Bagaimanakah proses pengembangan instrumen penilaian Higher Order Thinking Skill (HOTS) materi logika matematika dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa. Bagaimanakah efektivitas instrumen penilaian Higher Order Thinking untuk pelajaran matematika dalam meningkatkan kemandirian belajar siswa. Mengembangkan instrumen penilaian berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam pelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
Mengetahui kualitas instrumen penilaian berbasis Higher Order Thinking Skill (HOTS) dalam pelajaran matematika untuk meningkatkan kemandirian belajar siswa.
Pengertian Higher Order Thinking Skill (HOTS)
Keterampilan HOTS (Higher Order Thingking Skills) atau biasa disebut dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses berpikir yang mengaharuskan murid untuk mengembangkan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru. Limpan menggambarkan berpikir tingkat tinggi melibatkan berpikir kritis dan kreatif yang dipandu oleh ide-ide kebenaran yang masing-masing mempunyai makna. Keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terdiri dalam shortterm memory.
Dari bebereapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa HOTS (High Order Thingking Skill) adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi yang harus ada pada diri peserta didik yang tidak hanya menguji kemampuan intelektual dalam hal ingatan tetapi juga menguji pada kemampuanmengevalusi, kreatifitas, analisis dan berpikir kritis tentang pemahaman peserta didik terhadap suatu mata pelajaran dan lebih menekankan pada pemikiran-pemikiran kritis terhadap suatu penyelesaian permasalahan.
Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Karakteristik Soal HOTS
Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara komperhensif yang terkait antara pernyataan satu dengan yang lainnya. Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal-soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada situasi kontekstual. Soal isian singkatan atau melengkapi adalah soal yang menuntut peserta tes untuk mengisi jawaban singkat dengan cara mengisi kata, frase, angka atau simbol.
Soal dengan bentuk jawaban singkat atau pendek adalah soal yang jawabannya berupa kata, kalimat pendek, atau frase terhadap suatu pertanyaan. Soal bentuk uraian adalah suatu soal yang jawabannya menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan atau hal- hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk tertulis.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas, dapat dikatakan bahwa instrumen adalah alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang variabel yang sedang diteliti. Oleh karena itu, berdasar pada pengertian instrumen dan penilaian tersebut dapat disimpulkan bahwa, instrumen penilaian adalah alat yang digunakan dalam mengumpulkan data yang digunakan sebagai landasan analisis dan interpretasi untuk pengambilan keputusan. Dalam melakukan evaluasi, instrumen yang digunakan secara garis besar memiliki dua macam bentuk, yaitu berbentuk instrumen tes maupun instrumen nontes (Suharsimi Arikunto Intrumen Tes a Pengertian tes.
Pengertian-pengertian tersebut berimplikasi bahwa bahwa terdapat unsur-unsur pokok yang dapat digunakan dalam mendefinisikan sebuah tes yaitu: (1) Tes adalah alat yang digunakan dalam pengumpulan data atau informasi. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen nontes digunakan untuk mengukur perubahan tingkah laku yang berhubungan dengan aspek psikomotor dan afektif terutama yang berhubungan dengan apa yang dikerjakan oleh siswa. Dengan kata lain instrumen ini digunakan untuk mengukur penampilan yang dapat diamati dengan menggunakan indera atau dengan pengamatan.
Rumuskan kriteria kemampuan yang akan diukur (tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat di observasi selama siswa tersebut melakukan tugas; (5). Semua istilah penilaian berbasis kinerja tersebut merupakan upaya mendeskripsikan bentuk-bentuk penilaian yang lebih bermakna. Instrumen penilaian yang baik adalah instrumen penilaian yang benarbenar disusun secara sistematis dan telah memiliki kriteria-kriteria bukti bahwa instrumen tersebut benar-benar handal dapat digunakan dalam mengukur atribut siswa.
Dengan demikian dapat dikatakan instrumen penilaian yang efektif adalah instrumen yang mampu meningkatkan kualiatas pembelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar lebih baik atau memotivasi siswa. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan instrumen penilaian yang efektif adalah instrumen yang setidaknya mempu mendorong siswa untuk melakukan berbagai aktivitas belajar tertentu demi mencapai tujuan belajar itu sendiri.
Assesment
Pendidik memerlukan strategi dalam melakukan assessment kebutuhan untuk mengetahui kemampuan individual peserta didik sehinggapendidikan yang komprehensif dapat terlaksana dengan baik dan optimal.Berdasarkan pendapat ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Assesment merupakan sebuah kegiatan untuk menggali kemampuan yang dimiliki peserta didik.
Taksonomi Berpikir
Meliputi definisi pengetahuan, pengetahuan umum dan bagianbagiannya, atau bentuk dari bagian-bagan sesuatu benda baik dalam bentuk proses atau hasil pekerjaan atau alam. Meliputi pengetahuan pengklasifikasian, prisip-prinsip, generalisasi, teori- teori hukum, model-model dan struktur isi materinya. Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai pengertian umum dan pengetahuan tentang tugas-tugas termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional, pengetahuan itu sendiri, tentunya, beberapa aspek pengetahuan metagoknitif adalah tidak sama dengan pengetahuan yang digambarkan oleh para ahli.
Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada level mengetahui yaitu menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan dan menunjukkan. Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada level menerapkan yaitu menugaskan, mengurutkan, menentukan dan menerapkan. Menganalisis yaitu memecahkan materi menjadi bagian-bagian pokok dan menggambarkan bagaimana bagian-bagian tersebut, dihubungkan satu sama lain maupun menjadi sebuah struktur keseluruhan atau tujuan.
Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada level menganalisis yaitu menganalisis, memecahkan, menegaskan, menelaah dan mengaitkan. Menempatkan bagian-bagian secara bersama-sama ke dalam suatu ide, semuanya saling berhubungan untuk membuat hasil yang baik. Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada level menciptakan yaitu mengatur, mengumpulkan, mengkategorikan, memadukan dan menyusun.
Berdasarkan gambar 2.1, dapat diketahui perubahan taksonomi dari kata benda (dalam taksonomi Bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Tujuan- tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa peserta didik dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda).
Penilaian
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu proses pengumpulan informasi secara menyeluruh yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui kemampuan atau keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran dengan menilai kinerja peserta didik baik kinerja secara individu maupun dalam kegiatan kelompok. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian adalah untuk menilai proses belajar peserta didik. Penilaian dapat memberikan umpan balik secara berkesinambungan tentang peserta didik untuk perbaikan belajar dan pembelajaran.
Penilaian lebih berpihak kepada kepentingan peserta didik, karena hasil penilaian dapat digunakan peserta didik untuk merefleksikan kekuatan dan kelemahan, sehingga selanjutnya dapat memperbaiki cara belajar. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para peserta didik, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kulikuler dikuasai oleh para peserta didik. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan peserta didik serta faktor penyebabnya.
Soal-soal tentunya disusun agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh para peserta didik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis penelitian tersebut untuk mengetahui bagaimana kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik atau setiap individu maupun kelompok. Sehingga, dalam dunia pendidikan dari hasil penilaian peserta didik bisa menjadi evaluasi bagi guru dan peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan pendidik dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Penilaian keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu.
Instrumen Assesment
Penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan komptensi yang dinilai. Bentuk-bentuk soal yang beragam bertujuan agar dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan individual peserta didik. Hal ini penting bagi diperhatikan oleh pendidik agar penilaian yang dilakukan dapat menjamin prinsip objektif artinya hasil penilaian yang dilakukan dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Jika jawaban peserta didik berbeda dengan jawaban yang benar bisa dipastikan jawaban tesebut adalah salah.
Kemandirian Belajar
Menurut Stephen Brookfield mengemukakan bahwa kemandirian belajar merupakan kesadaran diri, digerakkan oleh diri sendiri, kemampuan belajar untuk mencapai tujuannya. Kemandirian belajar adalah kondisi aktifitas belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya. Anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan belajarnya, dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan belajar dilaksanakan atas inisiatif dirinya sendiri.
Untuk mengetahui apakah siswa itu mempunyai kemandirian belajar maka perlu diketahui ciri-ciri kemandirian belajar. Kesimpulan dari uraian diatas, bahwa kemandirian belajar adalah sikap mengarah pada kesadaran belajar sendiri dan segala keputusan, pertimbangan yang berhubungan dengan kegiatan belajar diusahakan sendiri sehingga bertanggung jawab sepenuhnya dalam proses belajar tersebut. Kedua, faktor eksternal sebagai pendorong kedewasaan dan kemandirian belajar meliputi: potensi jasmani rohani yaitu tubuh yang sehat dan kuat, lingkungan hidup, dan sumber daya alam, sosial ekonomi, keamanan dan ketertiban yang mandiri, kondisi dan suasana keharmonisan dalam dinamika positif atau negatif sebagai peluang dan tantangan meliputi tatanan budaya dan sebagainya secara komulatif.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dipengaruhi kemandirian belajar adalah faktor internal siswa itu sendiri yang terdiri dari lima aspek yaitu disiplin, percaya diri, motivasi, inisiatif, dan tanggung jawab, sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa seseorang memiliki kemandirian belajar apabila memiliki sifat Percaya diri, motivasi, inisiatif, disiplin dan tanggung jawab. Pengukuran kemandirian belajar pada penelitian ini berdasarkan pada faktor internal (dari dalam diri) siswa yaitu percaya diri,disiplin, motivasi, inisiatif dan tanggung jawab. 1) Percaya diri. Sedangkan menurut Thursan Hakim terdapat beberapa ciri-ciri tertentu dari orang-orang yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, yaitu.
Hasil yang jelek akan semakin membenarkan bahwa diri tidak memiliki kompetensi dan akan berakibat pada rasa percaya diri yang semakin rendah. Seseorang yang yakin terhadap dirinya, segala kegiatan yang dilakukannya penuh dengan rasa optimis adalah seseorang yang memiliki percaya diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu, dan percaya bahwa bisa karena.
Dalam penelitian ini, percaya diri siswa dapat dilihat pada tingkah laku siswa yang muncul selama proses kegiatan pembelajaran Matematika berlangsung.
Kerangka Konseptual