• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia semakin mengarah pada era modernisasi, hal ini membuat semua orang menjadi pribadi yang sadar akan sebuah komunikasi. Begitu juga halnya dengan komunikasi pemasaran. Berbicara mengenai komunikasi pemasaran, hal ini sudah pasti memegang peranan yang sangat penting. Karena tanpa komunikasi pemasaran, masyarakat tidak akan tahu mengenai keberadaan suatu produk di pasaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Kotler dan Keller (2014:61) menyatakan bahwa Komunikasi pemasaran adalah sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual.

Perkembangan teknologi informasi yang sedimikian cepatnya telah membawa dunia memasuki era baru yang lebih cepat dari yang pernah dibayangkan sebelumnnya. Setidak-tidaknya ada empat era penting sejak ditemukannya komputer sebagai alat pengolah data sampai dengan era internet dimana komputer menjadi senjata utama dalam berkompetisi. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi pengguna internet terbesar di dunia.

Menurut laporan We Are Social, terdapat 204,7 juta pengguna internet di Tanah Air per Januari 2022. Jumlah itu naik tipis 1,03% dibandingkan tahun sebelumnya. Tren jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat dalam

(2)

lima tahun terakhir. Sementara itu tingkat penetrasi internet di Indonesia mencapai 73,7% dari total penduduk pada awal 2022. Tercatat, total penduduk Indonesia berjumlah 277,7 juta orang pada Januari 2022.

Hal ini didukung Sebanyak 88,1% pengguna internet di Indonesia memakai layanan e-commerce untuk membeli produk tertentu dalam beberapa bulan terakhir. Persentase tersebut merupakan yang tertinggi di dunia dalam hasil survei We Are Social pada April 2021. Selain itu, Direktur Nielsen Indonesia Rusdy Sumantri mengatakan jumlah konsumen belanja online meningkat karena pengguna internet di Indonesia naik 32 persen dari 34 juta menjadi 45 juta orang sepanjang tahun ini.

Ahmadi dan Hermawan (2013:5) mengungkapkan jika E-commerce adalah suatu proses pembelian dan penjualan produk-produk secara elektronik dari perusahaan kepada konsumen dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis seperti internet atau bentuk jaringan komputer lain. Terdapat 5 model bisnis e- commerce di Indonesia, yaitu Iklan Baris, Marketplace B2C, Shopping mall, Toko online B2C, Toko online social media. Salah satu model bisnis e-commerce yang banyak digunakan adalah Marketplace B2C. Adapun beberapa aplikasi Marketplace B2C yang sering digunakan oleh semua khlayak Indonesia ialah seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli, Sorable, Zalora dan masih banyak lagi.

(3)

Berikut di bawah ini data pengguna e-commerce di Indonesia berdasarkan kunjungan pelanggan yang terjadi pada 2022.

Gambar 1.1

Peringkat Pengunjung E-commerce Di Indonesia

Menurut survei Alvara Research Center, Shopee merupakan layanan e- commerce paling populer di kalangan anak muda Indonesia pada Maret 2022.

Platform belanja daring asal Singapura tersebut menjadi pilihan utama 69,9%

responden dari kalangan generasi Z, serta 64,2% responden generasi milenial.

Kemudian di peringkat kedua ada Lazada yang dipilih oleh 23,3% generasi Z dan 20,6% generasi milenial Selanjutnya ada Tokopedia yang dipilih oleh 14,5% generasi Z dan 15,5% generasi milenial. Sedangkan Bukalapak hanya dipilih oleh 8% responden generasi Z dan 7,7% generasi milenial.

(4)

Shopee menjadi salah satu aplikasi Marketplace yang sedang marak digunakan. CEO Shopee, Chris Feng mengatakan Shopee adalah satu dari banyak pihak yang memanfaatkan peluang bisnis E-commerce dengan meramaikan segmen mobile Marketplace melalui aplikasi mobile mereka untuk mempermudah transaksi jual beli melalui perangkat ponsel. Secara general, Shopee sendiri memposisikan dirinya sebagai aplikasi marketplace dengan bentuk B2C (Business to Consumer). Pendekatan sosial tersebut dipilih karena Asia Tenggara merupakan kawasan yang gemar bermain media sosial.

Bukan hanya itu saja, shopee dikenal sebagai sarana jual beli online yang menyediakan berbagai produk untuk menunjang aktivitas sehari-hari yang mencakup fashion, gadget, alat kosmetik, alat elektronik, hobi dan koleksi, serta jenis produk dan barang lainnya. Ini sebabnya mengapa shopee sangat melekat di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa sebagai sarana untuk membeli suatu barang dan produk berdasarkan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Durianto (2013:38) yang mendefinisikan minat beli adalah keinginan untuk membeli produk, minat beli akan timbul apabila seseorang konsumen sudah terpengaruh terhadap mutu dan kualitas dari suatu produk, informasi seputar produk.

Fitri Agustia (2020:28) secara garis besar menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi Minat Beli Mahasiswa digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu seperti Keyakinan, Keluarga, Pengetahuan, Sikap, Pembelajaran, Kelompok usia, Gaya Hidup, Motivasi dan Keterlibatan. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang

(5)

ada di luar individu, seperti Faktor Budaya, Promosi, dan Faktor Kelas Sosial.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, diperoleh data dari 30 Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Observasi Awal Variabel Y (Minat Beli)

No Pernyataan

Alternative Jawaban Jlh Ya Jlh Tidak 1 Saya senang menggunakan shopee karena

setiap produk yang dibeli, pasti sesuai dengan ekspektasi

16 53,3% 14 46,7%

2 Shopee adalah pilihan pertama saya dalam memilih layanan berbelanja online

22 73,3% 8 26,7%

3 Saya sering mengikuti dan mengamati sosial media yang berhubungan dengan shopee hanya untuk mendapatkan informasi

11 36,7% 19 63,3%

Sumber : Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018

Dari hasil tabel 1.1 diatas, dapat dilihat bahwa hasil angket variabel Minat Beli pada Marketplace Shopee yang dimiliki mahasiswa tergolong tinggi . Hal ini dibuktikan melalui data yang telah didapati dari 30 Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 hanya 53,3 % mahasiswa yang senang menggunakan shopee karena setiap produk yang dibeli, pasti sesuai dengan ekspektasi. Sedangkan 46,7% mahasiswa lebih memilih tidak. Hal ini menunjukkan masih ada mahasiswa yang beranggapan jika produk yang dibeli di shopee terkadang sesuai yang diharapkan.

Untuk mahasiswa yang sering mengikuti dan mengamati sosial media yang

(6)

berhubungan dengan shopee hanya 36,7%, sedangkan 63,3% mahasiswa lebih memilih untuk tidak mengikuti,memantau maupun mengamati sosial media yang berhubungan dengan shopee.

Faktanya minat beli yang dimiliki mahasiswa melalui marketplace shopee tergolong tinggi. Dimana sebagian mahasiswa beranggapan kalau setiap produk yang dibeli melalui shopee hampir sesuai dengan yang diharapkan. Malah terkadang barang ketika sudah di beli dan sampai di tangan konsumen, tidak jauh berbeda dengan yang di foto misalnya seperti ukuran, warna, hingga kemungkinan besar barang mengalami cacat atau kerusakan seperti pecah atau tergores. Bukan hanya itu saja, ternyata masih ada juga mahasiswa yang tidak terlalu mengikuti perkembangan di segala sosial media shopee karena mungkin bagi mereka itu tidak terlalu penting. Bukan hanya itu saja, masih ada mahasiswa yang mungkin hanya mengetahui sedikit info tentang shopee ketika temannya baru saja menggunakan shopee atau malah ketika temannya ingin mereferensikan berbagai promo, discount sale, dan sejenisnya

Laksono dan Iskandar (2018:157) mengungkapkan jika Lifestyle (Gaya Hidup) adalah sikap seseorang dalam menggambarkan suatu masalah sebenarnya yang ada didalam pikiran seseorang tersebut serta cenderung bergabung dengan berbagai hal terrikat dengan masalah psikologis dan emosi atau bisa juga dilihat dari apa yang diminati dan pendapatnya tentang suatu objek. Selain itu, menurut Kotler dan Keller (2014:97) gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Hal ini juga di dukung

(7)

oleh pendapat Nasikan dan Begy (2013:86) yang menyatakan bahwa Lifestyle merupakan salah satu faktor internal.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Erdawati (2020:4) dimana Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara lifestyle terhadap minat beli melalui shoope. Sedangkan menurut Lapera (2013:8) menjelaskan bahwa semakin tinggi gaya hidup seseorang maka semakin tinggi pula minat beli yang ada pada diri konsumen. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, diperoleh data dari 30 Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 sebagai berikut :

Tabel 1.2

Observasi Awal Variabel X1 (Lifestyle)

No Pernyataan

Alternative Jawaban Jlh Ya Jlh Tidak 1 Menurut saya berbelanja di shopee

merupakan kebutuhan dalam diri sendiri

11 36,7% 19 63,3%

2 Saya merasa lebih nyaman berbelanja di shopee dibanding secara langsung karna menghemat waktu saya

20 66,7% 10 33,3%

3 Berbelanja di shopee sebagai sarana saya untuk mengikuti trend fashion agar tetap menjaga penampilan saya

14 46,7% 16 53,3%

Sumber : Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018

(8)

Dari tabel 1.2 di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil angket pada Lifestyle yang dimiliki Mahasiswa masih rendah. Hal ini dibuktikan hanya 36,7% yang beranggapan kalau berbelanja di shopee adalah kebutuhan dalam diri sendiri yang harus dipenuhi, sedangkan 63,3% lagi lebih memilih tidak. Hal ini menunjukkan bahwa berbelanja di shopee memang suatu kebutuhan tetapi bukan berarti harus dipenuhi dan dituruti. Untuk mahasiswa yang memilih berbelanja di shopee sebagai sarana untuk mengikuti trend fashion agar tetap menjaga penampilan hanya 46,7%, sedangkan sisanya 53,3% mahasiswa lebih memilih untuk tidak.

Faktanya Lifestye yang dimiliki oleh mahasiswa pendidikan bisnis 2018 masih dikatakan tergolong rendah. Hal ini dibuktikan karena sebagian mahasiswa beranggapan jika berbelanja di shopee bukanlah kebutuhan dalam diri sendiri yang harus dipenuhi dan dituruti setiap saat. Bukan hanya itu saja, mahasiswa juga memilih untu tidak berbelanja di shopee hanya untuk mengikuti trend fashion agar tetap menjaga penampilan. Hal inilah yang dapat menyebabkan, bila Lifestyle mahasiswa rendah, maka dampak minat belinya pun akan rendah.

Selalin lifestyle, Philip dan Gary (2001:196) menyatakan minat beli juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti Promosi. Cummins (2014:14) mendefenisikan Promosi adalah sebagai serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai sasaran penjualan atau pemasaran dengan menggunakan biaya yang efektif, dengan memberikan nilai nilai tambah pada produk atau jasa baik kepada perantara atau pemakai langsung, biasanya dibatasi tidak dibatasi dalam jangka waktu tertentu. Itu sebabnya Nadya dan Sudharto (2019:58) menyatakan jika

(9)

semakin baik promosi penjualan, maka akan semakin meningkat pula minat beli ulang pada marketplace shopee.

Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Anggit (2018:13) dimana Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara promosi penjualan terhadap minat beli konsumen melalui jejaring sosial. Sedangkan menurut Pryllisya (2013:43) tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara promosi terhadap minat beli. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, diperoleh data dari 30 Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 sebagai berikut :

Tabel 1.3

Observasi Awal Variabel X2 (Promosi)

No Pernyataan

Alternative Jawaban Jlh Ya Jlh Tidak 1 Iklan yang dibuat oleh shopee terkadang

mampu menarik daya minat beli saya

10 33,3% 20 66,7%

2 Saya merasa shopee lebih sering memberikan berbagai jenis potongan harga hingga promo tanggal-tanggal istimewa.

19 63,3% 11 36,7%

3 Shoope selalu menawarkan produk yang memiliki paket seperti buy one get one

8 26,7% 22 73,3%

4 Promosi layanan Cashback pada shopee selalu tersedia di setiap jenis produk maupun toko

13 43,3% 17 56,7%

Sumber : Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018

(10)

Dari hasil tabel 1.3 diatas, dapat dilihat bahwa hasil angket pada Promosi yang dimiliki mahasiswa masih rendah . Hal ini dibuktikan melalui data yang telah didapati dari 30 Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 hanya 33,3% yang menyatakan bahwa iklan shopee mampu menarik daya minat beli mahasiswa.

Sedangkan 66,7% adalah mahasiswa yang tidak memilih. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan shopee dari segi iklan mungkin bagi mahasiswa belum mampu menarik daya minat beli sepenuhnya dari diri mahasiswa. Bila dilihat dari yang memilih shopee selalu menawarkan produk yang memiliki paket buy one get one hanya 26,7%, sedangkan sisanya 73,3% memilih tidak. Hal ini menunjukkan bahwa promosi buy one get one dalam shopee sangat mempengaruhi minat beli mahasiswa sekalian. Bukan hanya itu saja, untuk mahasiswa yang memilih bahwa promosi layanan cashback pada shopee selalu tersedia di segala jenis produk dan toko hanya 43,3% saja sedangkan 56,7%

sisanya memilih tidak.

Faktanya promosi yang dimiliki oleh shopee dalam mempengaruhi minat beli mahasiswa masih tergolong rendah. Dimana masih ada mahasiswa yang tidak gampang tertarik membeli produk di shopee hanya karena Iklan. Selain itu, masih terdapat juga beberapa mahasiswa yang beranggapan kalau promo buy one get one tidak selalu tersedia di segala jenis produk akan tetapi hanya di produk tertentu.

Bukan hanya itu saja, layanan cashback yang disedikan oleh shopee terkadang juga tidak semuanya tersedia baik itu di toko barang yang dipesan maupun jenis barang yang hendak dibeli. Hal inilah yang dapat menyebabkan, bila promosi rendah, maka minat beli mahasiswa pun akan rendah.

(11)

Berdasarkan fenomena diatas, Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Lifestyle Dan Promosi Terhadap Minat Beli Di Marketplacee Shopee Pada Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka yang menjadi identifikasi masalah adalah :

1. Sebagian mahasiswa khawatir dan beranggapan kalau setiap produk yang dibeli melalui shopee belum tentu 100% sesuai dengan yang diharapkan.

2. Mahasiswa tidak terlalu mengikuti perkembangan di segala sosial media shopee karena mungkin bagi mereka itu tidak terlalu penting.

3. Sebagian mahasiswa beranggapan jika berbelanja di shopee bukanlah kebutuhan dalam diri sendiri yang harus dipenuhi dan dituruti setiap saat.

4. Mahasiswa juga memilih untuk tidak berbelanja di shopee hanya untuk mengikuti trend fashion agar tetap menjaga penampilan. Hal inilah yang dapat menyebabkan, bila Lifestyle mahasiswa rendah, maka dampak minat belinya pun akan rendah.

5. Mahasiswa tidak gampang tertarik membeli produk di shopee hanya karena melihat iklan.

6. Beberapa mahasiswa beranggapan kalau promo buy one get one tidak selalu tersedia di segala jenis produk akan tetapi hanya di produk tertentu.

(12)

7. Layanan cashback yang disedikan oleh shopee terkadang juga tidak semuanya tersedia baik itu di toko barang yang dipesan maupun jenis barang yang hendak dibeli. Hal inilah yang dapat menyebabkan, bila promosi rendah, maka minat beli mahasiswa pun akan rendah.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Lifestyle yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kegiatan, Minat dan Opini pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bisnis 2018.

2. Promosi yang diteliti dalam penelitian ini adalah Kupon, Potongan Harga, Kesepakatan Harga Kemasan, Cashbasck, serta Kontes dan Undian pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bisnis 2018.

3. Minat Beli yang diteliti dalam penelitian ini adalah Minat Transaksional, Minat Refrensial, Minat Prefrensial, dan Minat Eksploratif pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bisnis 2018.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Lifestyle berpengaruh Terhadap Minat Beli Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan Pada Marketplace Shoope?

(13)

2. Apakah Promosi berpengaruh Terhadap Minat Beli Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan Pada Marketplace Shoope?

3. Apakah Lifestyle Dan Promosi berpengaruh Terhadap Minat Beli Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan Pada Marketplace Shoope?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitiam ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengaruh Lifestyle Terhadap Minat Beli Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan Pada Marketplace Shoope.

2. Untuk mengetahui Pengaruh Promosi Terhadap Minat Beli Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan Pada Marketplace Shoope.

3. Untuk mengetahui Pengaruh Lifestyle Dan Promosi Terhadap Minat Beli Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan Pada Marketplace Shoope.

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini, maka manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

(14)

a. Dapat di jadikan bahan pengembangan dan penelitian dengan menambah pengetahuan mengenai Pengaruh Lifestyle Dan Promosi

Terhadap Minat Beli Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan Pada Marketplace Shoope .

b. Menjadi referensi dan bahan masukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai Pengaruh Lifestyle Dan Promosi Terhadap Minat Beli Mahasiswa Pendidikan Bisnis 2018 Universitas Negeri Medan Pada Marketplace Shoope.

b. Bagi Universitas, penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan referensi sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang sedang melakukan penelitian untuk kedepannya.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa pentingnya konsep, nilai, moral dan norma dalam pembelajaran PPKN SD, karena di zaman

Pendidikan Program Studi Transportasi pada dasarnya mengarahkan peserta didik agar memiliki kemampuan mengembangkan pengetahuan bidang transportasi agar (i) dapat berperan

m) Potonglah garis yang tidak di gunakan dengan menggunakan ikon Trim.. n) Dari titik tengah garis bantu, buatlah lingkaran bergaris sumbu dengan radius 3 ¾ inchi

Ø   Terapi antivirus untuk infeksi virus hepatitis B kronik pada pasien dengan koinfeksi HIV-VHB dilakukan terus-menerus seumur hidup..

Hal ini berarti koefisien dari dx dan dy dengan mempunyai perbandingan yang sama.?. Tetapi bagaimana jika fungsi μ

ABRIK Gula (PG) Gending adalah salah satu pabrik gula di Kabupten Probolinggo. Proses produksi gula berlangsung selama musim tebu, atau disebut juga masa giling, yaitu 4-6

Kesimpulan penelitian manajemen kelas di SMP Al-Huda Jatiagung Lampung Selatan dengan melalui pengaturan peserta didik dan pengaturan fasilitas, peneliti menarik

Dalam kasus ini PT. Lion Air selaku pelaku usaha penerbangan telah melanggar hak-hak Hari Sunaryadi yang seharusnya didapat sebagai pihak konsumen karena PT. Lion Air