BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahasiswa mempunyai peranan penting dalam mewujudkan cita-cita pembangunan nasional, sementara itu Perguruan Tinggi merupakan lembaga pendidikan yang secara formal diserahi tugas dan tanggung jawab mempersiapkan mahasiswa sesuai dengan tujuan pendidikan tinggi. Tujuan pendidikan tinggi dapat tercapai apabila Tridharma Perguruan Tinggi dapat terlaksana, yaitu mampu menyelenggarakan pendidikan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian pada masyarakat, (Undang-Undang Nomor 12, 2012)
Serta Menurut (Undang-Undang Nomor 12, 2012) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. begitu pula dengan pendidikan keperawatan.
Pendidikan keperawatan merupakan satu proses penting yang harus dilalui oleh setiap perawat. Untuk itu langkah yang paling awal dan penting dilakukan dalam proses profesionalisme keperawatan di Indonesia adalah menata pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesional, agar
peserta didik memperoleh pendidikan dan pengalaman belajar sesuai dengan tuntutan profesi keperawatan. (Nurhidayah, 2011). Dalam menjalankan tugasnya, seorang manajer perawat dan perawat akan banyak mengalami tantangan baik dari profesi sendiri dan profesi lain. Walaupun perawat banyak mengalami tantangan dalam profesinya, namun Perawat dituntut untuk bertindak sesuai dengan perlakuan yang adil, terlepas dari status ekonomi, ras, etnis, usia, kewarganegaraan, kecatatan ataupun orientasi seksual (Kozier, 2010).
Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar (Hamalik, 2011). Menurut (Slameto, 2013) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua yang merupakan faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu dan faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu. Dalam faktor internal terdapat faktor jasmani dan psikologis. Sedangkan dalam faktor eksternal meliputi faktor keluarga, masyarakat, sekolah. Dalam hal ini faktor sekolah merupakan faktor dari perguruan tinggi yang merupakan keaktifan mahasiswa dalam organisasi di lingkungan perguruan tinggi.
Menurut (Hasibuan, 2013) Orgasiasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkooordinasi dari kelompok orang yang bekerjasama dalam mencapai tujuan tertentu. Tujuan dapat dicapai melalui usaha kelompok bukan individu yang bekerja sendiri. Sehingga akan lebih efisien ketika dicapai melalui upaya kelompok. Sehingga
mahasiswa yang aktif dalam organisasi akan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Keaktifan mahasiswa dalam organisasi adalah aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi dan terdaftar menjadi anggota dari suatu organisasi. Organisasi adalah suatu sarana dan wahana untuk mengembangkan bakat, minat serta potensi diri bagi para aktivis yang ada dalam organisasi tersebut (Haryono, Akhdinirwanto, & Ashari, 2014)
Keaktifan mahasiswa berorganisasi dalam motivasi belajar mempunyai pengaruh yang besar untuk prestasi belajar mahasiswa.
Didukung oleh penelitian terdahulu oleh (Sholikhah, 2018), Dengan aktif dalam organisasi maka mahasiswa akan lebih memiliki softskill yang tidak didapat dalam perkuliahan dan mendapatkan pengalaman yang dapat diimplementasikan dalam perkuliahan. Sehingga mahasiswa dengan kategori aktif dalam mengikuti organisasi memiliki prestasi belajar yang tinggi. Sehingga mahasiswa yang aktif berorganisasi memberikan dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajarnya.
Penelitian (Saleh, 2014) menyatakan bahwa aktif organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar. Sama halnya dengan penelitian (Pratiwi, 2017) dan (Rivali, 2013) menyatakan bahwa keaktifan dalam organisasi memberikan pengaruh positif terhadap prestasi belajar. Apabila keaktifan mahasiswa dalam organisasi mahasiswa itu tinggi, maka prestasi belajar yang didapat oleh mahasiswa akan tinggi.
STIKes Dharma Husada Bandung sebagai perguruan tinggi memiliki peran yang penting dalam peningkatan sumberdaya manusia dalam bidang kesehatan. Didasari oleh keinginan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan di Jawa Barat yang pada kenyataannya bahwa hampir 60% tenaga kesehatan yang ada di pusat pelayanan kesehatan primer dan sekunder adalah lulusan SPK, maka digagaslah sebuah pemikiran tentang perlunya lembaga pendidikan tinggi yang mendidik khusus tenaga kesehatan yang dapat memberi kontribusi langsung pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Barat sejalan dengan Visi Provinsi Jawa Barat.
Program studi sarjana keperawatan dengan visi menjadi pusat pengembangan pendidikan ners yang unggul dalam pelayanan keperawatan gawat darurat dengan 3H Principles ( Head, Hand, Hearth) merupakan program studi favorit dengan mahasiswa terbanyak di STIKes Dharma Husada Bandung. Dan dalam program studi sarjana keperawatan pun terdapat mata kuliah Manajemen keperawatan, sehingga sudah seharusnya mahasiswa keperawatan mempelajari tata cara dan bagaimana proses manajemen keperawatan dilakukan, seperti; perencanaan, pengorganisiran, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.
Saat ini mahasiswa tingkat 2 lah yang sedang menduduki kepengurusan diorganisasi yang terdapat dilingkungan STIKes Dharma Husada Bandung. Beberapa mahasiswa pun menduduki jabatan yang vital disetiap organisasinya, seperti menjadi ketua umum, wakil ketua, sekertaris,
bendahara dan koordinator divisi. Saat ini mereka telah menjalani masa kepengurusan mereka lebih dari beberapa bulan terhitung dari mei 2019 dan akan berakhir pada agustus 2020. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti bahwa di STIKes Dharma Husada Bandung sendiri saat ini terdapat 12 organisasi mahasiwa. Sehingga sudah menjadi hal umum bahwa di lingkungan STIKes Dharma Husada Bandung sangat sering dilaksanakannya kegiatan berorganisasi, dimulai dari rapat rutin hingga kegiatan yang berskala besar, Seperti ; Posko lebaran Tim Kesehatan, Pendidikan Dasar dan Pengukuhan Tim Kesehatan, Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa, Sekolah Pimpinan serta kegiatan yang lainnya.
Berdasarkan surat keputusan ketua STIKes Dharma Husada Bandung No.
001/SDHB/SK/KM/1/2020 yang memutuskan tentang sistem poin kegiatan kemahasiswaan sebagai syarat tugas akhir dan mengikuti ujian dilingkungan kampus STIKes Dharma Husada Bandung menjadi sebuah dorongan agar mahasiswa berorganisasi dilingkungan STIKes Dharma Husada Bandung, karena dengan berkegiatan diorganisasi mampu menunjang mahasiswa mendapatkan poin kemahasiswaan pada setiap kegiatannya.
Saat dilakukan wawancara pada 8 mahasiswa sarjana keperawatan.
Dari 4 mahasiswa yang aktif berorganisasi, 3 orang mahasiswa mengatakan bahwa didalam organisasi mereka sering mendapatkan materi lebih dulu dibanding dengan teman-temannya yang tidak berorganisasi. 1 orang lainnya mengatakan dengan berorganisasi dia menjadi lebih berani untuk bertanya serta berbicara didepan kelas. Mereka pun mengatakan bahwa IPK
mereka meningkat tiap semesternya. Sementara 3 mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi mengatakan bahwa IPK mereka menurun dan mereka kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan pada saat berkuliah.
Sedangkan 1 orang mengatakan bahwa dengan tidak mengikuti organisasi dia bisa memiliki banyak waktu luang untuk mengulang kembali materi yang disampaikan dikelas. Berdasarakan wawancara tersebut bisa dilihat bahwa masih ada mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi dan mendapatkan nilai yang buruk dalam perkuliahannya dan ada pula mahasiswa yang aktif berorganisasi serta memiliki IPK yang memuaskan.
Dan nilai rata-rata mahasiswa tingkat 2 adalah 3,11. Dari nilai rata-rata tersebut terlihat bahwa indeks prestasi mahasiswa tingkat 2 rata-rata diatas 3,00. Tetapi masih ada beberapa mahasiswa dengan nilai dibawah 3,00.
Terlihat bahwa banyaknya organisasi di lingkungan STIKes Dharma Husada Bandung yang didorong pula oleh Surat Keputusan Ketua STIKes Dharma Husada Bandung membuat mahasiswa dituntut untuk aktif berorganisasi. Dan terlihat pula bahwa nilai rata-rata mahasiswa tingkat 2 adalah 3,11 yang merupakan nilai yang berada dalam kategori memuaskan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil penelitian dengan judul “Hubungan keaktifan berorganisasi dengan prestasi belajar mahasiswa pada mahasiswa tingkat 2 Sarjana Keperawatan di STIKes Dharma Husada Bandung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah keaktifan berorganisasi berhubungan dengan prestasi belajar mahasiswa?”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan keaktifan berorganisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi.
b. Mengidentifikasi prestasi belajar mahasiswa.
c. Mengidentifikasi hubungan keaktifan berorganisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharap mampu menjadi referensi dan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa.
2. Manfaat Praktisi a. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan salah satu upaya untuk lebih memahami bagaimana hubungan keaktifan mahasiswa dalam organisasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa.
b. Bagi pihak perguruan tinggi
Manfaat penelitian ini bagi pihak perguruan tinggi yaitu dapat memberikan pertimbangan dalam memberikan izin terhadap mahasiswa untuk meninggalkan kelas untuk melaksanakan kegiatan organisasi nya, serta menjadi acuan pihak perguruan tinggi untuk menyeimbangkan bahkan meningkatkan peran kegiatan organisasi terhadap akademik dalam lingkungan perguruan tinggi.
E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada Februari - September 2020.
2. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di STIKes Dharma Husada Bandung program studi sarjana keperawatan.
3. Ruang Lingkup Materi
Materi dalam penelitian adalah keperawatan dasar meliputi prestasi belajar serta manajemen keperawatan meliputi keaktifan berorganisasi.