• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN PENGERTIAN KEJAKSAAN

N/A
N/A
juli fy

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN PENGERTIAN KEJAKSAAN "

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kejaksaan Republik Indonesia sebagai lembaga penuntutan di bidang hukum mempunyai peran utama dalam penegakan supremasi hukum dan mewujudkan keadilan bagi seluruh bangsa di negeri ini. Sebagai lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan Negara di bidang penuntutan, dan sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, peran Kejaksaan sebagai garda terdepan penegakan hukum demikian penting dan strategis. Sebagai institusi peradilan, kewenangan Kejaksaan dapat langsung dirasakan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, sebagai salah satu ujung tombak dalam penegakan hukum, peran Kejaksaan diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam makalah ini dapat penulis rumuskan sebagai berikut:

1. Apa Pengertian Kejaksaan?

2. Apa Tugas dan Fungsi Kejaksaan?

3. Apa Peranan Kejaksaan?

C. Tujuan

Adapun tujuan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Pengertian Kejaksaan.

2. Untuk mengetahui Tugas dan Fungsi Kejaksaan.

3. Untuk Mengetahui Peranan Kejaksaan.

(2)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEJAKSAAN

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden. Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang tidak dapat dipisahkan.

Mengacu pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 yang menggantikan UU No. 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan R.I., Kejaksaan sebagai salah satu lembaga penegak hukum dituntut untuk lebih berperan dalam menegakkan supremasi hukum, perlindungan kepentingan umum, penegakan hak asasi manusia, serta pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Di dalam UU Kejaksaan yang baru ini, Kejaksaan RI sebagai lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan harus melaksanakan fungsi, tugas, dan wewenangnya secara merdeka, terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan pengaruh kekuasaan lainnya (Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004).

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang membawahi 6 (enam) Jaksa Agung Muda, 1 (satu) Kepala Badan Diklat Kejaksaan RI serta 32 Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi. UU No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia juga mengisyaratkan bahwa lembaga Kejaksaan berada pada posisi sentral dengan peran strategis dalam pemantapan ketahanan bangsa. Karena Kejaksaan berada di poros dan menjadi filter antara proses penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta juga sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan. Sehingga, Lembaga Kejaksaan sebagai pengendali proses perkara (Dominus Litis), karena hanya

(3)

institusi Kejaksaan yang dapat menentukan apakah suatu kasus dapat diajukan ke Pengadilan atau tidak berdasarkan alat bukti yang sah menurut Hukum Acara Pidana.

Perlu ditambahkan, Kejaksaan juga merupakan satu-satunya instansi pelaksana putusan pidana (executive ambtenaar). Selain berperan dalam perkara pidana, Kejaksaan juga memiliki peran lain dalam Hukum Perdata dan Tata Usaha Negara, yaitu dapat mewakili Pemerintah dalam Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara.

Jaksa sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain berdasarkan Undang-Undang.

Penuntutan sendiri merupakan tindakan jaksa untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang- undang dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.

Pelaku pelanggaran pidana yang akan dituntut adalah yang benar bersalah dan telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang disangkakan dengan didukung oleh barang bukti yang cukup dan didukung oleh minimal dua orang saksi.

Adapun perkara perdata berbeda dengan perkara pidana. Hubungan perdata merupakan hubungan antar anggota masyarakat yang umumnya berdasarkan perjanjian. Jaksa dapat berperan dalam perkara perdata apabila negara atau pemerintah menjadi salah satu pihaknya dan jaksa diberikan kuasa untuk mewakili.

Untuk perkara perdata, pelaksana putusan pengadilan telah berkekuatan hukum tetap adalah juru sita dan panitera dipimpin oleh ketua pengadilan. Selain itu, jaksa juga dapat berperan dibidang Hukum Tata Usaha Negara yaitu dapat mewakili pemerintah dalam perkara Tata Usaha Negara sebagai Jaksa Pengacara Negara.

Pada dasarnya, Kejaksaan Republik Indonesia dibagi menjadi tiga. Dimana hal tersebut tercantum dalam pasal 3 dan 4 UU Nomor 16 Tahun 2004, antara lain :

(4)

 Kejaksaan Agung, berkedudukan di Ibu kota negara Indonesia dan daerah kekuasaan hukumnya meliputi wilayah kekuasaan negara.

 Kejaksaan Tinggi, berkedudukan di ibu kota provinsi dan daerah kekuasaan hukumnya meliputi wilayah provinsi tersebut.

 Kejaksaan Negeri, berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota dan daerah kekuasaan hukumnya meliputi wilayah kabupaten tersebut.

B. TUGAS DAN FUNGSI

Kejaksaan mempunyai tugas, yaitu:

Melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan tugas lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan serta mengawasi jalannya penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan di bidang hukum.

Dalam melaksanakan tugas Kejaksaan menyelenggarakan fungsi, yaitu:

a. Perumusan kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan serta pemberian perizinan berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan dan kebijakan umum yang ditetapkan presiden;

b. Penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan manajemen, administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan serta pengelolaan atas kekayaan milik negara yang menjadi tanggung jawabnya;

c. Pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun represif yang berintikan keadilan di bidang pidana, penyelenggaraan intelijen yustisial di bidang ketertiban dan ketenteraman umum, pemberian bantuan, pertimbangan, pelayanan dan penegakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk menjamin kepastian hukum, menegakkan kewibawaan pemerintah dan penyelamatan kekayaan negara, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan umum yang ditetapkan oleh presiden;

d. Penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan hakim karena tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan hal-hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri;

(5)

e. Pemberian pertimbangan hukum kepada lembaga, instansi pemerintah di pusat dan di daerah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah dalam menyusun peraturan perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat; dan f. Penyelenggaraan koordinasi, bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan yang baik

ke dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Presiden.

C. PERAN KEJAKSAAN

Adapun yang menjadi tugas dan wewenang maupun peran kejaksaan dikelompokkan menjadi 3 bidang, antara lain :

1. Di Bidang Pidana

Tugas dan wewenang kejaksaan dalam bidang pidana adalah sebagai berikut :

 Melakukan penuntutan

 Melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat, putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat

 Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan Undang-undang

 Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan penyidik

2. Di Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara

Di bidang perdata dan tata usaha negara, kejaksaan dengan kuasa khusus dapat bertindak baik di dalam maupun diluar pengadilan untuk dan atas nama negara pemerintah.

3. Dalam Bidang Ketertiban dan Ketentraman Umum

Dalam bidang ketertiban dan ketentraman umum, kejaksaan turut menyelenggarakan kegiatan :

 Peningkatan kesadaran hukum masyarakat

 Pengamanan kebijakan penegakan hukum

 Pengawasan peredaran barang cetakany

(6)

 Pengawasan aliran kepercayaan yang dapat membahayakan masyarakat dan negara

 Pencegahan dan penyalahgunaan dan/ atau penodaan agama

 Penelitian dan pengembangan hukum serta statistik kriminal BAB III

PENUTUP A. KESIMPULAN

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Preside

Kejaksaan mempunyai tugas, yaitu melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan tugas lain berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan serta mengawasi jalannya penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan di bidang hukum.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Kejaksaan dituntut mampu mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum, keadilan dan kebenaran berdasarkan hukum, mengindahkan norma keagamaan, kesopanan, dan kesusilaan serta wajib menggali nilai kemanusiaan, hukum dan keadilan yang hidup dalam masyarakat.

Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang membawahi enam Jaksa Agung Muda serta 31 Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi.

Peran kejaksaan dikelompokkan menjadi 3 bidang, antara lain: Bidang Pidana, Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara serta Bidang Ketertiban dan Ketentraman Umum.

(7)

DAFTAR PUSTAKA https://www.kejaksaan.go.id › pages › pengertian-kejaksaan https://kejari-bandungkota.go.id/index.php/main/tupoksi

https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-12/apa-saja-peran-kejaksaan-negara- republik-indonesia-16868/

Referensi

Dokumen terkait

oleh jaksa penuntut umum terhadap pelaku tindak pidana. anak di Kejaksaan

Sofan Pahlevi, “Analisis Yuridis Kedudukan dan Kewenangan Jaksa Agung dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Kejaksaan

Menurut Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER-009/A/JA/01/2011 Pasal 628 tentang organisasi dan tata kerja kejaksaan Republik Indonesia, seksi tindak pidana

Guru sebagai subjek pendidikan di sekolah menjadi orang yang berwenang dan yang paling bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik di madrasah

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota. Berdasarkan

Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab atas seluruh pengurusan Perseroan untuk kepentingan, maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan

Dalam Pasal 1 Ayat (5) dinyatakan bahwa Direksi adalah organ yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengelolaan perseroan untuk kepentingan perseroan, sesuai dengan

Masa- masa ini, anak lebih bersifat meniru apa yang dilihat dan didengarnya.1 Guru merupakan orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik, baik secara