• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - SIAKAD STIKes DHB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - SIAKAD STIKes DHB"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan dimulai dari pelayanan kesehatan dasar (tingkat pertama) sampai dengan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan (tingkat kedua dan ketiga) yang merupakan pelayanan spesialitik dan subspesialistik. Pelayanan kesehatan dilakukan di klinik-klinik kesehatan atau puskesmas dan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan dilaksanakan di rumah sakit (PMK No. 71 tahun 2013)

Berdasarkan undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai

suatu pernyataan kelengkapan fisik, mental dan kesejahteraan sosial, serta tidak semata terbebas dari penyakit atau kelemahan. Sehat bukan sekedar keadaan hidup, tetapi juga penggunaan sumber (misal, fisik, pribadi, sosial) oleh tiap orang dalam menjawab tantangan hidup. Faktor ini sangat mempengaruhi asuhan keperawatan yang mencakup kontinum sehat sakit dan kesejahteraan tingkat tinggi (LeMone, 2015).

(2)

Ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang mengandung yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan adalah waktu transisi, yaitu masa antara kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan kehidupan nanti setelah anak itu lahir (Ratnawati, 2020).

Indikasi sectio caesarea bias indikasi absolut atau relative. Setiap keadaan yang membuat kelahiran lewat jalan lahir tidak mungkin terlaksana merupakan indikasi absolut untuk sectio abnormal. Diantaranya adalah kesempitan panggul yang sangat berat dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Pada indikasi relatif kelahiran lewat vagina bisa terlaksana tetapi keadaan adalah sedemikian rupa sehingga kelahiran lewat sectio caesarea akan lebih aman bagi ibu, anak atau keduanya.

Sectio caesarea merupakan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut (Hardi, 2015). Tindakan ini sangat beresiko dampak yang ditimbulkan antara lain berupa pendarahan, infeksi, anestesia, emboli paru-paru, kegagalan ginjal akibat hipotensi yang lama. Pada pengkajian klien dengan sectio caesarea data yang dapat ditemukan meliputi distress janin, kegagalan untuk melanjutkan persalinan, malposisi janin, propalese tali pusat, abrupsio plasenta dan plasenta previa (Keperawatan Post Operasi, 2012).

Angka Sectio Caesarea di Indonesia (Kemenkes RI, 2016) adalah 30-80% dari total persalinan sedangkan pada tahun 2015 adalah 927.000 dari 4.039.000 persalinan. Angka kejadian Sectio Caesarea di Provinsi Bengkulu mencapai 70,48% pada tahun 2016 dan 77,4% pada tahun 2017,

(3)

Malang 61,3%, Riau 45,8%, Banyumas 40,6%, Surakarta 36,3%, Yogyakarta 24,63%, DKI Jakarta 19,9%, Jawa Tengah 11,8%, dan yang terendah yakni Sulawesi Tenggara 3,3% (Wahyuni, 2018).

Menurut World Health Organization (WHO) standar rata-rata operasi Sectio Caesarea (SC) sekitar 5-15%. Data WHO Global Survey on Maternal and Perinatal Health 2011 menunjukkan 46,1% dari seluruh kelahiran melalui SC. Menurut statistik tentang 3.509 kasus SC yang disusun oleh Peel dan Chamberlain, indikasi untuk SC adalah disproporsi janin panggul 21%, gawat janin 14%, Plasenta previa 11%, pernah SC 11%, kelainan letak janin 10%, pre eklampsia dan hipertensi 7%. Di China salah satu negara dengan SC meningkat drastis dari 3,4% pada tahun 1988 menjadi 39,3% pada tahun 2010 (World Health Organisation, 2019).

Menurut RISKESDAS tahun 2018, jumlah persalinan dengan metode SC pada perempuan usia 10-54 tahun, di Indonesia mencapai 17,6%

dari keseluruhan jumlah persalinan. Terdapat pula beberapa gangguan/komplikasi persalinan pada perempuan usia 10-54 tahun di Indonesia mencapai 23,2% dengan rincian posisi janin melintang atau sungsang sebesar 3,1%, perdarahan sebesar 2,4%, kejang sebesar 0,2%, ketuban pecah dini sebesar 5,6%, partus lama sebesar 4,3%, lilitan tali pusat sebesar 2,9%, plasenta previa sebesar 0,7%, plasenta tertinggal sebesar 0,8%, hipertensi 16 sebesar 2,7%, dan lain-lainnya sebesar 4,6% (Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Menurut SKDI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2017, menunjukkan bahwa angka kejadian persalinan dengan tindakan SC sebanyak 17% dari total jumlah kelahiran di fasilitas kesehatan. Hal ini

(4)

membuktikan terdapat peningkatan angka persalinan SC dengan indikasi KPD, sebesar 13,6% disebabkan oleh faktor lain diantaranya yakni kelainan letak pada janin, PEB, dan riwayat SC (KEMENKES et al., 2018).

Angka kejadian Sectio Caesarea di Sukabumi pada tahun 2017 mencapai 1.520 dengan persentase hasil pada bulan Januari 7,5%, Februari 7,8%, Maret 9,2%, April 8,2%, Juni 9,4%, Juli 9,4%, Agustus 7,7%, September 9,4%, Oktober 7,8%, November 7,0%, Desember 7,6%.

(Lusiana, 2015).

Di RS Kartika Kasih Sukabumi terdapat beberapa jumlah pasien yang menjalankan operasi sectio caesar pada periode bulan Januari-Mei 2022 dengan total pasien 127 dengan jumlah pasien bulan Januari 26, Februari 15, Maret 25, April 41, Mei 20. (Register Harian RS Kartika Kasih Sukabumi, 2022).

Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12-18 Agustus 2022 kepada 32 pasien yang akan dilakukan sectio caesarea dari 32 orang pasien tersebut 16 pasien merasa cemas karena pertama kali menjalani operasi, dan pasien mengatakan gelisah dan susah tidur, 2 orang mengatakan takut karena akan memabahayakan keadaan saat operasi, 3 orang mengatakan takut akan biaya tindakan yang mahal, dan 11 orang pasien mengatakan tidak takut dan tidak cemas karena sebelumnya sudah pernah dilakukan operasi sectio caesarea. Berdasarkan faktor lain yang mempengaruhi didapatkan juga umur, pendidikan.

(5)

Kecemasan merupakan masalah yang berhubungan dengan segala macam prosedur asing yang terjadi ketika seseorang merasa terancam baik fisik maupun psikologisnya tindakan sebelum juga dapat menyebabkan distress akut dan meningkatkan kecemasan pada pasien berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi yang akan membahayakan pasien yang mengalami kecemasan menunjukkan gejala mudah tersinggung susah tidur gelisah lesu mudah menangis dan tidak dan tidur tidak nyenyak (Soewondo 2012).

Tingkatan kecemasan menurut Heri Saputro (2017:7) dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: 1). Kecemasan Ringan: Pada tingkat kecemasan ringan seseorang mengalami ketegangan yang dirasakan setiap hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. 2). Kecemasan sedang: Memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. 3). Kecemasan Berat: Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi, cenderung memusatkan pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain.

Pelayanan pada pasien pre operatif diruang perawatan bedah merupakan bagian dari rumah sakit yang memberikan pelayanan terhadap pasien pada kasus bedah, yang akan menjalani operasi dari berbagai ilmu bedah, yang akan memberikan terapi pembedahan, hal ini untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah kecacatan yang permanen ( Potter & Perry, 2006 ).

(6)

Berdasarkan fenomena dan paparan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Kartika Kasih Sukabumi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini “ Bagaimana Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Kartika Kasih Sukabumi “.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Preoperasi Sectio Caesarea di Rumah Sakit Kartika Kasih Sukabumi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien preoperasi sectio caesarea.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar dalam rangka menambah pengetahuan, untuk menerapkan teori yang telah didapatkan selama masa perkuliahan yang berkaitan dengan kecemasan pada pasien preoperasi.

2. Bagi STIKes Dharma Husada Bandung

(7)

Hasil penelitian ini dapat berfungsi sebagai referensi dan bahan bacaan untuk mahasiswa serta masukan untuk peneliti selanjutnya, khususnya yang berkaitan dengan kecemasan pada pasien pre operasi.

3. Bagi Rumah Sakit Kartika Kasih

Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan masukan untuk sumber data serta bisa menjadi sebuah informasi dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan kecemasan pada pasien preoperasi.

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Lingkup tempat

Penelitian ini dilakukan di ruangan Irna2, 3lama dan 3A Rumah Sakit Kartika Kasih Sukabumi.

2. Lingkup waktu

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2022.

3. Lingkup materi

Lingkup materi pada penelitian ini yaitu mengarah atau difokuskan pada keperawatan Jiwa dan Keperawatan Maternitas yaitu tentang Tingkat Kecemasan Pada Pasien Preoperasi Sectio Caesar.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini memberikan informasi, masukan serta pemikiran pada pihak perusahaan untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan selanjutnya,

Endang, 2013, Internet Advertising Sebagai Media Komunikasi Pemasaran Interaktif, Jurnal Universitas Manajemen Administrasi, Yogyakarta Evri, 2015, Perancangan E-CRM Pada PT Sonya Fm