• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang sangat modern menjadi alasan dikembangkannya suatu teknologi yang mampu mengadopsi cara berfikir manusia yaitu teknologi artficial inteligence atau kecerdasan buatan(Zaellani, 2016). Sistem pakar adalah bagian dari kecerdasan buatan yang menggabungkan pengetahuan dan penelusuran data untuk memecahkan masalah yang memerlukan keahlian manusia(Rifiana, 2013).

Tujuan dari sistem pakar sebenarnya bukan untuk menggantikan peran manusia, tetapi untuk mempresentasikan pengetahuan manusia dalam bentuk sistem, sehingga dapat digunakan oleh orang banyak. Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia pada salah satu bidang yang spesifik termasuk dalam kedokteran(Zaellani, 2016).

Dalam menunjang sistem pakar yang saat ini sedang dikembangkan maka hal tersebut harus didukung pula dengan teknologi yang sedang berkembang. Saat ini perkembangan teknologi komunikasi berjalan dengan sangat pesat, dimana perkembangan teknologi komunikasi saat ini bergerak ke arah mobile smartphone atau ponsel pintar yang memiliki kemampuan layaknya sebuah komputer(Masruri, 2013).

Dengan perkembangan itu maka berpengaruh pula pada sistem operasi mobile smartphone yaitu android. Platform yang satu ini berhasil mencuri perhatian para mengguna smartphone dan mampu menduduki posisi yang setara bahkan lebih populer

(2)

dari pada platform lainnya seperti Blackberry, Windows dan iOS (Purnomo at all, 2017). Pada sistem operasi android juga dapat menunjang suatu sistem pakar pengenai penyakit kulit pada hewan seperti kucing.

Kucing adalah salah satu hewan yang populer dikalangan masyarakat, bentuk fisik yang lucu dan tingkah laku yang menggemaskan merupakan salah satu alasan yang membuat banyak orang menyukai hewan peliharaan yang satu ini (Saputra at all, 2015). Namun hal ini tidak diimbangi dengan pengetahuan pemeliharaannya dan ketersediaan dokter hewan yang mencukupi. Penyakit kulit merupakan penyakit kulit yang paling sering dijumpai pada kucing (Kurniati at all, 2017). Beberapa penyakit pada kucing bahkan ada yang dapat menular dengan cepat kepada manusia dan memiliki gejala yang hampir mirip pada kulit kucing seperti menggaruk dan bulu mengalami kerontokan. Hal tersebut menyebabkan kesulitan bagi orang awam dalam menentukan penyakit yang diderita kucing.

Metode Breadth First Search adalah salah satu metode yang bisa digunakan untuk sistem pakar, dan dapat digunakan untuk sistem pakar dalam penentuan penyakit kulit pada kucing. Metode Breadth First Search jika pada satu level belum ditemukan sebuah solusi, maka pecarian dilanjutkan pada level selanjutnya, demikian seterusnya sampai ditemukannya solusi (Haryansyah, 2014). Jadi dengan menggunakan metode Breadth First Search tidak akan menemukan jalan buntu dalam penentuan penyakit kulit pada kucing.

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan mengenai penyakit kulit pada kucing, salah satu cara yang bisa digunakan dalam mendiagnosa penyakit tersebut adalah sistem pakar dengan menggunakan metode Breadth First Search. Oleh karena

(3)

itu penulis mengangkat permasalahan ini sebagai tema penelitian dengan judul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Pada Kucing Menggunakan Metode Breadth First Search Berbasis Android.”

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana membangun sistem pakar mendiagnosa penyakit kulit pada kucing menggunakan metode breadth first search berbasis android ?

2. Bagaimana sistem pakar tersebut dapat memberikan informasi mengenai penanganan pada penyakit yang di diagnosa ?

3. Apakah sistem pakar mendiagnosa penyakit kulit pada kucing menggunakan metode breadth First Search dapat menghasilkan solusi ?

4. Apakah sistem pakar mendiagnosa penyakit kulit pada kucing dapat memberikan manfaat yang maksimal ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dalam membuat skripsi ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana cara mendiagnosa penyakit kulit pada kucing.

2. Merancang dan membangun aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit kulit pada kucing menggunakan metode breadth first search berbasis android.

3. Sistem pakar mendiagnosa penyakit kulit menggunakan metode Breadth First Search dapat menghasilkan solusi.

4. Membuat aplikasi yang bermobilitas tinggi dan mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat dalam menentukan analisa terhadap penyakit kulit pada kucing sehingga kegunaannya maksimal.

(4)

Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (SI) Jurusan Teknik Informatika pada Universitas Bina Sarana Informatika Bandung

1.4 Metode Penelitian

Dalam mengembangkan sistem diperlukan data informasi yang penting dan akurat sehingga dapat menunjang proses penyusunan skripsi ini. Untuk mendapatkan informasi tersebut penulis menggunakan metode sebagai berikut:

1.4.1 Teknik Pengumpulan Data A. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara meneliti secara langsung ke sumber pakar di Zoom Veterinary Team untuk mendapatkan informasi dan data tentang penyakit kulit pada kucing.

B. Wawancara

Pada tahap ini penulis melakukan diskusi dan wawancara langsung dengan narasumber yaitu Drh. Prananda Eka Rifki di Zoom Veterinary Team yang dianggap mempunyai pengetahuan lebih terhadap penyakit kulit pada kucing guna pendapatkan informasi yang menjadikan bahan utama untuk pembuatan aplikasi ini.

C. Studi Pustaka

Selain dengan observasi dan wawancara penulis juga melakukan pencarian data dengan metode studi pustaka sebagai pedoman pengumpulan dan mengkaji data yang ada. Metode studi pustaka yang dilakukan dengan membaca sumber- sumber informasi yang berkaitan dengan penyakit kulit pada kucing melalui buku, artikel dan jurnal.

(5)

1.4.2 Metode Pengembangan Aplikasi

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode SDLC air terjun atau waterfall.

Menurut Pressman (2012) menyebutkan bahwa Metode air terjun atau yang sering disebut metode waterfall sering dinamakan siklus hidup klasik (classic life cycle), dimana hal ini menggambarkan pendekatan yang sistematis dan juga berurutan pada pengembangan perangkat lunak, dimulai dengan spesifikasi kebutuhan pengguna lalu berlanjut melalui tahapan-tahapan perencanaan (planning), permodelan (modeling), konstruksi (construction), serta penyerahan sistem ke para pelanggan/ pengguna (deployment), yang diakhiri dengan dukungan pada perangkat lunak lengkap yang dihasilkan. Tahapan- tahapan dari pengembangan waterfall adalah sebagai berikut :

A. Requirement Analisis

Tahap ini pengembang sistem diperlukan komunikasi yang bertujuan untuk memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna dan batasan perangkat lunak tersebut. Informasi ini biasanya dapat diperoleh melalui wawancara, diskusi atau survei langsung. Informasi dianalisis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh pengguna.

B. System Design

Spesifikasi kebutuhan dari tahap sebelumnya akan dipelajari dalam fase ini dan desain sistem disiapkan. Desain Sistem membantu dalam menentukan perangkat keras(hardware) dan sistem persyaratan dan juga membantu dalam mendefinisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.

C. Implementation

(6)

Pada tahap ini, sistem pertama kali dikembangkan di program kecil yang disebut unit, yang terintegrasi dalam tahap selanjutnya. Setiap unit dikembangkan dan diuji untuk fungsionalitas yang disebut sebagai unit testing.

D. Integration & Testing

Seluruh unit yang dikembangkan dalam tahap implementasi diintegrasikan ke dalam sistem setelah pengujian yang dilakukan masing-masing unit. Setelah integrasi seluruh sistem diuji untuk mengecek setiap kegagalan maupun kesalahan.

E. Operation & Maintenance

Tahap akhir dalam model waterfall. Perangkat lunak yang sudah jadi, dijalankan serta dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru.

1.5 Ruang Lingkup

Agar pembahasan penelitian ini tidak keluar dari tema, maka penulis membatasi ruang lingkup penulisan skripsi ini di jelaskan sebagai berikut :

1. Penyakit yang akan diagnosa adalah penyakit kulit kucing, hanya penyakit kulit pada kucing yang patut diwaspadai yaitu: jenis penyakit Ring Worm, Scabies, Alergic Dermatitis, Kutu dan Lice, Eosinophilic Granuloma, Abses, Kulit Kering, Stud Tail.

2. Pembuatan aplikasi diagnosa penyakit kulit pada kucing dikhususkan untuk sistem operasi berbasis android dengan minimum sistem operasi versi 4.0.1 (Ace Cream Sandwitch) sampai dengan 6.0 (Marssmallow).

(7)

3. Representasi pengetahuan yang digunakan adalah sistem pakar menggunakan metode Breadth First Search.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu pengimplementasian sistem pakar dapat diterapkan dalam bidang kedokteran, sebagai contoh sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit kulit Akne vulgaris atau

Sistem pakar ini dibangun untuk memberikan informasi mengenai diagnosis penyakit kulit akibat infeksi jamur pada manusia serta cara penatalaksanaannya, dan dapat

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan maka penelitian ini mengambil tema sistem pakar dengan judul “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Pada Kucing Dan Anjing

Permasalahan yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah tingkat presisi antara hasil diagnosa sistem pakar yang dibuat dalam mendiagnosa penyakit pada

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil suatu perumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana merancang sebuah sistem pakar yang bisa mendiagnosa penyakit

Berdasarkan dari uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat suatu aplikasi sistem pakar menggunakan metode teorema bayes sebagai layanan kesehatan untuk mendiagnosa penyakit

Sistem pakar ini dibuat untuk membantu mengatasi kesulitan masyarakat dalam mendiagnosa atau mengidentifikasi gejala-gejala penyakit Typhus Abdominalis menggunakan metode Forward

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengimplementasikan sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Demam Berdarah Dengue menggunakan metode Backward Chaining dan Certainty