• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Teknokrat Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - Teknokrat Repository"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki peran penting dalam industri pulp dan kertas dunia (IPK) sebagai produsen kertas ke- 3 di asia dan produsen pulp ke -8 di dunia. IPK juga memiliki peran penting dalam perekonomian nasional. Hal itu bisa dilihat dari kontribusi CPI dalam pembentukan PDB, yang mencapai Rp 97,7 trilliun (6,7 persen dari PDB industri atau 4,18 persen dari PDB nasional). Pada tahun 2015 perlu dicatat bahwa industri Pulp dan Kertas menyumbang 40% - 46% dari PDB nasional dengan kontribusi utama untuk pertambangan dan manufaktur. Industri pulp dan kertas juga menyerap 260.000 tenaga kerja langsung dan 1,1 juta pekerja tidak langsung. Selain itu, industri ini berada di peringkat ke 7 sebagai kontribusi devisa non minyak nasional (US 3,79 milliar) di mana 60 persen dari produksi pulp dan kertas nasional diekspor ke pasar global (APKI ,2016).

Sektor pulp dan kertas merupakan industri perusahaan yang bergerak dibidang produksi kertas dan bubur kertas. Kebutuhan masyarakat akan produk kertas akan selalu meningkat tiap tahunnya, karena kertas merupakan salah satu pendukung aktivitas penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, maka tak jarang terjadi persaingan di industri pulp dan kertas dengan daya saing yang kuat. Persaingan dalam industri pulp dan kertas, membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja keuangannya agar tujuannya dapat tetap tercapai yaitu dalam menghasilkan laba.

(2)

Profit atau laba merupakan suatu elemen yang paling menjadi perhatian karena angka laba diharapkan cukup untuk menggambarkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Berikut perkembangan laba bersih perusahaan pulp dan Kertas.

Tabel 1.1 Perkembangan Laba Bersih Perusahaan Pulp dan Kertas Tahun 2012 -2021

No Emiten Tahun Laba Bersih

1 PT.Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 2012 Rp 336.680.390 2013 Rp 329.224.890 2014 Rp 255.430.520 2015 Rp 20.030.340 2016 Rp 102.825.708 2017 Rp 369.995.880 2018 Rp 3.558.112.029 2019 Rp 2.314.738.916 2020 Rp 2.092.251.070 2021 Rp 3.553.066.614 2 PT.Toba Pulp Lestari Tbk 2012 Rp 40.740.741

2013 Rp 46.097.561 2014 Rp 18.200.000 2015 Rp 38.222.222 2016 Rp 506.648.649 2017 Rp 5.148.649 2018 Rp 57.043.478 2019 -Rp 270.277.778 2020 Rp 52.802.817 2021 Rp 9.957.143 3 PT.Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 2012 Rp 480.531.310 2013 Rp 2.696.231.178 2014 Rp 1.569.355.760 2015 Rp 3.072.794.865 2016 Rp 2.724.216.180 2017 Rp 5.599.144.536 2018 Rp 8.517.811.086 2019 Rp 3.814.295.390

(3)

2020 Rp 4.147.448.305 2021 Rp 7.520.319.491 4 PT Suparma Tbk 2012 Rp 39.893.050.885 2013 -Rp 23.856.512.660 2014 Rp 48.602.721.399 2015 -Rp 42.597.342.144 2016 Rp 81.063.430.679 2017 Rp 92.280.117.234 2018 Rp 82.232.722.269 2019 Rp 131.000.070.940 2020 Rp 162.524.650.713 2021 Rp 294.325.560.054 5 PT.Fajar Surya Wisesa Tbk 2012 Rp 5.292.462.870

2013 Rp 249.057.875.558 2014 Rp 91.501.928.259 2015 Rp 308.896.601.295 2016 Rp 826.729.617.029 2017 Rp 595.868.198.714 2018 Rp 1.465.362.771.073 2019 Rp 968.833.390.686 2020 Rp 353.299.343.980 2021 Rp 614.926.000.000 6 PT. Kedaung Setia Industrial Tbk 2012 Rp 33.837.060.793

2013 Rp 36.002.772.194 2014 Rp 44.489.139.365 2015 Rp 11.470.563.293 2016 Rp 47.127.349.067 2017 Rp 68.965.208.549 2018 Rp 76.761.902.211 2019 Rp 64.090.903.507 2020 Rp 60.178.290.460 2021 Rp 72.634.468.539 7 PT.Alkindo Naratama Tbk 2012 Rp 13.327.139.458 2013 Rp 22.589.101.552 2014 Rp 21.061.034.612 2015 Rp 24.079.122.338 2016 Rp 25.229.505.223 2017 Rp 29.035.395.397

(4)

2018 Rp 42.506.275.523 2019 Rp 78.421.735.355 2020 Rp 65.331.041.553 2021 Rp 100.771.009.640 Sumber: IDX.co.id 2022

Berdasarkan tabel diatas menunjukan perkembangan laba bersih masing-masing perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa efek Indonesia selama tahun 2012- 2021. Laba bersih tertinggi diperoleh oleh emiten PT Fajar Surya Wisesa di tahun 2018 dengan Rp1.465.362.771.073. Sedangkan laba bersih terendah didapat oleh emiten PT Suparma yang mengalami kerugian hingga Rp -42.597.342.144 di tahun 2015.

Tentunya jika diamati lebih lanjut dari tabel diatas masing-masing emiten mengalami pertumbuhan laba bersih yang fluktuatif dalam memperoleh keuntungan.

Laba bersih mengindikasikan profitabilitas perusahaan, jika laba turun maka menunjukan bahwa beban-beban usaha yang ada lebih tinggi dari penjualan. Inilah yang menyebabkan kinerja keuangan perusahaan tersebut tidak baik, karena terdapat masalah-masalah yang tidak dapat teratasi. Sebaliknya, apabila laba perusahaan meningkat ataupun nilainya tinggi dan stabil setiap tahunnya maka kinerja perusahaan tersebut sangat baik. Sehingga para stakeholder perusahaan merasakan tiap keuntungan yang diperoleh atas kinerja perusahaan.

Jadi Laba bersih yang tinggi menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan sangat baik dalam kinerjanya. Hal ini digambarkan dengan rasio Profitabilitas/ Profitability . Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan. Rasio profitabilitas digunakan untuk

(5)

mengukur efektivitas hasil usaha, kinerja yang luar biasa ditunjukkan dengan keberhasilan manajemen dalam memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan. Semakin baik indeks profitabilitas maka semakin baik pula kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi.

Rasio profitabilitas yang paling umum digunakan untuk menilai keuntungan secara keseluruhan adalah Return On Asset (ROA). Menurut Hery (2018) ROA adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi suatu aktiva dalam memperlihatkan laba bersih. ROA dapat melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan (Fahmi, 2012).

ROA digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Jika ROA semakin besar maka semakin efektif, hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba (Yuliani, 2018).

Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang maksimal adalah kunci keberhasilan perusahaan dapat dikatakan memiliki kinerja baik. Laba merupakan kompenen di dalam laporan keuangan yang digunakan sebagai alat untuk menilai baik atau tidaknya kinerja perusahaan. Tentunya hal ini akan mempengaruhi going concern (keberlangsungan) perusahaan untuk tetap menjalankan keberlangsungan kinerja usahanya. Salah satu faktor yang dapat menunjukan bagaimana kinerja perusahaan baik atau tidaknya yaitu dengan analisa rasio laporan keuangan.

(6)

Analisis rasio laporan keuangan merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan yang ditunjukan untuk mengetahui perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut. Untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan (Indah et al., 2020).

Penggunaan analisis rasio keuangan memungkinkan investor menilai kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan saat ini dan masa lalu, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang yang dapat dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan investasinya. Salah satunya pada rasio aktivitas yang menggambarkan sejauh mana perusahaan mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang aktivitas perusahaan.

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimiliki perusahaan atau bisa dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisien (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan (Syukri, 2019). Dalam penelitian ini rasio aktivitas yang digunakan antara lain , Cash Turnover (CTO), Inventory Turnover (ITO) dan Working Capital Turnover (WCTO). CTO atau rasio perputaran kas merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan (Ariyanti et al, 2020).

(7)

Selanjutnya ITO atau rasio perputaran kas adalah rasio aktivitas yang mengukur kecepatan perputaran persediaan perusahaan yang nantinya persediaan tersebut akan menjadi kas (Triyanti, 2019). Dan rasio aktivitas yang terakhir yaitu WCTO atau rasio perputaran modal kerja merupakan rasio yang menunjukkan perputaran modal kerja saat perusahaan menginvestasikan kas dalam beberapa komponen modal kerja yang dibutuhkan sampai kembali menjadi kas (Redaktur, 2017).

Sejalan dengan menjaga kelangsungan hidup dan kontinuitas perusahaan, permasalahan likuiditas dianggap memiliki pengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan membayar kewajiban financial jangka pendeknya, baik kewajiban pada pihak luar (ekstern) maupun tuntutan penyelenggaraan proses produksi dalam perusahaan itu sendiri (intern) (Herdiyanto 2019). Dalam penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current ratio/ Cr atau rasio lancar, CR merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas jangka pendek yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva (Muhammad Firza, 2018).

Penggunaan hutang untuk memenuhi kebutuhan dana perusahaan akan menghasilkan keuntungan dan dapat berdampak pada kerugian yang tidak lain adalah merupakan risiko dari penggunaan hutang. Rasio yang menggambarkan kondisi ini adalah solvabilitas. Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang. DER atau nama lain dari Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan oleh perusahaan

(8)

dalam menilai kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya baik jangka pendek ataupun jangka panjang (Ariyanti et al, 2020).

Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui hubungan pengaruh Cash Turnover (CTO), Inventory Turnover (ITO), Working Capital Turnover (WCTO), Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio ( CR) terhadap Return On Asset (ROA). Hasil penelitian tersebut menunjukan ketidak konsisten hasil antar variabel Indepeden dan dependen. Tentunya hal ini menarik perhatian peneliti untuk menguji hubungan beberapa variabel tersebut. Terutama pada perusahaan manufaktur sub sektor Pulp Dan Kertas.

Penelitian yang dilakukan oleh (Triyanti, 2019) mengenai pengaruh CTO terhadap ROA menyatakan bahwa CTO berpengaruh terhadap ROA pada industri Farmasi. Hal ini berarti semakin tinggi perputaran kas perusahaan semakin tinggi pula tingkat perolehan laba pada perusahaan. Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Redaktur (2017) yang menyatakan bahwa perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Hal ini disebabkan besarnya penumpukkan atau investasi di akun kas dan setara kas yang membuat operasional perusahaan kurang efektif. Tinggi rendahnya perputaran kas berdampak langsung pada pembiayaan membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap.

Kemudian pada variabel ITO atau rasio perputaran persediaan juga menunjukan hasil tidak konsisten yaitu penelitian yang dilakukan oleh (Syukri, 2019). menyatakan

(9)

bahwa secara parsial ITO berpengaruh terhadap ROA. Hal ini disebabkan karena perputaran investasi pada persediaan sangat likuid sehingga mempengaruhi tingginya laba yang diperoleh setiap industri farmasi. Hasil berbeda ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Octavianty dan Syahputra (2015) yang menunjukan bahwa ITO tidak berpengaruh terhadap ROA. ROA digunakan untuk mengukur perusahaan dalam upaya menghasilkan laba bersih berdasarkan aset tertentu. Sedangkan ITO digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar selama satu periode. Apabila ITO mengalami kenaikan maka tidak akan berpengaruh terhadap ROA. Pada penelitian tersebut ITO mengalami kenaikan sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara ITO terhadap ROA.

Rasio Aktivitas selanjutnya yaitu WCTO yang mengalami ketidak konsisten hasil penelitian. Dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andini Ikmawati (2021) mengenai Pengaruh WCTO terhadap ROA. Bahwa secara parsial WCTO memiliki pengaruh positif terhadap ROA pada perusahaan Sub Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan terdapat hasil penelitian berbeda yang dilakukan oleh Octavianty dan Syahputra (2015) menyatakan bahwa modal kerja (WCTO) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).

Rasio yang selanjutnya adalah rasio Likuiditas yang diproksikan dengan CR juga mengalami ketidak konsistenan penelitian berikut penelitian terdahulu yang dilakukan pada perusahaan sub sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

(10)

Penelitian yang dilakukan oleh Arsyanti (2020) Secara parsial CR tidak memiliki pengaruh terhadap ROA. Aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan properti dan real estate relatif kecil tetapi posisi utang lancarnya mengalami kenaikan. Hal ini membuat CR tidak memiliki pengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan, karena aset lancar seperti kas, piutang dan persediaan mengendap dan mengalami perputaran yang lambat dan membuat perusahaan belum mampu mendapatkan keuntungan yang diinginkan.

Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Dwirandra (2019) bahwa CR berpengaruh negatif pada ROA. Tingkat CR tinggi mengindikasikan banyaknya dana menganggur (idle cash) yang tidak diinvestasikan secara optimal demi memperoleh return yang lebih besar bagi perusahaan. Nilai CR yang terlalu tinggi juga mengisyaratkan banyaknya persediaan yang belum terjual. Apabila perusahaan tidak mampu menjual persediaannya dan memanfaatkan kelebihan kas untuk memperoleh return yang lebih besar, maka profitabilitasnya bisa menurun.

Rasio yang terakhir yaitu rasio solvabilitas yang diproksikan dengan DER, Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman terjadi ketidak konsisten antara hasil penelitian Debt To Equity Ratio terhadap Return On Asset. Dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadeak dan F.Pratiwi (2019) yang menyatakan bahwa DER berpengaruh terhadap ROA.

Kenaikan DER akan diikuti oleh kenaikan profitabilitas perusahaan.

(11)

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin meningkat DER maka diikuti dengan kenaikan Profitabilitasnya. Namun hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2018) yang menyatakan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, Perusahaan subsektor makanan dan minuman cenderung memiliki DER tinggi karena lebih besar dari 50%, sehingga untuk meningkatkan laba bersih mengalami kesulitan akibat dari pendanaan eksternal. Perusahaan subsektor ini lebih mengutamakan untuk melunasi kewajiban untuk faktor kepercayaan terhadap perusahaan sehingga laba bersih tidak menjadi fokus yang harus ditingkatkan.

Berdasarkan permasalahan dari latar belakang di atas mengenai ketidak konsisten- an penelitian antar variabel independen dan dependen membuat peneliti semakin penasaran untuk melakukan penelitian rasio keuangan ini dan dijadikan sebuah dasar dalam menyusun skripsi berjudul.

PENGARUH CASH TURNOVER (CTO), INVENTORY TURNOVER (ITO), WORKING CAPITAL TURNOVER (WCTO), CURRENT RATIO (CR), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA PERUSAHAAN PULP DAN KERTAS YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN 2012- 2021

(12)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah Cash Turnover (CTO) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021?

2. Apakah Inventory Turnover (ITO) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021?

3. Apakah Working Capital Turnover (WCTO) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021?

4. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021?

5. Apakah Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021?

(13)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan sebagai berikut :

1. Untuk Menganalisis pengaruh Cash Turnover (CTO) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021.

2. Untuk Menganalisis pengaruh Inventory Turnover (ITO) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021.

3. Untuk Menganalisis pengaruh Working Capital Turnover (WCTO) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021.

4. Untuk Menganalisis pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021.

5. Untuk Menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021

(14)

1.4. Motivasi Penelitian

Penelitian selalu dimulai melalui niat dan dorongan yang baik dari peneliti.

Motivasi merupakan niat atau keinginan seseorang atau sekelompok untuk mengetahui sesuatu melalui proses ilmu pengetahuan. Dalam penelitian ini peneliti termotivasi mengkaji dibidang Analisis Laporan Keuangan yaitu salah satu bidang Akuntansi keuangan berfokus pada analisis rasio. Peneliti berusaha mencari tahu

“Pengaruh Cash Turnover (CTO), Inventory Turnover ( ITO) Working Capital Turnover (WCTO), Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio ( DER). terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021”. Dengan meneliti sesuai judul penelitian maka peneliti mengharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan , yaitu mengetahui analisis kinerja rasio keuangan pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di bursa efek Indonesia di tahun 2016-2021.

(15)

1.5. Manfaat Penelitian a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan bagi penulis dapat menambah wawasan mengenai Analisis Laporan Keuangan yaitu keterkaitan antar rasio dengan ditetapkannya judul penelitian berupa “Pengaruh Cash Turnover (CTO) , Inventory Turnover ( ITO), Working Capital Turnover (WCTO), Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio ( DER) terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menjadi bahan masukan bagi perusahaan terdaftar mengenai analisis kinerja keuangan terkait di sektor yang serupa yaitu Pulp Dan Kertas.

c. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi seorang calon investor dan investor sebelum mereka menginvestasikan uangnya pada emiten Pulp dan Kertas dan menambah pengetahuan mengenai keterkaitan pengaruh dari setiap rasio-rasio keuangan di dunia investasi.

d. Bagi Universitas Teknokrat Indonesia

Sebagai tambahan koleksi literature kepustakaan di bidang penelitian mengenai Pengaruh Cash Turnover (CTO), Inventory Turnover ( ITO) Working Capital Turnover (WCTO) Current Ratio (CR) dan Debt to Equity Ratio ( DER)

(16)

terhadap Return On Asset (ROA) pada perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 -2021.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang ingin membaca. Diharapkan literature ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan menambah wawasan di bidang Akuntansi dan Keuangan.

1.6. Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian

Terdapat banyak faktor dan pengukuran yang mempengaruhi rasio Profitabilitas khususnya Return On Asset. Namun dalam penelitian ini peneliti berusaha mencari tahu pengaruh dari rasio aktivitas yaitu (Cash Turnover Inventory Turnover dan Working Capital Turnover ) variabel yang digunakan pada aspek likuiditas adalah Current Ratio (CR) dan rasio Solvabilitas yang dihitung dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) dan terhadap rasio Profitabilitas perusahaan yang dihitung dengan menggunakan Return On Asset (ROA).

(17)

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam tugas akhir ini, disusun sebagai berikut:

A. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.

B. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang Teori yang mendukung penelitian, dan penjelasan antara variabel yang saling berkaitan dalam penelitian.

C. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan variabel penelitian, metode pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, dan prosedur analisis data.

D. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisi analisis dari hasil pengolahan data dan pembahasan mengenai variabel dependen dan independen yang saling berkaitan dalam penelitian.

E. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat sebagai informasi atau pengetahuan mengenai spesies famili Pieridae dan keanekaragaman