• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I TINJAUAN TEORI Definisi Penyakit

N/A
N/A
Zeegave Assegav

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I TINJAUAN TEORI Definisi Penyakit "

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

TINJAUAN TEORI A. Konsep Dasar

1. Definisi Penyakit

Menurut American Association (2022) diabetes mellitus merupakan suatu penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.

Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat pankreas tidak dapat menghasilkan cukup insulin (hormon yang mengatur transportasi glukosa darah), ataupun ketika tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin yang tersedia secara efektif.

Meskipun penyakit ini tidak menular namun DM yang tidak terkontrol dalam jangka panjang mampu mengakibatkan komplikasi serius pada beberapa organ tubuh lain seperti jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, saraf, bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu diabetes melitus masuk ke dalam kategori penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak di dunia setelah hipertensi baik disertai komplikasi kronis karena diabetes itu sendiri maupun komplikasi diabetes dengan organ tubuh lain (World Health Organization, 2022).

2. Etiologi

Etiologi diabetes mellitus menurut Padila (2021) adalah sebagai berikut:

a. Diabetes Mellitus Tipe 1 1) Faktor Genetik

Penderita tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri, tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya diabetes mellitus tipe 1.

(2)

2) Faktor Imunologi

Adanya respon otoimun dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.

3) Faktor Lingkungan

Virus atau toksik tertentu dapat memicu proses auotoimun yang menimbulkan destruksi sel beta.

b. Diabetes Mellitus Tipe 2

Mekanisme yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin.

Faktor-faktor risiko:

1) Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun)

2) Obesitas

3) Riwayat keluarga

3. Tanda dan Gejala

Beberapa tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus menurut Shanty (2022) antara lain:

a. Polyuria (banyak kencing)

Jika kadar gula dalam darah diatas 160-180 mg/dL, glukosa akan sampai ke air kemih. jika kadarnya semakin tinggi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Oleh karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah berlebihan, penderita akan sering berkemih dalam jumlah banyak.

b. Polidipsi (banyak minum)

(3)

Awalnya, penderita diabetes mengalami poliuri. Karena sering berkemih, akibatnya penderita merasakan haus yang berlebihan.

c. Polifagia (banyak makan)

Sejumlah besar kalori akan hilang ke dalam air kemih sehingga penderita diabetes akan mengalami penurunan berat badan. Untuk mengompensasi hal ini, penderita sering merasakan lapar yang luar biasa.

d. Lemas dan Mudah Lelah

Ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa sebagai energi menyebabkan lemas pada penderita diabetes.

4. Patofisiologi

Pola hidup yang tidak sehat yang dimaksud seperti ketika seseorang makan dalam jumlah yang banyak namun tidak pernah diimbangi dengan olahraga sehingga makanan yang masuk tersebut mengakibatkan gula di dalam darah menumpuk sehingga kerja insulin semakin berat. Beratnya kerja insulin yang terjadi secara terus menerus mengakibatkan terjadinya penurunan fungsi insulin. Ketika terjadi penurunan fungsi insulin maka menimbulkan beberapa dampak, pertama, penurunan metabolisme sel mengakibatkan adanya rangsangan pada bagian hipotalamus untuk mengirim signal kepada penderita sehingga penderita akan mudah merasa lapar dan haus.

Penurunan metabolisme sel ini dapat terjadi karena insulin tidak dapat menyalurkan glukosa ke dalam sel dengan sejumlah yang dibutuhkan oleh sel sehingga sel mengalami kekurangan energi untuk melakukan metabolisme. Hal ini yang kemudian mengakibatkan munculnya masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (Hutagalung, dkk 2019).

Gangguan fungsi insulin dapat menyebabkan kadar glukosa darah meningkat. Hal ini disebabkan oleh adanya penumpukan glukosa darah yang tidak diserap oleh tubuh sehingga terjadi viskositas dalam

(4)

darah. Viskositas dalam darah meningkat sehingga aliran darah terhambat atau menurun. Karena aliran darah yang menurun maka kemudian akan mengakibatkan penurunan/penipisan struktur dinding membran kapiler darah hal ini menyebabkan terjadinya mikrovaskular. Mikrovaskular ini yang menyebabkan neuropati perifer yaitu suatu kerusakan saraf (sistem saraf motoric, sensorik, dan otonom) yang menghasilkan hilangnya fungsi dalam jaringan terutama pada serabut saraf yang dapat menyebabkan terjadinya luka diabetes (Aminudin, dkk 2020).

Pada neuropati motorik, karena sering terjadi sentuhan tekanan/pembebanan sehingga tidak merasakan jika ada goresan, lalu goresan tersebut yang akhirnya mengakibatkan penonjolan abnormal tulang, deformitas khas seperti hammer toe dan hallux rigidus.

Deformitas kaki menimbulkan terbatasnya mobilitas, sehingga dapat meningkatkan tekanan plantar kaki dan mudah terjadi ulkus.

Neuropati sensorik cukup berat hingga menghilangkan sensasi proteksi yang berakibat rentan terhadap trauma fisik, sehingga dapat meningkatkan risiko ulkus kaki. (Kartika, R. W., 2017).

Neuropati otonom yaitu adanya gangguan pada saraf otonom pengaruhnya terrjadi perubahan tonus otot yang menyebabkan abnormalnya aliran darah. Otonom neuropati akan menimbulkan kulit menjadi kering, anhidrosis dampak dari kelenjar sebasea kurang atau tidak lagi memproduksi keringat, yang membuat kulit menjadi rusak dan luka yang sukar sembuh dan dapat menimbulkan infeksi. (Kartika, R. W., 2017).

Peningkatan kadar glukosa darah tidak hanya menyebabkan viskositas dalam darah meningkat namun juga menyebabkan gangguan metabolisme glukosa yang menimbulkan masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah.

(5)

PATHWAY

Faktor genetik, obesitas, gaya hidup

Kerusakan sel beta

Ketidakseimbangan produksi insulin Metabolisme sel

menurun

Lipolisis meningkat Kadar glukosa darah

meningkat

Polidipsi, polifagia

Gangguan metabolisme glukosa

Gliserol asam lemak meningkat Merangsang hipotalamus

Ketidakstabilan kadar glukosaIskemia Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Aterosklerosis Viskositas

darah meningkat Aliran

darah menurun

Aliran nutrisi menurun Mikrovaskular

Neuropati perifer

Referensi

Dokumen terkait

Budaya hidup sehat di pondok pesantren sering dipertanyakan. Budaya hidup sehat yang dimaksud berkaitan dengan pola konsumsi makanan, kebersihan lingkungan, perilaku hidup

Oleh karena itu dilakukan intervensi pada keluarga pasien terutama anak dan cucunya berupa health promotion: melakukan pola hidup sehat (pola makan sehat dan olahraga

Menurut Potter (2008), terjadinya gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan,

medis sistem kekebalan tubuh ini dapat diperoleh dengan cara mejaga kesehiatan dengan olahraga, menjaga pola makan, menerapkan pola hidup sehat, sednagkan sisitem

Peserta senam aerobik wanita menjalankan pola hidup sehat mulai dari mengatur pola makan yang dimulai dari mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat dengan

Tentu dengan perkembangan teknologi sekarang yang mengarah ke gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, kurangnya aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat dapat meningkatkan

Penyuluhan kesehatan ini dilakukan pada remaja karena pola hidup remaja yang tidak sehat, hal ini dapat dilihat dari kebiasaan merokok para remaja dan kebiasaan makan makanan yang tidak

Kepatuhan Lansia Terhadap Pola Hidup Sehat Pada Penderita Osteoarthritis Kepatuhan lansia yang dimaksud adalah meliputi berolahraga secara rutin, ketepatan asupan makanan untuk