1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Indonesia sebagai negara maritim sudah tidak asing lagi dari pendengaran nasional maupun internasional. Indonesia memiliki lautan yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke mencapai + 3,25 juta2. Melimpahnya sumberdaya hayati perairan Indonesia diantarannya ada berbagai jenis biota perairan salah satunya adalah makrozoobentos. Makrozoobentos merupakan organisme akuatik yang hidup di dasar perairan dengan pergerakan relatif lambat yang sangat dipengaruhi oleh substrat dasar serta kualitas perairan. Perubahan hidrologi sangat mempengaruhi habitat organisme akuatik dan keanekaragaman makrozoobentos yang berada di sedimen perairan (Li et al., 2020). Berubahnya kualitas hidrologi perairan sangat berdampak buruk terhadap kehidupan semua organisme yang mana akan mengakibatkan turunnya kualitas perairan sehingga memmbuat perairan tercemar (Kurnianto, 2017).
Pencemaran yang terjadi di perairan Indonesia terutama di daerah pesisir dan laut baik berasal dari limbah domestik maupun industri, salah satunya terjadi pada perairan di Pesisir Kota Dumai. Pesisir Kota Dumai terletak di sebelah Timur Pulau Sumatera.
Daerah tersebut mempunyai nilai sumberdaya hayati yang tinggi, selain itu pantainya juga memiliki substrat yang berlumpur (Badrun, 2008). Banyaknya aktivitas manusia di wilayah pesisir dapat mengakibatkan terganggunya kualitas perairan. Salah satu polutan yang umum ditemukan di daerah yang sangat terkontaminasi adalah bahan organik. Hal ini dapat menyebabkan perubahan jumlah spesies, keanekaragaman kelimpahan, dan biomassa komunitas makrozoobenthos (Ferrando et al., 2010).
Banyaknya kegiatan industri di sekitaran perairan telah memberikan kontribusi terhadap bahan organik di wilayah pesisir yaitu berupa sampah terlarut pada sedimen.
Sampah organik yang mengendap di dasar akan mempengaruhi karakteristik sedimen air (Suprapto et al., 2017). Kondisi dasar perairan dan kualitas air yang buruk menjadi faktor penyebab hilangnya makrozoobentos (Arimoro et al., 2015).
Pada tahun 2020, penelitian tentang bahan organik dan makrozoobentos pada sedimen telah diteliti oleh Putra Utama (2020). Fraksi sedimen yang mendominasi daerah kawasan perairan Teluk Buo yaitu fraksi lumpur berpasir. Hal ini disebabkan karena wilayah perairan Teluk Buo merupakan kawasan yang berada di daerah teluk dengan gelombang dan kecepatan arusnya yang tenang, sehingga partikel sedimen yang berukuran halus akan bertahan dan menetap disedimen. Makrozoobentos yang umum dijumpai adalah gastropoda dikarenakan kelas gastropoda mempunyai daya adaptasi yang lebih tinggi dibandingkan organisme bentos lainnya, hal ini didukung oleh struktir tubuhnya yang bercangkang yang dapat memperkecil pengaruh hempasan ombak dan sifat hidupnya yang menempel dan dapat menggali lubang pada substrat dimana mereka hidup.
Di luar negeri, penelitian tentang distribusi makrozoobentos telah diteliti oleh Lehtonen pada tahun 2019 di muara Kutub Utara (Teluk Pechora, Laut Barents) selama periode banjir musim semi. Penulis menjelaskan bahwa status makrozoobentos menunjukkan sedikit terganggu hanya di daerah kecil yang dekat dengan muara Sungai Pechora, dipengaruhi oleh gerusan es dan debit air tawar yang sangat besar.
Penelitian Gurning et al. (2019), tentang sedimen bahan organik dan makrozoobentos di perairan Purnama Dumai. Hasil penelitian menjelaskan bahwa perairan Purnama Dumai terletak dikawasan industri PT. Semen Padang yang tentunya memiliki outpun yang mengalir ke perairan terutama bahan organik. Tingginya kandungan bahan organik disebabkan karena kawasan Purnama Dumai memliki substrat berupa lumpur berpasir. Substrat lumpur biasanya memiliki kandungan bahan organik yang tinggi karena substrat lumpur lebih mudah mengakomulasi bahan organik, semakin banyaknya bahan organik yang terkandung di sedimen perairan akan mengakibatkan tercemarnya suatu perairan tersebut dan akan berpengaruh buruk terhadap kelimpahan makrozoobentos.
Merujuk pada penelitian yang telah dilakukan oleh Misael Gurning (2019), penelitian tersebut telah melihat bahan organik pada perairan Purnama Dumai dan dihubungkan dengan kelimpahan makrozoobenthos namun tidak diteliti lebih dalam tentang kandungan bahan organik yang di dapat. Selain itu penelitian Misael Gurning hanya meneliti di sekitaran perairan Purnama Dumai saja, maka dirasa perlu untuk meneliti lebih lanjut hubungan antara bahan organik yang ada di sedimen serta kaitannya dengan kelimpahan makrozoobentos di perairan Pesisir Kota Dumai.
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan terdapat informasi tentang kondisi perairan Pesisir Kota Dumai dilihat dari faktor fisika dengan indikator kandungan bahan organik di sedimen serta kaitannya dengan kelimpahan makrozoobentos.
1.2 Rumusan Masalah
Padatnya kegiatan masyarakat di perairan Pesisir Kota Dumai membuat semakin banyaknya limbah organik yang terbuang ke perairan dan dapat mengakibatkan tercemarnya perairan tersebut. Perairan yang tercemar dapat mengganggu kehidupan organisme akuatik terutama makrozoobenthos. Atas dasar permasalahan tersebut peneliti ingin mengetahui seberapa banyak limbah bahan organik yang masuk ke perairan Pesisir Kota Dumai dan bagaimanakah hubungan kandngan bahan organik tersebut terhadap kelimpahan makrozoobentos?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kandungan bahan organik dengan kelimpahan makrozoobentos di perairan Pesisir Kota Dumai.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kandungan bahan organik pada sedimen di perairan Pesisir Kota Dumai.
2. Mengetahui kelimpahan makrozoobentos di perairan Pesisir Kota Dumai.
3. Mengetahui hubungan kandungan bahan organik dengan kelimpahan makrozoobentos di perairan Pesisir Kota Dumai.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengetahuan tentang hubungan kandungan bahan organik dengan kelimpahan makrozoobentos di sedimen perairan Pesisir Kota Dumai.
2. Sebagai data dukung bagi kegiatan analisis dampak lingkungan, terutama bahan organik yang ada di sedimen di perairan Pesisir Kota Dumai.
3. Mendapatkan sumber informasi pada masyarakat serta bagi pemerintah tentang kondisi lingkungan di perairan Pesisir Kota Dumai.