PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI PECAHAN PADA SISWA KELAS II SD
NEGERI 001 BALIKPAPAN UTARA TAHUN AJARAN 2022/2023
Disusun Oleh:
AJENG NOPIANTI 858455887
UPBJJ SAMARINDA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk dalam ujian nasional, ini berarti matematika merupakan pokok pelajaran yang penting bagi pelajar. Pentingnya matematika, setidaknya dapat kita lihat dalam kurikulum matematika di sekolah mendapat porsi jam lebih banyak di bandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Mulai jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, pelajaran matematika itu ada dan dipelajari, baik secara global maupun spesifik. Bahkan pada jenjang prasekolah pun, matematika sudah mulai diperkenalkan. Matematika merupakan ilmu dasar yang berkembang sangat pesat baik materi maupun kegunaannya. Maka pelajaran matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dengan menggunakan bilangan dan menggunakan ketajaman penalaran untuk menyelesaikan persoalan sehari- hari.
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut Johnson dalam Isjoni (2010:28) adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok- kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai kepada pengalaman belajar, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar, membuat keputusan dalam kelompok, dan memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang.
Pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Menurut Lie dalam Sugiyanto (2008:10) pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi asah, asih dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar.
Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus dari guru ke siswa, melainkan dapat juga siswa saling mengajar sesama siswa lainnya.
Dengan pembelajaran yang tidak bepusat pada guru melainkan siswa.
Materi pecahan sangat penting diajarkan di kelas dua karena dalam kehidupan sehari-hari setiap siswa akan berhadapan dengan masalah yang berkaitan dengan menghitung perkalian dan pembagian. Dan apabila sejak awal kemampuan berhitung perkalian siswa masih kurang yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang masih rendah, maka siswa akan menemukan kesulitan- kesulitan dalam belajar matematika pada materi-materi lanjut khusunya materi pecahan dengan bilangan yang lebih tinggi. Kemampuan menghitung pecahan dalam pembelajaran matematika siswa kelas II sebelum diadakan penelitian kurang bagus atau masih rendah. KKM mata pelajaran matematika kelas 2 hanya 70. Pada ulangan pokok perkalian dari 27 siswa yang mengikuti ulangan diperoleh nilai tertinggi 80, terendah 20, nilai rata – rata kelas 61.28, ketuntasan klasikal (siswa yang tuntas) 53% dan yang nilainya memenuhi KKM ada 4 siswa dan yang belum memenuhi KKM ada 23 siswa diperlukan pembelajaran remedial.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa saat ini ada perubahan paradigma dalam pembelajaran, yang semula berpusat pada guru beralih menjadi siswa yang dituntut untuk lebih aktif. Namun kondisi di lapangan saat ini belum sesuai dengan hal tersebut, dalam proses pembelajaran guru masih mendominasi sehingga siswa masih kurang terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal yang sama juga terlihat di kelas II SD Negeri 001 Balikpapan Utara. Berdasarkan hasil observasi awal, diperoleh gambaran mengenai situasi pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah (konvensional), sehingga guru masih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Guru bertindak sebagai pemberi informasi, sedangkan aktivitas siswa mendengarkan penjelasan guru dan mencatat. Selama ini guru belum pernah menerapkan suatu model pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas tersebut, diperlukan model pembelajaran
yang dapat memberikan rangsangan untuk meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas. Sesuai dengan tujuan tersebut, model pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran kooperatif tipe Think pair share (TPS) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi relasi dan fungsi dengan memilih obyek penelitian yaitu siswa kelas II. Alasan pemilihan judul tersebut adalah pentingnya masalah tersebut untuk diteliti karena akan membantu pelaksanaan kerja yang lebih efektif, dan yang terpenting untuk penguasaan setiap teknik penyajian, agar guru mampu mengetahui, memahami dan terampil menggunakannya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai (Roestiyah,2001) Atas dasar pemikiran ini peneliti ingin melakukan penelitian tentang bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri 001 Balikpapan Utara. Berdasarkan latar belakang permasalahan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui penerapan Model Think Pair Share (TPS) Materi Pecahan Pada Siswa Kelas II SD Negeri 001 Balikpapan Utara Tahun Ajaran 2022/2023”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan latar belakang tersebut, diperoleh permasalahan diantaranya :
1. Siswa belum terlibat aktif dalam proses pembelajaran 2. Hasil belajar matematika siswa masih di bawah KKM
3. Dalam pembelajaran siswa masih malu bertanya dan mengeluarkan pendapat. Hal ini karena pembelajaran matematika di kelas II masih berpusat pada guru.
4. Interaksi dan komunikasi antara siswa lainnya maupun guru belum terjalin selama proses pembelajaran karena diskusi kelompok jarang dilakukan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan model pembelajaran Think Pair Share
(TPS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi pecahan pada siswa kelas II SD Negeri 001 Balikpapan Utara?
D. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas II SD Negeri 001 Balikpapan Utara dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).
E. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dengan dilakukan penelitian ini, manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS, khususnya untuk mengembangkan kemampuan bernalarnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecah masalah melalui pola pikir dan model matematika.
2. Manfaat praktis
a. Manfaat bagi siswa, yaitu:
1) Siswa kelas II SD Negeri 001 Balikpapan Utara dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasian konsep secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2) Siswa dapat meningkatkan penularan pada pola, sifat dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
b. Manfaat bagi guru matematika, yaitu:
1) Guru dapat memberikan pengalaman belajar menggunakan metode pembelajaran yang sesuai untuk mengajar matematika.
2) Guru dapat meningkatkan kualitas belajar siswa dengan dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai.
3) Manfaat bagi peneliti yaitu memperoleh bekal tambahan sebagai
calon guru matematika sehingga dapat bermanfaat kelak ketika terjun ke lapangan dan lebih meningkatkan minat siswa dalam proses belajar dikelas.