BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diskripsi Wilayah Studi 3.1.1.Umum
Bendungan Notopuro dibangun pada tahun 1939 dan selesai dibangun pada tahun 1941 yang dirancang dan dibangun oleh pemerintah Belanda. Lokasi bendungan terletak di Desa Duren, Kecamatan Pilangkenceng, Kab. Madiun.
Bendungan Notopuro merupakan bendungan urugan tanah homogen dengan Panjang 2.1 km serta tinggi maksimum dari galian pondasi 12.0 m. Pada bagian hulu, lereng bendungan dilapisi menggunakan blok-blok beton.
Fungsi utama dari keberadaan waduk Notopuro adalah untuk mengairi sawah irigasi yang berada di hilir, diantaranya Desa Duren, Desa Bener, Desa Kedungmaron, Desa Kedungrejo dan Desa Sukorejo dengan luas baku sawah 2.435 Ha. Selain sebagai sarana irigasi, waduk ini juga digunakan sebagai wahana rekreasi. Disamping itu keberadaan waduk dimanfaatkan oleh penduduk setempat sebagai peluang usaha pemancingan. Dari usaha pemancingan masyarakat memperoleh tambahan penghasilan.
Gambar 3.1. Lokasi Bendungan Notopuro
3-1
3.1.2.Data Teknis
Berikut adalah data teknis dari Bendungan Notopuro:
a. Nama : Bendungan Notopuro
b. Tahun Pembangunan : Tahun 1939 s/d 1941
c. Tipe : Bendungan Urugan Tanah Homogen d. Volume Tampungan : 2.160 Juta m3
e. Luas Area Irigasi : 1,533.00 Ha f. Elevasi Puncak : 97.00 m g. Elevasi Puncak Mercu : 95.00 m h. Elevasi Air Minimum : 89.30 m
Sumber: Unit Pengelola Bendungan BBWS Bengawan Solo
3.2 Bahan dan Alat
Analisa rembesan pada studi ini menggunakan program bantuan Program Seep/W. Program tersebut merupakan bagian dari Program Geo Slope yang dibuat oleh Geo Slope International, Ltd.
3.3 Tahapan Penelitian
Metoda pendekatan dalam melakukan analisis ini adalah dengan melakukan pemodelan tubuh bendungan dengan tahapan umum adalah sebagai berikut :
a. Penyiapan data-data model (data geometri tipikal bendungan, data geologi, data teknis bendungan)
b. Analisa rembesan dengan program Seep/W c. Analisis hasil pemodelan
d. Kesimpulan dan rekomendasi
3.3.1.Inventarisasi Data
Pengumpulan data - data yang diperlukan untuk analisa adalah sbb:
a. Data Geologi
Kondisi geologi pada bendungan diperoleh dari instansi yang berwenang b. Data Geometri
Data geometri berupa tipikal bendungan
c. Data Parameter Fisik Material Timbunan Bendungan Parameter fisik yang digunakan untuk analisa rembesan 3.3.2.Langkah-Langkah Pemodelan dengan Seep/W
3-2
Tahapan pemodelan dengan menggunakan program SEEP/W adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan data geometri tipikal bendungan
b. Mengatur skala dan grid untuk membatasi daerah penggambaran dan menentukan ukuran terkecil dari dimensi tersebut
c. Melakukan penggambaran tipikal bendungan dengan memasukkan koordinat x, y kemudian dihubungkan antar titik.
d. Memasukkan data konduktivitas hidrolik dan pF kedalam persamaan (key in)
e. Membagi model geometri menjadi beberapa elemen melalui perintah draw lalu lanjutkan ke elements
f. Menentukan kondisi batas (boundary condition) dengan cara klik menu draw lalu lanjutkan ke boundary condition. Kemudian klik pada bagian hulu data pressure head (p) sedangkan pada bagian hilir klik data debit (Q) g. Menentukan flux section maka klik menu draw lalu lanjutkan ke flux section
kemudian klik bagian sketsa bendungan dari bawah sampai atas.
h. Memeriksa data dan memisahkan data dengan menggunakan verify/sort data, apabila masih terjadi error maka periksa ulang data yang dimasukkan melalui key in, elemen, maupun boundary condition
i. Menganalisa pemodelan dengan menggunakan tools kemudian klik solve untuk mendefinisikan data tiap elemen agar tergambar dalam hasil running j. Melihat hasil running dengan cara klik menu tools pada bagian atas
kemudian klik contour
3.3.3.Analisis Rembesan
Rembesan pada bendungan dianalisa terhadap kondisi muka air normal dan muka air banjir. Debit rembesan yang didapatkan dari hasil pemodelan dengan Seep/W dianalisa terhadap debit rembesan yang diijinkan. Debit rembesan yang diijinkan yaitu kurang dari 2 % debit rata – rata yang masuk ke waduk.
Faktor keamanan terhadap piping dianalisa berdasarkan persamaan 2.17 , sedangkan nilai kemiringan hidraulik aliran dan material pondasi didapatkan dari hasil pemodelan dan data – data penyelidikan dan pengujian tanah.
3-3
3.3.4.Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.2. berikut: (studi kasus) MULAI
Data Geometri Data Geologi Data Teknis Bendungan
Tinjauan Pustaka
Input:
- Input geometri bendungan - Input parameter data tanah - Input kondisi muka air
Analisis Rembesan dengan Seep/W
Verifikasi dan solve analysis
Kapasitas Aliran
Filtrasi (q) Gradien hidraulik debit
(exit gradien), in
Perhitungan Q=∑q.B
Kontrol Q < 2% debit rata-rata yang masuk ke waduk
Kontrol FKpiping < 4 ?
Kesimpulan
SELESAI
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
3-4