• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian air susu ibu pada bayi tanpa tambahan makanan atau minuman lain hingga usia 6 bulan, ASI sangat bermanfaat untuk bayi dan ibu. Manfaat pemberian ASI bagi bayi yaitu bayi akan tumbuh sehat, dan mempunyai IQ yang tinggi, kandungan nutrisi yang ada di dalam ASI dapat meningkatkan kekebalan tubuh bayi sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit dan kematian pada bayi.

Pemberian ASI eksklusif juga telah direkomendasikan oleh badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) sejak tahun 2001.

Pemberian ASI eksklusif di Indonesia telah diatur dalam undang - undang diantaranya UU No.36 Tahun 2009 pasal 128 ayat 2 dan 3, pemberian ASI ekslusif wajib dilaksanakan baik pada ibu bersalin, dan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan berfluktuatif. Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI Eksklusif tahun 2020 yaitu sebesar 66,06% (Kemenkes, 2020).1

Adapun masalah yang sering terjadi pada ibu postpartum setelah melahirkan ialah terjadinya bendungan ASI (Engorgement) dimana terjadi penyempitan duktus lakteferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan pada puting susu sehingga terjadinya pembengkakan pada payudara karena peningkatan aliran vena dan limfe

(2)

mengakibatkan timbulnya rasa nyeri disertai kenaikan suhu badan. Dampak bendungan ASI pada ibu mengakibatkan tekanan intraduktal yang akan mempengaruhi berbagai segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara meningkat, akibatnya payudara sering terasa penuh, tegang, dan nyeri, walaupun tidak disertai dengan demam. Selain itu dampak pada bayi yaitu, bayi sukar menghisap, bayi tidak disusui secara adekuat sehingga bayi tidak mendapatkan ASI secara eksklusif akibatnya kebutuhan nutrisi bayi akan kurang terpenuhi karena kurangnya asupan yang didapatkan oleh bayi.

Usaha untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif, adalah dengan cara melakukan perawatan payudara, mengajari teknik menyusui yang benar dan memperlancar produksi ASI agar tidak terjadi bendungan ASI, mastitis, peradangan payudara, abses payudara dan komplikasi lebih lanjut akan terjadi kematian.2

Di Amerika Serikat persentase perempuan menyusui yang mengalami bendungan ASI rata-rata mencapai 87,05% atau sebanyak 8242 ibu nifas dari 12.765 orang, pada tahun 2014 ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 7198 orang dari 10.764 orang dan pada tahun 2015 terdapat ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 6543 orang dari 9.862 orang.

Menurut data ASEAN tahun 2014 disimpulkan bahwa presentase cakupan kasus bendungan ASI pada ibu nifas tercatat 107.654 ibu nifas, pada tahun 2014 terdapat ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 95.698 orang, serta pada tahun 2015 ibu yang mengalami bendungan ASI sebanyak 76.543 orang. Hal ini disebabkan karena

(3)

ketidaksadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI.

Di Indonesia diperkirakan berjumlah 876.665 orang dan di Sumatera Utara berkisar 40-60% wanita yang tidak mengerti sama sekali mengenai perawatan payudara.2

Menurut penelitian Meihartati di Poskesdes Sumber Baru Kecamatan Angsana Kabupaten Tanah Bumbu, terjadinya bendungan ASI di Indonesia terbanyak adalah pada ibu-ibu pekerja, sebanyak 16% dari ibu-ibu menyusui. Ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 35.985 atau (15,60%) ibu nifas, serta pada tahun 2015 ibu nifas yang mengalami bendungan ASI sebanyak 77.231 atau (37,12%).3 Menurut penelitianYenny Aulya dan Yeki Supriaten di puskesmas Ulu talo kota Bengkulu, menunjukkan bahwa sebagian besar responden (66,7%) mengalami bendungan ASI dan hampir setengahnya (33,3%) Responden tidak mengalami Bendungan ASI.4

Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada bulan Maret 2023 di PMB Bidan Y. Ermawati S. Keb Kota Bandung dengan mewawancarai 10 ibu postpartum yang menyusui bayinya, terdapat 6 orang yang mengalami bendungan ASI. Dari hasil wawancara yang peneliti dapatkan, 4 orang sudah mengetahui cara menyusui yang benar, 2 orang ibu mengatakan kondisi puting yang tenggelam ke dalam menjadi kendala proses menyusui, 2 orang ibu mengatakan sudah menghentikan menyusui karena payudaranya terasa sakit dan merasa tidak nyaman saat menyusui bayinya disebabkan karena cara pada saat menyusui yang tidak benar yaitu posisi duduk yang

(4)

tidak tegak, kepala dan tubuh bayi tidak berada pada garis lurus dan dagu bayi tidak menyentuh payudara ibu dan 2 orang ibu tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan tidak melakukan perlekatan menyusui yang baik.

Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang melakukan penginderaan melalui panca indera. Sebagian pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga. Seorang ibu yang mampu mengetahui hingga mengevaluasi informasi yang diperoleh maka pengetahuannya akan baik sehingga dapat meningkatkan kesadaran ibu untuk mengatasi bendungan ASI. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor internal terdiri dari umur, pendidikan, pekerjaan, graviditas. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan, sosial budaya, sumber informasi.

Pengetahuan tentang bendungan ASI dan pencegahannya sangat dibutuhkan bagi ibu menyusui untuk menekan angka morbiditas atau angka kesakitan pada ibu dan bayi. Pengetahuan ibu menyusui tentang bendungan ASI dan pencegahannya harus diajarkan dan ditanamkan oleh tenaga kesehatan dengan melakukan perawatan payudara dan teknik menyusui yang benar. Media dapat membantu proses pemberian pengetahuan tentang pendidikan kesehatan sehingga pesan yang di sampaikan kepada ibu dapat dengan mudah diterima. Pemberian pengetahuan pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan dapat dilakukan dengan beberapa media seperti media Audio visual, leaflet, booklet, atau poster.5

(5)

Untuk memberikan informasi atau pengetahuan pada seseorang dapat menggunakan media kesehatan seperti booklet. Booklet merupakan media komunikasi atau penyampaian pesan kesehatan yang berbentuk buku dengan kombinasi gambar dan tulisan. Kelebihan yang dimiliki media booklet yaitu informasi yang dituangkan lebih lengkap, lebih terperinci dan

jelas serta bersifat edukatif. Media booklet ini juga dapat dibawa pulang, sehingga dapat dibaca berulang dan disimpan. Penyusunan booklet ini disesuaikan dengan kebutuhan ibu nifas serta kombinasi dengan gambar sehingga menarik perhatian ibu nifas dan menghindari kejenuhan ibu nifas dalam membaca. Hal ini yang menjadi alasan pemilihan booklet sebagai media promosi kesehatan.

Booklet merupakan salah satu media penyampaian informasi yang

berukuran ringkas sebagai perpaduan antara buku dan leaflet, yang didalamnya berisi tentang berbagai informasi mengenai suatu materi, dengan penyajian dalam bentuk gambar dan tulisan sehingga mudah dipahami dan menarik bagi pembacanya.1Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulyana, dkk. (2020), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh penggunaan booklet terhadap pengetahuan tentang perawatan masa nifas di Puskesmas Basuki Rahmad Bengkulu. Penggunaan booklet memberikan pengaruh positif terhadap pengetahuan tentang perawatan masa nifas karena dapat memberikan manfaat sebagai media yang efektif dalam menyediakan pendidikan kesehatan serta dapat meningkatkan pengetahuan terhadap pengetahuan ibu nifas tentang perawatan masa nifas.3

(6)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik mengambil judul tentang ”Hubungan Pemberian Media Booklet bendungan ASI dan Pencegahannya Terhadap Pengetahuan ibu postpartum di PMB Bidan Y Kota Bandung Tahun 2023”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah

”Hubungan Pemberian Media Booklet bendungan ASI dan Pencegahannya Terhadap Pengetahuan ibu postpartum di PMB Bidan Y Kota Bandung Tahun 2023”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pemberian media booklet bendungan ASI dan pencegahannya terhadap pengetahuan ibu postpartum di PMB Bidan Y Kota Bandung Tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum sebelum di berikan media booklet tentang bendungan ASI dan pencegahannya.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum setelah di berikan media booklet tentang bendungan ASI dan pencegahannya.

c. Untuk mengetahui adanya hubungan pemberian media booklet bendungan ASI dan pencegahannya terhadap pengetahuan ibu postpartum.

(7)

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat meningkatkan pembelajaran sesuai kompetensi yang ada guna memudahkan mahasiswa khususnya bidan dalam peningkatan pengetahuan dan wawasan yang lebih baik.

2. Bagi Praktisi

Dapat meningkatkan pelayanan tenaga kesehatan terutama bidan untuk selalu memberikan edukasi tentang bendungan ASI dan Pencegahannya menggunakan booklet.

E. Ruang Lingkup

Masalah pokok dalam karya tulis ini adalah Hubungan Pemberian Media booklet bendungan ASI dan Pencegahannya Terhadap Pengetahuan Ibu Postpartum di PMB Bidan Y Kota Bandung.

F. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi

Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di PMB Bidan Y Kota Bandung.

2. Waktu

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dari bulan April – Juni 2022.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah 2 minggu peserta akan diberikan kembali kuisioner pengetahuan ASI Eksklusif diwawancarai mengenai pemberian ASI Eksklusif untuk mengetahui sikap ibu menyusui

meet sesuai kondisi  Peserta didik mengisi absensi yang telah disiapkan guru di GC, guru mengeceknya sebagai sikap disiplin  Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam