• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 5 PENUTUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Bab 5 PENUTUP"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 5 PENUTUP

Kesimpulan

Setelah dilakukan kajian, analisis serta pembahasan atas permasalahan yang telah dirumuskan sebagaimana tersebut di atas, maka dapat penulis simpulkan yakni sebagai berikut :

1. Dalam konsep konvensional, gadai merupakan suatu hak yang diperoleh oleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang. Seorang yang berpiutang tersebut memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk melunasi utang apabila pihak yang berpiutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Orang yang berhutang juga memberikan kekuasaan kepada orang yang berpiutang tersebut untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari orang-orang berpiutang lainnya. Praktek gadai sekarang ini dilakukan oleh sebuah lembaga yang disebut dengan lembaga pegadaian yang merupakan suatu lembaga keuangan bukan bank yang memberikan pinjaman kepada masyarakat dengan ciri yang khusus, yakni secara hukum gadai, yakni dimana calon peminjam mempunyai kewajiban untuk menyerahkan barang bergerak miliknya sebagai agunan kepada perusahaan pegadaian, disertai dengan

133

(2)

134

pemberian hak kepada pegadaian untuk melakukan penjualan lelang.

2. Agama (fikih) Islam mengenal perjanjian gadai yang disebut al-rahn yaitu perjanjian manahan suatu barang sebagai tanggungan utang apabila yang berhutang tidak sanggup membayarnya dari orang yang berhutang. Gadai merupakan salah satu kategori dan perjanjian utang piutang, yang mana untuk satu kepercayaan dari orang yang berpiutang, maka orang-orang yang berutang menggadaikan barangnya sebagai jaminan terhadap utangnya itu. Barang jaminan tetap menjadi milik orang yang menggadaikan (orang yang berutang) tetapi dikuasai oleh penerima gadai (yang berpiutang). Praktek seperti ini telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Dan Rasulullah sendiri pernah melakukannya.

Gadai mempunyai nilai sosial yang sangat tinggi dan dilakukan secara suka rela atas dasar tolong menolong. Syariat Islam memang memerintahkan kepada umatnya agar dapat tolong menolong, yang kaya membantu yang miskin, dan yang mampu menolong yang tidak mampu. Bentuk pertolongan ini dapat berbentuk pemberian atau bisa juga berbentuk pinjaman. Apabila pertolongan berbentuk pinjaman, maka hukum Islam menjaga kepentingan kreditur jangan sampai ia dirugikan, dan oleh sebab itu dibolehkan meminta barang debitur sebagai jaminan utangnya yang dapat dijual ketika debitur tidak mampu membayar hutangnya, dan konsep inilah dikenal dengan istilah rahn.

3. Operasionalisasi perum pegadaian cabang Muara Enim setelah penulis teliti secara cermat ternyata masih terdapat beberapa hal yang dipandang menyalahi norma dan etika bisnis Islam, diantaranya adalah masih terdapat unsur riba, yaitu

(3)

135

yang berupa sewa modal yang disamakan dengan bunga. Barang jaminan pada dasarnya bisa dimanfaatkan baik oleh penerima maupun pemberi gadai sesuai kesepakatan. Namun berdasarkan penelitian, peneliti melihat bahwa barang- barang jaminan pada perum pegadaian cabang Muara Enim tersimpan dalam gudang selama menjadi jaminan hutang (tidak dimanfaatkan baik oleh penerima maupun pemberi gadai). Padahal barang-barang seperti sepeda motor, mesin diesel, perabot rumah tangga dan lain sebagainya bila dioperasikan dapat bermanfaat dan bisa menghasilkan keuntungan. Fenomena ini bila dilihat dari sudut pandang hukum Islam tidak sesuai, karena dapat dikategorikan memubadzirkan pemanfaatan barang (selama barang tergadai).

Saran-saran

Berdasarkan pada hasil kajian mengenai solusi alternatif mekanisme pegadaian syari’ah, ada beberapa saran yang perlu disampaikan, yaitu:

1. Para cendikiawan Muslim segera memikirkan mengenai konsep mekanisme pegadaian yang sesuai dengan syari’at atau Islam, karena hal ini akan sangat menolong bagi masyarakat yang sering menggunakan jasa pegadaian khususnya umat Islam, selanjutnya perlu untuk dirumuskan undang-undang tentang pegadaian syari’ah, sehingga keinginan umat Islam untuk menggadaikan barangnya sesuai dengan ketentuan syariah dapat terpenuhi.

2. Sebagai lembaga keuangan yang hadir dari kebutuhan masyarakat, para pengelola pegadaian diharapkan lebih mengintensifkan prosesnya serta menyamakan visi dan

(4)

136

misi dengan masyarakat sekitar dalam proses pengelolaan atau operasionalisasinya, terutama komitmen bersama antara perusahaan umum pegadaian dengan anggota masyarakat.

3. Untuk membangun sebuah lembaga pegadaian yang sesuai dengan prinsip syari’ah, serta terlepas dari unsur riba, harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Hakikat dan fungsi pegadaian, Persamaan dan perbedaan gadai Islam dengan gadai konvensional, Pengertian gadai antara nilai sosial dan nilai komersial.

4. Laba gadai yang sesuai dengan prinsip syari’ah dapat dibentuk melalui cara menerapkan akad: al-Rahn, Bai’al-Muqayadah, al-Mudharabiyah, al-Qardhul Hasan.

Referensi

Dokumen terkait

Lembaga keuangan bank atau bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap, di samping menyalurkan dana atau memberi pinjaman

Sebagai lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit PT. Pegadaian (Persero) sudah sepantasnya memiliki pengelolaan manajemen

Peranan pegadaian dalam perekonomian adalah sebagai lembaga keuangan non bank yang membantu masyarakat dalam memberikan pinjaman modal dengan jaminan suatu aset

53 Pinjaman Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya XXX XXX 54 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank XXX XXX 55 Pinjaman Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bukan Bank XXX XXX

Sebagai lembaga keuangan non bank milik pemerintahan yang berhak memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hokum gadai yang bertujuan agar masyarakat tidak dirugikan

Salah satu bidang usaha yang terdapat di Indonesia adalah Perum Pegadaian, yang merupakan lembaga pembiayaan bukan bank yang melakukan jasa pemberian pinjaman uang/kredit

Pegadaian syariah yakni lembaga keuangan/devisi dari bentuk pegadaian dengan memberikan uang pinjaman sesuai dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Banyak sekali keuntungan

barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai disebut dengan usaha gadai.2 Pegadaian adalah salah satu badan usaha di