1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup tentunya tidak bisa lepas dari hal-hal yang dapat mempengaruhi fungsi fisiologis tubuhnya, yaitu adanya pengaruh biologis dan lingkungan. Sehingga mengakibatkan dampak negatif, yakni penyakit. Penyakit kronik (cronic illness) merupakan penyakit yang jika dilihat dari waktu penyembuhannya membutuhkan waktu lama dan sering kambuh.
Maka dari itu pengobatan pun dilakukan secara berulang, contohnya adalah artritis atau Rheumatoid Arthritis (Dewi, 2014). Jadi tanggapan saya mengenai manusia yaitu makhluk hidup yang bisa memberikan dampak negatif berupa penyakit akibat pengaruh biologis dan lingkungan. Penyakit ini dibedakan menjadi dua yaitu penyakit akut dan penyakit kronik. Rheumatoid Arthritis ini merupakan salah satu contoh penyakit kronik.
Penyakit rematik atau biasa disebut artritis adalah penyakit yang tidak hanya menyerang sendi, melainkan dapat menyerang organ tubuh lain.
Umumnya, penyakit rematik sering menyerang sendi dari segi struktur atau jaringan penunjang disekitar sendi. Berbagai bentuk rematik yang paling sering ditemukan adalah osteoarthritis (OA), artitis rematoid (AR), gout, ankilosing spondilitis dan fibromyalgia. Dari kelima bentuk rematik diatas, yang paling parah dan dapat menimbulkan kecacatan adalah artritis rematoid (Junaidi, Iskandar, 2020). Jadi pendapat saya mengenai penyakit rematik yaitu penyakit
yang sebagian besar menyerang bagian sendi. Salah satu contohnya adalah Rheumatoid Arthritis, dimana penyakit ini yang paling sering ditemukan dan dapat menimbulkan cacat.
Angka kejadian Rheumatoid Arthritis pada tahun 2018 menurut WHO mencapai 20% dari penduduk dunia, rata-rata mereka yang berusia 55 tahun ke atas, sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019) mencatat peningkatan angka kejadian Rheumotoid Arthritis setiap tahunnya.
Mulai dari tahun 2015 sebanyak 72.675 kasus sampai dengan tahun 2019 menjadi 102.995 kasus, sehingga mengalami peningkatan sebesar 30.320 kasus. Sedangkan hasil Riskesdas (2018) prevalensi penyakit rematik di Jawa Barat sendiri sebesar 41,7%. Untuk kasus Rheumatoid Arthritis di wilayah Kota / Kabupaten Cirebon sendiri penulis tidak dapat menemukan data tersebut, karena tidak ada data yang menunjukkan kasus Rheumatoid Arthritis atau rematik. Menurut saya di Indonesia masih banyak ditemukan kasus Rheumatoid Arthritis, dimana tiap tahunnya pasti mengalami peningkatan, sedangkan di wilayah Kota / Kabupaten Cirebon sendiri belum ditemukan data mengenai kasus Rheumatoid Arthritis.
Klien rematik ini sangat memerlukan aktifitas fisik dan olahraga yang sesuai, dengan tidak mengesampingkan kebutuhan istirahat yang cukup.
Olahraga ini bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, selain itu dapat mengurangi kekakuan pada sendi, membuat otot lebih lentur dan kuat, serta dapat meningkatkan pertahanan tubuh (Junaidi, Iskandar, 2020). Pendapat saya mengenai aktifitas fisik dan olahraga untuk klien rematik ini sangat diperlukan.
Mengingat salah satu gejala yang timbul adalah nyeri dan kaku sendi, maka dari itu aktivitas fisik dan olaraga dapat membatu menurunkan nyeri dan kaku pada sendi.
Masyarakat beranggapan bahwa latihan dapat membuat keadaan sendi yang bengkak dan nyeri akibat rematik lebih buruk. Namun, hal itu tidak benar.
Justru dengan latihan yang sudah ditentukan serta dilakukan secara teratur akan memberikan manfaat yang baik. Yaitu dapat mengurangi gejala rematik, sendi kembali berfungsi dengan baik, serta dapat meningkatkan ambang nyeri dan tingkat energi (Junaidi, Iskandar, 2020). Pendapat saya terhadap pandangan masyarakat mengenai latihan, yaitu akan menyebabkan nyeri lebih buruk masih kurang tepat. Padahal banyak sekali manfaatnya untuk klien dengan nyeri sendi.
Olahraga yang mudah dilakukan dan tidak menggunakan alat, yaitu senam rematik. Senam rematik adalah salah satu jenis senam yang difokuskan secara maksimal pada lingkup gerak sendi. Tentunya banyak sekali manfaat yang diperoleh dari senam rematik, salah satunya yaitu dapat mengurangi rasa nyeri (Sitinjak, dkk, 2016). Menurut saya senam rematik adalah salah satu olahraga alternatif, dapat dilakukan di rumah dan tidak menggunakan alat khusus.
Penelitian yang dilakukan oleh Agusrianto, dkk, (2020) tentang penerapan senam rematik terhadap penurunan skala nyeri pada asuhan keperawatan Rheumatoid Arthritis di kelurahan Gebangrejo melaporkan bahwa intervensi yang dilakukan selama 7 hari memberikan efek yang baik,
yaitu masalah nyeri kronis menurun. Diperoleh data subjektif, yaitu klien mengatakan mulai menerima status kesehatannya. Sedangkan untuk data obyektifnya klien tampak tidak gelisah lagi. Dimana sebelum dilakukan senam rematik, skala nyerinya 8. Tetapi setelah dilakukan senam rematik selama 1 minggu, skala nyeri berkurang menjadi 5 dan klien nampak lebih rileks.
Pendapat saya mengenai penelitian yang dilakukan oleh Agusrianto, dkk, 2020 tentang penerapan senam rematik yang dilakukan selama 7 hari yaitu dapat membantu menurunkan skala nyeri.
Penelitian yang dilakukan oleh Afnuhazi, R (2018) tentang pengaruh senam rematik terhadap penurunan nyeri rematik pada lansia. Melaporkan bahwa terdapat penurunan nyeri setelah dilakukan tindakan senam rematik selama 8 menit, dengan hasil yaitu responden yang mengalami nyeri berat menurun menjadi sedang dan beberapa responden yang mengalami nyeri sedang menjadi berat. Jadi diperoleh hasil bahwa senam rematik dapat berpengaruh terhadap penurunan nyeri. Pendapat saya tentang penelitian yang dilakukan oleh Afnuhazi, R (2018) mengenai penerapan senam rematik pada lansia juga dapat menurunkan rasa nyeri.
Penelitian yang dilakukan oleh Elviani, Y, dkk (2021) tentang pelatihan senam rematik untuk menurunkan nyeri pada penderita Rheumatoid Arthritis di Desa Perigi Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat Tahut 2020.
Melaporkan bahwa terjadi penurunan nyeri sedang menjadi ringan setelah dilakukan penerapan senam rematik selama 1 bulan, dengan 1 kali kegiatan setiap minggu dengan durasi 8 menit. Pendapat saya mengenai penelitian yang
dilakukan oleh Elviani, Y, dkk (2021) tentang pelatihan senam rematik yang dilakukan selama 1 bulan dapat membantu mengurangi rasa nyeri.
Berdasarkan angka kejadian Rheumatoid Arthritis (RA) yang ada di Indonesia dan persepsi masyarakat terhadap penyakit rematik meliputi pengetahuan dan penanganannya. Maka, penulis tertarik untuk melakukan studi kasus mengenai penerapan senam rematik terhadap klien Rheumatoid Arthritis pada keluarga di wilayah kerja puskesmas.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan angka kejadian penderita Rheumatoid Arthritis di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, dan jika tidak segera ditangani dengan baik akan mengakibatkan kecacatan. Serta masih banyaknya persepsi masyarakat tentang olahraga atau aktifitas fisik pada klien Rheumatoid Arthritis yang keliru, padahal sebenarnya sangat bermanfaat. Maka, rumusan masalahnnya yaitu “Bagaimana penerapan senam rematik pada klien Rheumatoid Arthritis di keluarga?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Setelah melakukan studi kasus, penulis mampu melakukan Penerapan Senam Rematik Pada Keluarga Tn.S Dan Tn.N Dengan Masalah Utama Rheumatoid Arthritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Ciperna Kabupaten Cirebon
1.3.2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan studi kasus pada klien Rheumatoid Arthritis dengan fokus pada intervensi senam rematik, penulis dapat :
1. Mengidentifikasi respon kedua klien sebelum dilakukan senam rematik pada keluarga Tn.S dan Tn.N dengan masalah utama Rheumatoid Arthritis di wilayah kerja puskesmas Ciperna Kabupaten Cirebon.
2. Mengidentifikasi respon kedua klien sesudah dilakukan senam rematik pada keluarga Tn.S dan Tn.N dengan masalah utama Rheumatoid Arthritis di wilayah kerja puskesmas Ciperna Kabupaten Cirebon
3. Membandingkan respon kedua klien setelah pelaksanaan senam rematik pada keluarga Tn.S dan Tn.N dengan masalah utama Rheumatoid Arthritis di wilayah kerja puskesmas Ciperna Kabupaten Cirebon.
1.4. Manfaat KTI
1.4.1. Manfaat Teoritis
Hasil karya tulis ilmiah diharapkan dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan mengenai penanganan penyakit rematik dengan penerapan senam rematik pada kliendi keluarga.
1.4.2. Manfaat Praktis 1.4.2.1.Bagi Penulis
Hasil karya tulis ilmiah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi penulis dalam melakukan penanganan penyakit Rheumatoid Arthritis dengan penerapan senam rematik.
1.4.2.2.Bagi Institusi
Hasil karya tulis ilmiah diharapkan dapat menjadikan suatu wadah informasi tentang gambaran umum penyakit Rheumatoid Arthritis dan penerapan senam rematik.
1.4.2.3.Bagi Klien dan Keluarga
Intervensi yang diberikan kepada klien diharapkan dapat memberikan manfaat bagi klien dan keluarga mengenai penanganan penyakit Rheumatoid Arthritis dengan melakukan senam rematik serta dapat menambah pengetahuan tentang senam rematik untuk meningkatkan kualitas hidup klien Rheumatoid Arthritis.