• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB ACARA 10 PALEON UGA[1]grgtggrgrg

N/A
N/A
Delon Firdaus

Academic year: 2024

Membagikan "BAB ACARA 10 PALEON UGA[1]grgtggrgrg"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TADULAKO

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ACARA X : PENENTUAN UMUR RELATIF

LAPORAN

Oleh:

DELON FIRDAUS F12122022 KELOMPOK 1

PALU 2023 BAB I

(2)

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Fosil merupakan sisa, jejak maupun cetakan dari makhluk hidup (hewan, tumbuhan maupun manusia) yang terawetkan dalam suatu endapan sedimen yang telah terendapkan selama ribuan tahun yang lalu. fosil merupakan alat terbaik dalam mempelajari, mengkaji dan menguji teori evolusi.

Dahulu teori evolusi diuji dengan melihat fosil-fosil yang merupakan peninggalan makhluk hidup pada masa lampau. Perkembangan teori evolusi saat ini sudah menggunakan berbagai metode mutakhir, tetapi jelas tidak hanya ke arah masa kini dengan memanfaatkan DNA saja [CITATION Mus141 \t \l 1033 ].

Dalam ilmu geologi, tujuan mempelajari fosil adalah untuk mempelajari perkembangan kehidupan yang pernah ada di muka bumi sepanjang sejarah bumi,mengetahui kondisi geografi dan iklim pada zaman saat makhluk hidup tersebut ada, menentukan umur relatif batuan yang terdapat di alam berdasarkan kandungan fosilnya, untuk menentukan lingkungan

pengendapan batuan didasaekan pada sifat dan ekologi kehidupan fosil yang dikandung dalam batuan tersebut, untuk korelasi antar batuan yang terdapat di alam (biostratigrafi) yaitu dengan dasar kandungan fosil yang sejenis atau seumur.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dalam praktikum kali ini yaitu:

1. Agar praktikkan dapat mengetahui definisi Umur relatif batuan dan Fosil Planktonik.

2. Agar praktikan dapat melakukan penentuan umur relatif pada batuan.

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dalam praktikum kali ini yaitu:

1. Praktikan dapat mengetahui pengertian dari umur relatif pada batuan.

2. Praktikan dapat menentukan umur relatif pada batuan.

BAB II

(3)

PENDAHULUAN 1.1 Fosil Planktonik

Fosil planktonik merujuk pada sisa-sisa organisme mikroskopis yang hidup di perairan dan cenderung mengapung di permukaan laut atau air tawar.

Organisme-organisme ini termasuk dalam kelompok plankton, yang melibatkan makhluk-makhluk yang tidak dapat bergerak secara mandiri dan bergantung pada aliran air atau arus laut untuk berpindah tempat. Fosil planktonik dapat ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen dan menyimpan informasi berharga tentang sejarah kehidupan laut dan kondisi lingkungan di masa lalu.

1.1.1 Jenis-jenis Fosil Planktonik

Jenis-jenis fosil planktonik, termasuk foraminifera, nannoplankton, dan diatoms, merupakan kelompok mikrofosil yang memainkan peran penting dalam penelitian paleontologi dan geologi. Berikut adalah penjelasan singkat tentang masing-masing jenis fosil planktonik tersebut:

1) Foraminifera

Foraminifera adalah kelompok mikrofosil berkerangkap kalsium yang dapat ditemukan di lingkungan laut dan air tawar. Organisme ini memiliki tubuh berbentuk kerang yang disebut "test," yang terbuat dari kalsium karbonat atau partikel organik. Foraminifera hidup di berbagai kedalaman laut, dari perairan dangkal hingga laut dalam. Bentuk dan struktur test dapat bervariasi, dan ini menjadi kunci identifikasi spesies.

Foraminifera sering digunakan dalam biostratigrafi untuk menentukan umur relatif batuan dan memberikan informasi tentang kondisi

lingkungan laut.

(4)

Gambar 2.1 Contoh fosil foraminifera planktonic

2) Nannoplankton

Nannoplankton adalah kelompok mikrofosil yang terdiri dari mikroskopis algae, terutama dari kelas Coccolithophoridae.

Organisme ini menghasilkan cakram-cakram kalsium karbonat yang disebut coccoliths. Coccoliths dapat bervariasi dalam bentuk dan ukuran, dan identifikasi nannoplankton melibatkan analisis morfologi coccoliths di bawah mikroskop. Nannoplankton memberikan

informasi tentang kondisi oseanografi, suhu permukaan laut, dan perubahan iklim di masa lalu. Coccolithophores juga memainkan peran penting dalam siklus karbon laut.

Gambar 2.2 Coccolithophores

(5)

3) Diatoms

Diatoms adalah alga mikroskopis yang memiliki dinding sel yang terbuat dari silika. Mereka umumnya merupakan bagian dari fitoplankton. Identifikasi diatoms melibatkan pengamatan mikroskopis terhadap pola dan bentuk dinding sel yang sangat beragam. Diatoms memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi, dan mereka dapat ditemukan di air tawar dan laut. Fosil diatoms memberikan petunjuk tentang sejarah kelimpahan fitoplankton dan kondisi ekosistem laut di masa lalu. Mereka juga digunakan dalam penelitian paleoklimatologi dan studi lingkungan.

Gambar 2.3 contoh diatom planktonik

1.1.2 Morfologi dan Struktur Fosil Planktonik

Fosil planktonik, seperti foraminifera, nannoplankton, dan diatom, merupakan mikroorganisme laut yang memiliki ciri-ciri morfologi dan struktur yang unik. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai morfologi dan struktur masing-masing:

1. Foraminifera

Foraminifera adalah protista dengan cangkang kalsium karbonat yang terdiri dari satu atau banyak sel. Cangkang ini memiliki lubang yang memungkinkan organisme ini berkomunikasi dengan

lingkungannya. Morfologi dan struktur foraminifera dapat mencakup:

(6)

Gambar 2.4 Gambar morfologi serta struktur foraminifera planktonik

1) Test merupakan cangkang kalsium karbonat yang menjadi kerangka luar organisme foraminifera.

2) Aperture adalah lubang atau pembukaan pada test yang

memungkinkan pseudopodia (anggota tubuh yang menonjol) keluar dan berfungsi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

3) Suture merupakan garis atau pola yang terbentuk di mana bagian- bagian test foraminifera bertemu atau bersatu.

4) Septum atau partisi atau dinding tipis di dalam test yang memisahkan ruang-ruang di dalamnya.

5) Pseudopodia merupakan ekstensi aliran sitoplasma yang menonjol keluar melalui aperture untuk pergerakan dan penangkapan

makanan.

6) Endoplasm bagian dalam sitoplasma organisme yang berisi inti (nucleus) dan struktur-struktur lainnya.

7) Nucleus struktur inti sel yang mengandung materi genetik (DNA) dan mengatur fungsi-fungsi sel.

8) Golgi Body merupakan bagian sel yang bertanggung jawab atas pemrosesan, penyimpanan, dan pengiriman protein dan molekul lain dalam sel.

9) Foramen atau lubang atau saluran pada test yang memungkinkan pseudopodia keluar dari organisme.

(7)

10)Proloculus adalah bagian terdalam dari test yang merupakan ruang awal pertumbuhan.

2. Nannoplankton

Foraminifera nannoplankton adalah kelompok mikroorganisme laut kecil yang termasuk dalam filum Foraminifera. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai morfologi dan struktur foraminifera nannoplankton:

Gambar 2.5 Gambar morfologi serta struktur foraminifera nannoplankton

1) Coccosphere struktur bola atau bola kecil yang terbentuk oleh coccoliths (plak kalsium karbonat) di sekitar sel foraminifera nannoplankton.

2) Open central area merupakan daerah terbuka di tengah

coccosphere yang memungkinkan interaksi dengan lingkungan sekitar.

3) Rim batas atau tepi dari coccosphere.

4) Inner circle merupakan daerah dalam coccosphere yang mungkin mengandung organisme foraminifera itu sendiri.

5) Coccolith merupakan plak kalsium karbonat yang membentuk coccosphere dan memberikan perlindungan terhadap sel.

6) Test struktur luar yang melibatkan coccosphere dan membentuk kerangka foraminifera nannoplankton.

(8)

7) Aperture pembukaan atau lubang di dalam test yang

memungkinkan pseudopodia (proyeksi sitoplasma) keluar dan berinteraksi dengan lingkungan.

8) Nucleus atau struktur inti sel yang mengandung materi genetik (DNA) dan mengatur fungsi sel.

9) Endoplasm merupakan bagian dalam sitoplasma yang berisi inti dan organel-organel sel lainnya.

10)Ectoplasm merupakan bagian luar sitoplasma yang berpartisipasi dalam pergerakan dan penangkapan makanan.

11)Ribosomes adalah struktur kecil di dalam sel yang berfungsi sebagai tempat sintesis protein.

12)Golgi Body merupakan organel sel yang bertanggung jawab untuk pemrosesan, penyimpanan, dan pengiriman protein dan molekul lain.

13)Mitochondria merupakan organel sel yang berperan dalam produksi energi sel melalui respirasi seluler.

14)Reticulose Pseudopodia with Granules merupakan pseudopodia dengan struktur berserat yang membentuk jaringan (retikulum) dan mengandung granula, berfungsi untuk pergerakan dan penangkapan makanan.

3. Diatom

a. Morfologi Diatom

Morfologi atau karakteristik fisik diatom cukup menarik dan unik. Diatom sangat kecil, biasanya berukuran antara 2 hingga 200 mikrometer, meskipun beberapa bisa lebih besar. Mereka memiliki warna yang berbeda karena kloroplasnya yang berwarna coklat kekuningan, yang penting untuk fotosintesis. Kloroplas ini

(9)

memiliki struktur yang menarik dengan empat membran sel dan mengandung pigmen seperti fucoxanthin.

1) Diatom biasanya tidak memiliki flagela, yang merupakan struktur seperti cambuk yang membantu gerakan, kecuali untuk beberapa jenis gamet jantan. Gamet ini memiliki struktur khusus yang mencakup mastigoneme, yaitu rambut- rambut kecil yang ditemukan pada kelompok organisme lain.

2) Salah satu ciri diatom yang paling mencolok adalah

penampilannya yang indah, sering disebut sebagai "permata laut" atau "opal hidup". Mereka memiliki pewarnaan unik yang berasal dari dinding selnya yang rumit dan berpori yang terutama terbuat dari silika. Dinding ini dapat memiliki berbagai pola, pori, duri, dan tonjolan, yang digunakan untuk mengklasifikasikan berbagai jenis diatom.

3) Sel diatom terdiri dari dua bagian, masing-masing berisi pelat datar yang disebut katup, dan pita penghubung yang disebut korset. Bagian ini memiliki nama khusus: bagian yang lebih kecil adalah hipoteka, dan bagian yang lebih besar adalah epiteka. Diatom hadir dalam berbagai bentuk, seperti lingkaran, segitiga, persegi, dan elips, tetapi semuanya

memiliki cangkang keras yang terbuat dari opal (asam silikat).

4) Diatom dapat dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bentuk cangkangnya. Kelompok pertama disebut diatom sentris, yang memiliki simetri radial. Mereka memiliki katup atas dan bawah yang dapat meluncur di bawah satu sama lain, memungkinkan sel untuk mengembang. Kelompok kedua disebut diatom pennate, yang memiliki simetri bilateral. Katup mereka memiliki celah di sepanjang raphe, dan mereka bergerak dengan mengalirkan sitoplasma di sepanjang celah ini.

(10)

5) Pada diatom sentris, sitoplasma melapisi permukaan bagian dalam cangkang dan mengelilingi vakuola sentral besar yang berisi cairan yang disebut “getah sel”. Vakuola sentral ini berperan penting dalam struktur dan fungsi sel. Diatom sentris memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda, ditentukan oleh arah perluasan cangkangnya dan apakah ia memiliki duri.

b. Struktur Diatom/Anatomi

Anatomi diatom mengacu pada berbagai struktur dan organel yang membentuk organisme bersel tunggal ini. Berikut adalah beberapa komponen kunci dari anatomi diatom:

Gambar 2.6 Struktur diatom

1) Inti

Nukleus seperti pusat kendali sel diatom. Ini memegang materi genetik, yang berisi instruksi untuk pertumbuhan, reproduksi, dan fungsi diatom lainnya.

2) Nukleolus

Di dalam nukleus, Anda dapat menemukan nukleolus. Di sinilah kromosom, yang membawa informasi genetik, berada.

Aparatus 3) Golgi

(11)

Aparatus Golgi bertanggung jawab untuk memodifikasi protein dan mengemasnya untuk dikirim keluar sel. Ini seperti kantor pos yang menyiapkan dan mengirimkan molekul- molekul penting.

4) Dinding sel

Dinding sel adalah membran luar sel diatom. Ini memberikan struktur dan perlindungan, seperti dinding rumah.

5) Pirenoid

Pirenoid adalah pusat fiksasi karbon. Di sinilah diatom mengambil karbon dioksida dari lingkungan dan

mengubahnya menjadi senyawa organik melalui fotosintesis.

6) Kromatofor

Ini adalah struktur membran yang membawa pigmen. Pigmen ini membantu diatom menyerap cahaya, yang penting untuk fotosintesis.

7) Vakuola

Vakuola seperti kompartemen penyimpanan kecil di dalam sel. Mereka mengandung cairan dan molekul lain. Anggap saja sebagai balon air kecil.

8) Helai sitoplasma

Untaian ini membantu menahan nukleus di tempatnya dan memberikan dukungan pada struktur sel.

9) Mitokondria

Mitokondria seperti pembangkit tenaga kecil sel. Mereka menciptakan ATP, yang merupakan mata uang energi yang dibutuhkan diatom untuk menjalankan aktivitasnya.

10) Katup / Striae

(12)

Diatom memiliki ciri unik yang disebut katup atau striae. Ini seperti pintu kecil yang memungkinkan nutrisi masuk ke dalam sel dan limbah keluar. Mereka membantu diatom berinteraksi dengan lingkungannya.

Fosil planktonik memiliki peranan penting dalam biostratigrafi dan penentuan umur relatif di bidang geologi. Biostratigrafi menggunakan fosil- fosil organisme mikroskopis seperti foraminifera, nannoplankton, dan diatom sebagai petunjuk untuk mengklasifikasikan dan mengidentifikasi lapisan batuan. Kehadiran atau absennya fosil planktonik di suatu lapisan batuan memberikan informasi tentang usia relatif lapisan tersebut. Fosil planktonik memiliki tingkat evolusi yang cepat, sehingga perubahan dalam spesies fosil planktonik dapat digunakan sebagai petunjuk perbedaan usia antar lapisan.

Dengan membandingkan komposisi fosil planktonik dalam suatu sekuensi batuan, geolog dapat mengidentifikasi zona-zona biostratigrafi yang membantu dalam memahami urutan kronologis dari peristiwa geologis dan perubahan lingkungan. Dengan demikian, fosil planktonik menjadi alat penting dalam membangun kerangka waktu relatif dan menyusun sejarah geologi di berbagai wilayah.

2.2 Penarikan Umur Relatif

Penarikan umur relatif adalah suatu metode untuk menentukan urutan peristiwa geologis dan batuan dalam suatu wilayah dengan mengandalkan statigrafi,kandungan fosil beserta prinsip superposisi. Prinsip ini menyatakan bahwa dalam suatu tumpukan batuan yang tidak terganggu, batuan yang lebih tua terletak di bagian bawah sedimen, sedangkan batuan yang lebih muda terletak di bagian atasnya. Konsep ini membantu para geolog untuk

menyusun sekuensi kronologis peristiwa geologis dan membentuk dasar bagi penentuan umur relatif.

2.2.1 Pengertian Stratigrafi

(13)

Berdasarkan dari asal katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku kata, yaitu kata “strati“ berasal dari kata “stratos“, yang artinya perlapisan dan kata “grafi” yang berasal dari kata “graphic/graphos”, yang artinya gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi dalam arti sempit dapat dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan. Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu. Jadi pengertian stratigrafi yaitu suatu ilmu yang

mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan yang lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi.

Stratigrafi mengkaji tentang aturan, hubungan, dan pembentukan macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu.

1. Aturan.

Tatanama stratigrafi diatur dalam “Sandi Stratigrafi”. Sandi stratigrafi adalah aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi ataupun tidak resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama-nama tersebut seperti misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem dan sebagainya.

2. Hubungan.

Pengertian hubungan dalam stratigrafi adalah bahwa setiap lapis batuan dengan batuan lainnya, baik diatas ataupun di bawah lapisan batuan tersebut. Hubungan antara satulapis batuan dengan lapisan lainnya adalah “selaras” (conformity) atau “tidak selaras” (unconformity).

3. Pembentukan (Genesa).

Mempunyai pengertian bahwa setiap lapis batuan memiliki

genesa pembentukan batuan tersendiri. Sebagai contoh, facies sedimen marin, facies sedimen fluvial, facies sedimen delta, dan sebagainya.

4. Ruang.

(14)

Mempunyai pengertian tempat, yaitu setiap batuan terbentuk atau diendapkan pada lingkungan geologi tertentu. Sebagai contoh, genesa batuan sedimen: Darat (Fluviatil, Gurun, Glacial), Transisi (Pasang- surut/Tides, Lagoon, Delta), atau Laut (Marine: Lithoral, Neritik, Bathyal, atau Hadal).

5. Waktu.

Memiliki pengertian tentang umur pembentukan batuan tersebut dan biasanya berdasarkan Skala Umur Geologi. Contoh: Batugamping formasi Rajamandala terbentuk pada kala Miosen Awal; Batupasir kuarsa formasi Bayah terbentuk pada kala Eosen Akhir.

2.2.2 Cara Menentukan Umur Batuan

Umur batuan dapat dinyatakan kedalam dua jenis yaitu umur absolute dan umur relative. Umur absolute dinyatakan dalam tahun, sedang umur relative dinyatakan dalam penempatan suatu stratigrafi relative terhadap zaman-zaman geologi yang didasarkan pada fosil-fosil tertentu tanpa ditentukan batas-batasnnya secara geokronologi yang dinyatakan dalam skala waktu/satuan waktu dalam tahun. Namun metode penentuan umur dapat dilakukan berdasarkan radiometric, dimana batas-batas zaman/periode geologi sekarang ditentukan secara akuratradimetrik dan dinyatakan dalam jutaan tahun. Metode penentuan umur geologi yang digunakan adalah:

1. Penentuan umur batuan secara relative.

Penentuan umur relative pada batuan pada dua lapisan yang berbeda dalam satu penampang dapat ditentkan dengan meihat lapisan yang terlebih dahulu diendapakan, yang diendapkan pertama lebih tua umurnya daripada yang terendapkan setelahnya. Umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil relatif terhadap posisi batuan atau fosil di sekitarnya.

(15)

2. Penentuan umur batuan secara absolute (radiometric).

Penentuan secara absolute adalah umur yang dapat dilakukan berdasarkan unsur radioaktif yang terdapat pada batuan tersebut dengan mengukur waktu paruhnya. Penentuan umur dengan radiometri memberikan keuntungan dapat menafsirkan umur suatu contoh batuan.

Radiometri memberikan keterangan dalam jutaan tahun. Penentuan radiometri adalah menngamati pekuruhan atom-atom yang ada pada suatu batuan.

2.2.3 Sandi Stratigrafi

Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara kejadian dan aturan batuan di alam, dalam kedudukan ruang dan waktu geologi. Stratigrafi membahas aturan, hubungan, kejadian lapisan serta tubuh batuan di alam. Sandi stratigrafi dimaksudkan untuk memberikan pengarahan kepada para ahli geologi yang bekerja mempunyai persepsi yang sama dalam cara penggolongan stratigrafi. Sandi stratigrafi memberikan kemungkinan untuk tercapainya keseragaman dalam tatanama satuan- satuan stratigrafi. Pada dasarnya, Sandi Stratigrafi mengakui adanya satuan lithostratigrafi, satuan litodemik, satuan biostratigrafi, satuan sekuen stratigrafi, satuan kronostratigrafi dan satuan geokronologi.

Sandi inidapat dipakai untuk semua macam batuan. Berikut ini pengertian-pengertian mengenai Sandi Stratigrafi sebagai berikut:

1) Penggolongan Stratigrafi ialah pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara,untuk mempermudah pemerian, aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya.Kelompok bersistem tersebut diatas dikenal sebagai satuan stratigrafi.

2) Batas Satuan Stratigrafi: ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebutsebagaimana didefinisikan. Batas satuan

Stratigrafi jenis tertentu tidak harus berimpit dengan batas Satuan Stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong satu sama lain.

(16)

3) Tatanama Stratigrafi ialah aturan penamaan satuan-satuan stratigrafi, baik resmi maupuntak resmi, sehingga terdapat

keseragaman dalam nama maupun pengertian nama namatersebut seperti misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem dan

sebagainya.

4) Tatanama Satuan Stratigrafi Resmi dan Tak Resmi. Dalam Sandi Stratigrafi diakui namaresmi dan tak resmi. Aturan pemakaian satuan resmi dan tak resmi masing-masing satuan stratigrafi, menganut batasan satuan yang bersangkutan. Penamaan satuan tak resmi hendaknya jangan mengacaukan yang resmi.

5) Stratotipe atauPelapisan Jenis adalah tipe perwujudan alamiah satuan stratigrafi yangmemberikan gambaran ciri umum dan batas- batas satuan stratigrafi. Tipe ini merupakan sayatan pangkal suatu satuan stratigrafi. Stratotipe hendaknya memberikan

kemungkinan penyelidikan lebih lanjut.

a. Stratotipe Gabungan ialah satuan stratotipe yang dibentuk oleh kombinasi beberapasayatan komponen.

b. Hipostratotipe ialah sayatan tambahan (stratotipe sekunder) untuk memperluasketerangan pada stratotipe.

c. Lokasitipe ialah letak geografi suatu stratotipe atau tempat mula-mula ditentukannyasatuan stratigrafi.

6) Korelasi adalah penghubungan titik-titik kesamaan waktu atau penghubungan satuan satuanstratigrafi dengan mempertimbangkan kesamaan waktu.

7) Horison adalah suatu bidang (dalam praktek, lapisan tipis di muka bumi atau di bawah permukaan) yang menghubungkan titik-titik kesamaan waktu. Horison dapat berupa : horison listrik, horison seismik, horison fosil dan sebagainya. Istilah-istilah seperti : datum,

(17)

marker, lapisan pandu sebagai padanannya dan sering dipakai dalam keperluan korelasi.

8) Fasies adalah aspek fisika, kimia atau biologi suatu endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapkan pada waktu yang sama dikatakan berbeda fasies, kalau kedua batuan tersebut berbeda ciri fisik, kimia atau biologinya.

2.2.4 Hubungan Antar Lapisan Batuan (Stratigrafi)

Hubungan antar lapisan batuan terdiri dari:

1. Hubungan selaras (conformity) yaitu kontak yang terjadi antara dua lapisan yang sejajar dengan volume interupsi pengendapan yang kecil atau tidak ada sama sekali. Jenis kontak ini terbagi dua, yaitu kontak tajam dan kontak berangsur.

2. Hubungan tidak selaras (unconformity) adalah adanya suatu bidang erosi antara dua tubuh batuan yang disebabkan oleh adanya waktu yang hilang pada suatu urut-urutan perlapisan batuan.

1) Angular Unconformity, disebut juga ketidakselarasan sudut, merupakan ketidakselarasan yang kenampakannya menunjukan suatu lapisan yang telah terlipatkan dan tererosi, kemudian di atas lapisan tersebut diendapkan lapisan lain.

Gambar 2.7 Angular Unconformity

2) Disconformity, kenampakannya berupa suatu lapisan yang telah tererosi dan di atas bidang erosi tersebut diendapkan lapisan lain.

(18)

Gambar 2.8 Disconformity

3) Paraconformity, disebut juga keselarasan semu, yang menunjukkan

suatu lapisan di atas dan di bawahnya yang sejajar, dibidang ketidakselarasannya tidak terdapat tanda-tanda fisik untuk

membedakan bidang sentuh dua lapisan berbeda. Untuk menentukan perbedaannya harus dilakukan analisis Paleontologi (dengan

memakai kisaran umur fosil).

Gambar 2.9 Paraconformity

4) Nonconformity, merupakan ketidakselarasan yang yang terjadi dimana terdapat kontak jelas antara batuan beku, batuan sedimen dan batuan

Gambar 2.10 Nonconformity

2.2.5 Satuan Biostratigrafi

Urutan tingkatan satuan biostratigrafi resmi dari besar sampai kecil adalah superzona, zona, subzona dan zonula. Ada beberapa macam zona dalam biostratigrafi :

a. Zona Kumpulan

Zona Kumpulan adalah satu lapisan atau kesatuan sejumlah lapisan yang terdiri oleh kumpulan alamiah fosil yang khas atau

(19)

kumpulan sesuatu jenis fosil. Kegunaan Zona Kumpulan, selain sebagai penunjuk lingkungan kehidupan purba dapat dipakai sebagai penciri waktu. Batas dan kelanjutan Zona Kumpulan ditentukan oleh batas-batas terdapat kebersamaannya

(kemasyarakatan) unsur- unsur utama dalam kesinambungan yang wajar. Nama Zona Kumpulan harus diambil dari satu unsur fosil atau lebih yang menjadi penciri utama kumpulannya.

Penjelasan :

Kumpulan alamiah fosil yang dimaksud di sini adalah fosil- fosil yang mempunyai lingkungan hidup yang sama dan terdapat dalam lapisan-lapisan batuan yang seumur dengan saat pengendapan lapisan batuan tersebut. Seandainya suatu kumpulan terciri oleh takson A, B dan C maka nama zonanya dinamakan Zona Kumpulan A, Zona Kumpulan B atau Zona Kumpulan C atau gabungan dari takson-takson yang khas misalnya Zona Kumpulan A-B. Pemberian penamaan dapat dilihat pada gambar di bawah.

b. Zona Kisaran

Zona Kisaran ialah tubuh lapisan batuan yang mencakup kisaran stratigrafi unsur terpilih dari kumpulan seluruh fosil yang ada. Kegunaan Zona Kisaran terutama ialah untuk korelasi tubuh- tubuh lapisan batuan dan sebagai dasar untuk penempatan batuan- batuan dalam sekala waktu geologi. Batas dan kelanjutan Zona Kisaran ditentukan oleh penyebaran tegak dan mendatar takson (takson-takson) yang mencirikannya. Nama Zona Kisaran diambil dari satu jenis fosil atau lebih yang menjadi ciri utama zona.

Penjelsan :

Zona Kisaran dapat berupa kisaran satu unsur takson, kumpulan kisaran takson, kumpulan kisaran takson, takson-takson bermasyarakat, silsilah takson atau ciri paleontologi lain yang menunjukkan kisaran. Fosil rombakan tidak dapat dipakai dalam penentuan Zona Kisaran. Sebagai contoh Zona Kisaran Takson

(20)

ialah Zona Kisaran Globorotalia margaritae, sedangkan kisaran takson-ganda ialah Zona Kisaran Globigerinoides sicanus – Globigerinetella insueta.

c. Zona Puncak

Zona Puncak ialah tubuh lapisan batuan yang menunjukkan perkembangan maksimum suatu takson tertentu. Kegunaan Zona Puncak dalam hal tertentu ialah untuk menunjukkan kedudukan kronostratigrafi tubuh lapisan batuan dan dapat dipakai sebagai petunjuk lingkungan pengendapan purba, iklim purba. Batas vertikal dan lateral Zona Puncak sedapat mungkin bersifat objektif.Nama Zona Puncak diambil dari nama takson yang berkembang secara maksimum dalam Zona tersebut.

Penjelasan :

Fosil-fosil rombakan tidak bisa digunakan untuk penentu Zona Puncak. Pada umumnya yang dimaksud dengan perkembangan maksimum adalah jumlah populasi suatu takson dan bukan seluruh kisarannya

d. Zona Selang

Zona Selang ialah selang stratigrafi antara pemunculan awal/akhir dari dua takson penciri.Kegunaan Zona Selang pada umumnya ialah untuk korelasi tubuh-tubuh lapisan batuan. Batas atas atau bawah suatu Zona Selang ditentukan oleh pemunculan awal atau akhir dari takson-takson penciri. Nama Zona Selang diambil dari nama-nama takson penciri yang merupakan batas atas dan bawah Zona tersebut.

Penjelasan :

Pemunculan awal/akhir dari takson ialah awal/akhir dari munculnya takson- takson penciri pada sayatan stratigrafi. Bidang dimana titik-titik tempat pemunculan awal/akhir tersebut berada disebut sebagai biohorison dan sering dikenal sebagai biodatum.

Dalam kegunaannya pada korelasi inter-regional atau global

(21)

sebaiknya umur mutlak (pentarikhan radiometrik) disertakan.

Sebagai contoh penamaan Zona Selang dengan ciri pemunculan awal adalah Zona Selang Globigerinoides sicanus/Orbulina

suturalis, contoh dengan ciri pemunculan akhir adalah Zona Selang Truncorotaloides rohri/Globigerinita howei.

BAB III METODOLOGI 3.1 Alat dan Bahan

Berikut merupakan Beberapa alat serta bahan yang digunakan dalam melaksanakan praktikum kali ini:

Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu : 1. Pensil

2. Bolpoin 3. Penghapus 4. Mistar

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu:

1. Lembar kerja

2. Buku penuntun praktikum paleontologi serta postuma 3. Sandi Statigrafi Indonesia

(22)

4. Range Chart 3.2 Prosedur Kerja

Pada praktikum kali ini terdapat beberapa langkah kerja yang harus dilakukan yaitu:

1. Menyiapkan alat serta bahan

2. Melakukan penarikan umur fosil yang telah ditentukan pada problem set 3. Mentukan umur relatif setiap lapisan batuan dari penarikan umur fosil

yang telah dilakukan

4. Membuat kolom stratigrafi dengan Panjang tiap litologi berdiameter 10 cm 5. Melengkapi laporan sementara

6. Mengasistensikan laporan sementara ke asisten dosen masing-masing

Gambar

Gambar 2.1 Contoh fosil foraminifera planktonic
Gambar 2.2 Coccolithophores
Gambar 2.3 contoh diatom planktonik
Gambar 2.4 Gambar morfologi serta struktur foraminifera planktonik
+4

Referensi

Dokumen terkait

Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mencitrakan, menerangkan sifat-sifat bumi, menganalisis gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak yang khas

Definisi geografi yang dapat menekankan pada kejelasan obyek materialnya, salah satunya adalah "Geografi adalah ilmu yang mempelajari fenomena permukaan bumi, yaitu ruangan

2) Geografi ekonomi (geografi sosial ekonomi), ilmu yang objeknya mempelajari hubungan timbal balik antara manusia.. dengan lingkungannya dalam rangka

!engertian geografi sebagai suatu ilmu pengetahuan mengenai persamaan dan perbedaan ge&ala alam dan kehidupan di muka bumi' serta interaksi antara manusia dan

Sebagai landasan prinsip untuk dapat mempelajari ilmu geologi adalah bahwasanya kita harus menganggap bumi ini sebagai suatu benda yang secara dinamis berubah

Ilmu pendukung dalam melakukan kegiatan studi Geografi yang berkaitan dengan pengetahuan yang berhubungan dengan air di muka bumi adalah.... Pedologi adalah ilmu

Geomorfologi sebenarnya dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang perubahan- perubahan pada bentuk muka bumi dan secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang

Latar belakang karya sastra meliputi hampir semua faktor kehidupan manusia dan lingkungannya seperti geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda,