorong pimpinan untuk melimpahkan sebagian wewenang kepada stafnya agar dapat membantu melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Pengendalian internal dapat membantu manajemen dan berfungsi sebagai alat bantu untuk melaksanakan pengendalian. Dengan adanya pengendalian internal yang efektif, manajemen dapat mengendalikan kegiatannya dengan baik (Niswonger, dkk.. 2015:235).

Pengendalian internal adalah upaya untuk meyakinkan, bahwa informasi yang terdapat dalam laporan adalah benar dan dapat dipercaya. Pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai agar tujuan dapat dicapai. Selain itu, juga merupakan kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva (anggaran/keuangan) dari penyimpangan, memastikan bahwa informasi kegiatan yang disajikan akurat, serta meyakinkan bahwa hukum dan aturan telah dipatuhi (Niswonger, dkk.,2015:235).

(3)

Mengacu pada uraian tersebut, pengendalian internal merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Informasi Akuntansi (SIA), atau sebaliknya. Tanpa didukung dengan pengendalian intern yang memadai, sistem informasi akuntansi tidak akan dapat menghasilkan informasi yang andal untuk pengambilan keputusan. Demikian pula, sistem informasi yang andal dan baik harus mempunyai suatu sistem pengendalian intern yang andal, salah satunya dapat ditunjukkan dengan laporan keuangan yang berkualitas.

Sistem pengendalian internal pada pemerintah sangat diperlukan guna mendapatkan pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada kegiatan dan tindakan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Adapun menurut Mulyadi (2010:163), sistem pengendalian intern adalah struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi (lembaga), mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi dan mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Uraian di atas menegaskan, bahwa pengendalian internal yang baik dalam suatu pemerintahan akan mampu menciptakan keseluruhan proses kegiatan yang baik pula, sehingga akan memberikan keyakinan yang memadai bagi terciptanya pengamanan asset negara dan keandalan laporan keuangan pemerintah. Hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi pengelolaan keuangan daerah.

(4)

Sehubungan dengan upaya memberikan keyakinan atas laporan keuangan, maka karakteristik kualitatif laporan keuangan harus memenuhi beberapa kriteria atau standar akuntansi. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, standar akuntansi pemerintahan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik tersebut merupakan persyaratan normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami (Lampiran 1.01 PP RI No. 71 Tahun 2010:26).

Upaya untuk memenuhi berbagai kriteria laporan keuangan pemerintahan daerah yang berkualitas terus dilakukan oleh seluruh pemangku pemerintahan, termasuk di Kabupaten Garut. Namun fenomena yang terjadi adalah kebalikannya salah satunya terjadi di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Buruknya laporan keuangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut menyebabkan instansi ini mendapatkan rapor merah dari Panitia Khusus (Pansus) Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati Garut, Jawa Barat Tahun 2014. Capaian kinerja instansi tersebut juga dinilai tidak optimal disebabkan banyaknya program pembangunan infrastruktur yang tidak tepat sasaran (Mashita, 2015:11). Hasil Evaluasi SAKIP Tahun 2015, dari 33 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), meskipun dikategorikan baik, namun Dinas Pendidikan dengan sasaran strategis peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan pendidikan, ada di peringkat ke-10 dengan kualitas laporan kinerja keuangan 84,48% (Pemkab Garut, 2015:III.214).

(5)

Pencapaian tersebut belum memuaskan dan kurang efektif, padahal dana yang diperoleh dari pemerintah pusat sangat besar mencapai Rp159.432.963.806.

Sedangkan realisasinya hanya mencapai Rp134.690.802.973. Nilai ini digunakan untuk membiayai beberapa program peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan pendidikan sesuai Misi I Pemerintah Kabupaten Garut, yaitu meningkatkan tata kelola pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, prima untuk mewujudkan kehidupan masyarakat bermartabat dan agamis.

Mengacu pada upaya untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan secara efisien dan efektif, serta menciptakan transparansi kebijakan pengelolaan aset daerah, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Garut perlu menerapkan Sistem Pengendalian Internal sebagai alat untuk mengawasi jalannya Pemerintahan Daerah. Sistem pengendalian intern berguna untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan kinerja pemerintah serta peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Hal ini mengingat masih adanya beberapa aspek yang belum memenuhi SAP, seperti bukti-bukti fisik dokumen dan transaksi penggunaan anggaran yang kurang lengkap.

Upaya untuk mencapai tujuan pengendalian intern, yaitu terwujudnya laporan keuangan berkualitas, perlu difungsikan kelima elemen pengendalian intern dalam PP Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008, yaitu lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Yusniyar (2016), bahwa SPIP berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. Artinya, pengendalian intern memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan.

(6)

Berdasarkan uraian tersebut, diduga terdapat pengaruh SPIP terhadap kualitas laporan keuangan. Artinya, jika SPIP dilakukan sebagaimana mestinya sesuai peraturan perundang-undangan, maka tidak akan terjadi laporan keuangan yang tidak memenuhi persyaratan (berantakan), seperti yang dialami oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, sehingga instansi tersebut mendapatkan rapor merah dalam laporan keuangannya dan diduga adanya beberapa penyimpangan. Oleh karena itu, fenomena permasalahan di atas menarik untuk diteliti, sehingga penulis melakukan penelitian ini dengan judul: “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) terhadap Kualitas Laporan Keuangan (Studi Kasus di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, teridentifikasi beberapa permasalahan yang dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut?

2. Bagaimana kualitas laporan keuangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut?

3. Bagaimana pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut;

(7)

2. Untuk mengetahui kualitas laporan keuangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut;

3. Untuk mengetahui pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kegunaan bagi beberapa pihak sebagai berikut.

1. Kegunaan Akademis, yaitu sebagai sarana bagi penulis untuk menerapkan, mengaplikasikan, dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama masa studi;

2. Kegunaan Operasional

a. Bagi peneliti, sebagai salah satu syarat dalam menempuh sidang Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. Selain itu, juga merupakan pembelajaran awal dalam melakukan penelitian serta menambah pamahaman tentang seberapa besar pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan Pemerintah Daerah;

b. Bagi instansi terkait, sebagai bahan evaluasi dan sumbangan pemikiran dalam rangka peningkatan kualitas laporan keuangan, serta mutu pengelolaan keuangan dan layanan kepada masyarakat agar semakin baik;

c. Bagi peneliti lanjutan, sebagai bahan referensi untuk pengembangan serta menjadi sumber informasi atau masukan bagi peneliti lanjutan dalam bidang yang sejenis dan kajian yang sama.

(8)

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil objek tentang pengaruh Sistem Pengendalian Internal Pemerintahan dengan subjek para pegawai di Dinas Pendidikan Kabupaten Garut. Adapun waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2016 sampai dengan April 2017, sebagaimana tercantum dalam jadwal berikut.

Tabel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Tahun 2016-2017

Desember Januari Pebruari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Usulan Penelitian x x x

Bimbingan dan Perbaikan Usulan

Penelitian

X x x x x x x

2 Seminar Usulan Penelitian

2. Pelaksanaan

Penelitian

3. Bimbingan dan

Perbaikan Laporan Penelitian

4. Pelaporan Akhir Skripsi dan ACC untuk Mengikuti

Sidang

5. Sidang Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu upaya yang konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah pada umumnya adalah dalam penyampaian laporan

Secara umum, nampak bahwa Capaian kinerja Sasaran strategis terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang efektif, efisien, dan akuntabel yang diukur

Karena itu disadari betapa pentingnya upaya pengelolaan minyak dan gas bumi dengan optimal, efektif dan efisien serta mengacu pada kaidah-kaidah keteknikan yang

Sebagai upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah di Kota Palu, penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan

Hal tersebut akan dicapai dengan menciptakan aktivitas ekonomi yang efektif dan efisien, menekankan upaya penguatan suprastruktur pelayanan kesehatan dan pendidikan,

Untuk mewujudkan sasaran strategis meningkatnya pengelolaan manajerial lembaga peradilan secara akuntabel, efektif dan efisien, ditetapkan arah kebijakan sebagai

Capaian kinerja sasaran terwujudnya pengelolaan keuangan dan aset daerah yang efektif, efisien, dan akuntabel di Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah

Kondisi kelembagaan dan struktur organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset setelah adanya penataan organisasi dinas daerah Kabupaten Tanggamus tidak efektif dan efisien