• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian

Penyakit skabies masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius.

Lebih dari 200 juta orang di dunia yang menderita penyakit ini pada tahun 2015.1 Pada negara-negara maju, penyakit skabies lebih banyak terjadi di rumah sakit dan pada kelompok-kelompok yang rentan karena tingkat sosial ekonomi yang buruk.2,3 Pada negara-negara berkembang, skabies adalah salah satu penyakit kulit yang paling sering terjadi.4 Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia pada tahun 2013 didapatkan prevalensi penyakit skabies sebanyak 6,8%.5

Angka kejadian penyakit skabies cukup tinggi di pesantren. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mayrona tahun 2018 di salah satu Pondok Pesantren Kabupaten Pati didapatkan hasil dari 46 santri terdapat 39 santri yang menderita skabies.6 Penelitian yang dilakukan oleh Ratna tahun 2015 di salah satu Pondok Pesantren Kabupaten Tasikmalaya didapatkan sebanyak 86 santri dari 316 santri terdiagnosis penyakit skabies.7 Penelitian yang dilakukan oleh Nurfitrica tahun 2015 di Kota Bandung Utara dan Timur didapatkan sebanyak 31 santri dari 106 santri terdiagnosis penyakit skabies.8 Hal ini disebabkan karena penyakit skabies memiliki tingkat penularan yang tinggi pada tempat yang padat penghuni seperti pesantren. Seseorang dapat berisiko terkena penyakit skabies apabila bertempat tinggal atau berada dalam satu lingkungan bersama penderita skabies dalam waktu yang cukup lama.

::repository.unisba.ac.id::

(2)

2

Faktor risiko lain dari penularan penyakit skabies adalah kurangnya menjaga personal hygiene seperti kebiasaan saling meminjam alat dan bahan perlengkapan mandi (sabun, sarung, atau handuk), jarang membersihkan tempat tidur (menjemur kasur, mengganti sarung bantal dan seprai), serta kondisi lingkungan lain yang menunjang untuk berkembangnya tungau Sarcoptes scabiei.9,10

Personal hygiene bisa diartikan sebagai kebiasaan menjaga kesehatan dan kebersihan fisik dan psikis serta mencegah penularan penyakit.11,12 Personal hygiene memiliki beberapa komponen di antaranya yaitu kebersihan kulit, kebersihan handuk kebersihan tangan dan kuku, kebersihan pakaian, kebersihan genitalia, kebersihan tempat tidur dan seprai.13–15 Personal hygiene masih belum menjadi perhatian bagi masyarakat khususnya pada pondok pesantren. Kebiasaan pinjam meminjam alat kebersihan pada pesantren menyebabkan personal hygiene pada santri masih buruk sehingga kejadian skabies pada pondok pesantren masih tinggi.12,16

Pondok Pesantren Al-‘Ashr Al-Madani Kabupaten Bandung menjadi salah satu pondok pesantren dengan tingkat penularan skabiesnya tinggi terutama pada santri laki-laki. Dari hasil wawancara dengan Sekretaris Yayasan pondok pesantren tersebut terdapat sekitar 70% dari 120 santri laki-laki dan 20% dari 147 santri perempuan yang terkena penyakit skabies. Pemakaian handuk dan pakaian secara bergantian juga sudah menjadi hal yang biasa di pondok pesantren ini.

Dari fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang hubungan personal hygiene dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-‘Ashr Al-Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019.

::repository.unisba.ac.id::

(3)

3

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana personal hygiene santri di Pondok Pesantren Al-‘Ashr Al- Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019?

2. Bagaimana angka kejadian skabies santri di Pondok Pesantren Al-‘Ashr Al-Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019?

3. Apakah terdapat hubungan antara personal hygiene dengan angka kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-‘Ashr Al-Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019?

Tujuan Penelitian Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara personal hygiene dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Al Ashr Al Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019.

Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui personal hygiene yang diisi oleh santri di Pondok Pesantren Al-‘Ashr Al-Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019.

2. Untuk mengetahui angka kejadian skabies santri di Pondok Pesantren Al-‘Ashr Al-Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019.

::repository.unisba.ac.id::

(4)

4

3. Untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan angka kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Al-‘Ashr Al-Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019.

Manfaat Penelitian Manfaat Akademis

1. Hasil penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang hubungan antara personal hygiene dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Al Ashr Al Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019 dan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Menambah pengetahuan peneliti mengenai hubungan antara personal hygiene dengan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Al Ashr Al Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019.

Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi penghuni baik santri maupun guru dalam menyikapi skabies di Pondok Pesantren Al Ashr Al Madani Kabupaten Bandung Tahun 2019.

::repository.unisba.ac.id::

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diketahui bahwa jumlah responden di pondok pesantren sebanyak 69 santri, 49% dari responden menderita penyakit skabies , 25% dari responden yang

Sebagai salah satu contohnya yaitu dari program pendidikan yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Madrasah Wathoniyah Islamiyah (MWI) dalam mencetak santri yang kaffah

warga pondok pesantren baik pengurus maupun para santri yang ada di. pondok pesantren tersebut sehingga mereka lebih menjaga

tersebut.Tetapi, banyak santri-santri yang tidak dapat melakukan adaptasi sosial dan budaya dengan baik dalam lingkungan Pondok Pesantren Al-Ikhlas sehingga santri

Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan peningkakata Health Belief Model (HBM) terhadap perilaku pencegahan skabies di Pondok Pesantren Al-Fatah

Berbeda dengan pondok pesantren pada umumnya yang ditujukan untuk santri dengan kondisi normal, Pondok Pesantren Al-Achsaniyyah Kudus mengkhususkan diri untuk

Kehidupan santri di pondok pesantren dalam bimbingan asatidz dan pengawasan pengasuh pondok pesantren mendukung pernyataan-pernyataan di atas bahwa perubahan

Setiap pondok pesantren memerlukan strategi perekrutan santri sama halnya dengan Pondok Pesantren Salafiyah Ibnu Qasim yang merupakan sebuah lembaga yang berbasis keagamaan tempat para