Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan di atas, maka peneliti berpendapat bahwa masalah ini patut untuk diteliti dengan judul “Kontribusi Reward dan Punishment Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI Ma’arif Singosaren Ponorogo”. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini berfokus pada kontribusi pemberian reward dan punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo. Apa saja bentuk reward untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo.
Untuk mengetahui apa saja bentuk reward yang diberikan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo. Untuk mengetahui bentuk hukuman apa yang digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo. Untuk menambah sumber keilmuan dan sebagai kontribusi terhadap upaya sekolah meningkatkan motivasi belajar siswa.
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman berharga tentang bagaimana reward dan punishment berkontribusi terhadap peningkatan motivasi belajar khususnya siswa. Gambaran umum data meliputi: sejarah MI Ma'arif Singosaren Ponorogo, letak geografis, visi dan misi sekolah, data guru dan siswa, struktur organisasi, sarana dan prasarana. Uraian data spesifik meliputi: data bentuk-bentuk pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo, data bentuk-bentuk hukuman dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo, data motivasi belajar siswa setelah menerima. Bab keempat yaitu Analisis Data meliputi: analisis data terkait bentuk pemberian reward dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo, analisis data terkait bentuk pemberian punishment dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo. , analisis data tentang motivasi.
Kajian Teori
Kajian tentang Reward dan Punishment a. Pengertian Reward
Jika kamu terus berlatih, pasti akan menjadi lebih baik." 3) Reward juga bisa dalam bentuk pekerjaan yaitu bekerja… Saya akan segera menanyakan pertanyaan yang sedikit lebih sulit kepada Ali, karena nomor 3 sepertinya agak terlalu mudah untuk dilakukan”. 4) Bentuk kegiatan yaitu pemberian penghargaan yang ditujukan kepada seluruh kelas. Misalnya, "karena guru melihat Anda telah bekerja dengan baik, sekarang saya akan menceritakan sebuah cerita yang sangat bagus." 5) Bentuk materi yaitu hadiah berupa benda-benda yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip hukuman.26 Dalam proses pendidikan, akibat hukuman jauh lebih besar dibandingkan akibat imbalan.
Dengan adanya hukuman ini, anak memahami bahwa hukuman tersebut merupakan konsekuensi logis dari perbuatan atau perbuatannya yang buruk. Menurut teori ini, hukuman dilakukan sebagai balas dendam atas kelalaian dan pelanggaran yang dilakukan orang tersebut. Oleh karena itu, tujuan hukuman adalah untuk mengoreksi pelaku agar tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.
Menurut teori ini, hukuman diberikan untuk mengganti kerugian yang diderita akibat kejahatan atau pelanggaran.
Motivasi Belajar
Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan pendidikan dari hukuman adalah untuk meningkatkan budi pekerti dan tingkah laku peserta didik, untuk mendidik anak menuju kebaikan 33..motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai penggerak yang menjadi aktif. Berdasarkan pengertian motivasi dan belajar di atas, maka dapat dipahami bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang terdapat pada diri seorang individu, yang menimbulkan aktivitas belajar dan memberi arah pada aktivitas belajar siswa guna mencapai tujuan yang diinginkan. siswa yang bersangkutan inginkan. sebagai bahan pembelajaran. Dalam hal ini Sadirman AM dalam bukunya menyatakan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai penggerak keseluruhan dalam belajar.
36 Di sana. . dalam diri siswa, yang menyebabkan terjadinya aktivitas belajar sehingga tujuan yang diinginkan subjek belajar dapat tercapai.37. 37Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada Ibid., 85-86. .maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui saja, tetapi harus dijelaskan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun khusus untuk motivasi belajar , para ahli membedakan motivasi belajar menjadi dua kelompok, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik menekankan faktor dari dalam, motif yang menjadi aktif atau bekerja tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah terdapat keinginan untuk melakukan sesuatu. 41 Fathurrohman dan Sulistyorini, Belajar Mengajar, 144. . misalnya dorongan yang datang dari orang tua, guru, dan anggota masyarakat dalam bentuk hadiah, pujian, ucapan terima kasih, atau hukuman.42. Jika ingin mencapai hasil belajar yang tinggi maka diperlukan motivasi yang tinggi dari diri sendiri, sehingga ada beberapa angka yang mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor internal dan eksternal.
Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan keaktifan dan inisiatif, dapat memimpin dan memelihara ketekunan dalam melaksanakan kegiatan belajar. Ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu sebagai berikut: 1) pemberian angka, 2) hadiah, 3) kompetisi, 4) keterlibatan ego, 5) pemberian tes, 6) mengetahui hasil, 7) pujian, 8) hukuman, 9) keinginan belajar, dan 10) tujuan yang diakui.45. Untuk itu, guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang keberhasilan atau kegagalan akademik setiap siswanya.
Cara mengawal tingkah laku pelajar ialah dengan memberi arahan, mendekatkan diri, memberi hukuman pengajaran, menegur dengan sikap mesra dan dengan kata-kata yang baik dan lembut.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Dengan demikian pemberian reward dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa II. kelas SDN 01 Manguharjo Madiun pada tahun ajaran. Reward dan Punishment Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa VIII. kelas semester 2 pada materi pokok garis singgung panjang lingkaran luar di MT. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika pada materi pokok sosialisasi singgung di lingkaran luar dengan metode pembelajaran dengan pemberian reward dan punishment secara kelompok maupun individu lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar dengan metode ceramah.
47Eka Hadi Prasetya, “Upaya meningkatkan motivasi belajar, nilai-nilai karakter, akuntabilitas dan hasil belajar siswa dengan memberikan reward pada mata pelajaran IPA topik sumber energi,” (disertasi siswa kelas VIII matematika Manguharjo Madiuan di MTs Hasan Kafrawi Mayong Jepara materi tentang panjang garis singgung lingkaran luar persekutuan 48. 48 Lia Aristiyani, “Pengaruh pemberian reward dan punishment dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII Semester 2 pada materi pokok garis singgung panjang Persekutuan Lingkaran Luar di MTs,” (Disertasi, Hasan Kasrawi Mayong Jepara. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, keyakinan, persepsi, pemikiran masyarakat secara individu maupun kelompok. 50 Jenis penelitian ini penelitian adalah studi kasus, yaitu fenomena (kasus) dari suatu periode dan kegiatan tertentu (dapat berupa program, peristiwa, proses, lembaga atau kelompok sosial), serta pengumpulan informasi rinci dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama kasus tersebut.51 .
Karakteristik penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari observasi, namun peran penelitian menentukan keseluruhan skenario. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen, partisipan penuh dan pengumpul data. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ini adalah perkataan dan tindakan, selebihnya merupakan sumber tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Salah satu data yang biasa digunakan sebagai sumber maklumat ialah dokumen, maka dalam kajian kualitatif ada yang menggunakan dokumentari. Pengumpulan data dalam penyelidikan ini untuk mendapatkan bahan, maklumat, pernyataan dan maklumat yang diperolehi. Temu bual ialah kaedah mengumpul data dengan bertanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan, caranya ialah dengan bercakap secara bersemuka.53 Teknik temu bual yang digunakan dalam kajian kualitatif ialah temu bual mendalam.
Artinya pelaksanaannya harus dimulai dari tahap pengumpulan data di lapangan kemudian dilakukan secara intensif setelah data terkumpul secara lengkap.57 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles dan Huberman. Pengujian keabsahan data dalam penelitian sering kali menekankan pada uji validitas dan reliabilitas.Dalam penelitian kualitatif, kriteria utama data penelitian adalah valid, reliabel, dan obyektif. Tahapan dalam penelitian ini ada tiga dan ditambah dengan tahap penelitian terakhir yaitu tahap laporan penelitian hasil penelitian.
Menurut Bogdan dan Taylor, desain penelitian kualitatif dilakukan sebelum terjun ke lapangan, yaitu dimana peneliti mempersiapkan diri sebelum terjun ke lapangan.
ANALISIS DATA
- Analisis Data tentang Bentuk-bentuk Pemberian Reward dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI Ma’arif Singosaren Pono rogo
- Analisis Data tentang Bentuk-bentuk Pemberian Punishment dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di MI Ma’arif Singosaren Ponorogo
- AnalisisData tentang Motivasi Belajar Siswa setelah Mendapatkan Reward di MI Ma’arif Singosaren Ponorogo
- Analisis Data tentang Motivasi Belajar Siswa setelah Mendapatkan Punishment di MI Ma’arif Singosaren Ponorogo
Memuji siswa yang berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, seperti ucapan “Baik” (mengacungkan jempol). Dari uraian di atas, fokus pada prestasi, pembinaan motivasi belajar dengan metode reward berdampak pada proses belajar siswa. Dengan motivasi yang tinggi maka siswa akan siap mengikuti pembelajaran dengan senang hati, perhatian penuh dan kegiatan lebih terarah dalam proses pembelajaran.
Analisis data bentuk hukuman dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo. Motivasi belajar siswa MI Ma'arif Singosaren Ponorogo. Dalam proses pembelajaran, guru harus mempersiapkan segala teknik dan metode yang digunakan, sesuai dengan materi dan suasana kelas. Meskipun hukuman merupakan alat belajar yang tidak menyenangkan, namun hukuman juga dapat menjadi alat motivasi, alat pemberi motivasi agar siswa lebih giat belajar dan agar siswa tidak lagi menerima hukuman.71 Dengan menerapkan metode hukuman maka motivasi belajar siswa menjadi tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, penekanan pada upaya peningkatan motivasi belajar dan perilaku anak ketika menggunakan metode hukuman mempunyai pengaruh terhadap proses belajar siswa. Analisis data mengenai motivasi belajar siswa setelah mendapat reward di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo Ma'arif Singosaren Ponorogo. Reward tidak hanya dari segi materi seperti yang dilakukan oleh Pak S dimana ketika beliau memberikan pertanyaan terkait materi yang disampaikannya maka reward pun diberikan kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan tersebut.
Analisis data motivasi belajar siswa setelah mendapat hukuman di MI Ma'arif Singosaren Ponorogo Ma'arif Singosaren Ponorogo. Hal ini mengakibatkan pelaku kehilangan rasa bersalahnya, karena kesalahannya dianggap telah terbayar dengan hukuman yang dideritanya. Oleh karena itu menurut Purwanto “Hukuman adalah penderitaan yang sengaja diberikan atau disebabkan oleh seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya).
Hal ini memotivasi anak untuk tidak mengulanginya lagi. Selanjutnya, bagi anak yang mempunyai kebiasaan melanggar aturan, sanksi tetap diberikan kepada anak tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari MI Singosaren, keberhasilan guru dalam proses pembelajaran salah satunya dapat disimpulkan dari motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan motivasi belajar siswa melalui dua pertemuan yang diamati oleh peneliti selama proses pembelajaran dan melalui hasil wawancara dengan wali kelas dan guru kajian Fiqih, serta oleh siswa kelas V setelah mengikuti pembelajaran. pelajaran.
Sejalan dengan hasil yang dicapai guru dalam meningkatkan motivasi siswa, maka guru akan lebih mudah dalam mentransfer materi yang diberikan kepada siswa.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran