• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stroke menurut definisi World Health Organization (WHO) adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala – gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Sjahrir,2003). Stroke iskemik adalah tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak yang disebabkan kurangnya aliran darah ke otak sehingga menggangu kebutuhan darah dan oksigen di jaringan otak (Caplan, 2000).

Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kesakitan di dunia (Johnston SC et al, 2009). Lebih dari 80% insiden stroke adalah jenis iskemik, yang disebabkan oleh thrombus occluding dari arteri serebral (Dai S et al, 2010). Insiden stroke pada pria lebih tinggi daripada wanita pada usia muda, namun tidak pada usia tua. Di Amerika diperkirakan terdapat lebih dari 700.000 insiden stroke per tahun, yang menyebabkan lebih dari 160.000 kematian per tahun, dengan 4.8 juta penderita stroke yang bertahan hidup (Goldstein et al, 2006).

Salah satu terapi saat ini yang disetujui untuk pengobatan stroke iskemik akut adalah pemberian intravena recombinant tissue plasminogen activator (rtPA) yang diberikan dalam waktu 4,5 jam dari onset gejala (Bluhmki E et al, 2008).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi trombektomi juga sangat bermanfaat pada pasien stroke iskemik. Keterbatasan pada terapi trombolisis intravena (IV rtPA) telah meningkatkan penggunaan terapi trombektomi untuk

(2)

2

stroke iskemik akut. Dibandingkan dengan trombolisis intravena, kemampuan rekanalisasi pada terapi trombektomi lebih besar namun tidak ada perbedaan yang signifikan terdeteksi pada komplikasi dan hasil akhir (Saver J et al, 2008; Meyers PM et al, 2010)

Islam sangat menjunjung pentingnya kesehatan karena kesehatan dapat mendukung efektivitas pekerjaan manusia, dan salah satunya adalah dapat beribadah dengan baik. Kesehatan merupakan suatu keadaan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup dan kebugaran tubuh dan menjadi hal pokok yang harus dimiliki oleh setiap orang. Kesehatan merupakan nikmat Allah yang terbesar bagi hambaNya setelah nikmat iman dan Islam. Menjaga kesehatan merupakan bagian dari ibadah, karena kesempatan beribadah dipengaruhi oleh kesehatan (Bahreisy,1997; Su’dan,1997)

Begitu pula untuk pengobatan apabila sakit, termasuk penyakit stroke iskemik. Ajaran islam menganjurkan berobat apabila sakit sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi : “Berobatlah kalian! Sesungguhnya Allah tidak menciptakan suatu penyakit kecuali Allah ciptakan pula obatnya, selain satu penyakit saja, yaitu pikun” dan sebagaimana ketetapan dalam Islam bahwa berobat hendaklah dengan yang halal dan tidak dengan yang diharamkan. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW : “Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit beserta obatnya, dan Dia telah menetapkan bagi setiap penyakit obatnya, maka janganlah berobat dengan perkara yang haram” (H.R Abu Dawud) (Fatwa MUI, 2013).

(3)

3

Trombolisis intravena yang diberikan dalam waktu 4,5 jam dari onset gejala stroke iskemik merupakan terapi trombolitik digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang akan mengancam kehidupan jika tidak segera diatasi. Namun, terapi trombolisis intravena mempunyai keterbatasan yaitu, kemampuan rekanalisasi pada terapi trombolisis intravena kurang baik sehingga dapat memberikan efek samping bagi penggunanya seperti perdarahan.

Trombektomi merupakan perkembangan teknologi di bidang kesehatan.

Trombektomi merupakan cara pengobatan stroke iskemik akut dengan pemasangan mikrokateter ke pembuluh darah untuk mengambil thrombus atau gumpalan darah.

Berdasarkan tinjuan Islam, ajaran Islam memperhatikan dan memotivasi pengembangan teknologi, termasuk dalam bidang kesehatan, karena perkembangan teknologi terdapat nilai-nilai positif yang memberikan kemudahan. Trombektomi memberikan kemudahan dalam kesehatan untuk mengobati stroke iskemik akut.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul “Perbandingan Efektivitas Trombektomi dengan Trombolisis Intravena pada Stroke Iskemik Akut Ditinjau dari Kedokteran dan Islam”

1.2. Permasalahan

1. Bagaimana perbandingan efektivitas trombektomi dengan trombolisis intravena pada stroke iskemik akut ditinjau dari kedokteran ?

2. Bagaimana perbandingan efektivitas trombektomi dengan trombolisis intravena pada stroke iskemik akut ditinjau dari Islam ?

(4)

4 1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan efektivitas trombektomi dengan trombolisis intravena pada stroke iskemik akut

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan menjelaskan perbandingan efektivitas trombektomi dengan trombolisis intravena pada stroke iskemik akut ditinjau dari kedokteran

2. Mengetahui dan menjelaskan perbandingan efektivitas trombektomi dengan trombolisis intravena pada stroke iskemik akut dintinjau dari Islam

1.4 Manfaat

1. Bagi penulis

a. Menambah pengetahuan tentang stroke iskemik dan terapi yang paling efektif untuk pengobatannya.

b. Menambah pengetahuan mengenai efektivititas dari perbandingan kedua terapi serta menemukan titik temu antara ilmu kedokteran dan pandangan Islam.

2. Bagi Universitas Yarsi

Dapat menambah pengetahuan dan sebagai bahan rujukan bagi civitas akademika yang ingin lebih mengetahui tentang perbandingan efektivitas trombektomi dengan trombolisis intravena pada stroke iskemik akut.

(5)

5 3. Bagi masyarakat

Dapat menambah pengetahuan dan informasi kepada masyarakat mengenai perbandingan efektivitas trombektomi dengan trombolisis intravena pada stroke iskemik akut sehingga dapat membantu pemilihan terapi yang lebih baik.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian terapi antikoagulan yang mendesak dengan tujuan untuk mencegah stroke rekuren, menghambat perburukan neurologis, atau memperbaiki outcome setelah stroke iskemik akut

Hubungan bermakna D-dimer dan skor CNS stroke iskemik akut, tapi tidak ada hubungan bermakna D-dimer dan CT-Scan demikian pula antara CT-Scan dan derajat klinis MMP-9

Dengan mengetahui adanya efek parameter hematologikal rutin dan usia terhadap hasil pemeriksaan TCD dan hubungannya dengan outcome pasien stroke iskemik akut, dapat dijadikan

Dengan mengetahui adanya hubungan antara tekanan darah sistolik setelah mendapatkan terapi antihipertensi intravena terhadap outcome stroke hemoragik akut maka

Pasien stroke iskemik akut yang memenuhi kriteria penelitian diperiksa jumlah neutrofil absolut darah tepi pada jam ke 10 – 72 jam dari awitan stroke dengan

stroke iskemik akut, kecuali terdapat hipertensi berat yang menetap yaitu stroke iskemik akut, kecuali terdapat hipertensi berat yang menetap yaitu tekanan darah sistolik >220

We aimed to explore the efficacy, safety, and predictive factors of the functional outcome of early intravenous administration of recombinant tissue plasminogen activator rt-PA,

Tel: +603-9145 5555 Email: [email protected] Intracameral Recombinant Tissue Plasminogen Activator rtPA as the Primary Treatment for Secondary Pupillary Block SITI NOOR