• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-21 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik fisik, biologis, maupun psikologis (Ariani &

Haryanto, 2010). Masa remaja biasanya akan mengalami tanda-tanda perubahan seperti perubahan fisik dan perubahan kejiwaan . Pada perubahan fisik meliputi tanda-tanda primer seperti adanya perubahan kematangan organ-organ reproduksinya yang ditandai dengan haid atau menstruasi. Dan tanda-tanda sekunder terjadinya tumbuh rambut pada kemaluan, pinggul berubah menjadi lebih besar dan bulat, payudara membesar, kulit semakin kasar, kelenjar lemak dan keringat menjadi lebih aktif, otot menjadi semakin membesar dan kuat, suara berubah menjadi merdu. Perubahan kejiwaan terbagi menjadi dua yaitu perubahan emosi dan perkembangan inteligensia (Iranto, 2015).

Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004 dalam Ratnawati 2017). Siklus

(2)

STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2019

menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi sampai datangnya menstruasi periode berikutnya sedangkan panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi pada wanita normalnya berkisar antara 21-25 hari dan hanya 10-15% yang memiliki siklus menstruasi 28 hari dengan lamanya menstruasi 3-5 hari dan ada yang 7-8 hari (Proverawati & Misaroh, 2012). Namun banyak diantaranya dalam periode menstruasi ini mengalami masalah, khususnya pada masa remaja yang sering mengalami nyeri haid (Dismenore) (Sukarni & Wahyu, 2013).

Berbagai masalah yang timbul pada menstruasi merupakan masalah ginekologi yang sering dikeluhkan oleh remaja, seperti ketidakteraturan menstruasi, monoragia, dismenore, dan gejala lain yang berhubungan.

Diantara keluhan tersebut, dismenore yang paling umum dilaporkan, terjadi pada 60%-90% remaja, dan merupakan penyebab paling sering terjadi (Pediantri, 2010)

Menurut data WHO tahun 2013 didapatkan angka kejadian sebesar 1.769.425 jiwa atau sebanyak (90%) wanita mengalami dismenore dengan 10- 15% mengalami dismenore berat. Rata-rata hampir lebih dari 50% wanita mengalaminya. Di Inggris sebuah penelitian bahwa 10% dari remaja sekolah lanjut absen 1-3 hari setiap bulannya karena menderita dismenore (Anugoro, 2015).

Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 2012 untuk mengetahui angka kejadian dismenore primer pada wanita umur 12-17

(3)

STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2019

tahun adalah 59,7% dengan derajat kesakitan 49 % dismenore ringan, 37 % dismenore sedang, dan 12 % dismenore berat. Di Turki menemukan bahwa dismenore merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi terbesar (89,5%) di ikuti tidak keteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi (5,3%).

Angka kejadian dismenore di Indonesia juga tidak kalah tinggi dibandingkan di negara lainnya didunia. Menurut Proverawati & Misaroh (2012) di Indonesia angka kejadian dismenore terdiri dari 72,89 % dismenore primer dan 27, 11% dismenore sekunder dan angka kejadian dismenore berkisar 45-95% di kalangan perempuan usia produktif. Menurut (Arnis, 2012) angka kejadian dismenore di Jawa Barat juga cukup tinggi pada remaja terdapat sebanyak 54,9% wanita mengalami dismenore, terdiri dari 24,5 % mengalami dismenore ringan dan 21,9 % mengalami dismenore sedang dan 9,36% mengalami dismenore berat.

Dismenore itu sendiri merupakan suatu gangguan yang sering dialami wanita pada saat menstruasi. Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak diperut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan. Kondisi ini bertambah parah bila disertai dengan kondisi psikis yang tidak stabil, seperti stres, depresi, cemas berlebihan, dan keadaaan sedih atau gembira yang berlebihan.

Nyeri haid dapat menyerang perempuan yang mengalami haid pada usia berapapun terutama pada usia remaja yang dapat menyebabkan aktivitas dan konsentrasi menjadi terganggu. Tidak ada batasan usia dan sering disertai

(4)

STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2019

dengan kondisi-kondisi yang memperberat seperti pusing, berkeringat dingin, bahkan hingga pingsan. Jika sudah seperti ini, tentunya nyeri haid tidak boleh dibiarkan begitu saja dan harus diatasi dengan benar (Anurogo, 2011). Studi yang dilakukan oleh Cakir et al (2007) pada mahasiswi di Turki menunjukan hasil kejadian dismenore sebesar 89,5% dan 10% mengalami tingkat yang berat. Studi di Yordania pada remaja putri juga menunjukan hal serupa, yaitu sebanyak 87,4% mengalami dismenore primer dan sebanyak 46% mengalami dismenore tingkat berat (Razzak et al, 2010).

Saat sesseorang mengalami stres terjadi respon neoroendokrin sehingga menyebabkan Corticotrophin Releasing Hormone (CRH) yang merupakan regulator hipotalamus utama menstimulasi sekresi Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH). ACTH akan meningkatkan sekresi kortisol adrenal. Hormon-hormon tersebut menyebabkan sekresi Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) terhambat sehingga perkembangan folikel terganggu. Hal ini menyebabkan sintesis dan pelepasan progesterone terganggu. Kadar progesterone yang rendah meningkatkan sintesis prostaglandin F2 dan E2. Ketidakseimbangan antara prostaglandin F2 dan E2 dengan prostasiklin (PG12) meyenbabakan peningkatan aktivitas PGFα. Peningkatan aktivasi menyebabkan ischemia pada sel-sel myometrium dan peningkatan kontraksi uterus. Peningkatan kontraksi yang berlebihan menyebabkan terjadinya dismenore (Hendrik, 2006)

(5)

STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2019

Stres juga merupakan salah satu reaksi atau respon psikologis pada manusia saat di hadapkan oleh hal-hal yang dirasakan telah melampaui batas atau dianggap sulit untuk dihadapi oleh manusia tersebut dan merupakan suatu kondisi atau situasi internal atau lingkungan yang membebankan tuntunan penyesuain terhadap individu yang bersangkutan (Nasir dan Muhith, 2011).

Menurut penelitian Naumi Wahyu Fitriana dan Sutarni Djafri (2017) tentang hubungan tingkat stres dengan kejadian dismenore pada mahasiswa D IV kebidanan semester VIII universitas Aisyiyah Yogyakarta, diketahui bahwa didapatkan nilai p-value sebesar 0.046 dan hasil nilai koefesien kontingensi sebesar 0.269, dan merupakan adanya hubungan antara tingkat stres terhadap kejadian dismenore pada mahasiswi D IV kebidanan semester VIII Universitas Aisyiyah Yogyakarta 2017.

Menurut penelitian Nur Anadya Berlianawati, Rahayu Budhi Muljanto dan Burhanudin Ichsan (2016) tentang hubungan antara tingkat stres dengan dismenore pada siswi kelas tiga SMK Batik 1 Surakarta, dengan jumlah sampel sebanyak 130 siswi. Di dapatkan bahwa nilai p sebesar 0,000 artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan dismenore pada siswi kelas tiga SMK Batik 1 Surakarta.

Berdasarkan hasil study pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di STIKes Dharma Husada Bandung kepada mahasiswi sarjana keperawatan reguler tingkat I terdapat 41 orang mahasiswi, sehingga peneliti melakukan wawancara kurang lebih kepada 10 orang mahasiswi yang mendapatkan hasil

(6)

STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2019

bahwa mahasiswi yang telah di wawancarai tersebut mengalami dismenore dimana mereka merasakan gejala seperti ketidaknyaman sehari atau dua hari sebelum menstruasi, kram perut, diare, pusing dan bahkan pingsan. Yang didukung dengan kondisi tubuh yang menurun, susah tidur, kurang konstrasi, lemas tidak bertenaga, pucat, sehingga dapat berdampak negative pada kegitan sehari-hari dan bahkan menjadi salah satu alasan tersering tidak melakukan aktivitas (sekolah, kerja, dan lain-lain).

Dari data diatas peneliti berkeinginan untuk meneliti kejadian tersebut dengan judul penelitian” hubungan tingkat stres dengan tingkat dismenore pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes Dharma Husada Bandung”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan masalah “Apakah terdapat hubungan tingkat stres dengan tingkat dismenore pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes Dharma Husada Bandung?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan tingkat dismenore pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes Dharma Husada Bandung.

(7)

STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2019

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah:

a. Mengidentifikasi tingkat stres pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes Dharma Husada Bandung

b. Mengidentifikasi tingkat dismenore pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes Dharma Husada Bandung c. Mengidentifikasi hubungan tingkat stres dengan tingkat dismenore pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes dharma husada bandung

D. Manfaat penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan tentang tingkat stres dengan tingkat dismenore pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes Dharma Husada Bandung.

2. Manfaat Terapan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

a. Bagi Institusi

Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik yang berhubungan dengan judul penelitian diatas

b. Bagi Peneliti selanjutnya

(8)

STIKes Dharma Husada Bandung Tahun 2019

Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian berikutnya terutama yang berhubungan dengan penelitian tentang stres dengan tingkat dismenore pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes Dharma Husada Bandung.

c. Bagi Pembaca Sarjana Keperawatan

Diharapkan memberi pengetahuan lebih dan memahami lebih dalam tentang stres dengan tingkat dismenore pada mahasiswi reguler sarjana keperawatan tingkat I di STIKes Dharma Husada Bandung.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Tempat

Tempat penelitian ini dilaksanakan di STIKes Dharma Husada Bandung tahun 2019 pada mahasiawi reguler tingkat I sarjana keperawatan.

2. Ruang Lingkup Waktu

Waktu dilaksanakannya penelitian ini pada bulan akhir Februari sampai Juli tahun 2019

3. Lingkup Materi Keilmuan

Penelitian ini mencakup tentang materi remaja, menstruasi, nyeri haid (Dismenore), stres.

4. Ruang Lingkup Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini pengumpulan data menggunakan kuisioner.

Referensi

Dokumen terkait

단위 : 천 원 Uint: thousand yen 미맥류 기타곡류 육류 어패류 소채과실 장류1 주류담배 기호품2 기타 가공식3 합계4 Rice and barley Other cereals Meat Fishes Vegetables and fruits Soy sauce Liquors, tobacco, etc.. 4