• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

Notaris yang tidak menaati ketentuan peraturan perundang-undangan dapat dikenakan sanksi denda oleh menteri atau dewan pengawas notaris. Dewan Pengawas Pusat INI (MPP) dan Menteri dapat menjatuhkan sanksi kepada Notaris yang terbukti bersalah dan/atau melanggar hukum sesuai dengan kewenangan yang diberikan oleh peraturan perundang-undangan. Jadi, seorang Notaris yang terbukti bersalah dan divonis pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih, tetap diberhentikan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak putusan final, meskipun PK meminta.

Permasalahan yang mungkin timbul adalah apabila seorang Notaris yang terbukti bersalah dan dipidana dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih dengan demikian diberhentikan dengan tidak hormat dari jabatan Notaris, maka PK setelah melakukan upaya hukum ternyata mempunyai putusan. bebas murni atau tidak bersalah, sehingga Notaris berhak memperoleh haknya berupa rehabilitasi dan pemulihan hak, padahal ternyata tidak ada peraturan yang mengatur tentang pemulihan haknya, baik menurut undang-undang maupun menurut peraturan perundang-undangan. asosiasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penyidikan ini akan menguraikan kewenangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk melaksanakan putusan peninjauan kembali yang dikabulkan Mahkamah Agung terhadap jabatan Notaris yang diberhentikan tidak dengan hormat meskipun terbukti bersalah. tidak bersalah dan harus diberhentikan, serta upaya hukum yang dapat digunakan oleh Notaris. telah dipecat untuk mendapatkan kembali jabatannya sebagai notaris. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji permasalahan tersebut dengan judul PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NOTARIS YANG SECARA HUKUM DIBERHENTI OLEH MENTERI TETAPI DIBEBASKAN MELALUI REVISI.

Apakah Notaris yang telah diberhentikan secara tidak hormat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menkumham) berdasarkan Pasal 13 UUJN, namun telah dinyatakan bebas melalui peninjauan kembali, dapat diangkat kembali menjadi Notaris dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia?

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. TUJUAN PENELITIAN

MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Upaya hukum apa saja yang dapat dilakukan Notaris untuk mengupayakan rehabilitasi dan pemulihan haknya setelah dibebaskan melalui peninjauan kembali dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia? Negara Republik Indonesia berkepentingan dengan perlindungan hukum dan keamanan hukum terhadap pejabat Notaris yang diberhentikan secara tidak hormat sesuai dengan Pasal 13 UUJN sedangkan dalam proses hukum Peninjauan Kembali dinyatakan bebas. Bagi Notaris, hal ini dijadikan sebagai pedoman untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan fungsi jabatannya sebagai pejabat publik, agar terhindar dari resiko tuntutan hukum dan sanksi hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia.

Sebab jika dikenakan sanksi sebagaimana tercantum dalam UUJN, masih belum ada aturan untuk kembali ke posisi semula. Bagi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, hal ini dapat dijadikan sebagai aturan perlindungan hukum bagi Notaris yang telah dinyatakan bebas melalui upaya hukum, agar dapat dikembalikan pada kedudukannya semula, karena setiap orang mempunyai kedudukan yang sama. mata hukum.

ORISINALITAS PENELITIAN

Tesis Anthony Reysando, mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Indonesia yang berjudul “Pengangkatan Kembali Notaris yang Diberhentikan Berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris”8 menganalisis akibat hukum dari upaya peninjauan kembali yang dilakukan oleh Notaris yang sebelumnya terbukti bersalah dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. Akibat hukum dari keputusan peninjauan kembali pemberian jabatan Notaris yang diberhentikan secara tidak adil berdasarkan Pasal 13 UUJN, hendaknya Notaris tersebut dapat diangkat kembali sebagai Notaris oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. 8 Anthony Reysando, “Pengangkatan Kembali Notaris yang Diberhentikan Tidak dengan Hormat Berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris”, Skripsi, Program Kenotariatan, Universitas Indonesia, Jakarta, 2019.

Berdasarkan hal tersebut, apabila seorang Notaris diberhentikan secara tidak adil oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sesuai dengan Pasal 13 UUJN, maka untuk mengembalikan hak yang dimilikinya, ia harus diangkat kembali sebagai Notaris. Upaya hukum bagi Notaris yang diberhentikan secara tidak hormat untuk dapat kembali menjabat sebagai Notaris, paling sedikit dapat dilakukan dengan 1 (satu) tindakan administratif. Penelitian yang dilakukan oleh Anthony Reysando membahas hal serupa, namun dalam penelitian ini peneliti akan lebih fokus pada kewenangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mengangkat kembali Notaris yang telah diberhentikan berdasarkan keputusan KP oleh Mahkamah Agung berdasarkan pada hukum. teori.

Makalah karya Maraja Malela Marpaung, mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Surabaya yang berjudul “Perlindungan hukum bagi Notaris yang diberhentikan berdasarkan Pasal 13 UU Jabatan. 9 Maraja Malela Marpaung, Perlindungan Hukum Bagi Notaris yang Diberhentikan Berdasarkan Pasal 13 Undang-Undang Jabatan Notaris, Skripsi, Magister Kenotariatan, Universitas Surabaya, Surabaya, 2019. Perbedaan penelitian antara Maraja Malela Marpaung adalah peneliti berkehendak untuk lebih fokus pada kewenangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mengangkat kembali Notaris yang diberhentikan berdasarkan keputusan KP oleh Mahkamah Agung berdasarkan teori hukum.

Disertasi Bintang Ulya Kharisma, Mahasiswa Magister Kenotariatan Universitas Airlangga dengan judul “Pengangkatan kembali Notaris yang diberhentikan karena melanggar persyaratan sebagai Notaris dan hilang”10. 10 Bintang Ulya Kharisma, Pengangkatan kembali Notaris yang diberhentikan karena melanggar syarat dan hilang sebagai notaris, disertasi, Magister Kenotariatan, Universitas Airlangga, Surabaya, 2015. Sedangkan peneliti akan lebih fokus pada kewenangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk mengangkat kembali Notaris yang dibebaskan oleh Mahkamah Agung atas teori hukum berdasarkan putusan PK.

TINJAUAN PUSTAKA 1. Teori Kepastian Hukum

Kepastian hukum tidak hanya berupa pasal-pasal dalam undang-undang, namun juga konsistensi pelaksanaan aturan. Tujuan hukum yang mendekati realistis adalah keamanan hukum dan kemanfaatan hukum, bukan keadilan hukum, kaum positivis lebih cenderung berpandangan bahwa hukum harus mempunyai keamanan hukum, dan fungsionalis bahwa hukum pada dasarnya harus mempunyai manfaat hukum. Doktrin keamanan hukum bersumber dari doktrin legal-dogmatis, berdasarkan mazhab hukum positivis di dunia, yang cenderung memandang hukum sebagai sesuatu yang berdiri sendiri, mandiri dan tidak lain bertujuan untuk menjamin terwujudnya hukum hukum. kepastian.

Kepastian hukum dicapai dengan membuat undang-undang yang hanya bersifat umum dan berjalan satu arah yaitu dari pemerintah kepada masyarakat, tanpa adanya timbal balik. Hal ini diharapkan dapat memberikan kepastian hukum mengenai hak dan kewajiban warga negara. Menurut mazhab hukum kodrat, hukum berpandangan bahwa hukum berasal dari Tuhan sehingga bersifat universal dan abadi, oleh karena itu hukum dan moralitas tidak dapat dipisahkan.

Perlindungan hukum timbul dari ketentuan-ketentuan hukum dan segala peraturan hukum yang dibuat oleh masyarakat yang merupakan suatu kesepakatan bersama. Perlindungan hukum preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya perselisihan antar masyarakat, sehingga setiap aturan dibuat secara hati-hati, terutama dalam hal diskresi. Interpretasi atau penafsiran pembelaan hukum di pengadilan merupakan suatu cara penemuan hukum (recht gejje) yang memberikan penjelasan yang jelas terhadap teks undang-undang sehingga ruang lingkup undang-undang tetap dapat mengatur peristiwa-peristiwa konkrit.

Artinya, tidak seorang pun yang berada di atas hukum, baik pejabat maupun warga negara biasa, wajib menaati hukum yang sama; Kamus Hukum Black menerjemahkan wewenang sebagai suatu kekuasaan hukum yang mempunyai hak untuk memerintah atau bertindak, atau suatu hak dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pejabat pemerintah untuk memaksa masyarakat agar tunduk dan mentaati segala peraturan hukum. 22 Ateng Syafrudin, “Menuju Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggung Jawab”, Jurnal Pro Justisia Edisi IV, Universitas Parahyangan, Bandung, 2000, hal.22.

27 Miriam Budiardjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1998, hal. kompetensi formal) sesuai dengan kewenangan yang dimiliki. Kewenangan pengakuan adalah kewenangan yang diberikan oleh badan legislatif yang independen kepada suatu badan (lembaga) atau lembaga negara, dimana kewenangan yang diberikan tersebut benar-benar baru dan asli serta bukan berasal dari yang sudah ada sebelumnya (yang sudah ada sebelumnya).

METODE PENELITIAN 1. Tipe Penelitian

Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan hukum yang sedang dipermasalahkan.34 Pendekatan ini dilakukan untuk mengkaji hak-hak yang seharusnya diterima oleh seorang Notaris setelah kesalahan yang ditimbulkannya tidak terbukti secara hukum dan telah terbukti secara hukum. dibebaskan dari kesalahan tersebut.dan kewajiban apa yang harus dipenuhi oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia sehubungan dengan fakta hukum yang diperoleh. Dengan mempelajari sudut pandang dan doktrin dalam ilmu hukum, peneliti akan menemukan gagasan-gagasan yang memunculkan pemahaman hukum, konsep-konsep hukum dan asas-asas hukum yang relevan dengan permasalahan yang ada.35 Dalam pendekatan konseptual akan ditemukan konsep-konsep atau teori-teori baru. sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kepastian hukum tentang hak-hak yang harus dimiliki oleh Notaris sehubungan dengan pemberhentian tidak hormat sebagai Notaris oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia akibat adanya putusan pengadilan mengenai suatu tindak pidana yang dilakukan. hukuman pidana 5 (lima) tahun atau lebih, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 UUJN. Oleh karena itu, notaris harus sudah berada dalam keadaan sebelum dugaan tindak pidana itu terjadi.

Permasalahan tersebut dituangkan dalam suatu rumusan masalah yang selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan konsep dan teori yang disajikan sebagai tinjauan pustaka penelitian ini. Bahan hukum primer terdiri atas peraturan perundang-undangan, catatan resmi atau berita acara pembuatan peraturan perundang-undangan, dan keputusan hakim. Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian dan Perpanjangan Masa Jabatan Notaris.

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara Pengangkatan, Pemindahan, Pemberhentian dan Perpanjangan Masa Jabatan Notaris (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1727). Publikasi hukum meliputi buku teks, kamus hukum, jurnal hukum, dan komentar mengenai keputusan pengadilan. Dalam penelitian ini bahan hukum sekunder yang digunakan antara lain: buku-buku di bidang hukum, artikel, artikel dan tesis.

Proses pengumpulan bahan hukum dalam penelitian ini adalah langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan bahan hukum primer dan sekunder terkait dengan metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan hukum. Pengumpulan bahan hukum dilakukan peneliti dengan cara membaca buku-buku dan peraturan perundang-undangan yang telah dimiliki peneliti atau dengan meminjam buku-buku dari perpustakaan kampus dan perpustakaan daerah di Surabaya serta jurnal-jurnal hukum di internet yang berhubungan dengan permasalahan hukum yang akan dibahas. Analisis penelitian ini akan menggunakan metode deduksi, dimulai dari premis mayor (yang bersifat umum), kemudian diajukan premis minor (yang bersifat khusus), dan pada akhirnya tercapai kesimpulan penelitian.

SISTIMATIKA PENULISAN

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengungkapkan pandangan-pandangan dan doktrik-doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum, peneliti menggunakan buku-buku yang berkaitan dengan Hukum Bisnis Islam, Fiqh Muamalah

Berdasarkan pencarian terhadap tema atau topik serupa yang dilakukan di Fakultas Hukum Atma Jaya Yogyakarta, peneliti tidak menemukan penulisan hukum yang bertema asas non

Pendekatan ini beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin- doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Pendekatan ini menjadi penting sebab pemahaman terhadap

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan teori baru ilmu hukum khususnya dalam pengayaan konsep-konsep hukum yang berkaitan dengan konstruksi hukum terhadap

Pada fokus ini untuk tujuan menemukan titik persinggungan antara berlakunya hukum publik dan hukum privat pada Persero, maka juga akan dikaji konsep-konsep hukum privat

17 Penulis menggunakan pendekatan konseptual untuk menjelaskan pengertian, konsep maupun asas hukum yang relevan dengan permasalahan terkait Corona Virus Disease

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menemukan teori baru di dalam ilmu hukum khususnya dalam pengayakan konsep-konsep hukum yang berkaitan dengan kontruksi

konsep-konsep hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi.10 Pada pendekatan konseptual, akan dapat ditemukan konsep baru sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu