• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar dapat berlangsung dengan baik demi tercapainya persalinan yang aman dan melahirkan bayi yang sehat. Komplikasi kehamilan salah satunya adalah mual dan muntah atau dikenal dengan Hiperemesis Gravidarum (Manuaba, 2010)

Maka dari anggapan itulah mual dan muntah yang biasa terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan masalah yang umumnya pada trimester I yang disebut mual dan muntah berlebihan atau hiperemesis gravidarum dimana perasaan tidak enak yang dialami ibu hamil pada masa kehamilan dengan mual dan muntah secara berlebihan dalam waktu yang lama dan dapat menganggu keadaan umum ibu hamil dan pekerjaannya sehari-hari (Proverawati, 2009).

Hiperemesis gravidarum merupakan kondisi mual muntah yang berat dalam kehamilan yang sukar dikendalikan. Pada setiap kehamilan ini terdapat perubahan fisiologis yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi selama hamil, ganguan keseimbangan elektrolit asam basa serta defisiensi nutrisi pada ibu hamil menyebabkan asupan nutrisi dan oksigen pada janin berkurang (Nia, 2016).

Mual muntah biasanya bersifat ringan tetapi apabila kondisi ini terus menurus setiap kali makan dan minum akibatnya tubuh ibu semakin lemah, pucat, karena tidak adanya asupan nutrisi dan cairan sehingga dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin (Nia, 2016).

Pola makan yang baik bagi ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat, protein dan lemak serta vitamin dan mineral. Tetapi ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum pola makannya dapat berubah karena faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti mual dan muntah.

Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat memengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain

(2)

2 kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil (Adriani dan Wirjatmadi, 2012).

Penyebab hiperemesis belum di ketahui secara pasti. Diagnosis hiperemesis gravidarum di tegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan usg (Nia, 2016).

Penyebab hiperemesis gravidarum memang belum di ketahui tetapi terdapat teori yang menunjukan keterlibatan faktor-faktor biologis, sosial dan psikologis. Menurut teori terbaru, peningkatan kadar human HCG human chorionic genadotropin akan menginduksi ovarium untuk memproduksi ekstrogen yang dapat merangsang mual dan muntah (Nia, 2016).

Hiperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan ibu seperti penurunan berat badan (5% dari berat badan awal), dehidrasi, ketosis, namun dapat menyebabkan komplikasi pada janin seperti abortus, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur, dan malformasi pada bayi baru lahir. Hiperemesis gravidarum merupakan faktor yang signifikan terhadap memanjangnya hari rawat bagi bayi yang dilahirkan (Runiari nengah, 2010).

Hiperemesis gravidarum sering terjadi pada awal kehamilan antara umur kehamilan 8-12 minggu. Hiperemesis gravidarum apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan komplikasi bahkan kematian ibu dan janin. Prevalensi hiperemesis gravidarum antara 1-3% atau 5-20 kasus per 1000 kehamilan (Simpson et.al, 2001). Berdasarkan data awal, di puskesmas Modopuro Kab. Mojokerto pada tahun 2016 terdapat 5 ibu hamil penderita hiperemesis gravidarum dari 586 kehamilan.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “Pola Makan, Tingkat Konsumsi Energi dan Protein, serta Status Gizi Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Modopuro Kabupaten Mojokerto”.

(3)

3 1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Pola Makan, Tingkat Konsumsi Energi dan Protein serta Status Gizi Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di Puskesmas Modopuro Kab. Mojokerto?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pola makan, tingkat konsumsi energi, protein dan status gizi ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum di Puskesmas Modopuro Kab. Mojokerto.

1.3.2 Tujuan Khusus

a) Mengetahui pola makan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

b) Mengetahui tingkat konsumsi energi dan protein ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

c) Mengetahui status gizi pasien ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sarana untuk informasi kepada tenaga kesehatan khususnya profesi gizi untuk meningkatkan konseling gizi tentang hiperemesis gravidarum pada ibu hamil.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat, pasien dan rumah sakit tentang pola makan, tingkat konsumsi energi dan protein serta status gizi pada ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum.

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang : Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat di mana

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengambil kasus asuhan kebidanan ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum pada Ny.A umur kehamilan 10

 Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah dengan intensitas sedang sering terjadi sampai gestasi sekitar 16 minggu.(Obstetri Willson.2006.hal:1424)  Hiperemesis

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk. Penyebab Hiperemesis

Hiperemesis gravidarum tingkat III mempunyai gejala seperti: keadaan umum jelek; mual muntah berhenti; kesadaran menurun (somnolen hingga koma); nadi kecil, cepat dan

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umum pasien memburuk... Penyebab Hiperemesis

Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa secara umum partisipan mengalami hiperemesis gravidarum, dimana semua pertisipan mengalami mual-muntah lebih dari

Yasa, 2012 2.1.6 Patofisiologi Secara umum berdasarkan berbagai teori, pada hiperemesis gravidarum terjadi mual, muntah dan penolakan semua makanan dan minuman yang masuk, sehingga