• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 DAN 5 EMON SKRIPSI

N/A
N/A
Lucky Aliandu

Academic year: 2025

Membagikan "BAB 4 DAN 5 EMON SKRIPSI"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Pantai Kelapa Lima Kota Kupang merupakan pantai yang berpasir dan berlumpur serta bentuk garis pantai yang berkelok-kelok. Pantai ini memliki permukaan yang relative landai, dan merupakan daerah yang sangat potensial dimanfaatkan untuk sektor perekonomian. Pelaksanaan penelitian ini di Pantai Kelapa Lima Kota Kupang pada daerah pantai sepanjang 132 meter, yang dimana sudah ada dinding pantai tetapi dinding pantai tersebut sudah hancur sehingga tidak bisa menahan limpasan air laut (overtopping) disebabkan oleh gelombang yang cukup tinggi pada bulan-bulan tertentu (Desember, Januari, Februari).

Akibat dari limpasan air laut tersebut jalan raya serta pemukiman penduduk yang berjarak ± 3 meter dari pantai mengalami basah oleh gelombang air laut. Gambar 4.1 menunjukan badan jalan di sekitar pesisir Pantai Kelapa Lima yang hancur akibat terkena limpasan air laut.

Gambar 4.1 Kerusakan existing dan Rumah Penduduk terkena limpasan air laut

Sumber : Hasil Penelitian

4.2 Dasar Perencanaan Revetment

Perencanaan bangunan revetment menggunakan data-data sebagai berikut:

1. Peta Bathimetri dan topoografi

Peta Bathimetri adalah peta yang menggambarkan kedalaman laut dan disajikan dengan menggunakan garis kontur kedalaman. Sedangkan peta topografi digunakan untuk mengetahui apakah memukinkan atau tidaknya

62

(2)

membangun suatu bangunan pantai. Dalam penulisan skripsi ini, data peta bathimetri dan topografi bersumber dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Provinsi NTT.

2. Angin

Data angin yang dibutuhkan umunya adalah kecepatan angin dan arah angin.

Data angin merupakan salah satu parameter untuk penentuan gelombang rencana. Dalam penulisan skripsi ini data angin bersumber dari Stasiun BMKG Klas II Eltari Kupang.

3. Pasang Surut

Manfaat dari data pasang surut adalah untuk mengetahui elevasi muka air rencana, dan perbedaan tinggi air pasang dan surut. Dalam penulisan skripsi ini, data pasang surut bersumber dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Provinsi NTT.

4. Mekanika Tanah

Keadaan tanah sangat penting dalam pertimbangan perencanaan bangunan pantai terutama diperlukan dalam penentuan jenis pondasi yang digunakan dan perhitungan dimensinya berdasarkan daya dukung tanah di lokasi perencanaan bangunan. Dalam penulisan skripsi ini, data mekanika bersumber dari Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II Provinsi NTT.

4.3 Analisa Data Perencanaan Revetment

4.3.1 Peramalan Data Angin Menjadi Data Gelombang

Gelombang diramalkan berdasarkan data angin dan fetch. Data angin yang dibutuhkan adalah data angin pada arah mata angin yang panjang fetch nya tidak sama dengan nol (angin dari arah yang tidak menimbulkan pengaruh gelombang terhadap bangunan pantai yang direncanakan).

Hasil pengolahan data angin yang diambil dari stasiun pencatat angin Kupang dari tahun 2012-2021, dengan cara analitis statisitik digunakan untuk menghitung presentasi besar dan arah tiupan angin. Arah angin dikelompokan dalam delapan arah. Arah angin memiliki kesesuaian dengan arah angin regional yang dipengaruhi oleh kondisi muson tenggara dan saat transisi. Data angin yang diperoleh seperti diperlihatkan dalam tabel 4.1.

(3)

Tabel 4. 1 Data Kecepatan Angin UL

TAHUN JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SPT OKT NOV DES Kec.Max Rata-Rata 2012 16,0 8,9 10,0 10,5 15,2 12,8 17,2 17,8 12,8 12,8 10,7 10,2 12,91 2013 11,5 9,9 12,5 11,8 12,5 14,1 17,2 15,5 14,7 12,9 11,0 10,1 12,81 2014 11,5 10,6 9,4 9,8 13,8 16,2 14,2 16,3 13,9 14,4 10,8 8,0 12,41 2015 9,3 8,5 8,9 10,2 12,3 15,4 14,4 14,4 12,6 12,8 10,2 11,3 11,69 2016 11,5 10,3 10,8 12,5 10,8 15,3 17,2 14,8 12,7 14,0 12,6 12,5 12,92 2017 12,5 11,6 10,6 10,4 16,1 17,7 18,0 18,8 16,5 13,9 11,0 11,0 14,01 2018 12,0 11,0 10,0 12,0 18,0 17,0 16,0 15,0 14,0 14,0 13,0 10,0 13,50 2019 11,0 10,0 11,0 12,0 16,0 18,0 17,0 17,0 15,0 14,0 13,0 11,0 13,75 2020 12,0 12,0 11,0 12,0 16,0 18,0 19,0 15,0 17,0 16,0 12,0 11,0 14,25 2021 11,0 12,0 10,0 12,0 15,0 13,0 15,0 18,0 17,0 12,0 10,0 10,0 12,92

DATA KECEPATAN ANGIN (UL)

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

Berdasarkan data kecepatan angin diatas kemudian dianalisis menjadi data untuk mengetahui presentasi kejadian angin yang terjadi di Pantai Kelapa Lima.

Sebagai Contoh: dilihat untuk arah utara, dimana dilihat dari jumlah kejadian untuk arah utara berjumlah 1 data. Jumlah kejadian angin yang terjadi pada arah lainnya dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4. 2 Jumlah Data Presentase Angin

Utara - - - - - - 1 - - - 1

Timur Laut - - - - - - - - - - -

Timur 1 4 5 6 5 3 3 6 6 6 45

Tenggara 4 - - - 3 5 5 2 3 2 24

Selatan - - - - - - - - - - -

Barat Daya - - - - - - - - - - -

Barat - - - - 1 1 - - - 1 3

Barat Laut - - - - - 1 1 4 2 3 11

CALM 7 8 7 6 3 2 2 - 1 - 36

JUMLAH 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 120

ARAH DATANG

ANGIN 2012 2013 2020 2021 JUMLAH

KEJADIAN JUMLAH DATA PRESENTASE ANGIN YANG TERJADI DI STASIUN KLIMATOLOGI EL-TARI

DARI TAHUN 2012 - 2021 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Hasil Rekapan Data Angin Tahun 2012 – 2021 BMKG Klas II Eltari Kupang.

Nilai presentasi diperoleh dengan cara : Contoh perhitungan arah angin utara (N) = ((Jumlah kejadian angin / Jumlah angin total) x 100%) jadi (1 / 120) x 100%

= 0,83 dan perhitungan untuk rentangan yang lainnya dipakai rumus yang sama.

Hasil presentase angin yang terjadi dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.

64

(4)

Tabel 4. 3 Presentase Kejadian Angin

Utara - - - - - - 1 - - - 1 0,83

Timur Laut - - - - - - - - - - 0 0,00

Timur 1 4 5 6 5 3 3 6 6 6 45 37,50

Tenggara 4 - - - 3 5 5 2 3 2 24 20,00

Selatan - - - - - - - - - - 0 0,00

Barat Daya - - - - - - - - - - 0 0,00

Barat - - - - 1 1 - - - 1 3 2,50

Barat Laut - - - - - 1 1 4 2 3 11 9,17

CALM 7 8 7 6 3 2 2 - 1 - 36 30,00

12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 120 100,00

2020 2021 JUMLAH KEJADIAN

PRESENTASE KEJADIAN PRESENTASE ANGIN YANG TERJADI DI STASIUN KLIMATOLOGI EL-TARI KUPANG

DARI TAHUN 2012 - 2021 2013 2014 2015 2016 20172018 2019 2012

ARAH

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

Kenyataan di lapangan adalah bahwa angin dari arah timur adalah angin darat sehingga angin tersebut diprediksi tidak berpengaruh terhadap perubahan garis pantai di lokasi perencanaan. Untuk perencanaan Revetment di pantai Kelapa Lima dipakai angin terbesar dari arah laut yaitu angin dari arah barat laut.

Sedangkan angin yang mempengaruhi transport sedimen pantai adalah angin dari barat laut, utara, timur dan tenggara. Arah angin tegak lurus pantai yang berpengaruh terhadap perubahan garis pantai Kelapa Lima dari arah barat laut sebesar 9,17%. Dengan melihat data angin di lapangan, bahwa kumulatif arah angin terbesar adalah arah timur yang disajikan dengan mawar angin pada gambar 4.2.

(5)

Gambar 4. 2 Mawar Angin Pantai Kelapa Lima Tahun 2012 – 2021 Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

66

(6)

4.3.2 Fetch

Fetch Efektif digunakan dalam grafik peramalan gelombang untuk mengetahui tinggi, durasi dan periode gelombang. Peta Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan skala 1:500 panjang fetch terhadap pantai Kelapa Lima. Fetch pantai Kelapa Lima diukur berdasarkan arah angin dominan dari lautan terhadap pantai Kelapa Lima yakni arah Barat Laut.

Langkah Pengukuran :

1. Lokasi Pantai Kelapa Lima pada peta ditandai dengan tanda titik sebagai poros atau observasi gelombang.

2. Dari titik poros tersebut dicari arah barat laut (315°) dengan menggunakan busur derajat, setelah itu dijadikan arah barat laut sebagai titik 0°.

3. Dari titik 0° yang telah dditentukan, dibagi garis-garis dengan pertambahan 6° sampai sudut 42° pada kedua sisi arah dari arah mata angin,

4. Ukur panjang segmen fetch (xi) pada peta dari titik observasi gelombang ke ujung akhir fetch.

Perhitungan fetch efektif mengikuti persamaan (2.4 hal. 22). Adapun fetch yang harus dihitung yaitu fetch efektif dari arah mata angin utama yaitu Barat Laut. Perhitungan fetch dari arah Barat Laut adalah sebagai berikut :

Penyelesaian ini hanya menampilkan perhitungan panjang fetch (xi) untuk sudut (α) 315°, dimana :

Panjang fetch pada peta (xi peta) = 45,85 km

α = 0°

Skala Peta = 1 : 500.000

Feff=

xicosα

cosα

Feff=619,53 13,512 Feff=45,85km

Untuk perhitungan fetch dari jarak yang lain, dihitung dengan cara yang sama dan nilainya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini .

(7)

Tabel 4. 4 Perhitungan Fetch

Xi Xi (Km) Fetch Efe.

(Km) (Xi x Cos α) (Km)

1 42 0,743 200 148,60

2 36 0,809 200 161,80

3 30 0,866 196 169,74

4 24 0,914 12,2 11,15

5 18 0,951 14,3 13,60

6 12 0,978 14,2 13,89

7 6 0,995 1 1,00

8 0 1 14,9 14,90

9 6 0,995 14,5 14,43

10 12 0,978 14,6 14,28

11 18 0,951 15,7 14,93

12 24 0,914 15,2 13,89

13 30 0,866 15,4 13,34

14 36 0,809 16,2 13,11

15 42 0,743 1,2 0,89

Jumlah 13,512 619,53

B ar at L au t

45,85

TABEL PERHITUNGAN FETCH EFEKTIF NO Arah Angin

Dominan α Cos α

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

Adapun data angin yang akan diramalkan menjadi data gelombang adalah data angin maksimum bulanan dengan memperhatikan arah angin yang memberikan pengaruh terhadap pembentukan gelombang yang akan bergerak menuju kontruksi revetment. Data angin maksimum bulanan tersebut diubah menjadi data angin rata-rata tahunan, dimana 1 knot = 0,5114 m/s sehingga pada tahun 2012 kecepatan maksimum rata-rata adalah 9,26 knots menjadi 4,76 m/s data yang selanjutnya terlihat pada tabel 4.5 (Data angin maksimum rata-rata tahunan 2012-2021) dibawah ini.

Berikut ini adalah gambar proyeksi fetch menggunakan aplikasi autocad sesuai dengan tabel 4.4 hasil perhitungan fetch :

68

(8)

Gambar 4.3 Peramalan Gelombang.

Xi Xi (Km) Fetch Efe.

(Km) (Xi x Cos α) (Km)

1 42 0,743 200 148,60

2 36 0,809 200 161,80

3 30 0,866 196 169,74

4 24 0,914 12,2 11,15

5 18 0,951 14,3 13,60

6 12 0,978 14,2 13,89

7 6 0,995 1 1,00

8 0 1 14,9 14,90

9 6 0,995 14,5 14,43

10 12 0,978 14,6 14,28

11 18 0,951 15,7 14,93

12 24 0,914 15,2 13,89

13 30 0,866 15,4 13,34

14 36 0,809 16,2 13,11

15 42 0,743 1,2 0,89

Jumlah 13,512 619,53

Barat Laut

45,85

TABEL PERHITUNGAN FETCH EFEKTIF NO Arah Angin

Dominan α Cos α

.

Pantai Kelapa Lima

.

Titik 0° Feff Σ xiΣcoscosαα=61913,512,35=45,85km
(9)

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis.

70

(10)

Tabel 4. 5 Data Angin Maksimum Rata-Rata tahun 2012 - 2021

Knot m/s

2012 Barat Laut 9.26 4.76 45.85 2013 Barat Laut 9.19 4.72 45.85 2014 Barat Laut 8.90 4.58 45.85 2015 Barat Laut 8.39 4.31 45.85 2016 Barat Laut 9.27 4.76 45.85 2017 Barat Laut 10.05 5.17 45.85 2018 Barat Laut 9.69 4.98 45.85 2019 Barat Laut 9.87 5.07 45.85 2020 Barat Laut 10.23 5.26 45.85 2021 Barat Laut 9.27 4.76 45.85 TAHUN Arah Angin

Rata-Rata

Kec. Max Rata-Rata Fetch (Km) TAHUN 2012 - 2021

TABEL DATA ANGIN MAKSIMUM RATA-RATA

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

Adapun angin tersebut di atas adalah data angin hasil pengukuran di darat, maka perlu ditransformasikan ke data angin di atas permukaan air laut, karena data angin digunakan dalam peramalan gelombang adalah data angin di atas permukaan laut. Hubungan antara kecepatan angin di darat (UL) dan kecepatan angin di laut (UW) adalah mengikuti persamaan (2.2). Kecepatan angin di darat untuk tahun 2012 adalah 4,76 m/s nilai RL=1,49 yang diperoleh dari hasil interpolasi maka kecepatan angin di permukaan laut dihitung persamaan 2.2 Hal.

20 sebagai berikut : Uw=RL×UL Uw=1,49×4,76 Uw=7,095m/s

Untuk kepentingan peramalan data gelombang, maka kecepatan angin di permukaan laut (Uw) harus dikonversi pada factor tegangan angin UA (win stress factor) mengikuti persamaan 2.3 Hal. 21 dan konversi Uw pada UA untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut :

UA=0,71×U1,23

UA=0,71×7,0951,23 UA=7,91m/s

(11)

Perhitungan kecepatan angin di atas permukaan laut (Uw) untuk tahun- tahun yang lain dan konversinya pada factor tegangan angin (UA) mengikuti perhitungan di atas dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.6 dan grafik pada gambar 4.3 dibawah ini.

Tabel 4. 6 Perhitungan Transformasi Data Angin & Tegangan Angin TABEL PERHITUNGAN TRANSFORMASI DATA ANGIN

DAN TEGANGAN ANGIN N

O

Tahu n

Arah Datang

GLB

UL (Data) RL Uw (m/s) UA (m/s)

Knot m/s (Grafik) (RL x UL) (0.71 x UW^1.23)

1 2012 BL 9,26 4,7

6 1,49 7,095 7,91

2 2013 BL 9,19 4,7

2 1,47 6,945 7,70

3 2014 BL 8,90 4,5

8 1,43 6,545 7,16

4 2015 BL 8,39 4,3

1 1,42 6,124 6,60

5 2016 BL 9,27 4,7

6 1,49 7,099 7,91

6 2017 BL 10,0

5 5,1

7 1,35 6,976 7,74

7 2018 BL 9,69 4,9

8 1,59 7,918 9,05

8 2019 BL 9,87 5,0

7 1,41 7,152 7,98

9 2020 BL 10,2

3

5,2

6 1,05 5,519 5,80

10 2021 BL 9,27 4,7

6 1,49 7,099 7,91

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

72

(12)

Gambar 4. 4 Penentuan nilai RL berdasarkan nilai UL

Dengan menggunakan nilai fetch efektif (F) pada tabel 4.5 dan nilai UA pada tabel 4.6 dapat menentukan tinggi (H) dan periode (T) gelombang menggunakan gambar 4.4. Nilai fetch efektif (F) terletak pada sisi vertical dan nilai factor tegangan angin (UA) terletak pada sisi horizontal. Peramalan tinggi dan periode gelombang untuk arah mata angin barat laut pada tahun 2012 adalah 7,91 m/s dan nilai F adalah 45,85 km. Pada gambar 4.5 tentukan titik untuk nilai F = 45,85 km pada sisi vertical grafik dan tarik sebuah garis sejajar dengan sisi horizontal dari titik tersebut atau tarik garis dari titik tersebut tegak lurus terhadap vertical.

Selanjutnya tentukan titik untuk nilai UA=7,91 pada horizontal atau sejajar terhadap vertikal. Dengan demikian kedua garis tersebut akan bertemu pada salah satu titik. Dari titik pertemuan kedua garis tersebut perhatikanlah garis terang continue yang paling dekat dengan titik tersebut. Garis terang continue tersebut berfungsi sebagai acuan penghubung antara titik pertemuan, nilai tinggi gelombang (H) dalam satuan meter (m) dan nilai periode gelombang (T) dalam satuan detik (S), sehingga untuk nilai UA=7,91 dan F = 45,85 m didapat nilai H

= 0,87 dan nilai T = 4,75 s. dengan cara yang sama dapat dilihat nilai H dan T untuk tahun-tahun yang lain dan hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7

1,49

4,76

(13)

Tabel 4. 7 Hasil Peramalan Gelombang.

TABEL HASIL PERAMALAN GELOMBANG

NO Tahun Fetch

(Km)

UA (m/s) H (m) T (dtk) D (jam) (0.71 x

UW^1.23) (Grafik) (Grafik

) (Grafik)

1 2012 45.85 7.91 0.87 4.75 5.81

2 2013 45.85 7.70 0.65 4.87 5.85

3 2014 45.85 7.16 0,74 4.35 6

4 2015 45.85 6.60 0.27 4.25 6.1

5 2016 45.85 7.91 0.87 4.75 5.81

6 2017 45.85 7.74 0.75 4.45 5.9

7 2018 45.85 9.05 0.98 4.65 5.5

8 2019 45.85 7.98 0.88 4.9 5.72

9 2020 45.85 5.80 0.63 4.1 6.4

10 2021 45.85 7.91 0.87 4.75 5.81

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

74

(14)

Gambar 4. 5 Peramalan Gelombang Tahun 2012

45,85 km 7,91 m/s

0,87 m

5,81 jam

4,75 dtk

(15)

Kemudian diurutkan dari data tinggi gelombang terbesar hingga tinggi gelombang terkecil seperti terlihat pada tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4. 8 Urutan tinggi gelombang

TABEL URUTAN TINGGI GELOMBANG

Tahun H (m) T (dtk)

(Grafik) (Grafik)

2018 0,98 4,65

2019 0,88 4,90

2012 0,87 4,75

2021 0,87 4,75

2016 0,87 4,75

2017 0,75 4,45

2014 0,74 4,35

2013 0,65 4,87

2020 0,63 4,10

2015 0,27 4,25

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

Tinggi gelombang (H) yang digunakan dalam perencanan bangunan pantai adalah tinggi gelombang signifikan HS (gelombang 33,3%). Dari tabel 4.8 diketahui, jumlah data gelombang (n) = 10 data. Maka ju mlah data untuk perhitungan HS adalah sebagai berikut :

HS=n ×33,3 % HS=10×33,3 % HS=3,333

Jadi data yang digunakan untuk perhitungan HS adalah 3 data tinggi gelombang terbesar. Dengan demikian HS dapat dihitung sebagai berikut:

H33=0,98+0,88+0,87 3

H33=0,91m

Adapun perhitungan periode (T) untuk HS dapat dihitung sebagai berikut : T33=4.65+4,90+4,75

3 T33=4,77s

Dengan demikian data gelombang yang digunakan dalam perencanaan bangunan pantai adalah H = 0,91 m dan T = 4,77 s.

76

(16)

Tahapan penentuan elevasi muka air rencana adalah sebagai berikut : 1. Elevasi muka air

Elevasi muka air laut pantai Kelapa Lima menggunakan data pasang dapat dilihat pada gambar 4.6

HHWL = 3,4 m MHWL = 3,92 m MSL = 1,4 m MLWL = 1,22 m LLWL = 0,763 m

Gambar 4.6 Sketsa Elevasi Muka Air Rencana Sumber : Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

Dari elevasi-elevasi muka air diatas diasumsikan nilai MSL = +0,00 sehingga didapatkan :

Muka air tertinggi (HHWL) = 3,4 – 1,4 = + 2 m

Muka air rata-rata elevasi pasang (MHWL) = 3,92 – 1,4 = +2,52 m Muka air rata-rata (MSL) = ± 0,00

Muka air rata-rata elevasi surut (MLWL) = 1,4 – 1,22 = -0,18 m Muka air terendah (LLWL) = 1,4 – 0,763 = -0,67 m

2. Kemiringan dasar pantai (m)

Kemiringan dasar pantai dapat ditentukan berdasarkan peta bathimetri Dengan m=H1−H2

L =2.502−(−0,858)

29,964 =0,112m

(17)

Tabel 4. 9 Perhitungan Kemiringan Dasar Pantai Tabel Perhitungan Kemiringan Dasar Pantai

Titik h1 h2 Δh L

(m) (m) (m) (m) m

1 2 3 4 = 2 - 3 5 6 = 4/5

BM1-A 2,502 -0,858 3,36 29,964 0,1121 A-B -0,858 -0,869 0,011 135,351 0,0001 B-C -0,869 -0,475 -0,394 177,447 -0,0022 C-BM2 -0,475 2,069 -2,544 316,578 -0,0080

Rata – rata 0,0255

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis 3. Menghitung koefisien shoaling

Gelombang merambat dari laut dalam menuju pantai Kelapa Lima yang memiliki kemiringan m = 0,025 dengan nilai tinggi dan periode gelombang yang berdasarkan analisis gelombang signifikan serta tinjauan pada kedalaman 2,52 m menggunakan persamaan 2.6 Hal 24.

L0=1,56×T2=1,56×4,652=33,731m d

L0= H

Lo= 0,98

33,731=0,0291m C0=L0

T =33,731

4,65 =7,254m/s Nilai d

L0 menjadi acuan untuk mencari nilai d

L , nilai KS , serta nilai n berdasarkan lampiran tabel A-1 pada buku Teknik Pantai Karya Bambang Triatmodjo tahun 1999 (halaman 373 – 395). Berdasarkan tabel A-1 maka diketahui :

d

L0=0,0291m d

L=0,07007 KS=1,133 n = 0,9408 L=H

d l

= 0,98

0,07007=13,986m C=L

T=13,986

4,65 =3,0077m/s 4. Menghitung arah datang gelombang

Menghitung arah datang gelombang menggunakan persamaan 2.8 hal 25 dengan sin α = 45°

78

(18)

Sin α = c

co sinα= C

Cosinα0=3,0077

7,254 sin 45°=0,293→ α=17,35° 5. Menghitung koefisien refraksi (Kr)

Perhitungan koefisien refraksi menggunakan persamaan 2.7 hal 25 Kr=

coscosα °α

Kr=

cos 17cos 45,35=0,86

6. Menghitung tinggi gelombang dalam (H0)

Perhitungan tinggi gelombang laut menggunakan persamaan 2.6 hal 24 H=Ks × Kr × Ho → H0= H

Ks × Kr

H0= 0,98 1,133×0,86 H0=1,006m

7. Menghitung tinggi gelombang laut dalam ekivalen (H’0)

Perhitugan tinggi gelombang laut dalam ekivalen diperoleh persamaan 2.5 hal 24

H'o=Kr × H0 H'o=0,86×1,006 H'o=0,865m

8. Menghitung tinggi gelombang pecah (Hb)

Perhitungan tinggi gelombang pecah dengan persamaan 2.10 hal 27 Hb

Ho '= 1 3,3(Ho'

Lo )13 Hb

Ho '= 1 3,3( 0,865

33,731)13 Hb

Ho'=1,028→ Hb=1,028×0,865

¿0,89m

9. Menghitung kedalaman gelombang pecah (db)

(19)

Perhitungan kedalaman gelombang pecah menggunakan cara analisis, sama dengan menggunakan perhitungan tinggi gelombang pecah. Persamaan 2.11 hal 27

db

Hb= 1

b

(

a ×Hb¿2

)

Diketahui:

a=43,75(1−e−102m) b= 1,56

43,75(1−e−102m) Penyelesaian :

a=43,75(1−e−102×0,025)=40,34 b= 1,56

(1+e−102×0,025)=1,45 db

Hb= 1

1,45−

(

40,34×9,81×1,896,92

)

=0,78

db=0,78×0,89=0,694m

10. Menghitung nilai Wave Set-Up (Sw)

Perhitungan nilai Wave Set-Up (Sw) dengan persamaan 2.18 hal 32 Sw=0,19

[

1−2,82

Hb¿2

]

Hb

Sw=0,19

[

12,82

9,810×,894,652

]

0,89

Sw=0,138m atau 13,8 cm

11. Menghitung nilai Wave Set-Down (Sb)

Perhitungan nilai Wave Set-Down (Sb) dengan persamaan 2.17 Hal 32 Sb=0,538× Hb

2 3

g

1 2×T

Sb=0,538×0,89

2 3

9,81

1

2×4,65

Sb=0,261m atau 26,1 cm

80

(20)

12. Kenaikan muka air laut karena pemanasan global (Sea Level Rise /SLR)

Perhitungan SLR ditentukan dengan rencana umur bangunan yaitu 20 tahun, jika revetment dibangun pada tahun 2022 maka 20 tahun berikutnya adalah tahun 2042

Gambar 4.7 Perkiraan kenaikan muka air laut karena pemanasan global Hasil analisa grafik di atas menunjukan nilai SLR tahun 2042 perkiraan terbaik adalah 36 cm = 0,36 m.

13. Menghitung nilai Design Water Level (DWL)

Perhitungan nilai Design Water Level (DWL) dengan persamaan 2.24 Hal 35 DWL=HHWL+Sw+SLR

DWL=2m+0,138+0,36 DWL=2,498m

4.4 Perencanaan Struktur Bangunan Revetment

Jenis bangunan pengaman pantai Kelapa Lima ditentukan berrdasarkan keadaan real pantai Kelapa Lima saat ini. Berdasarkan keadaan di lapangan maka rencana penanganan overtopping adalah dengan membangun revetment dari tumpukan kubus beton. Adapun tahapan perencanaan revetment dari tumpukan kubus beton dijelaskan sebagai berikut :

4.4.1 Penentuan Elevasi Puncak Revetment 1. Kedalaman air rencana pada kaki bangunan

Ujung kaki revetment direncanakan terletak pada elevasi 0,86 m (BL).

Parameter yang diketahui sebagai berikut : 2042 36 cm

(21)

BL = 0,86 m

Sb = 0,261 m

SLR = 0,36 m

Kedalaman air rencana pada kaki bangunan dihitung menggunakan rumus berikut :

ds = (HHWL-BL) + Sb + SLR

= (2 – 0,86) + 0,261 + 0,36

= 1,76 m

2. Tinggi gelombang pecah rencana (Hb) pada bangunan

Letak bangunan yang direncanakan berdiri pada garis pantai, maka tinggi gelombang yang akan digunakan adalah tinggi gelombang pecah (Hb) di lokasi bangunan. Nilai Hb diperoleh menggunakan cara grafik. Dengan nilai

ds

¿2= 1,76

9,81×4,652=0,0083 Berdasarkan nilai ds

¿2 maka nilai (Hb) dicari menggunakan grafik berikut :

Gambar 4. 8 Grafik Peramalan Tinggi Gelombang Pecah Rencana Dikaki Bangunan

Maka nilai Hb

ds =0,58 Hb = 0,58 x 1,76 = 1,0208 1,02 m 3. Run Up Gelombang

82 0,58

0,0083

(22)

Run up gelombang berdasarkan bilangan (Irraberan) Ir dengan kemiringan sisi revetment ditentukan 1 : 1.5 diperoleh dari buku teknik Pantai dengan dengan persamaan 2.26 Hal 45.

Ir= tgθ

(

HL0

)

0,5

Ir= 1:1,5

(

33,7311,02

)

0,5

Ir=3.83m

Berdasarkan nilai Ir = 3.83 dicari nilai Ru

H untuk kubus (Dai Kamel) dengan menggunakan grafik pada gambar 4.9 sehingga diperoleh :

Gambar 4. 9 Penentuan Run Up Gelombang Ru

H =1,25→ Ru=0,865×1,25=1,081m Dengan

Ru = Run Up Gelombang

H’0 = Tinggi Gelombang di lokasi bangunan 4. Elevasi Puncak Revetment

1,25 5

3,83

(23)

Perhitungan elevasi puncak revetment dengan memperhitungkan tinggi jagaan 1,5 m (free board : tinggi jagaan (0,5 – 1,5 m) dengan persamaan 2.25 Hal 45.

El Revetment = DWL + Ru + tinggi jagaan

= 2,498+1,081 + 1,5 m

= 5,079 m

4.4.2 Lapis Lindung Revetment

Perhitungan berat butir lapis lindung revetment dilakukan dengan menggunakan rumus Hudson, koefisien stabilitas lapis lindung dan kubus modifikasi dengan n = 2, penempatan acak, gelombang telah pecah, dan KD lengan bangunan = 6,5 (dilihat dari tabel 2.5 halaman 40)

1. Lapis Lindung Luar (Armour Stone)

Berikut ini dihitung berat butir, dimensi butir dan tebal lapis untuk lapis lindung luar.

a. Berat butir lapis lindung luar (W1)

Berat butir lapis lindung luar berdasarkan persamaan 2.23 hal 39 W= γrH3

KD

(

Sr−1

)

3cotθ

Diketahui :

Berat jenis beton (γr) = 2,4 ton/m³ Berat jenis air laut (γα) = 1,03 ton/m³ Koefisien stabilitas (KD) = 6,5

Sudut kemiringan bangunan (θ) = 1,5 Sr=γr

γα= 2,4ton/m

1,03ton/m=2,3

W1=

2,4ton m ×23

6,5[2,33−1]3cot 1,5=0,837ton=837kg b. Tebal lapis lindung (t1)

84

(24)

Berdasarkan tabel 2.4 (hal 45) untuk batu pelindung berupa kubus diperoleh n = 2, penempatan acak, koefisien lapis (kΔ) = 1,10 dan porositas (P) = 47% dengan persamaan 2.31 Hal 49

t1=n × k ∆

[

Wγr1

]

13

¿2×1,10

[

0,8372,4

]

13=1,54m

c. Dimensi butir lapis lindung luar

Berdasarkan W1=837kg=0,837ton dihitung dimensi kubus beton sebagai berikut :

γr= berat

volume→2,4= 0,837 volume

Vol=0,837

2,4 =0,34875m3 Sisi3=0,34875

Sisi=

30,34875=0,704m

2. Lapis Lindung Kedua (Secondary stone)

Berikut ini dihitung berat butir, dimensi butir dan tebal lapis untuk lapisan kedua.

a. Berat butir lapis lindung luar (W2)

Berat butir lapis lindung kedua dihitung sebagai berikut : W2=W2

10 =0,837

10 =0,0837ton=83,7kg ≈83kg b. Tebal lapis lindung (t2)

t2=2×1,10

[

0,08372,4

]

13=0,719m ≈0,7m

c. Dimensi butir lapis lindung kedua

Berdasarkan W2=83,7kg ≈=0,0837ton dihitung dimensi kubus sebagai berikut :

γr= berat

volume→2,4=0,0837 volume

(25)

Vol=0,0837

2,4 =0,034875m3 Sisi3=0,034875m3

Sisi=

30,034875=0,704m ≈0,7m

3. Lapis Core Layer

Core Layer terdiri dari tumpukan batu kali. Berikut ini dihitung berat butir, dimensi butir untuk lapis core layer.

a. Berat butir lapis Core Layer (W3) W3=W3

100=0,837

100 =0,00837ton=8,37kg ≈8kg

b. Dimensi butir Core Layer

Berdasarkan W3=8,37kg ≈=0,00837ton dihitung dimensi kubus sebagai berikut :

γr= berat

volume→2,4=0,00837 volume

Vol=0,00837

2,4 =0,0034875m3 4

3 πr

3

=0,0034875m3

r=

30,0034875=0,152m ≈0,2m

4.4.3 Lebar Mercu

Lebar mercu revetment dihitung dengan menggunakan persamaan 2.27 hal46 B=n × k ∆

[

γrw

]

13=2×1,10

[

0,8372,4

]

31=1,54m

4.4.4 Jumlah Batu Pelindung

Jumlah batu pelindung tiap satuan luas (20 m²) dihitung dengan persamaan 2.37-Hal 48

86

(26)

N=A n K

[

1−100P

] (

Wγr

)

23

N=20×2×1,10

[

1−10047

] (

2,40,837ton/m3

)

23

N=47,0747Buah

4.4.5 Pelindung Kaki (Toe Protection) 1. Tinggi Toe Protection (ttoe)

Dari hasil perhitungan tebal lapis pelindug dan tinggi gelombang rencana di atas di peroleh :

Tebal lapis armor stone t1 = 1,54 m Tebal Lapis secondary stone t2 = 0,7 m Tinggi gelombang rencana (Hb) = 1,02 m Kedalaman air (Ds) = 1,76 m

Maka hasil perhitungan toe protection adalah sebagai berikut : ttoe=r

r = tebal lapis rata-rata ttoe=t1+t2

2

ttoe=1,54+0,7 2 ttoe=1,12m

2. Lebar Toe Protection

Lebar toe protection dihitung dengan ketentuan :

= 2. Hb

Ditentukan B = 2.Hb 2 x 1,02 = 2,04 m 3. Berat Butir Toe Protection

Berat unit pelindung kaki dihitung berdasarkan persamaan 2.34 Hal. 50 W= γrH3

Ns3

(

Sr−1

)

3
(27)

Dengan nilai Ns diperoleh berdasarkan nilai d1

d2 dengan analisis grafik menggunakan gambar 2.29 (hal. 51)

d1=dsttoe→d1

ds=1,22

2,34=0,52

= 2,34 – 1,12

= 1,22

Dari analisis grafik diatas diperoleh nilai Ns³ = 130 Wtoe= 2,4ton/m3×(2)3

130

(

21,04,03tontonmm 33−1

)

3=0,029ton=29kg

4. Berat Butir Toe Protection

Berdasarkan Wtoe=0,029ton=29kg dihitung kubus pelindung kaki sebagai berikut :

88 130

0,52

(28)

Volume=0,029

2,4 =0,012m3 Sisi3 = 0,0123

Sisi =

30,012=0,23m ≈0,3m
(29)

4.5 Gambar Desain Bangunan

Gambar 4. 10 Gambar Perencanaan Bangunan Revetment

90

NAMA GAMBAR SKALA

TAMPAK MELINTANG

REVETMENT 1:100

TEKNIK SIPIL JURUSAN POLITEKNIK NEGERI

KUPANG INSTANSI

PEMBIMBING 1

DIAN E.W. JOHANNIS, ST.,M.Eng NIP. 197611102003122001

PEMBIMBING 2

YERMIAS E. LAY, SST.,M.Si NIP. 196503241995011001

PHILIPUS ROSARI DIAZ DIGAMBAR OLEH

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN REVETMENT PENGAMAN DI PESISIR PANTAI KELURAHAN KELPA LIMA KOTA KUPANG

NUSA TENGGARA TIMUR JUDUL PENELITIAN TEKNIK PERANCANGAN IIGASI

DAN PENANGANAN PANTAI

PROGRAM STUDI

Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

(30)

Gambar 4.11 Gambar Detail Pondasi Bangunan Revetment Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

NAMA GAMBAR SKALA

TAMPAK MELINTANG

REVETMENT 1:100

TEKNIK SIPIL JURUSAN POLITEKNIK NEGERI

KUPANG INSTANSI

PEMBIMBING 1

DIAN E.W. JOHANNIS, ST.,M.Eng NIP. 197611102003122001

PEMBIMBING 2

YERMIAS E. LAY, SST.,M.Si NIP. 196503241995011001

PHILIPUS ROSARI DIAZ DIGAMBAR OLEH

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN REVETMENT PENGAMAN DI PESISIR PANTAI KELURAHAN KELPA LIMA KOTA KUPANG

NUSA TENGGARA TIMUR JUDUL PENELITIAN TEKNIK PERANCANGAN IIGASI

DAN PENANGANAN PANTAI

PROGRAM STUDI

(31)

4.5. Stabilitas Bangunan Pantai

Desain revetment hasil perhitungan diatas adalah sebagai berikut : Tinggi revetment = 3,70 m

Lebar revetment = 2,15 + 5,4 = 7,55 m Tinggi toe protection = 1,12 m

Lebar toe protection = 2,04 m

γbeton = 2,4ton

m

3

γair = 1,03ton/m3 Dengan data tanah

Tabel 4. 10 Tabel Data Tanah Dengan Data Tanah

6,2  °

 γt 2,2   ton/m3

C 0,14    ton/m2

Sumber : Hasil Perhitungan Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara II

92

(32)

Gambar 4. 12 Gambar Gaya-Gaya / Tekanan Lateral Sumber : Hasil Perhitungan Penulis

NAMA GAMBAR SKALA TAMPAK MELINTANG

REVETMENT 1:100

TEKNIK SIPIL

JURUSAN

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

INSTANSI

PEMBIMBING 1

DIAN E.W. JOHANNIS, ST.,M.Eng NIP. 197611102003122001

PEMBIMBING 2

YERMIAS E. LAY, SST.,M.Si NIP. 196503241995011001

PHILIPUS ROSARI DIAZ

DIGAMBAR OLEH

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN REVETMENT PENGAMAN DI PESISIR PANTAI KELURAHAN KELPA LIMA KOTA KUPANG

NUSA TENGGARA TIMUR

JUDUL PENELITIAN

TEKNIK PERANCANGAN IIGASI DAN

PENANGANAN PANTAI

PROGRAM STUDI

(33)

4.5.1 Perhitungan Gaya Dan Momen Horizontal

Perhitungan gaya dan momen horizontal terhadap bangunan meliputi 2 item.

Persamaan 2.39 hal 52 yaitu :

a. Gaya tekanan tanah aktif (Pa)

Menghitung koefisien tekanan tanah aktif (Pa) Ka=tg2

(

45−2

)

Ka=tg2

(

45−62,2

)

Ka=0,801 Pa=1

2× γt × Ka+H2 Pa=1

2×2,2×0,801×3,72 Pa=12,06tm

Menghitung momen tekanan tanah aktif (MPa) MPa=1

3× H × Pa MPa=1

3×3,7×12,06 MPa=15,54tm

b. Gaya tekanan air laut (Pp) Persamaan 2.41 hal 52 Pp=1

2× γα × H2 Pp=1

2×1,03×3,72 Pp=7,05tm

Menghitung momen tekanan air laut (MPp) MPp=1

3× H × Pp MPp=1

3×3,7×7,05 MPp=8,6958,7tm

1. Perhitungan gaya dan momen vertical

94

(34)

Berikut ini hanya menampilkan tahap perhitungan gaya dan momen vertical dari bidang 1 terhadap titik A.

a. Luas Bidang (L)

Bentuk bidang 1 adalah trapezium.

L=a+b 2 ×t L=0,4+0,8

2 ×3.70 L=2,22m2

b. Gaya vertikal (V)

Bidang 1 merupakan tembok eksisting yang terdiri dari pasangan batu dengan berat jenis batu (γbatu=2200kg

m3 2,2ton)

V1=L1× γbatu2,22×2,2=4,88ton Persamaan 2.39 hal 52 c. Momen Vertikal (MV)

Momen vertikal dihitung dengan menggunakan persamaan berikut : MV=4,88×9,8748,21t/m2 Persamaan 2.44 Hal 52

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 11 Gaya dan momen yang terjadi terhadap titik A Tabel Gaya dan momen yang terjadi terhadap titik A

NO Luas V H Lengan MV MH

M Ton Ton m Tm Tm

1 2,22 4,88 9,87 48,21

2 11,10 24,42 8,85 216,12

3 5,63 12,38 7,15 88,51

4 5,98 13,15 5,20 68,37

5 5,07 11,15 2,69 29,99

6 0,77 1,69 1,67 2,83

7 4,07 8,95 1,15 10,30

8 0,77 1,69 5,54 9,38

9 5,56 12,23 4,07 49,79

Pp 7,05 8,70

Pa 12,06 15,54

90,55 19,11 46,19 523,49 24,24

(35)

2. Cek Stabilitas bangunan

Cek stabilitas bangunan meliputi beberapa item, diantaranya sebagai berikut :

a. Cek bangunan terhadap guling menggunakan rumus persamaan 2.46 Hal 53 berikut :

MV

MH2

523,49 24,24 2

21,592(aman)

b. Cek kestabilan terhadap geser

Cek stabilitas terhadap geser dengan μ sebagai koefisien poisson 0,5 menggunakan rumus persamaan 2.48 Hal 53 berikut :

V × μ

H 1,5

90,55×0,5 19,11 1,5

2,361,5(aman)

c. Cek kestabilan terhadap eksentrisitas

Cek stabilitas terhadap eksentrisitas menggunakan rumus persamaan 2.49 Hal 53 berikut :

e=B

2−

( ∑

MV

V

MH

)

<B6

e=7,55

2 −

(

523,9049−24,55 ,24

)

<7,556

e=−1,73<1,4(aman)

d. Cek kestabilan terhadap gaya dukung tanah

Berdasarkan tabel terzaghi untuk =6,2° dengan cara interpolasi diperoleh nilai-nilai berikut :

Nc = 7,85 Nq = 1,86 Nr = 0,67

96

(36)

Cek kestabilan terhadap daya dukung tanah ditentukan melalui beberapa tahap, yaitu :

1) Menghitung daya dukung ultimit (Qult) dengan kedalaman dasar pondasi (Df=1m) menggunakan rumus persamaan 2.50 Hal 53 berikut :

Q ult=B

(

C × Nc

)

+

(

Df × γ × Nq

)

+

(

0,5× γ × B × Nr

)

Qult=7,55(0,14×7,85)+(1×2,2×1,86)+(0,5×2,2×7,55×0,67) Qult=17,95ton/m2

2) Menghitung daya dukung ijin (Qijin) dengan faktor aman (SF=3) menggunakan rumus persamaan 2.51 hal 55

Qijin=Qult

SF 17,95

3 =5,98ton/m2

3) Menghitung daya dukung maksimum (Qmax) dengan nilai eksentrisitas (e = 0,34) menggunakan rumus persamaan 2.52 hal 53 berikut :

Qmax=

v

B

(

1+

(

6Be

) )

<34

Qmax=90,55

7,55

(

1+

(

6×7,055,34

) )

<34

Qmax=15,23ton

m2 <34ton/m2(aman)

4) Menghitung daya dukung minimum (Qmin) dengan menggunakan rumus persamaan 2.53 Hal 53

Qmin=

v

B

(

1−

(

6Be

) )

<34

Qmax=90,55

7,55

(

1

(

6×7,550,34

) )

<34

Qmin=8,75ton

m2 <34ton/m2(aman)

(37)

BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pembahasan diatas adalah:

1. Jenis bangunan yang di rencanakan adalah bangunan perkuatan pantai yaitu revetment dengan tumpukan kubus beton dengan panjang 132 m

Dimensi bangunan sebagai berikut :

a) Elevasi revetment = 5,079 m

b) Lapis lindung luar

a) Berat butir lapis lindung luar = 837 Kg b) Tebal lapis lindung luar = 1,54 m

c) Dimensi = 0,74 m

c) Lapis lindung kedua

a) Berat butir lapis lindung kedua = 83 Kg b) Tebal lapis lindung kedua = 0,7 m

c) Dimensi = 0,7 m

d) Lapis core layer

a) Berat butir lapis core layer = 8 Kg

b) Dimensi = 0,2 m

e) Lebar Mercu = 1,54 m

f) Jumlah batu pelindung = 47 buah

g) Pelindung kaki (toe protection)

a) Tinggi toe protection = 1,12 m

b) Lebar = 2,04 m

c) Berat butir pelindung kaki = 29 Kg

d) Dimensi = 0,22 m

2. Berdasarkan perhitungan stabilitas diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Kestabilan terhadap guling = 21,592…………..aman 2. Kestabilan terhadap geser = 2,361,5……….…aman 3. Kestabilan terhadap eksentrisitas = −1,73<1,4 …….…aman 4. Kestabilan terhadap daya dukung tanah

a) Daya dukung ultimit (Qult) = 17,95ton/m2 b) Daya dukung ijin (Qijin) = 5,98ton/m2

96

(38)

c) Daya dukung maksimum (Qmaks)

= 15,23ton/m2<34ton/m2…….aman d) Daya dukung manimum (Qmin)

= 8,75ton/m2<34ton/m2……...aman 4.2. Saran

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, penulis ingin memberikan beberapa saran yaitu :

1. Pantai Kelapa Lima Kelurahan Kelapa Lima Kota Kupang telah mengalami kerusakan akibat gelombang oleh karena itu diperlukan perencanaan baru terhadap bangunan pengaman pantai revetment pada Pantai Kelapa Lima Kelurahan Kelapa Lima Kota Kupang.

2. Penelitian lebih lanjut terrhadap bangunan pengaman Pantai Kelapa Lima maupun pantai yang berada di kawasan kota kupang sangat diperlukan untuk memperbaiki bangunan pengaman pantai yang telah rusak.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Muhammad. 2013. Kerusakan Lingkungan Pesisir Pantai, arsyadmoon1.blogspot.com. Diunduh pada 9 Agustus 2013

CERC, Shore Protection Manual, US Army Coastal Engginering Research Center,Washington:SPM, 1984.

Ibrahim, B. (1993). Rencana dan Estimasi Biaya. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Kementerian Pekerjaan Umum No. 08/SE/M/2010 tentang Pemberlakukan Pedoman Penilaian Kerusakan Pantai Dan Prioritas Penangananya of Engineering & Technology IJET-IJENS Vol: 18 No:01. Makassar.

Tino, Randy. “Perencanaan Bangunan Pengaman Pantai (Revetment) Pada Daerah Pantai Kelapa Lima Kota Kupang”, Skripsi, Politeknik Negeri Kupang, 2019.

Triatmadja R, Yuwono N, Nirzam, 2001, Seminar Nasional Teknik Pantai, Pusat Studi Ilmu Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Triatmodjo, B. 1999, Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta.

Triatmodjo, B. 2012, Teknik Pantai. Beta Offset, Yogyakarta.

Triatmodjo, B. 2003. Pelabuhan. Beta Ofset, Yogyakarta.

Triatmodjo, B. (1999) Dalam Jurnal Perencanaan Bangunan Pelindung Pantai (Revetment) Untuk Mengatasai Erosi Dan Overtopping Di Pantai Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur

Yuwono,N.1992, Dasar-Dasar Perencanaan Bangunan Pantai Volume III, Yogyakarta: Biro Penerbit Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM

ix

Gambar

Gambar 4.1 Kerusakan existing dan Rumah Penduduk terkena limpasan air laut
Tabel 4. 1 Data Kecepatan Angin UL
Tabel 4. 3 Presentase Kejadian Angin
Gambar 4. 2 Mawar Angin Pantai Kelapa Lima Tahun 2012 – 2021 Sumber : Hasil Perhitungan Penulis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien daya maksimum yang dapat dicapai turbin angin propeller ini untuk variasi kecepatan angin rata – rata 7,3 m/s adalah sebesar 43 %

Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan data kebisingan terhadap aktifitas kerja selama 24 jam, maka didapatkan data rata-rata tingkat kebisingan di PT PLN

Lakukan eksperimen ini paling tidak untuk 10 data pengukuran yang berbeda dan nyatakan hasil pengukuran dan perhitungan dalam tabel berikut.. Lakukan pengubahan potensiometer

Berdasarkan perhitungan hasil belajar anak dengan perhitungan pretest – posttest yang dilakukan di kelas kontrol dan eksperimen, memperoleh hasil nilai rata-rata

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai maksimum forecast rata-rata produksi logam timah yang dipengaruhi oleh produksi tambang, penggunaan bijih timah dan Al

Dari hasil perhitungan estimasi waktu perjalanan menggunkan Time Slice Model berdasarkan data kecepatan rata-rata waktu (TMS) dengan alat speed gun, diketahui

Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan data kebisingan terhadap aktifitas kerja selama 24 jam, maka didapatkan data rata-rata tingkat kebisingan di PT PLN

Dilakukan pemeriksaan untuk mendapatkan rumus yang paling cocok digunakan dengan menelaah deviasi antara data terukur dan hasil prediksi, maka rumus dengan deviasi rata-rata