1 1.1 Latar Belakang Masalah
Saat ini telah terjadi globalisasi yang hampir tidak terbendung di Indonesia.
Gempuran revolusi industri 4.0 bahkan memasuki banyak lini kehidupan manusia mulai dari industri ekonomi kreatif dan digital, analisis big data yang menjadi penting, artificial intelligence, dunia robotic yang memudahkan banyak sekali kehidupan manusia dan masih banyak lagi yang mana kesemuanya kita kenal sebagai fenomena disruptive innovation (Utami et al., 2018:345).
Jumlah pengguna internet tahun 2017 telah mencapai 143,26 juta jiwa atau setara dengan 54,68 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Jumlah tersebut menunjukan kenaikan sebesar 10,56 juta jiwa dari hasil survei pada tahun 2016.
Demikian diumumkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) setelah melakukan survei penetrasi dan perilaku pengguna internet di Indonesia.
Sekretaris Jenderal APJII Henri Kasyfi Soemartono mengatakan, kenaikan yang terjadi akibat pembangunan infrastruktur yang semakin mempermudah masyarakat mengakses layanan internet (kominfo.go.id) (Soemartono, 2018).
Komposisi pengguna internet berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari perempuan sebanyak 48,57 persen dan lelaki sebanyak 51,43 persen. Untuk komposisi berdasarkan usia, angka terbesar ditunjukan oleh masyarakat berumur 19 - 34, yakni sebesar 49,52 persen. Namun untuk penetrasi terbesar berada pada umur 13-18, yakni sebesar 75,50 persen (kominfo.go.id) (Soemartono, 2018).
Menurut (Wanto et al., 2018:150) Internet merupakan salah satu dari kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi. Pada era sekarang merupakan zaman modern yang menjadikan internet sebagai hal wajar, masyarakat dunia sekarang ini gemar bermain sosial media yang merupakan bagian dari internet (Nugroho, 2018:201). Jumlah pengguna media sosial di Indonesia semakin bertambah. Tahun ini, menurut riset dari perusahaan media We Are Social yang bekerja sama dengan Hootsuite, menyebut ada 150 juta pengguna media sosial di Indonesia (Kompas.com) (Pertiwi & Nistanto, 2019).
Jumlah itu naik 20 juta pengguna dibanding hasil riset pada 2018. Masih sama seperti tahun lalu, facebook menjadi aplikasi media sosial yang paling banyak digemari di Indonesia, dengan penetrasi 81 persen, meski diterpa skandal keamanan setahun belakangan. Instagram yang juga dimiliki facebook, menjadi media sosial terpopuler kedua di Indonesia, dengan penetrasi 80 persen. Khusus untuk media sosial, lima besar di Indonesia diduduki oleh facebook, instagram, twitter, snapchat, dan linkedIn (Kompas.com) (Pertiwi & Nistanto, 2019).
Menurut data di Alexa, facebook adalah mesin jejaring sosial nomor satu.
Dalam urutan keseluruhan situs di dunia, facebook menempati rangking ke5 setelah Yahoo, Google, YouTube, dan Windows Live. Kepopuleran facebook di Indonesia, mulai tahun 2008 dengan jumlah spektakuler pengguna facebook yakni sebesar 618 persen (Tyas & Endahati, 2019:27). Rasa ingin tahu yang dimiliki oleh para remaja mengakibatkan mereka berkeinginan untuk mengakses situs- situs tertentu.
Usia awal menginjak masa remaja adalah masa dimana seseorang berada pada bangku Sekolah Menengah Pertama (Nur, 2014:189). Remaja memiliki rasa
penasaran yang lebih daripada tahap perkembangan diri manusia lainnya (Nur, 2014:190). Pertumbuhan moral yang tidak baik tersebut mengakibatkan timbulnya kenakalan remaja. Kenakalan remaja akibat ketidaktepatan penggunaan media sosial facebook yang sering terjadi dapat menimbulkan kecemasan sosial.
Facebook juga digunakan sebagai sarana informasi maupun gaya hidup oleh
para siswa, guru dan staff di SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmlaya. Sekitar 95 persen siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmalaya mempunyai akun media sosial facebook, bukan hanya digunakan sebagai keperluan pribadi saja, facebook juga digunakan oleh setiap organisasi atau ekstrakulikuler yang ada
untuk menyebarkan informasi yang berkaitan supaya lebih mudah tersampaikan.
Namun disamping kemanfaatannya sebagai sarana untuk berkomunikasi facebook juga menyimpan informasi negatif yang sering kali tidak dapat tersaring oleh para pengguna khususnya di lingkungan SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmalaya.
Pada penelitian ini penulis akan menguji tingkat kepuasan pengguna media sosial facebook sebagai sarana informasi. Penulis membatasi hanya media sosial facebook saja sebagai fokus penelitian. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian Model DeLone dan McLean. Metode DeLone dan McLean digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan terhadap kepuasan pengguna (Putra et al., 2017:70).
Sementara metode lain yang tidak memiliki konstruk tersebut seperti metode TAM yang tidak mengukur kepuasan sistem informasi, karena konsep TAM menawarkan sebuah teori sebagai landasan untuk mempelajari dan memahami perilaku pemakai dalam menerima dan menggunakan sistem informasi, konsep yang digunakan adalah peresepsi kemanfaatan, peresepsi kemudahan penggunaan,
minat perilaku untuk menggunakan, dan kondisi nyata penggunaan sistem (Hanggono et al., 2015:2).
Begitu juga dengan UTAUT yang merupakan sebuah model penerimaan teknologi yang mengkaji teori-teori tentang penerimaan teknologi oleh pemakai- pemakai sistem (Erni Nurhayati & Hidayat, 2019:5). Maka model yang paling cocok digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna berdasarkan kualitas informasi, kualitas sistem dan kualitas layanan adalah model DeLone dan McLean.
Sehingga untuk pengembangan lebih lanjut, dari uraian diatas penulis mengambil judul menganalilis tentang kepuasan pengguna media sosial facebook sebagai penyebaran informasi akademik disebuah sekolah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, secara rinci diuraikan identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Kualitas informasi (information quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmalaya.
2. Kualitas sistem (system quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmalaya.
3. Kualitas layanan (service quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmalaya.
4. Kualitas sistem (sistem quality), kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality) berpengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmalaya.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah kualitas informasi (information quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1
Cigalontang Tasikmalaya.
2. Untuk mengetahui apakah kualitas sistem (system quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang.
3. Untuk mengetahui apakah kualitas layanan (service quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang.
4. Untuk mengetahui apakah kualitas sistem (sistem quality), kualitas informasi (information quality), kualitas layanan (service quality) berpengaruh secara
bersama-sama terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1
Cigalontang Tasikmalaya.
Tujuan dari penulisan Skripsi ini yaitu sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S1) Jurusan Sistem Informasi pada Universitas BSI.
1.4 Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan penulis diawali dengan mengumpulkan data dengan berbagai langkah yang ditempuh, diantaranya:
a. Observasi
Membuat beberapa pernyataan berdasarkan hasil pertimbangan dari penelitian terdahulu dalam bentuk kuesioner yang dibagikan kepada 164 siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmalaya untuk memberikan pendapatnya mengenai kepuasan penggunaan media sosial facebook dalam mendapatkan informasi akademik.
b. Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan guru dan staff seputar media sosial facebook serta membagikan kuesioner kepada siswa untuk diisi.
c. Studi Pustaka
Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah mencari literatur penelitian terdahulu untuk mencari penelitian apa saja yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai dampak dan manfaat yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial facebook. Studi pustaka ini juga dilakukan untuk melengkapi berbagai teori yang dibutuhkan, penulis melakukan metode studi kepustakaan dengan cara mengambil referensi dari jurnal, internet, dan berbagai literatur lainnya sesuai dengan isi dari penyusunan skripsi tanpa melewatkan penulisan sumbernya.
1.5 Ruang Lingkup
Penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini, guna menjaga fokus penelitian agar kualitas penelitiannya terjaga dan terarah. Penelitian ini hanya fokus pada bagaimana kepuasan penerimaan informasi akademik bagi siswa SMPN Satu Atap 1 Cigalontang Tasikmalaya terhadap media sosial facebook dengan menggunakan metode DeLone dan McLean untuk mengukur kesuksesan suatu sistem informasi berdasarkan kualitas informasi, kualitas sistem, kualitas layanan, dan kepuasan pengguna dengan metode analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda.
1.6 Hipotesis
Untuk mendapatkan hasil keputusan pengolahan data menjadi informasi yang tepat sehingga pembaca merasa puas, penulis memberikan praduga sementara atau hipotesis terhadap penelitian ini, dimana hipotesis sendiri menurut Rasyid &
Indah (2018:42) “Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus dilakukan pengujiannya, hipotesis ini dimaksud untuk memberikan arah bagi analisis penelitian”. Praduga yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1
Ha: Kualitas informasi (information quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik
Ho: Kualitas Informasi (system quality) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik
Hipotesis 2
Ha: Kualitas sistem (service quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) media sosial Facebook sebagai sarana informasi akademik
Ho: Kualitas sistem (service quality) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik
Hipotesis 3
Ha: Kualitas layanan (service quality) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik
Ho: Kualitas layanan (service quality) tidak berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan (user satisfaction) pengguna media sosial facebook sebagai sarana informasi akademik
Hipotesis 4
Ha: Kualitas informasi (infromation quality), kualitas sistem (system quality), kualitas layanan (service quality) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction)
Ho: Kualitas informasi (infromation quality), kualitas sistem (system quality), kualitas layanan (service quality) secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction)