• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Konteks Penelitian

Nongkrong adalah istilah yang digunakan untuk berkumpul bersama teman- teman di suatu tempat, 1sambil bercengkrama, santai bersama, bermain permainan kartu, atau hal lainnya sambil menyantap kudapan.

Kegiatan nongkrong dapat dilakukan kapan, dimana dan bersama siapa saja yang biasanya dilakukan di halaman rumah, taman, bahkan kedai kopi. Mayoritas kegiatan menongkrong setiap orang berbeda. Ada yang setiap hari setelah kegiatan kantor atau belajar dan adapula yang hanya pada saat hari libur.

Seiring berkembangnya zaman, kegiatan nongkrong pun mengalami banyak perkembangan. Jika dahulu nongkrong biasa dilakukan di halaman rumah atau kedai kopi, kini kegiatan menongkrong banyak dilakukan di kedai kopi modern atau yang biasa kita sebut coffee shop. Hal ini tentu menjadi suatu fenomena baru yang merubah kebiasaan banyak orang.

Dari fenomena tersebut tentunya membawa dampak perubahan bagi lingkungan. Dimana kini coffee shop lebih ramai dikunjungi masyarakat dibandingkan kedia kopi biasa karena fasilitas yang disediakan oleh coffee shop sangat beragam. Mulai dari area merokok, hingga ruang diskusi terpisah hingga akses internet dan listrik untuk mengisi daya handphone dan laptop gratis.

1 https://www.google.com/amp/s/apaarti.com/arti-kata/nongkrong.amp.html

(2)

Dari hanya sekedar diskusi dan melepas penat, keberadaan coffee shop kinipun sudah beralih menjadi bagian dari kebutuhan gaya hidup. Salah satunya yaitu kebutuhan berada di coffee shop dengan spot foto yang instagramable yang sudah menjadi trend terutama di kalangan usia remaja.

Orang - orang usia remaja adalah kelompok sosial yang dapat dikatakan memiliki waktu senggang lebih banyak dibandingkan dengan kelompok pekerja atau usia dewasa. Bukan hanya ikarenakan aktifitas menongkrong adalah hal yang kegiatannya santai sekaligus menyenangkan, tetapi waktu tersebut bisa digunakan untuk berdiskusi tugas sekolah dan biaya yang dibutuhkan untuk membayar kudapan pun masih terjangkau untuk kalangan remaja. Sehingga hal tersebut menjadikan coffee shop menjadi tempat wajib bagi remaja zaman sekarang untuk berkumpul.

Dengan banyaknya remaja yang melakukan aktifitas nongkrong di coffee shop, menjadi suatu fenomena baru yang menjadikan nongkrong suatu budaya baru dikalangan remaja. Hal ini membuat penulis tertarik untuk meneliti budaya baru ini lebih dalam. Apalagi di era media sosial dan serba menggunakan gadget seperti saat ini, banyak kaum remaja yang mengunggah momen-momen mereka di coffe shop ke media sosial agar mereka terlihat eksis dan keren. Hal tersebut membuktikan bahwa kini kegiatan nongkrong di coffee shop telah menjadi budaya nongkrong baru khususnya di kalangan para remaja.

(3)

Tabel I. 1Jumlah Pertumbuhan Usaha Café atau Coffee Shop di Bandung Tahun Jumlah café atau coffee shop Presentase kenaikan

2010 191 0%

2011 196 2,61%

2012 235 19,89%

2013 243 3,41%

2014 256 5,35%

2015 278 8,6%

Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bandung

Tabel I. 2Jumlah Coffee Shop Baru di Bandung

Tahun Jumlah coffee shop baru

2016 21

2017 26

2018 35

2019 16

Sumber : www.pergidulu.com

Dari data kedua tabel tersebut dapat menggambarkan bahwa adanya coffee shop baru di Bandung dimulai dari tahun 2010 setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Hal tersebut menjadi salah satu faktor pendorong banyaknya remaja nongkrong di coffee shop.

Dengan fenomena tersebut maka muncul suatu pergeseran budaya dimana terjadi perubahan nongkrong di coffee shop menjadi suatu kebutuhan bagi banyak kalangan, khususnya usia remaja. Maka dari hasrat kebutuhan itulah banyak

(4)

menimbulkan banyak pemaknaan. Untuk membatasi lingkup yang terlalu luas, penulis membatasi penelitian ini kepada makna nongkrong di coffee shop bagi remaja di Kota Bandung.

1.2. Pertanyaan Penelitian

1. Apa motif nongkrong di coffee shop bagi remaja di Kota Bandung ? 2. Apa makna nongkrong di coffee shop bagi remaja di Kota Bandung?

3. Bagaimana pengalaman nongkrong di coffee shop bagi remaja di Kota Bandung ?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motif nongkrong di coffee shop bagi remaja di Kota Bandung

2. Untuk mengetahui makna nongkrong di coffee shop bagi remaja di Kota Bandung

3. Untuk mengatahui pengalaman nongkrong di coffee shop bagi remaja di Kota Bandung.

1.4.Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sumbangan bagi ilmu komunikasi yang berkaitan dengan baik bagi mahasiswa maupun bagi pengajar di Jurusan Ilmu Komunikasi. Selain itu diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau dasar pijakan bagi penelitian yang lebih lanjut.

(5)

1.4.2 Kegunaan Praktis

Secara praktis, bagi peneliti penelitian ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru mengenai kajian penelitian kualitatif khususnya mengenai pemaknaan akan suatu fenomena.

Referensi

Dokumen terkait

Coffee shop sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle yang melekat pada kalangan remaja seperti yang di ketahui kenapa lebih memilih untuk ngopi di coffee shop

Gramedia Kurang populernya wayang dikalangan remaja terutama saat masuknya budaya populer dari luar negeri yang menyebabkan adanya pergeseran perilaku kalangan remaja

a) Untuk peneliti dapat menambah pengetahuan tentang pesan dakwah yang terdapat dalam akun Instagram lensa.hijrah khususnya dakwah Ustadz Handy Bonny bagi kalangan remaja. b)

Fenomena citra diri yang terjadi pada remaja khususnya di SMA Laboratorium Percontohan UPI, yaitu pada remaja perempuan ditemukan beberapa siswi yang kurang

Berdasarkan fenomena diatas, Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Lifestyle Dan Promosi Terhadap Minat Beli Di Marketplacee

Karena pelanggan saat ini sangatlah kritis dalam melakukan niat beli suatu produk, maka coffee shop harus mampu memberikan kualitas produk, kualitas layanan yang

Maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah fenomena yang terjadi di masyarakat “Faktor- Faktor Perilaku Konsumen Pengunjung Coffee Shop di Malang (Studi Kasus

Melihat fenomena tersebut, terutama di kalangan perempuan, maka untuk mengetahui apakah ada pengaruh tingkat pendidikan ibu rumah tangga dan bagaimana mereka mengelola keuangan keluarga