• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengutip dari jurnal Dian Mawarni,dkk ( 2013 ) Salah satu upaya meningkatkan mutu sarana pelayanan kesehatan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan rekam medis meliputi kelengkapan , kecepatan, dan ketepatan dalam memberikan informasi untuk kebutuhan pelayanan kesehatan. Dengan upaya upaya tersebut maka akan mampu untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam peletakan ( missfile ) dokumen rekam medis

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no.44 tahun 2009 Tentang rumah sakit bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya; bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya;

Berdasarkan PERMENKES No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis merupakan berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Keberadaan rekam medis sangat diperlukan dalam menunjang terlaksananya kegiatan pelayanan kesehatan di suatu fasilitas pelayanan kesehatan. Setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien harus selalu tercatat pada berkas rekam medis yang bersangkutan agar tercipta kesinambungan data rekam medis dan mampu meminimalisir berbagai kemungkinan kesalahan yang akan terjadi.

(2)

2

Dalam pasal 12 ayat 1 PERMENKES No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis disebutkan bahwa berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan. Artinya, sarana pelayanan kesehatan memiliki tanggung jawab penuh untuk menjaga, memelihara, dan menyediakan berkas rekam medis saat dibutuhkan oleh petugas kesehatan, pasien, atau pun pihak lain pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut. Berkas rekam medis juga memiliki fungsi untuk melindungi petugas medis maupun non medis ketika terjadi kasus hukum. Maka dari itu, sarana pelayanan kesehatan khususnya petugas rekam medis harus bisa meminimalisir permasalahan yang terjadi di bagian rekam medis seperti misfile pada dokumen rekam medis.

Menurut Murni, dkk ( 2018 ) rekam medis berguna sebagai dasar pemeliharaan kesehatan dan pengobatan pasien, sebagai bahan pembuktian dalam perkara hukum, bahan untuk kepentingan penelitian, sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan dan sebagai bahan untuk menyiapkan statistik kesehatan. rekam medis terbagi atas beberapa bagian diantaranya assembling, koding, filling, analisis serta pelaporan dokumen rekam medis.

Salah satu bagian dari rekam medis adalah pada bagian filling dimana bagian ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan dokumen rekam medis.

Menurut Budiharjo (2014) “sistem penyimpanan adalah sistem yang digunakan pada penyimpan dokumen rekam medis untuk memudahkan dalam menemukan dan menyimpan dokumen rekam medis ketika sewaktu - waktu dibutuhkan”.

Hal tersebut harus disesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas yang harus dipatuhi oleh semua petugas pada setiap unit rekam medis di Rumah Sakit tersebut.

Berdasarkan dari pengamatan peneliti di Rumah Sakit Umum Pindad penjajaran dokumen rekam medis pada rak filling di Rumah Sakit Umum Pindad masih ditemukan adanya salah letak dokumen rekam medis ( missfile ) sehingga menghambat dalam proses pengambilan peminjaman dan

(3)

3

pengembalian dokumen rekam medis. Dan berdasarkan pengamatan peneliti beberapa penyebab terjadinya kesalahan peletakan dokumen rekam medis terjadi karena beban kerja yang terlalu banyak untuk 1 petugas rekam medis sehingga terkadang kurang teliti dalam mengambil, mengembalikan atau meminjamkan dokumen rekam medis. Rak penyimpanan yang terlalu kecil dan ada beberapa dokumen yang belum diberi map sehingga membuat pencarian dokumen rekam medis menjadi lebih sulit dan memakan waktu sehingga jika dokumen pasien tidak ditemukan maka petugas terpaksa membuat dokumen baru untuk pasien sehingga menyebabkan isi riwayat pemeriksaan pasien tidak berkesinambungan karena kejadian missfile ini.

Dan berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan pkl 1 didapatkan bahwa terdapat 3 sampai 4 dokumen yang missfile dalam 4 rak dokumen rekam medis dimana dalam setiap rak tersebut ada kurang lebih 70 dokumen rekam medis. Dari pengalaman peneliti inilah yang membuat peneliti ingin menganalisis missfile pada rak filling di Rumah Sakit Umum Pindad dengan menggunakan metode fishbone. Dari metode tersebut peneliti dapat mengetahui faktor – faktor apa saja yang menyebabkan missfile di Rumah Sakit Umum Pindad ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan peletakan dokumen rekam medis ( missfile ) di Rumah Sakit Umum Pindad ?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mendeskripsikan berbagai faktor sebab – akibat dari missfile dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Pindad.

2. Tujuan Khusus

(4)

4

a. Mendeskripsikan berbagai faktor sebab – akibat dari missfile dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Pindad.

b. Merancang alternatif solusi untuk mengatasi atau meminimalisir terjadinya kesalahan peletakan dokumen rekam medis ( missfile ) di Rumah Sakit Umum Pindad

1.4 Manfaat

1. Aspek Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberi konstribusi dalam meminimalisir terjadinya kesalahan peletakan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Pindad

b. Dapat menjadikan referensi tentang missfile dokumen rekam medis.

2. Aspek Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam mengembangkan solusi untuk meminimalisir terjadinya kesalahan peletakan dokumen rekam medis di Rumah Sakit Umum Pindad.

b. Dapat menjadi bahan pengambilan keputusan pihak manajemen Rumah Sakit untuk pengembangan dan perbaikan.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

Nova Oktavia Djusmalinar Fitrah Tri Damayanti/ 2017 Analisis Penyebab Terjadinya Missfile Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Di Ruang Penyimpanan Filling Rsud Kota Bengkulu Tahun

2 Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269 2008 tentang rekam medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antaralain identitas pasien,

269/Menkes/Per/III/2008 yang mengatur tentang penggunaan dokumen Rekam Medis pada pasal 1, menyebutkan bahwa Kementrian Kesehatan, 2008 “Setiap rumah sakit harus membuat rekam medis

2 Salah satu indikator pelayanan rekam medis adalah waktu yang digunakan untuk menyediakan dokumen rekam medis rawat jalan yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Dari hasil wawancara dengan salah satu petugas rekam medis Puskesmas Cisadea mengatakan belum adanya buku pedoman assembling mengenai pengecekan ketidaklengkapan dokumen rekam medis

keterlambatan pelaksanaan retensi dokumen rekam medis diruang filling terjadinya keterlambatan pelaksanaan retensi dokumen rekam medis diruang filling Publication years Tahun

129 Tahun 2008 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, pengembalian dokumen rekam medis pasien rawat inap yang tepat yaitu dari pasien selesai mendapatkan pelayanan medis sampai dokumen