BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai hubungan pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan, locus of control dan sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan intensitas perilaku membersihkan lingkungan pada warga di RW 14 Kelurahan Taman Sari Bandung. Subjek penelitian ini ialah para warga RW 14 Kelurahan Taman Sari Bandung berusia 23-58 tahun yang berjumlah 79 orang. Berikut ini akan di jelaskan bagaimana hasil dan pembahasan yang didasari oleh perhitungan statistik dan tinjauan teoritis.
4.1.1 Hasil Uji Normalitas
Sebelum melakukan analisis regresi peneliti membuktikan terlebih dahulu apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test untuk uji normalitas dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas
Variabel Sig
Pengetahuan tentang Strategi Membersihkan Lingkungan
0,216
Locus of Control 0,090
Sikap terhadap Kebersihan Lingkungan 0,547
Intensitas Perilaku Membersihkan Lingkungan 0,968
Dari hasil nilai signifikan keseluruhan variabel menunjukkan nilainya lebih besar dari 0,05 (menggunakan taraf signifikan 5%), maka data tersebut berdistribusi normal. Hal ini berarti data dari keseluruhan variabel dapat digunakan untuk melakukan analisis regresi.
4.1.2 Hasil Perhitungan Analisis Regresi Pengetahuan tentang Strategi
Kebersihan Lingkungan dengan Intensitas Perilaku Membersihkan Lingkungan
Peneliti menggunakan analisis regresi untuk mengetahui lebih jauh hubungan antar variabel dengan cara mencari nilai koefisien determinasi.
Koefisien determinasi (R square) merupakan suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar kontribusi secara bersama-sama tiap-tiap variabel, yaitu pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan, locus of control dan sikap terhadap kebersihan lingkungan terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan. Hasil perhitungannya akan ditampilkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.2
Model Summary
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics
Durbin- Watson R Square
Change F
Change df1 df2
Sig. F Change
1 .553a .306 .278 7.66067 .306 10.860 3 74 .000 1.410
a. Predictors: (Constant), Sikap terhadap Kebersihan Lingkungan, Pengetahuan tentang Strategi Membersihkan Lingkungan, Locus of control
b. Dependent Variable: Intensitas Perilaku Membersihkan Lingkungan
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai koefisien determinasi (R square) yang di dapat adalah sebesar 0.306. Hal ini berarti bahwa ketiga variabel secara bersama-sama memberikan kontribusi sebesar 30,6% bagi perubahan variabel intensitas perilaku membersihkan lingkungan. Dengan demikian 69,4%
dipengaruhi oleh variabel lain selain ketiga variabel yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap variabel intensitas perilaku membersihkan lingkungan.
Setelah dilakukan perhitungan nilai R square dilakukan perhitungan Anova untuk mengetahui nilai F hitung agar dapat menentukan apakah masing- masing variabel dapat memberikan nilai kontribusi terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1911.905 3 637.302 10.860 .000a
Residual 4342.752 74 58.686
Total 6254.657 77
a. Predictors: (Constant), Sikap terhadap Kebersihan Lingkungan, Pengetahuan tentang Strategi Membersihkan Lingkungan, Locus of Control
b. Dependent Variable: Intensitas Perilaku Membersihkan Lingkungan
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang di dapat adalah sebesar 10.860 sementara nilai F tabel dengan df 3 dan 75 adalah sebesar 2.73, nilai F hitung yang di dapat > daripada F table. Hal ini berarti masing-masing variabel dapat dihitung nilai kontribusinya terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan secara parsial.
Tabel 4.4
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Zero-
order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 2.863 9.368 .306 .761
Persamaan garis regresi hubungan pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan, locus of control dan sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan intensitas perilaku membersihkan lingkungan dapat dinyatakan dengan Y = 0,375.X1 + 0,350.X2 + 0,136.X3 + 2863. Persamaan tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien X1 sebesar 0,375 yang berarti apabila pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan (X1) meningkat 1 poin maka intensitas perilaku membersihkan lingkungan (Y) akan meningkat 0,375 poin dengan asumsi variabel lain (locus of control dan sikap terhadap kebersihan lingkungan) tetap.
Koefisien X2 sebesar 0,350 yang berarti apabila locus of control (X2) meningkat 1 poin maka intensitas perilaku membersihkan lingkungan (Y) akan meningkat 0,350 poin dengan asumsi variabel lain (pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan dan sikap terhadap kebersihan lingkungan) tetap.
Koefisien X3 sebesar 0,136 yang berarti apabila sikap terhadap kebersihan lingkungan (X3) meningkat 1 poin maka intensitas perilaku membersihkan lingkungan (Y) akan meningkat 0,136 poin dengan asumsi variabel lain
Pengetahuan tentang Strategi Membersihkan Lingkungan
.277 .072 .375 3.849 .000 .394 .408 .373 .989 1.011
Locus of Control 1.074 .300 .350 3.585 .001 .393 .385 .347 .983 1.018 Sikap terhadap
Kebersihan Lingkungan
.188 .134 .136 1.397 .167 .148 .160 .135 .985 1.015
a. Dependent Variable: Intensitas Perilaku Membersihkan Lingkungan
(pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan dan locus of control) tetap.
Secara keseluruhan, tabel hasil perhitungan statistik kontribusi masing- masing variabel antara pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan, locus of control, dan sikap terhadap kebersihan lingkungan dengan intensitas
perilaku membersihkan lingkungan dirangkum sebagai berikut:
Tabel 4.4
Ringkasan Nilai Kontribusi Masing-masing Variabel
Variabel Beta
Pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan
0,375
Locus of control terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan
0,350
Sikap terhadap kebersihan lingkungan terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan
0,136
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan, intensitas perilaku membersihkan lingkungan dapat dipengaruhi oleh variabel pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan, locus of control, dan sikap terhadap kebersihan lingkungan. Ketiga variabel tersebut mempengaruhi intensitas perilaku membersihkan lingkungan secara bersama-sama sebesar 30,6%. Hal ini sesuai dengan model yang diusulkan oleh Himes, Hungerford, dan Tomera bahwa pengetahuan tentang strategi, locus of control, dan sikap berhubungan dengan perilaku lingkungan, yang dalam penelitian ini perilaku tersebut ditunjukkan
ketiga variabel ini berkontribusi terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan, walaupun kontribusi yang diberikan tidak terlalu besar.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh bahwa variabel pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan memiliki nilai kontribusi sebesar 0,375 yang menunjukkan bahwa variabel tersebut memberikan kontribusi sebesar 0,375 terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan. Warga telah diberikan informasi-informasi serta pelatihan-pelatihan mengenai hal-hal yang dapat dilakukan terkait dengan kebersihan lingkungan. Dengan adanya pelatihan- pelatihan yang diberikan oleh instansi-instansi atau lembaga-lembaga luar yang datang ke RW 14 warga menjadi tahu bagaimana cara membuat lingkungan bersih sesuai dengan arahan-arahan yang diberitahukan sebelumnya.
Memiliki pengetahuan tentang strategi membersihkan lingkungan merupakan hal yang penting. Untuk membuat lingkungan menjadi bersih warga harus mengetahui tentang strategi yang dapat dilakukan oleh mereka. Pengetahuan tentang strategi ini melingkupi hal-hal yang berkaitan secara praktik, seperti langkah-langkah, cara-cara, peralatan-peralatan, dan apa saja yang tidak boleh dilakukan saat melakukan kegiatan membersihkan lingkungan. Hal-hal yang praktik seperti itu membuat warga lebih mudah memahaminya karena dapat dipraktekkan atau dilakukan secara langsung oleh warga.
Pemahaman yang mudah tentang langkah-langkah strategis yang harus mereka lakukan untuk membuat lingkungan bersih membuat warga lebih mudah untuk melakukan hal-hal atau kegiatan-kegiatan startegis tersebut. Oleh karena itu pengetahuan yang telah dimiliki oleh warga dapat dilakukan dalam frekuensi yang
lingkungan yang bersih. Semakin warga mengetahui tentang strategi membersihkan lingkungan yang harus terus dilakukan oleh warga dalam frekuensi yang sering membuat intensitas warga untuk melakukan kegiatan membersihkan lingkungan akan semakin sering.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh bahwa nilai kontribusi variabel locus of control adalah sebesar 0,350 yang menunjukkan bahwa variabel tersebut memberikan kontribusi sebesar 0,350 terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan. Membuat lingkungan menjadi bersih dapat dilakukan warga dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas membersihkan lingkngan. Warga yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Warga dengan locus of control internal mereka merasa yakin bahwa melakukan kegiatan membersihkan lingkungan merupakan kontrol dari dirinya, bukan dari hal-hal diluar dirinya, artinya warga melakukan kegiatan membersihkan lingkungan atas dasar kemauan warga sendiri bukan karena faktor lain, seperti adanya ajakan dari tetangga atau adanya pengaruh dari pengurus RW. Karena adanya kesadaran dari diri warga sendiri maka intensitas melakukan kegiatan membersihkan lingkungan lebih sering karena mereka melakukan kegiatan tersebut atas inisiatif mereka sendiri yang menginginkan adanya hasil atau penguat yang didapatkan dengan melakukan kegiatan menjaga kebersihan lingkungan tersebut. Semakin internal sumber kontrol yang dimiliki warga untuk melakukan kegiatan membersihkan lingkungan maka intensitas untuk membersihkan lingkungan pun akan tinggi.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik diperoleh bahwa nilai kontribusi
menunjukkan bahwa variabel tersebut memberikan kontribusi sebesar 0,136 terhadap intensitas perilaku membersihkan lingkungan. Warga yang memiliki sikap positif terhadap kebersihan lingkungan akan menujukkan perasaan sukanya dengan kebersihan lingkungan salah satunya dengan kesediaan warga untuk melakukan kegiatan membersihkan lingkungan. Warga yang memiliki penilaian positif dengan kebersihan lingkungan memiliki kepercayaan bahwa lingkungan yang bersih adalah sesuatu hal yang baik dan menyenangkan yang selanjutnya menimbulkan persaan suka/senang dengan kebersihan lingkungan. Penilaian positif ini bisa di dapat dari perasaan positif, kenyamanan atau perasaan senang yang didapat warga saat mendapatkan dampak dari lingkungan yang bersih.
Sikap terhadap kebersihan ini memiliki nilai kontribusi paling kecil karena berdasarkan fenomena warga memiliki pengalaman-pengalaman dengan lingkungan yang bersih yang terjadi di RW 14. Pengalaman-pengalaman ini yang membuat warga memiliki penilaian yang positif terhadap kebersihan lingkungan.
Ketika warga mendapatkan lingkungan yang bersih dan itu merupakan hal yang positif maka akan membuat warga memiliki sikap yang positif terhadap lingkungan yang bersih.
Warga yang memiliki penilaian positif akan melakukan kegiatan membersihkan lingkungan dalam frekuensi yang lebih sering karena itu menujukkan kesediaannya untuk melakukan kegiatan membersihkan lingkungan karena memiliki kepercayaan dan perasaan senang dengan kebersihan lingkungan.
Semakin positif penilaian yang dimiliki warga terhadap kebersihan lingkungan, maka intensitas untuk membersihkan lingkungan menjadi sering.