• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - SIAKAD STIKes DHB - STIKes Dharma Husada Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - SIAKAD STIKes DHB - STIKes Dharma Husada Bandung"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid-19 yang melanda negara Indonesia mempengaruhi hampir dari semua aspek kehidupan, termasuk juga dalam bidang pendidikan dimana pola pembelajaran berubah menjadi pembelajaran jarak jauh. Seiring dengan berubahnya pola pembelajaran saat ini, anak-anak lebih sering menggunakan komputer atau gadget untuk menyelesaikan tugas dan menunjang belajarnya setiap hari. Hal ini menyebabkan penggunaan komputer dan alat komunikasi lainnya menjadi sangat penting (Kartini et al., 2021)

Komputer merupakan salah satu penemuan paling menarik dari 20 penemuan. Namun pengguna komputer menghadapi tantangan baru di tempat kerja mereka. Dengan bekerja terlalu lama menggunakan monitor komputer, gejala sistemik dan mata bisa berkembang (Dr. Rachna Gupta, 2013).

(Sindhuja et al., 2016)

Perkembangan teknologi informasi tentu membawa dampak positif dalam mendukung proses pembelajaran jarak jauh yang saat ini berlangsung. Namun bila penggunaannya tidak dikelola dengan baik dapat memberikan pengaruh buruk untuk kesehatan mata. seorang mahasiswa memiliki kemungkinan penurunanan penglihatan akibat meningkatnya penggunaan elektronik terkait

(2)

seperti smartphone, laptop dan komputer. Apalagi adanya perubahan gaya hidup new normal saat ini telah mengurangi waktu yang dihabiskan untuk kegiatan di luar ruangan (Zhang et al., 2020).(Kartini et al., 2021)

Teknologi merupakan bagian yang tidak lepas dari kehidupan sehari-hari seperti, tv, ponsel, laptop, komputer, tablet dan iPod digunakan untuk komunikasi, pendidikan dan pekerjaan yang membuat hidup lebih nyaman.

gadget bermanfaat bagi manusia dalam banyak hal, jika tidak digunakan dengan baik maka akan berbahaya bagi mata. Dengan mengikuti metode pencegahan seperti aturan 20-20-20, kita dapat mencegah efek buruk gadget.

Makalah ini menyoroti langkah-langkah Pencegahan dan menciptakan kesadaran tentang efek buruk gadget. (Muniraju et al., 2017)

Penggunaan komputer dalam jangka waktu yang lama akan lebih beresiko terkena Astenopia. Angka kejadian astenopia berjumlah sekitar 40% - 90%.

Menurut Manager Pelayanan Profesional dari Asosiasi Optometris Australia mengatakan bahwa masalah penglihatan, kelelahan mata, dan kesehatan mata semakin memburuk selama kita bekerja dengan jam kerja panjang dan berhubungan dengan komputer sehingga menatap layar terlalu lama . Kelompok pekerja kantor merupakan salah satu bagian dari kategori resiko tertinggi kelelahan mata, beberapa studi mengindikasikan bahwa 35% - 48%

dari pekerja kantor menderita problema tersebut (WHO, 2003). (Sya’ban &

Riski, 2014)

Aktifitas akademik yang akan di bahas yaitu mengenai, pembelajaran daring, mengerjakan tugas daring, dan menonton video materi pembelajaran.

(3)

Sedangkan aktifitas non akademik yang akan di bahas yaitu seminar online dan rapat online organisasi mahasiswa.

Astenopia merupakan gangguan pada indera penglihatan yang berupa ketidaknyamanan seperti penglihatan yang kabur, sensitif terhadap adanya cahaya, gangguan pada saat membaca, penglihatan menjadi ganda, adanya penyimpangan pada penglihatan dan lainnya . Astenopia akan lebih sering muncul Ketika kita melakukan aktivitas melihat pada jarak yang dekat dimana mata memerlukan proses akomodasi dan vergence yang lebih kuat seperti pada saat membaca dan menulis.(Fernanda & Amalia, 2018)

Astenopia merupakan keluhan utama pada subyek dengan komputer vision syndrome. Kabar baiknya adalah gejala Astenopia serta masalah sindrom penglihatan komputer biasanya dapat diatasi dengan perawatan mata yang baik dan dengan perubahan lingkungan kerja (Allergan India Limited, 2014). Ada semakin banyak bukti bahwa kebangkitan komputer dapat mempengaruhi kesehatan visual (Rosenfield, 2011). Gejala visual sebagian besar dapat diatasi dengan pengelolaan lingkungan yang tepat dan dengan memberikan perawatan visual yang tepat bagi karyawan. (Sheddy, 1992). (Sindhuja et al., 2016)

Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya Astenopia salah satunya berasal dari faktor pekerja itu sendiri maupun dari faktor lingkungan. Faktor dari pekerja dapat berupa adanya kelainan refraksi, usia pekerja itu sendiri , perilaku pekerja yang beresiko, faktor gen atau keturunan, dan lama dari durasi kerja. Gejala visual juga dapat diakibatkan dari pencahayaan yang tidak sesuai, baik itu cahaya yang terlalu silau dari monitor maupun terlalu redup, ukuran

(4)

objek dari layar monitor yang kecil sehingga sulit dibaca, dan pola istirahat mata yang tidak sesuai atau kurangnya istirahat. Sejumlah peneliti telah menunjukkan bahwa gejala penglihatan muncul pada 75% - 90% pada pengguna komputer. The National Institute of (Occupational Safety and Health, 2014), (Sya’ban & Riski, 2014)

Pengalaman gangguan penglihatan seseorang bervariasi tergantung pada banyak faktor yang berbeda. Ini misalnya, ketersediaan intervensi pencegahan dan pengobatan, akses ke rehabilitasi penglihatan (termasuk produk bantuan seperti kacamata), dan apakah orang tersebut mengalami masalah dengan bangunan, transportasi dan informasi yang tidak dapat diakses. (WHO, 2021)

Remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak- kanak menjadi dewasa. Pada periode ada berbagai perubahan yang terjadi baik itu perubahan hormonal, kondisi psikologis, fisik, maupun kehidupan sosial.

Perubahan psikologi dan sosial pada remaja dibagi dalam tiga tahap yaitu remaja tahapan awal atau early adolescent pada usia 12-14 tahun, remaja tahapan pertengahan atau middle adolescent pada usia 15-17 tahun, dan remaja tahapan akhir atau late adolescent yang dimulai pada usia 18 tahun.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan kajian terhadap “potensi dari faktor eksternal penyebab astenopia pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung selama masa pandemi covid-19” berupa jarak, lama paparan, pencahayaan pada saat aktif dalam kegiatan 2 Aktifitas yaitu aktifitas akademik dan aktifitas non akademik.

(5)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka identifikasi masalah pada penelitian ini, yaitu: "Potensi dari faktor eksternal apa saja yang menjadi penyebab terjadinya Astenopia pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung Selama Masa Pandemi Covid-19”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Potensi dari faktor eksternal Penyebab Terjadinya Astenopia pada Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung Selama Masa Pandemi Covid-19.

2. Tujuan khusus

Tujuan Khusus penelitian ini adalah :

a. Mengetahui faktor eksternal penyebab astenopia pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung selama masa pandemi covid-19”

berupa jarak, lama paparan, pencahayaan pada saat aktif dalam kegiatan aktifitas akademik yaitu pembelajaran daring.

b. Mengetahui faktor eksternal penyebab astenopia pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung selama masa pandemi covid-19”

berupa jarak, lama paparan, pencahayaan pada saat aktif dalam kegiatan non akademik yaitu rapat online organisasi mahasiswa.

(6)

c. Mengetahui potensi tertinggi dari faktor eksternal penyebab terjadinya Astenopia pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat mengetahui informasi terbaharui tentang potensi dari faktor eksternal penyebab Astenopia pada mahasiswa di masa pandemi covid-19.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Mahasiswa

Dengan karya tulis ini penulis berharap mahasiswa dapat lebih mengetahui tentang potensi terjadinya Astenopia di masa pandemi covid-19. Dapat menambah kesadaran dan pemahaman tentang penyebab Astenopia pada mahasiswa di masa pandemi covid-19.

b. Bagi Profesi Optometris

Dengan disusunnya karya tulis ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mengembangkan keilmuan atau skill di ruang lingkup profesi Optometris.

c. Bagi Institusi

Dengan karya tulis ini diharapkan memberikan manfaat bagi dunia keilmuan dan menjadi salah satu referensi penelitian dan kepustakaan.

(7)

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Masalah

Masalah pokok dalam karya tulis ini adalah mengenai potensi dari faktor eksternal penyebab astenopia pada mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung selama masa pandemi covid-19 berupa tingkat pencahayaan, jarak dan lama paparan, pencahayaan pada saat aktif dalam kegiatan 2 Aktifitas yaitu aktifitas akademik dan aktifitas non akademik di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung pada pandemi covid-19.

2. Ruang Lingkup Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu studi yang mempelajari distribusi secara bersamaan pada suatu saat dengan menekankan waktu pegukuran / observasi data variabel bebas dan tergantung hanya satu kali pada satu saat.

Dengan menggunakan data primer berupa kuesioner, dalam bentuk google form yang di sebar ke responden. (Notoadmojo, 2018).

3. Ruang Lingkup Keilmuan

Penyusunan karya tulis ini merupakan bidang keilmuan refraksi optisi khususnya ilmu Refraksi Klinik, pencegahan kebutaan, dan IKM (Ilmu Kesehatan Masyarakat) dan Promosi kesehatan (Promkes).

4. Ruang Lingkup Tempat dan Waktu

Penyusunan penelitian ini dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung pada bulan Maret-Juni tahun 2021

Referensi

Dokumen terkait

39,2 2 Әйел жұмыс істеуі керек және негізінен үй шаруасымен айналысуы керек 22,8 3 Әйелі жұмыс істемесе де, үй шаруасын тең бөлу керек 14,9 4 Әйелі жұмыс істеген жағдайда үй

iii Program Studi Strata I Keperawatan STIKes Dharma Husada Bandung 2017 ABSTRAK Indra Herdiawan HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DENGAN PERILAKU CARING DI RUANG RAWAT