• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Reformasi Birokrasi dan Peralihan Jabatan Struktural terhadap Kinerja Pegawai Honorer di Sekretariat Daerah Kota Solok

N/A
N/A
Alfa Raby

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Reformasi Birokrasi dan Peralihan Jabatan Struktural terhadap Kinerja Pegawai Honorer di Sekretariat Daerah Kota Solok"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian berjudul pengaruh kompensasi dan beban kerja terhadap kinerja pegawai honorer dengan motivasi sebagai variabel intervening pada sekretariat daerah kota solok. Objek penelitian pegawai honorer Sekretariat Daerah Kota Solok.

Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Variabel Bebas (Independent Variable) 1. Reformasi birokrasi (X1)

2. Peralihan jabatan struktural ke jabatan fungsional (X2) Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai honorer (Y) Variabel Antara (Intervening Variable)

Variabel intervening dalam penelitian ini adalah motivasi (Z) Desain Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, menurut (Sugiyono, 2018) metode kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk

(2)

menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel di ukur, sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

2Variabel Dependen dan Intervening

Adapun variabel dependen dan intervening pada penelitian ini adalah : 1. Kinerja pegawai (Y)

Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu yang disesuaikan dengan peran atau tugas individu tersebut dalam suatu organisasi yang dihubungan dengan suatu ukuran nilai atau standar tertentu dari organisasi dimana individu bekerja. Menurut (Sunyoto, 2020) indikator kinerja pegawai adalah : 1). Kualitas pelayanan, 2).

Ketepatan waktu, 3). Komunikasi, 4). Inisiatif.

2. Motivasi kerja (Z)

Motivasi kerja adalah suatu kondisi atau keadaan dimana dimaksudkan untuk mempengaruhi maupun mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau tindakan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti yang diinginkan. Menurut (Sunyoto, 2020) indikator motivasi kerja adalah : 1). Tanggung jawab, 2). Prestasi kerja, 3). Peluang untuk maju, 4). Pengakuan atas kinerja, 5) Pekerjaan yang menantang.

(3)

Variabel Independen

Adapun variabel independen adalah :

1. Kompensasi (X1)

Menurut Simomora (2005) Kompensasi adalah Suatu bentuk biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dengan harapan bahwa perusahaan akan memperoleh imbalan dalam bentuk prestasi kerja dari karyawannya.

indikator kompensasi adalah : 1. Upah dan Gaji

2. Insentif 3. Tunjangan 4. Fasilitas 2. Beban Kerja (X2)

Menurut Munandar (2001) beban kerja adalah suatu keadaan di mana karyawan dibebankan tugas yang wajib diselesaikannya dalam jangka waktu tertentu. Sementara itu, menurut pernyataan Wickens (2002), pengertian beban kerja adalah sebuah kombinasi antara ketersediaan sumber daya dalam proses bisnis, tuntutan pekerjaan, serta kemampuan dalam bekerja. Singkatnya, pengertian beban kerja adalah suatu tugas yang dibebankan kepada karyawan, sehingga menjadi tanggung jawab masing- masing untuk menyelesaikannya dalam waktu tertentu.

Indikator beban kerja : 1. Beban Fisik

2. Beban Mental

(4)

3. Beban Waktu 4. Kondisi Pekerjaan 5. Penggunaan Waktu kerja 6. Target Yang harus dicapai 7. Lingkungan Kerja

Instrumen Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2018) instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Jawaban responden yang diberikan masih bersifat kualitatif tetapi akan dikuantitatifkan karena proses tersebut bertujuan untuk memudahkan proses pengukuran penelitian yang diukur dengan Skala Likert. Alternatif pilihan jawaban dan bobot jawaban angket yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Instrumen Penelitian

No Keterangan Bobot

1 Sangat setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang setuju (KS) 3

4 Tidak setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak setuju (STS) 1

Sumber: (Sugiyono, 2018)

Kisi-kisi instrumen penelitian yang digunakan untuk penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2

Kisi – kisi Instrumen Penelitian

No Variabel dan Indikator No Item Jumlah

(5)

Sumber Item 1 Kompensasi

(X1)

(Alfida &

Widodo, 2022)

1. Upah dan gaji 2. Insentif 3. Tunjangan 4. Fasilitas

1,2 3,4 5,6 7,8 9,10

2 2 2 2 2 2 Beban Kerja

(X2)

(Munandar, 2001)

1. Beban Fisik 2. Beban mental 3. Beban waktu 4. Kondisi pekerjaan 5. Penggunaan waktu kerja 6. Target yang harus dicapai 7. Lingkungan kerja

1,2 3,4 5,6 7,8 9,10

2 2 2 2 2

3 Motivasi kerja (Z)

(Sunyoto, 2020)

1. Tanggung jawab 2. Prestasi kerja 3. Peluang untuk maju 4. Pengakuan atas

kinerja 5. Pekerjaan yang

menantang

1,2 3,4 5,6 7,8

9,10

2 2 2 2

2 4 Kinerja pegawai

(Y)

(Sunyoto, 2020)

1. Kualitas pelayanan 2. Ketepatan waktu 3. Komunikasi 4. Inisiatif

1,2 3,4 5,6,7 8,9,10

2 2 3 3

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut (Sugiyono, 2018) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

(6)

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek yang ditentukan melalui suatu kriteria tertentu yang akan dikategorikan ke dalam objek.

Objek tersebut bisa termasuk orang, dokumen atau catatan yang di pandang sebagai objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai honorer Sekretariat Daerah Kota Solok berjumlah 114 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut (Sugiyono, 2018) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi misalnya karna

(7)

keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari papulasi itu. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai honorer pada Bagian Umum Sekretariat Daerah Kota Solok berjumlah 56 orang

3.4 Sumber Data

Sumber data pada penelitian ini adalah:

1. Data primer, yaitu data atau informasi yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel untuk tujuan spesifik studi. Seperti hasil pengisian kuisioner yang dilakukan oleh peneliti dan mewawancarai pihak-pihak terkait.

2. Data sekunder, yaitu data atau informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada,berupa gambaran umum perusahaan, struktur organisasi perusahaan, jumlah karyawan, tugas dan wewenang masing-masing bagian.

a. Analisis SEM-PLS

Penelitian ini analisis data menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS). Menurut (Ghozali, 2018) PLS adalah model persamaan Structural Equation Modeling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS adalah pendekatan alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis kovarian menjadi berbasis varian. SEM yang berbasis kovarian umumnya menguji kausalitas/teori sedangkan PLS lebih bersifat predictive model. PLS merupakan metode analisis yang powerfull, karena tidak didasarkan pada banyak asumsi.

Misalnya, data harus terdistribusi normal, sampel tidak harus besar. Selain dapat digunakan untuk mengkonfirmasi teori, PLS juga dapat digunakan untuk menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabel laten. PLS dapat sekaligus

(8)

menganalisis konstruk yang dibentuk dengan indikator reflektif dan formatif.

Tujuan PLS adalah membantu peneliti untuk tujuan prediksi. Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear agregat dari indikator-indikatornya.

Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan outer model (model pengukuran yaitu hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya adalah residual variance dari variabel dependen.

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor variabel laten. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi 3 tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi.

3.4.1Uji Outer Model (Measurement Model)

Uji indikator atau disebut juga outer model atau measurement model adalah menguji hubungan antara indikator terhadap variabel konstruknya.

Dari uji indikator ini diperoleh output validitas dan realibilitas model yang

(9)

diukur dengan kriteria: Convergent Validity, Discriminant Validity, dan Composite Reliability.

1. Convergent Validity

Convergent Validity diukur dari korelasi antara skor indikator dengan konstruknya. Indikator individu dianggap valid jika memiliki nilai korelasi di atas 0,50. Apabila ada indikator yang tidak memenuhi syarat ini maka harus dibuang. hal ini dilakukan untuk mengecek kelayakan indikator.

Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup, Chin, 1998 dalam (Ghozali, 2018).

2. Discriminant Validity

Discriminant Validity yang diukur dari cross loading antara indikator dengan konstruknya. Indikator dinyatakan valid jika hubungan indikator dengan konstruknya lebih tinggi dibandingkan dengan hubungannya dengan konstruk yang lain. Menindak lanjuti nilai kovergensi, maka nilai diskriminan memiliki logika seperti ini "apa betul indikator ini merupakan pasangan variabel ini". Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item

(10)

pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai Square Root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik.

Pengukuran ini dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas component score variabel laten dan hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reability. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,5, Fornnel dan Larcker, 1981 dalam (Ghozali, 2018).

3. Composite Reability

Composite Reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s Alpha (Ghozali, 2018). Uji reliabilitas diperkuat dengan Cronbach Alpha. Nilai diharapkan > 0,7 untuk semua konstruk.

3.4.2 Analisis Descriptif Tingkat Capain Responden (TCR)

Analisis deskriptif merupakan analisis yang menggambarkan karakteristik responden dan variabel penelitian. Analisis deskriptif dilakukan dengan cara menyajikan data primer ke dalam tabel distribusi frekuensi, menghitung skor total, skor rata-rata dan tingkat capaian responden (TCR).

Tahap pertama dilakukan perhitungan terhadap skor total dari jawaban

25

(11)

responden untuk setiap item pernyataan. Adapun rumus untuk menentukan besarnya skor total adalah sebagai berikut (Arikunto, 2019) :

Skor Total = (SS.f) + (S.f) + (N.f) + (TS.f) + (STS.f) Keterangan:

8SS = Sangat Setuju (5) S = Setuju (4)

N = Netral (3) TS = Tidak Setuju (2)

STS = Sangat Tidak Setuju (1) f = Frekuensi

Setelah diperoleh nilai skor total, selanjutnya dapat dihitung rata- rata skor masing-masing variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2019):

Keterangan:

n = Jumlah Responden

Setelah didapatkan nilai rata-rata skor, selanjutnya dapat dihitung Tingkat Capaian Responden (TCR) dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2019):

Keterangan:

TCR = Tingkat Capaian Responden

(12)

Dalam menginterpretasikan nilai TCR yang diperoleh, maka dapat dipedomani tabel berikut (Arikunto, 2019):

Tabel 3.3

Kriteria Tingkat Capain Responden (TCR)

TCR (%)

Variabel dan Kriteria

Kualitas Pelayanan / Lingkungan Kerja Fisik / Kepuasan Kerja / Kinerja

90 s/d 100 Sangat Baik

80 s/d 89,9 Baik

65 s/d 79,9 Cukup

55 s/d 64,9 Tidak Baik

0 s/d 54,9 Sangat Tidak Baik

Sumber: (Arikunto, 2019) 8

3.5 Analisis Jalur

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu : reformasi birokrasi (X1), peralihan jabatan struktural ke jabatan fungsional (X2), terhadap variabel terikatnya yaitu kinerja pegawai (Y) variabel intervening dengan motivasi kerja (Z). Persamaan regresi menurut (Sugiyono, 2018) adalah sebagai berikut :

Model 1, analisis regresi tanpa variabel intervening : Z = a+b1x1+b2x2+e

Model 2, analisis regresi dengan varibel intervening :

Y= a+b1x1+b2x2+b3Z+e

Y = Kinerja pegawai Z = Motivasi kerja

(13)

X1 = Reformasi birokrasi

X2 = Peralihan jabatan struktural ke jabatan fungsional a = konstanta

(14)

b = koefisien regresi masing-masing variabel X (b1,b2). e = Standar Error 3.5.1 Pengujian Hipotesa

1. Uji Pengaruh Langsung

Secara umum metode explanatory research adalah pendekatan metode yang menggunakan PLS. Hal ini disebabkan pada metode ini terdapat pengujian Hipotesa.

Menguji hipotesis dapat dilihat dari nilai tstatistic dan nilai probabilitas. Untuk pengujian hipotesis menggunakan nilai statistik maka untuk alpha (α=5 persen), dengan nilai ttabel = 1,98. Sehingga kriteria penerimaan/penolakan Hipotesa adalah Ha diterima dan Ho di tolak ketika tstatistic > 1,98. Untuk menolak/menerima Hipotesis 8menggunakan probabilitas maka Ha signifikan jika nilai p < 0,05.

2. Uji Pengaruh Tidak Langsung

Uji ini dilakukan untuk menganalisis kekuatan pengaruh antar konstruk baik pengaruh yang langsung, tidak langsung, dan pengaruh totalnya. Efek langsung (direct effect) tidak lain adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah satu ujung. Efek tidak langsung (indirect effect) adalah efek yang muncul melalui sebuah variabel antara. Efek total (total

(15)

effect) adalah efek dari berbagai hubungan (Arikunto, 2019).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) pengaruh mutasi jabatan terhadap motivasi kerja pegawai, 2) pengaruh penghargaan terhadap motivasi kerja pegawai, 3) pengaruh

pelaksanaan pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam jabatan struktural hal tersebut karena terjadi ketidaksesuaian antara peraturan- peraturan yang berlaku dan kondisi

Reformasi birokrasi yang terdiri dari 4 dimensi yaitu penataan kelembagaan, penataan ketata- laksanaan, penataan sumberdaya pegawai dan akuntabilitas termasuk katagori

Ketentuan pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Penguji Keselamatan

Hasil pengujian memperlihatkan bila evaluasi jabatan memengaruhi tidak langsung bagi kinerja karyawan melalui variabel intervening motivasi kerja karyawan Sekretariat Daerah

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh promosi jabatan, rotasi kerja melalui motivasi kerja terhadap kinerja pegawai di Sekretariat Daerah Kabupaten

pengangkatan pegawai dalam jabatan struktural dan manajemen.. pengembangan karir pegawai di lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi. Jambi. Program Magister Ilmu Hukum

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Lingkungan