• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainny

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainny"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya,

Pegadaian Umum dan Syari'ah

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Salah satu lembaga keuangan yang dapat memberikan pinjaman pada masyarakat ialah Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian, apabila masyarakat ingin mendapatkan pinjaman maka masyarakat harus memberikan jaminan barang kepada perum pegadaian. Melihat perkembangan ekonomi Islam maka perum pegadaianpun mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pegadaian

2. Asal mula pagadaian

3. Tugas, tujuan, dan fungsi pegadaian

4. Peran pegadaian

5. Keuntungan usaha gadai

6. Barang jaminan

7. Kegiatan usaha pegadaian

8. Produk dan jasa pegadaian

9. Organisasi da tata kerja pegadaian

10. Latar belakang pegadaian syari’ah

11. Kendala pengembangan pegadaian syariah

12. Strategi Pengembangan dan Mekanisme Pegadaian Syari’ah

13. Mekanisme Pegadaian Syari’ah

(2)

BAB 11 PEMBAHASAN

1. Pengertian Pegadaian

Pegadaian adalah bentuk lembaga pembiayaan yang melakukan kegiatan usaha gadai yang diperuntukkan bagi masyarakat luas berpenghasilan rendah yang membutuhkan dana dalam waktu segera. Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.

Sedangkan pengertian Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’ artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil sebagai tebusan.

2. Asal Mula Pegadaian

Usaha pegadaian di Indonesia dimulai pada zaman penjajahan Belanda (VOC) dimana pada saat itu tugas pegadaian adalah membantu masyarakat untuk meminjamkan uang dengan jaminan gadai. Dalam sejarah dunia usaha pegadaian pertama kali dilakukan di Italia. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya meluas ke wilayah-wilayah eropa lainnya seperti Inggris, Perancis dan Belanda. Oleh orang-orang Belanda lewat pihak VOC usaha pegadaian dibawa masuk ke Hindia Belanda.

Di zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil alih usaha Dinas Pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian berdasarkan Undang-undang No. 19 Prp. 1960. Perkembangan selanjutnya pada tanggal 11 Maret 1969 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No.7 tahun 1969 PN Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Jawatan (perjan). Kemudian pada tanggal 10 April 1990 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun 1990 Perjan pegadaian berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian. Sampai saat ini lembaga yang melakukan usaha berdasarkan atas hokum gadai hanyalah Perum Pegadaian.

3. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian

Sebagai lembaga keuangan non bank milik pemerintahan yang berhak memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atas dasar hokum gadai yang bertujuan agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat, maka pada dasarnya lembaga pegadaian tersebut mempunyai tugas, tujuan, serta fungsi-fungsi pokok sebagai berikut.

(3)

Yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hokum gadai dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.

b. Tujuan pokok

Sifat usaha dan pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolah. Oleh karena itu, pegadaian pada dasarnya mempunyai tujuan-tujuan pokok sebagai berikut:

1) Turut melaksanakan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada

umumnya melalui penyaluran uang pinaman atas dasar hokum gadai.

2) Mencegah praktek pagadaian gelap da pinjaman tidak wajar.

c. Fungsi Pokok

Fungsi pokok pegadaian adalah sebagai berikut:

1) Mengelolah penyaluran uang pinjaman atas dasar hokum gadai dengan cara mudah, cepat,

aman, da hemat.

2) Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi pegadaian

maupun masyarakat.

3) Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.

4) Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaia.

5) Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan pegadaian.

4. Peran Pegadaian

Pegadaian sebagai lembaga perkreditan milik pemerintah tentunya mempunya kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan bank. Adapun kelebihan-kelebihan tersebut antara lain:

a. Persyaratan ringan dan mudah

b. Prosedurnya sederhana

c. Tidak dipungut biaya administrasi

d. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun giro

e. Suatu saat uang diperlukan, saat itu juga uang dapat diperoleh

f. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan

g. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai dengan

kemampun

h. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun. Jadi bunga dibebankan atas dasar sisa

pinjaman

i. Apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka jangka

waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga lebih dahulu

j. Memperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah jatuh tempo tanpa dibebani bunga

(masa tunggu lelang)

(4)

a. Sewa modal pegadaian relative lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan

b. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai

c. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke pegadaian, sehingga barang tersebut

tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan, dan,

d. Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas.

5. Keuntungan Usaha Gadai

Tujuan utama usaha pegadaian adalah untuk mengatasi agar masyarakat yang sedang membutuhkan uang tidak jatuh ke tangan para pelepas uang atau tukang ijon atau tukang rentenir yang bunganya relatif tinggi. Perusahaan pegadaian menyediakan pinjaman uang dengan jaminan barang-barang barharga. Meminjam uang ke perum bank bukan saja karena prosedurnya yang mudah dan cepat, tapi karena biaya yang dibebankan lebih ringan jika dibandingkan dengan para pelepas uang atau tukang ijon. Hal ini silakukan sesuai dengan salah satu tujuan dari perum pagadaian dalam pemberian pinjaman kepada masyarakat dengan moto “menyelesaikan masalah tanpa masalah”.

Keuntungan lain dari pegadaian adalah pihak pegadaian tidak mempermasalahkan untuk apa uang tersebut digunakan dan hal ini tentu bertolak belakang dengan pihak perbankan yang harus dibiat serinci mungkin tentang penggunaan uangnya. Begitu pula dengan sangsi yang diberikan relative ringan, apabila tidak dapat melunasi dalam waktu tertentu. Sangsi yang paling berat adalah jaminan yang disimpan akan dilelang untuk menutupi kekuarangan pinjaman yang telah diberikan.

Jadi keuntungan perusahaan pegadaian jika dibandingkan dengan lembaga keuangan bank atau lembaga keuangan lainnya adalah:

a. Waktu yang relatif singkat untuk memperoleh uang yaitu pada hati itu juga. Hal ini

disebabkan prosedurnya yang tidak berbelit-belit.

b. Persyaratan yang sangat sederhana sehingga memudahkan konsumen untuk memenuhinya.

c. Pihak pegadaian tidak mempermasalahkan uang tersebut digunakan untuk apa, jadi sesuai

dengan kehendak nasabahnya.

6. Barang Jaminan

Bagi nasabah yang ingin memperoleh fasilitas pinjaman dari perum pegadaian, maka hal yang paling penting diketahui adalah masalah barang yang dapat dijadikan jaminan. Perum pegadaian dalam hal jaminan telah menetapkan ada beberapa jenis barang berharga yang dapat diterima untuk digadaikan. Barang-barang tersebut nantinya akan ditaksir nilainya, sehingga dapatlah diketahui berapa nilai taksiran dari barang yang digadaikan. Besarnya jaminan diperoleh dari 80 hingga 90 persen dari nilai taksiran. Semakin besar nilai taksiran barang, maka semakin besar pulapinjaman yang akan diperoleh.

Jenis-jenis barang berharga yang dapat diterima dan dapat dijadikan jaminan oleh perum pegadaian sebagai berikut:

(5)

 Emas

 Barang-barang pecah belah dengan catatan bahwa semua barang-barang yang dijaminkan

haruslah dalam kondisi baik dalam arti masih dapat digunakan atau bernilai. Hal ini bagi pegadaian penting mengingat apabila nasabah tidak dapt mengembalikan pinjamannya, maka barang jaminan akan dilelang sebagai penggantinya.

Selanjutnya, Jenis-jenis barang yang tidak dapat di gadaikan, antara lain:

(6)

 Senjata api, aminisi, dan misiu

 Barang yang disewa belikan

 Barang milik pemerintah

 Barang ilegal

7. Kegiatan Usaha Pegadaian

Kegiatan pegadaian umumnya meliputi 2 hal, yaitu menghimpunan dana dan penggunaan dana, yaitu:

a. Penghimpunan dana (Funding Product)

Pegadaian sebagai lembaga keuangan tidak diperkenankan menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk simpanan, misalnya: giro, deposito dan tabungan sebagaimana perbankan. Untuk memenuhi kebutuhan dananya untuk melakukan kegiatan usahanya, maka pegadaian memiliki sumber-sumber dana, sebagai berikut:

1) Modal sendiri, terdiri dari:

a) Modal awal, yaitu kekayaan Negara diluar APBN

b) Penyertaan modal pemerintah

c) Laba ditahan, laba ditahan ini merupakan akumulasi laba sejak perusahaan perum pagadaian

berdiri.

2) Pinjaman jangka pendek dari perbankan

3) Bekerjasama dengan pihak ke-3 dalam memanfaatkan aset perusahaan dalam bidang bisnis

properti, seperti dalam pembangunan gedung kantor dan pertokoan dengan sistem BOT,build, operate, dan transfer

4) Dari masyarakat melalui penerbitan obligasi

5) Mengadakan kerjasama dengan lembaga keuangan lainnya, baik perbankan maupun non

perbankan

b. Pengguna Dana

Dana yang berhasil dihimpun digunakan untuk mendanai kegiatan perum pegadaian. Dana tersebut antara lain digunakan untuk hal-hal berikut:

1) Uang kas dan dana likuid lain

2) Pendanaan kegiatan operasional

3) Pembelian dan pengadaan berbagai macam bentuk aktiva tetap dan investaris

4) Penyaluran dana

5) Investasi lain

6) Pinjaman pegawai, kredit yang diberikan kepada pegawai yang berpenghasilan tetap.

(7)

Sebagai lembaga keuangan non bank yang berfungsi majemuk, maka dalam menjalankan usahanya pegadaian memiliki beberapa produk dan jasa yang dapat dimanfaatkan masyarakat.

Dalam perkembangan dunia pegadaian dewasa ini, bentuk perolehan pendapatan pegadaian dapat berupa transaksi yang berasal dari biaya administrasi, jasa titipan, jasa taksiran, galeri 24, dan lain-lain. Sebagaimana berikut:

a. Pemberian pinjaman atas hukum gadai

Merupakan kredit jangka pendek dengan memberikan pinjaman tunai dengan jaminan benda bergerak.

Contoh : menggadaikan emas / perhiasan.

b. Penaksiran nilai barang

Bagi masyarakat yang akan mengetahui harga atau nilai harta benda miliknya dapat menggunakan jasa penaksiran barang ini dengan biaya yang relatif ringan.

c. Penitipan barang

jika akan berpergian cukup lama ,masyarakat biasa memakai jasa ini untuk menjamin keamanan harta simpanannya.

d. Jasa lainnya

Pegadaian dapat memberikan produk dan jasa lain, seperti kredit kepada pegawai dengan penghasilan tetap.

9. Organisasi dan Tata Kerja Pegadaian

Perjan pegadaian berada dibawah departemen teknis Departemen keuangan. Secara operasional pengawasan kerja dilakukan oleh Ditjen moneter meliputi proses penilaian dan pengesahan rencana kerja dan anggaran perusahaan; pemberian izin investasi, penarikan kredit dan pelepasan asset perusahaan; penilaian laporan keuangan dan kinerja manajemen serta kinerja perusahaan. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Sekretariat jenderal Departemen keuangan meliputi penentuan struktur organisasi, perubahan dan tata kerja perusahaan, segala sesuatu tentang kepegawaian atau personalia misalnya pengangkatan pegawai, kenaikn pangkat, dan penetapan jabatan dan formasi kepegawaian.

Mengenai pokok-pokok pengaturan kegiatan kerja antara lain adalah sebagai berikut. Kepala pegadaian pusat berwenang menentukan besarnya plafon kredit, tingkat bunga (sewa) modal yang dibebankan kepada para nasabah penggadai, janhka waktu pinjaman, jenis barang bergerak yang dapat digadaikan atau tidak, standar nilai taksiran dan cara penebusan serta tata cara lelang. Pejabat pamong praja (bupati atau wedana) ikut mengawasi kegiatan kepala cabang atau usaha pegadaian negeri.

10. Latar Belakang Pegadaian Syariah

(8)

dalam bidang ahli menaksir barang, adapun pegadaian sudah mempunyai ahli penaksir barang akan tetapi dananya sangat terbatas. Maka dari itu perlu adanya kerjasama antara pegadaian dengan bank dengan prinsip bagi hasil.

Pada dasarnya saat akad perjanjian gadai merupakan akad utang piutang. Namun akad utang piutang gadai mensyaratkan adanya penyerahn barang dari pihak yang berhutang sebagai jaminan utangnya. Apabila terjadi penambahan sejumlah uang atau penentuan persentase tertentu dari pokok utang, maka hal tersebut termasuk perbuatan riba, dan riba merupakan suatu hal yang dilarang oleh syara’.

Aspek syariah tidak hanya menyentuh bagian operasionalnya saja, pembiayaan kegiatan dan pendanaan bagi nasabah, harus diperoleh dari sumber yang benar-benar terbebas dari unsur riba. Dalam hal ini, seluruh kegiatan Pegadaian syariah termasuk dana yang kemudian disalurkan kepada nasabah, murni berasal dari modal sendiri ditambah dana pihak ketiga dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Pegadaian telah melakukan kerja sama dengan Bank Muamalat sebagai fundernya, ke depan Pegadaian juga akan melakukan kerjasama dengan lembaga keuangan syariah lain untuk memback up modal kerja.

11. Kendala pengembangan pegadaian syariah

Dalam realisasi terbentuknya pegadaian syari’ah dan praktek yang telah dijalankan bank yang menggunakan gadai syari’ah ternyata menghadapi kendala-kendala sebagai berikut:

a. Pegadaian syari’ah relatif baru sebagai suatu system keuangan

b. Masyarakat kurang familiar dengan produk rahn dilembaga keuangan syari’ah

c. Kebijakan pemerintah tentang gadai syari’ah belum akomodatif terhadap keberadaan

pegadaian syari’ah

d. Pegadaian kurang popular

12. Strategi Pengembangan dan Mekanisme Pegadaian Syari’ah

Adapun usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengembangkan pegadaian syari’ah antara lain:

a. Banyak mensosialisasikan kepada masyarakat

b. Pemerintah perlu mengakomodir keberadaan-keberadaan pagadaian syari’ah dengan

membuat peraturan pemerintah atau undang-undang pegadaian syari’ah

13. Mekanisme Pegadaian Syari’ah

Operasi pegadaian syari’ah menggambarkan hubungan antara nasabah dan pegadaian. Adapun teknis pegadaian syari’ah adalah sebagai berikut:

a. Nasabah menjaminkan barang kepada pegadaian syari’ah untuk mendapatkan pembiayaan

(9)

b. Pegadaian syari’ah dan nasabah menyetujui akad nikah

c. Pegadaian syari’ah menerima biaya gadai, seperti biaya penitipan barang, biaya pemelihara,

penjagaan dan biaya penaksira yang dibayar pada awal transaksi oleh nasabah

d. Nasabah menebus barag yang digadaikan setelah jatuh tempo.

14. Landasan Konsep Pegadaian Syari’ah

Sebagaimana halnya instritusi yang berlabel syariah, maka landasan konsep pegadaian Syariah juga mengacu kepada syariah Islam yang bersumber dari Al Quran dan Hadist Nabi SAW. Adapun landasan yang dipakai adalah :

Quran Surat Al Baqarah : 283

Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu

tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

15. Perbedaan Gadai Konvensional dengan syari’ah Produk konvensional

1. Kredit Cepat dan Aman ( KCA ) 2. Kredit Angsuran Fidusia (KREASI) 3. Kredit Angsuran Sistem Gadai

(KREASIDA )

4. Gadai Syariah ( RAHN )

5. Kredit Tunda Juak Komoditas Pertanian _ Kredit Gabah

6. Jasa Taksiran 7. Jasa Titipan 8. Gadai Saham

9. Kredit Usaha Rumah Tangga (KRISTA )

Produk Jasa Gadai Syariah

Pemberian pinjaman, atau pembiayaan Penaksiran nilai harta benda

Penitipan barang berupa sewa atau ijarah Gold Counter, yaitu jasa penyediaan fasilitas

berupa penjualan emas

Penerbitan obligasi syariah

Mengadakan kerja sama atau syirkah

dengan lembaga keuangan lainnya

Pendanaan kegiatan operasional

Penyaluran dana yang ad

Investasi lain

(10)

adalah bunga yang bersifat akumulatif. Sedangkan perbankan syariah biaya gadai ditetapkan sekali dan dibayarkan dimuka.

Jadi secara umum sudah ada dua jenis jasa pegadaian yaitu, jasa gadai konvesioanl dengan pola bunga serta pembayaran bersama pokoknya dan jasa gadai syariah dengan perbedaan mendasar dalam hal pembayaran biaya. Permasalahan Syar’i pada Gadai Konvensional adalah adanya riba Peminjam harus memberi tambahan sejumlah uang atau presentase tertentu dari pokok hutang atau pada waktu lain yang telah ditentukan penerima gadai atau disebut juga bunga gadai/sewa modal.

(11)

Ada beberapa perbedaan antara bank dan lembaga keuangan bukan bank, yaitu :

1. Lembaga keuangan bank (disebut bank saja) merupakan lembaga keuangan yang paling lengkap kegiatannya yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman serta melaksanakan kegiatan jasa keuangan lainnya, sedangkan Lembaga keuangan non bank (disebut lembaga keuangan lainnya) kegiatannya difokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya : *perusahaan leasing menyalurkan dana dalam

bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa (lessee), *pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan barang bergerak.

2. Bank dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka. Sedangkan LK Non Bank tidak dapat secara langsung

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito berjangka.

3. Bank Umum dapat menciptakan uang giral yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Sedangkan LK Non Bank tidak bisa melakukan hal

tersebut.

NB : “dari simpanan masyarakat yang berupa giro, disamping dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran dalam suatu transaksi dengan menggunakan cek atau bilyet giro, bagi bank umum giro juga dapat dipergunakan untuk menciptakan uang giral.

apakah beda bank dengan pegadaian?

mustinya ada bedanya.

namun dari keterangan beberapa pengusaha golongan ukm dan pengusaha kelas menengah, bank pada saat ini tidak ada bedanya dengan pegadaian.. kalau kau mau minta kredit, pertanyaan utamanya adalah apakah kau memiliki harta tak bergerak atau tidak, setelah pertanyaan proforma seperti apakah tujuan penggunaan kredit itu.

kalau memang benar demikian keadaannya, kapankah bank akan dapat membantu pengusaha ukm dan menengah yang tidak memiliki harta tetap, sementara dari sisi kelayakan usahanya sebetulnya feasible untuk dapat dikembangkan.

(12)

Pegadaian VS Bank Syariah

Bulan lalu saya ke pegadaian untuk pertama kalinya. Untuk menggadai emas? Bukan, untuk menggadai cinta! Haha, ya iyalah gadai emas. Tujuannya untuk mempelajari lebih untung mana menggadai di Pegadaian atau di Bank Syariah (*banyak omong, padahal BU, hihi).

Ternyata dua-duanya sama-sama memiliki kelonggaran dan kesempitan layaknya busana. Bank Syariah:

1. Biaya titip yang variatip di tiap bank, (kalau di pegadaian tidak ada biaya titip, tapi ada bunga). Karena dihitung berdasarkan jumlah gram emas yang kita titip per bulan.

2. Hanya buka di hari kerja.

3. Mesti jadi nasabah dulu di bank tempat kita nitip.

4. Mesti 2 kali ganti angkot (ini mah personal banget). Pegadaian

1. Gak ada biaya titip, cihuy!!! Ish, jangan girang dulu, meski gak ada biaya titip, namun ada bunga yang jumlahnya 2% dari dana yang kita pinjam.

2. Sabtu minggu buka cuyyyyy.. jadi bisa ngibrit langsung pas butuh dana di hari sabtu atau minggu, namun, penebusan barang gadai tidak bisa dilakukan hari minggu. Enak ya, gak perlu cuti kerja.

3. Gak mesti bikin buku tabungan. 4. Sekali naik angkot.

Untuk persamaannya, sama-sama ada biaya admin dan senyum manis petugas.

karena zodiak saya libra, timbang sana timbang sini, dan parameter utama saya dalam menimbang adalah uang, mari melakukan simulasi.

Pegadaian Mengharapkan Rakyat Kita Terus Miskin?

(13)

Bertolak dari sedikit uraian diatas, jelas sekali perbedaan fungsi antara Bank dengan

Pegadaian. Bank memberikan kreditnya kepada nasabah berdasar pada analisa kemampuan bayar si nasabah atas usaha yang dilakukannya. Sedangkan pegadaian memberikan

pinjaman lebih menitik beratkan kepada nilai barang yang diterimanya (yang digadaikan) oleh nasabahnya, tanpa melihat kemampuan bayar si peminjam. Untuk barang yang tidak ditebus pada waktunya, pegadaian dapat dengan mudah melelang barang tersebut. Dengan kata lain pegadaian pada posisi aman, terhadap resiko pinjaman bermasalah.

Dalam hal ini keberadaan pegadaian ditengah masyarakat sebenarnya adalah untuk membantu masyarakat miskin kebanyakan yang kesulitan keuangan, misal :

 Masyarakat yang terkena PHK maka sementara belum bekerja lagi salah satu jalan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari bisa datang ke Pegadaian.

 Biaya masuk sekolah anak-anak

 Biaya pengobatan karena salah satu keluarga perlu ke rumah sakit

 Masyarakat terkena bencana (banjir, gagal panen)

 Dan lain-lain yang sifatnya lebih kepada kebutuhan darurat.

Maka kita merasa risi bila mendengar Pegadaian membuat Target ditahun 2010 ini akan menyalurkan kredit sampai Rp. 66 Triliun. Untuk pencapaian target tersebut Pegadaian akan menambah/membuka Gerainya sebayak 1500 gerai diluar Jawa. Hal target ini dikemukakan sendiri oleh Dirut Perum Pegadaian Pusat yang dikutip Antara dan kami membacanya di Harian Kompas terbitan Minggu , 3 Januari 2010.

Apa yang dikemukakan oleh Dirut Perum Pegadaian itu, menimbulkan pertanyaan bagi kita tentang maksud dibalik pelontaran angka target yang ditetapkan itu, apakah :

 Pegadaian merasa tidak yakin dengan upaya-upaya pemerintah dalam mengurangi jumlah penduduk miskin di Indonesia, sehingga pegadaian seakan bersiap-siap menghadapi situasi ini. Artinya Pegadaian berasumsi jumlah penduduk miskin Indonesia akan terus bertambah. Padahal sesungguhnya Pegadaian cukup

berkoordinasi dengan Pemerintah (Menteri Keuangan) untuk meminta tambahan dana setiap saat sesuai kebutuhan.

 Pegadaian seakan bangga dengan prestasi yang dicapai, dimana total pinjaman yang disalurkan terus membesar setiap tahun, seharusnya Pegadaian itu harus bangga kalau total pinjaman semakin berkurang, artinya tingkat kehidupan atau daya beli

masyarakat kebanyakan semakin membaik. (berkurang bukan berarti karena tingkat pelayanan dari pegadaian yang tidak baik, tetapi sekali lagi lebih kepada karena tingkat kehidupan masyarakat yang semakin membaik)

 Penonjolan tingkat keuntungan yang dicapai seolah menjadi kebanggaan, padahal fungsi sosial tidak kalah pentingnya dan harus menjadi yang utama pula.

Demikian tanggapan sederhana kami tentang target yang dilontarkan oleh Dirut Perum Pegadaian.

(14)

Hak gadai atas pinjaman uang

Adanya agunan sebagai jaminan utang

Tidak boleh mengambil manfaat barang yang digadaikan

Biaya barang yang digadaikan ditanggung oleh para pemberi gadai

Apabila batas waktu pinjaman uang habis barang yang digadaikan boleh dijual atau dilelang.

b) Perbedaan

* Pegadaian konvensional

Gadai menurut hukum perdata disamping berprinsip tolong menolong juga menarik keuntungan dengan cara menarik bunga atau sewa modal

Dalam hukum perdata hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak

Adanya istilah bunga (memungut biaya dalam bentuk bunga yang bersifat akumulatif dan berlipat ganda)

Dalam hukum perdata gadai dilaksanakan melalui suatu lembaga yang ada di Indonesia disebut Perum Pegadaian

Menarik bunga 10%-14% untuk jangka waktu 4 bulan, plus asuransi sebesar 0,5% dari jumlah pinjaman. Jangka waktu 4 bulan itu bisa terus diperpanjang, selama nasabah mampu membayar bunga

* Pegadaian syariah

Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara sukarela atas dasar tolong menolong tanpa mencari keuntungan/ mencari keuntungan yang sewajarnya.

Rahn berlaku pada seluruh benda baik harus yang bergerak maupun yang tidak bergerak Dalam rahn tidak ada istilah bunga (biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan penaksiran). Singkatnya biaya gadai syariah lebih kecil dan hanya sekali dikenakan Rahn menurut hukum Islam dapat dilaksanakan tanpa melalui suatu lembaga

Hanya memungut biaya (termasuk asuransi barang) sebesar 4% untuk jangka waktu 2 bulan. Bila lewat 2 bulan nasabah tak mampu menebus barangnya, masa gadai bisa diperpanjang dua periode. Jadi. Total waktu maksimalnya 6 bulan. ”Tidak ada tambahan pungutan biaya untuk perpanjangan waktu. Tapi, jika melewati masa 6 bulan, pihak pegadaian akan langsung mengek-sekusi barang gadai.

9. Kesimpulan

Gadai dalam fiqh disebut rahn, yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’ artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil sebagai tebusan, Sedangkan secara umum pengertian usaha gadai adalah dengan lembaga gadai. kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah.

Dari uraian ini dapat dicermati perbedaan yang cukup mendasar dari teknik transaksi Pegadaian Syariah dibandingkan dengan Pegadaian konvensional, yaitu

1. Di dalam pegadaian konvensional mengenal sistem bunga tetapi di pegadaian syariah mengenal bagi hasil atau (biaya penitipan, pemeliharaan, penjagaan dan penaksiran) dikenakan lebih kecil dan hanya sekali dikenakan

(15)

Mekanisme Kerja Pegadaian Konvensional dan Syariah

“Dalam pegadaian, obyek yang digadaikan biasanya terdiri dari emas dan perhiasan lainnya. Meskipun perhiasan berlian kurang diminati oleh pegadaian, karena beberapa factor dalam prakteknya yaitu adanya penipuan. Jadi yang lebih diminati adalah emas, karena lebih mudah ditandai keasliannya. Selain perhiasan, diterima pula kendaraan seperti mobil, motor dll, meskipun tetap yang lebih disukai adalah emas. Cara kerja pegadaian yang konvensional ini adalah dengan cara: orang yang perlu uang datang ke tempat pegadaian, mereka akan menyerahkan barang yang akan digadaikan, barang yang akan digadaikan ini akan ditaksir oleh petugas, dan nilai taksirannya akan diberikan dalam bentuk uang. Sehingga orang yang memerlukan uang itu akan menerima sejumlah uang, sesuai nilai taksir barang yang

digadaikannya. Mereka biasanya menggadaikan barangnya selama 4, 6 bulan, sesuai yang disepakati, tapi biasanya tidak lebih dari 1 tahun. Jadi biasanya kegunaannya ini agak berbeda dari bank yang bisa 2 atau 3 tahun, ini untuk kegunaan yang mendesak.”

Layaknya pada lembaga keuangan lainnya, pegadaian pun mengenakan bunga untuk jasa yang dilakukannya.

“Dari jumlah uang yang diberikan tersebut, maka pegadaian akan mengenakan jasa uang, atau yang di perbankan disebut bunga. Sehingga orang yang menggadaikan tadi akan

membayarkan bunga, dan pada saat jatuh temponya mereka akan membayar kembali barang tersebut, sehingga mereka memperoleh kembali barangnya. Secara ringkas itu adalah cara kerja pegadaian yang konvensional.”

Sedangkan pada pegadaian syariah, proses pinjam-meminjamnya masih sama dengan pegadaian konvensional. Secara umum tidak ada perbedaan dari sisi peminjam. Hanya saja, bunga yang dikenakan pada pegadaian konvensional, diganti dengan biaya penitipan pada pegadaian syariah.

“Sedangkan pegadaian syariah mempunyai mekanisme yang sedikit berbeda. Yaitu yang pertama, apabila ada orang yang membutuhkan uang dan mereka datang ke pegadaian syariah, maka secara teknis akan dilakukan penaksiran terhadap barang yang akan

(16)

sekian. Sehinga yang terjadi di pegadaian syariah ini, nasabah dikenakan charge berupa biaya tempat pentipian. Jadi mereka membayar biaya sewa penitipan.” Selain dari biaya sewa penitipan yang menggantikan bunga, dalam pegadaian syariah peminjam cuma bisa

menggadaikan barang dalam bentuk emas, dan belum bisa dalam bentuk barang yang lainnya seperti pada pegadaian konvensional.

“Di dalam pegadaian syariah juga, perbedaan berikutnya, yang dilakukan sejauh ini hanya gadai emas saja. Sedangkan gadai perhiasan di luar emas, yang dinilai emasnya saja. Begitu juga gadai mobil, motor, belum dilakukan di pegadaian syariah. Sehingga dalam pegadaian syariah ini masih terbatas dalam emas saja dan dikenakan biaya penyewaan tempat penitipan. Sama dengan konvensional, di pegadaian syariah pun jangka waktunya tidak panjang. Hanya sekitar 4, 6, 8 atau 12 bulan saja. Tidak melebihi dari itu, karena pegadaian ini harus kita gunakan secara hati hati untuk keperluan yang betul-betul mendesak dan penting saja. Untuk kebutuhan lain, pegadaian bukanlah tempat yang cocok untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya lebih jangka panjang dan nilainya lebih besar.”

Kelebihan dan Kekurangan Pegadaian

Pegadaian sebagai lembaga perkreditan milik pemerintah tentunya mempunyai kelebihan maupun kekurangan dibandingkan dengan bank. Adapun kelebihan-kelebihan tersebut antara lain:

1. Persyaratan ringan dan mudah;

2. Prosedurnya sederhana;

3. Tidak dipungut biaya administrasi;

4. Tidak perlu membuka rekening seperti tabungan, deposito ataupun giro;

5. Suatu saat uang dibutuhkan, saat itu juga uang dapat diperoleh;

6. Keanekaragaman barang yang dapat dijadikan jaminan;

7. Angsuran ringan karena tidak ditentukan besarnya, sehingga dapat diangsur sesuai

kemampuan;

8. Penetapan bunga dengan sistem bunga menurun. Jadi bunga dibebankan atas dasar

sisa pinjaman;

9. Apabila telah jatuh tempo pinjamannya dan hutang pokok belum dapat dibayar, maka

jangka waktu pinjaman dapat diperpanjang, dengan membayar bunga lebih dahulu;

10. Memperoleh tenggang waktu pelunasan 2 minggu setelah jatuh tempo tanpa dibebani

(17)

1. Sewa modal Pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan; 2. Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai;

3. Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke Pegadaian, sehingga barang

tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan; dan

Referensi

Dokumen terkait

Direksi bank dapat memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya kepada bank lain. Tukar-menukar informasi antarbank dimaksudkan untuk memperlancar dan mengamankan kegiatan

“ BANK adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

25   Intermediasi  Keuangan   (Financial  Intermediary) LEMBAGA INTERMEDIASI KEUANGAN : Bank Umum LKBB Unit Surplus Sekuritas Primer Kredit Arus Tabungan Sekuritas

Lending adalah suatu kegiatan menyalukan dana atau memberikan pinjaman kepada masyarakat dana yang tersebut berasal dari masyarakat yang menyimpan uang di bank

Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah badan usaha yang melakukan kegiatan di bidang keuangan, secara langsung ataupun tidak langsung, menghimpun dana dari masyarakat dan

Lembaga keuangan adalah suatu badan yang bergerak dibidang keuangan untuk menyediakan jasa bagi nasabah atau masyarakat.. Lembaga Keangan memiliki fungsi utama

Merupakan lembaga keuangan yang bertujuan memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, melalui simpanan, pinjaman/pembiayaan terhadap usaha

2.8 LEMBAGA KEUANGAN Pengertian Lembaga Keuangan adalah suatu institusi atau badan usaha yang bergerak di bidang jasa keuangan yang menghimpun aset dalam bentuk dana dari masyarakat