• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, karena anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa.

Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (Hidayat, 2014).

Pembangunan kesehatan di Indonesia diakui relatif berhasil, namun keberhasilan yang dicapai belum dapat menuntaskan problem kesehatan secara menyeluruh (Yovita, 2015). Demam (hipertermi) adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh lebih tinggi dari biasanya, dan merupakan gejala dari suatu penyakit (Maryuani, 2010). Hipertermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh melebihi titik tetap (set point) lebih dari 37oC, yang biasanya diakibatkan oleh kondisi tubuh atau eksternal yang menciptakan lebih banyak panas daripada yang dapat dikeluarkan oleh tubuh (Wong, 2008).

Demam merupakan respon normal tubuh terhadap adanya infeksi. Infeksi adalah keadaan masuknya mikroorganisme kedalam tubuh, dapat berupa virus, bakteri, parasit, maupun jamur. Demam pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus (Setiawati, 2009). Demam juga dapat disebabkan oleh paparan panas yang berlebihan (overhating), dehidrasi atau kekurangan cairan, alergi maupun dikarenakan gangguan sistem imun (Tjipta, 2009).

(2)

Salah satu masalah di dunia medis atau kedokteran adalah adanya ketidakseimbangan antara pasien dan dokter. Selain itu, sebagian besar dari masyarakat tidak terlatih secara medis sehingga apabila mengalami gejala penyakit yang diderita belum tentu dapat memahami cara-cara penanggulangannya (Daniel dan Virginia, 2010) Sangat disayangkan apabila gejala-gejala yang sebenarnya dapat ditangani lebih awal menjadi penyakit yang lebih serius akibat kurangnya pengetahuan (Kusnadi, 2013)

Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. (Russari, 2016) Sistem pakar juga dapat didefinisikan sebagai sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut. Sistem pakar memberikan nilai tambah pada teknologi untuk membantu dalam menangani era informasi yang semakin canggih (Daniel dan Virginia, 2010)

Teori Dempster-Shafer adalah representasi, kombinasi dan propogasi ketidakpastian, dimana teori ini memiliki beberapa karakteristik yang secara instutitif sesuai dengan cara berfikir seorang pakar, namun dasar matematika yang kuat (Gusti, 2013). Metode ini digunakan untuk menggabungkan potongan- potongan informasi yang terpisah atau bukti-bukti untuk mengkalkulasi kemungkinan dari suatu peristiwa (Lestari, 2017).

(3)

Berdasarkan dari uraian diatas maka perlu dibuat sebuah aplikasi, sehingga nantinya penelitian tentang Penyakit Demam pada anak ini dapat memberi manfaat yang signifikan dan system pakar Diagnosis Penyakit untuk balita ini dapat efektif, dalam hal ini penulis mengangkat suatu tema “SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER BERBASIS ANDROID”.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana menyampaikan informasi mengenai gejala penyakit pada Balita tanpa ada harus berkonsultasi dengan dokter ?

2. Bagaimana aplikasi sistem pakar dapat memberikan informasi penyakit demam pada balita yang dapat di akses oleh masyarakat ?

3. Bagaimana sistem pakar mendiagnosis penyakit pada balita menggunakan metode dempster shafer dapat menghasilkan solusi ?

4. Bagaimana aplikasi sistem pakar mendiagnosis penyakit pada balita dapat memberikan manfaat bagi Masyarakat ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Berdasarkan masalah yang diuraikan di latar belakang masalah, maka maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

1. Merancang suatu program aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit pada balita berdasarkan gejala dari pengguna.

2. Merancang dan membangun aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit demam pada balita menggunakan metode dempster shafer berbasis android

3. Sistem pakar mendiagnosis penyakit demam pada balita menggunakan metode dempster shafer dapat menghasilkan solusi dan tingkat keakuratan yang tinggi

(4)

4. Memberikan Informasi Mengenai Gejala Penyakit demam pada balita dan mempermudah pengguna dalam mendiagnosis Penyakit Demam pada balita Tujuan dari penulisan skripsi imi untuk memenuhi kelulusan Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Bina Sarana Informatika Bandung.

1.4 Metode Penelitian

Untuk membangun sistem pakar berbasis android yang dapat membantu dalam mengidentifikasi penyakit pada balita dengan efektif dan efisien maka diperlukan beberapa meode penelitian antara lain :

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian skripsi ini adalah :

1. Observasi

Pada tahap ini penulis melakukan observasi ke klinik Medika Antapani guna mendapatkan informasi tentang gejala yang sering terjadi pada pasien.

2. Wawancara

Penulis melakukan wawancara kepada para ahli serta dokter yang pernah menemui pasien yang menderita penyakit anak.

3. Studi pustaka

Untuk mendukung pembuatan skripsi ini, dilakukan studi pustaka dengan mengumpulkan bahan dari beberapa sumber, seperti media internet, jurnal, dan beberapa buku referensi.

(5)

1.4.2 Metode Pengembangan Sistem

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode SDLC Prototyping Prototype didefinisikan sebagai alat yang memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara system berfungsi dalam bentuk lengkapnya, dan proses untuk menghasilkan sebuah prototype disebut prototyping (Raymond McLeod, 2014). Prototipe adalah satu versi dari sebuah sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna, bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai (Dermawan, 2013)

Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Untuk memodelkan sebuah perangkat lunak, metode prototyping memiliki tahapan-tahapan di dalam proses pengembangannya. Dan tahapan-tahapan dalam prototyping tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pengumpulan kebutuhan

Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format dan kebutuhan kesseluruhan perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.

2. Membangun prototyping

Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh outputnya).

3. Evaluasi protoptyping

Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan pelanggan. Jika sudah sesuai maka

(6)

langkah keempat akan diambil. Jika tidak, maka prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah 1, 2 , dan 3.

4. Mengkodekan system

Dalam tahap ini prototyping yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.

5. Menguji system

Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.

6. Evaluasi Sistem

Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan. Jika sudah, maka langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4 dan 5.

7. Menggunakan system

Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan

1.5 Ruang Lingkup

Agar pembahasan tidak meluas maka perlu ruang lingkup sebagai berikut : 1. Aplikasi yang dibangun untuk mengetahui penyakit demam pada balita

berdasarkan gejalanya.

2. Aplikasi yang digunakan berbasis android menggunakan metode dempster- shafer.

3. Bahasa pemograman yang digunakan menggunakan java.

(7)

4. Perangkat keras untuk menjalankan aplikasi yang dibuat yaitu ponsel yang menggunakan system operasi android

5. Perangkat lunak yang dapat menjalankan aplikasi yang dibuat yaitu android dengan versi minimal Jelly Bean 4.1.x-4.3.x.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk membuat sebuah aplikasi berbasis pengetahuan dari pakar tentang diagnosa awal penyakit tulang berdasarkan gejala dan keluhan yang terlihat secara fisik atau dapat dirasakan dengan