• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan proses terjadinya interaksi antara guru dengan peserta didik serta sumber belajar di dalam lingkungan belajar yang memungkinkan terjadinya pemberian bantuan oleh guru kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan, kecakapan dan tingkah laku, serta membentuk sikap dan rasa percaya diri pada peserta didik (Djamaluddin dan Wardana, 2019). Dalam pembelajaran terdapat komponen- komponen yang saling berhubungan antara satu sama lain. Adapun komponen- komponen dalam pembelajaran meliputi guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran dan evaluasi (Dolong, 2016). Suatu pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila seluruh komponen telah terpenuhi sehingga tercipta pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif yaitu apabila pembelajaran dapat mencapai tujuan awal yang sudah direncanakan dan peserta didik dapat memahami materi pelajaran dengan efisien (Salsabila dkk., 2020).

Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini, maka pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran sudah semestinya dapat semakin dimaksimalkan. Hal ini karena teknologi memiliki berbagai manfaat antara lain memudahkan peserta didik belajar secara mandiri, memungkinkan waktu dan tempat belajar lebih fleksibel, meningkatkan kreativitas dan keaktifan

(2)

belajar peserta didik, serta dapat memberikan pengetahuan yang lebih banyak kepada peserta didik (Widianto dkk., 2021).

Selain itu, akibat dari pandemi Covid-19 yang menimbulkan berbagai permasalahan dalam pembelajaran juga turut membutuhkan diaplikasikannya teknologi dalam pembelajaran. Proses pembelajaran jarak jauh secara daring pada masa pandemi Covid-19 menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran karena tidak adanya bimbingan belajar secara langsung dari guru dan peserta didik kurang dapat berdiskusi bersama jika ada materi pembelajaran yang sulit dipahami (Abidin dkk., 2020). Namun, dengan diaplikasikannya teknologi ke dalam pembelajaran daring, diharapkan dapat meminimalkan permasalahan yang terjadi. Hal ini karena selama pembelajaran daring, teknologi memiliki peran yang sangat besar yaitu sebagai media yang digunakan guru dan peserta didik dalam berinteraksi serta sebagai media dalam menyampaikan materi pembelajaran oleh guru kepada peserta didiknya, sehingga peserta didik masih dapat menuntut ilmu meski tidak belajar dengan tatap muka (Shofia dan Ahsani, 2021).

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia dan angket tertulis peserta didik SMA Negeri 2 Tanjungpinang pada Lampiran 1 dan Lampiran 2, diperoleh informasi bahwa selama pembelajaran daring terdapat permasalahan yang dialami dalam pembelajaran kimia. Permasalahan yang dialami guru seperti sulitnya pengawasan guru terhadap proses belajar peserta didik. Selain itu, permasalahan lain yang dihadapi yaitu peserta didik kesulitan dalam memahami materi pembelajaran. Peserta didik menyatakan bahwa materi pembelajaran yang sulit

(3)

untuk dipahami selama belajar di kelas XI pada semester ganjil adalah materi yang bersifat hitungan, khususnya materi laju reaksi yang menggunakan rumus perhitungan. Kesulitan yang dihadapi saat mengerjakan soal antara lain dalam menentukan dan menerapkan rumus yang harus digunakan untuk menyelesaikan persoalan. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil ulangan harian peserta didik yang disajikan pada Lampiran 3, bahwa sebesar 51% dari 41 orang peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM, yang mana untuk KKM pada materi laju reaksi yaitu 70.

Berdasarkan yang telah dijabarkan, maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang mampu mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan melakukan inovasi pengembangan suatu bahan ajar berbasis teknologi yang dapat membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran.

Inovasi dalam mengembangkan bahan ajar perlu dilakukan karena bahan ajar memiliki fungsi yaitu memudahkan guru dalam menjelaskan pokok-pokok bahasan dan dilanjutkan dengan peserta didik membacanya karena dalam bahan ajar berisi uraian materi mengenai pengetahuan, pengalaman dan teori menurut pokok bahasan tertentu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum (Kosasih, 2021).

Adapun bahan ajar yang dapat dikembangkan adalah LKPD interaktif berbasis scaffolding.

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) interaktif merupakan LKPD yang dapat memberi umpan balik ketika digunakan oleh penggunanya serta dirancang dengan menarik dimana dilengkapi gambar, video dan animasi yang menguatkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran dan juga agar mengurangi

(4)

kesulitan peserta didik dalam belajar (Indriani dan Lazulva, 2020). Sementara itu, scaffolding merupakan bantuan dari guru kepada peserta didik dalam pembelajaran berupa petunjuk, peringatan, dorongan, memberikan contoh, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan dan sebagainya yang sedikit demi sedikit berkurang di setiap tahapnya setelah peserta didik dapat memecahkan permasalahan yang diberikan (Fajriani dkk., 2021).

Penelitian dalam pengembangan bahan ajar berbasis scaffolding telah dilakukan sebelumnya, seperti (1) Validitas dan Praktikalitas LKPD Berbasis Strategi Scaffolding pada Materi Pengukuran dan Vektor untuk Kelas X SMA/MA (Jannah dkk., 2019), (2) Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis Scaffolding pada Tema Gerak untuk Siswa Kelas VIII SMP/MTs (Budaeng dkk., 2017), dan (3) Pengembangan LKPD Interaktif Berbasis Scaffolding pada Materi Sistem Ekskresi Manusia (Nisa dkk., 2021). Penelitian-penelitian tersebut membuktikan bahwa scaffolding dapat diintegrasikan dalam pengembangan bahan ajar serta membuktikan bahwa belum dilakukannya penelitian pengembangan bahan ajar khususnya LKPD interaktif berbasis scaffolding pada materi laju reaksi.

Materi laju reaksi memiliki karakteristik yaitu mengajarkan mengenai konsep, keterampilan-keterampilan dalam melakukan percobaan, penggunaan operasi matematika dalam penentuan laju reaksi sesaat maupun rata-rata, orde reaksi dan hukum laju atau persamaan laju reaksi yang membutuhkan langkah- langkah pemecahan soal secara bertahap (Ntelok dkk., 2018). LKPD interaktif berbasis scaffolding merupakan solusi terhadap permasalahan pembelajaran pada materi laju reaksi sebagai bahan ajar interaktif yang dapat memfasilitasi peserta

(5)

didik dalam belajar di mana pun dan kapan pun karena LKPD interaktif dirancang dengan berbasis situs web menggunakan Liveworksheet dimana terdapat fitur-fitur yaitu video pembelajaran, kemudahan peserta didik dapat mengerjakan secara langsung tugas-tugas yang diberikan pada LKPD, kemudahan dalam mengetahui skor hasil pengerjaan, kemudahan dalam mengetahui jawaban yang benar dan salah serta kemudahan dalam memperbaiki jawaban yang salah. Di samping itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia pada Lampiran 1 bahwa belum tersedianya LKPD interaktif untuk pembelajaran kimia khususnya pada materi laju reaksi. Maka berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan, dirumuskan judul penelitian yaitu “Pengembangan LKPD interaktif berbasis Scaffolding pada Materi Laju Reaksi”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan yaitu sebagai berikut.

1. Bagaimana proses pengembangan LKPD interaktif berbasis scaffolding pada materi laju reaksi?

2. Bagaimana tingkat validitas dari LKPD interaktif berbasis scaffolding pada materi laju reaksi?

3. Bagaimana tingkat praktikalitas dari LKPD interaktif berbasis scaffolding pada materi laju reaksi?

(6)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan yaitu sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui proses pengembangan LKPD interaktif berbasis scaffolding pada materi laju reaksi.

2. Untuk mengetahui tingkat validitas LKPD interaktif berbasis scaffolding pada materi laju reaksi.

3. Untuk mengetahui tingkat praktikalitas LKPD interaktif berbasis scaffolding pada materi laju reaksi.

D. Spesifikasi Produk

Adapun spesifikasi dari produk yang dihasilkan dalam penelitian ini, yaitu:

1. LKPD interaktif yang dihasilkan disusun berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) 3.7 pada kurikulum 2013 revisi untuk mata pelajaran kimia kelas XI semester ganjil yang membahas mengenai menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan.

2. Situs web yang digunakan dalam mengambangkan LKPD interaktif berbasis scaffolding pada materi laju reaksi, yaitu Liveworksheet. Liveworksheet

merupakan situs web yang dapat digunakan dalam pengembangan LKPD interaktif berbasis online dan interaktif dimana peserta didik dapat secara langsung mengerjakannya dan dapat mengetahui jawaban yang benar dan salahnya setelah peserta didik selesai mengerjakannya serta dapat memperbaiki jawaban yang salah dan mengumpulkan kembali hasil perbaikan jawabannya.

(7)

3. LKPD interaktif yang dihasilkan merupakan lembar kerja interaktif berbasis situs web.

4. LKPD interaktif yang dikembangkan terdiri dari komponen-komponen yaitu sampul depan, halaman pendahuluan (Kompetensi Dasar, tujuan pembelajaran dan petunjuk penggunaan produk), video pembelajaran mengenai persamaan laju reaksi serta kegiatan pembelajaran dan soal-soal evaluasi.

5. LKPD interaktif yang dihasilkan dapat digunakan secara online melalui tautan yang telah disebarkan.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi Guru

Hasil pengembangan dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan ajar khususnya LKPD interaktif yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memotivasi guru dalam mengembangkan bahan ajar interaktif berbasis scaffolding yang dapat memudahkan peserta didik dalam belajar.

2. Bagi Peserta Didik

LKPD interaktif ini diharapkan dapat menjadi bahan ajar berbasis teknologi yang mampu memudahkan peserta didik dalam memahami materi laju reaksi dan meningkatkan kemandirian belajar peserta didik dengan mengikuti perkembangan zaman.

(8)

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil pengembangan dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai inspirasi dan referensi dalam penelitian yang serupa pada materi pembelajaran yang berbeda dan mampu mengembangkan bahan ajar berbasis scaffolding yang semakin mutakhir sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini.

F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa asumsi dalam pengembangan LKPD interaktif berbasis scaffolding, yaitu:

1. Guru dan peserta didik memiliki akses internet dengan baik.

2. LKPD interaktif berbasis scaffolding dapat digunakan melalui perangkat laptop maupun android.

3. Peserta didik diizinkan membawa perangkat elektronik seperti laptop dan android ke sekolah.

Dalam pengembangan LKPD interaktif berbasis scaffolding terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Uji coba produk dilakukan secara terbatas, yaitu hanya dalam satu sekolah yaitu di SMA Negeri 2 Tanjungpinang pada kelas XI IPA 1.

2. Produk hanya bisa digunakan jika terhubung dengan koneksi internet yang baik.

3. Penelitian hanya terbatas pada tahap uji praktikalitas dan belum sampai ke tahap uji efektivitas karena pertimbangan waktu dan biaya.

4. Hanya dapat diakses pada Windows dan android.

(9)

G. Definisi Istilah

Adapun definisi istilah dari penelitian ini, yaitu:

1. LKPD interaktif

LKPD interaktif merupakan LKPD yang dapat memberi umpan balik ketika digunakan oleh penggunanya serta dirancang dengan menarik dimana dilengkapi gambar, video dan animasi yang menguatkan peserta didik dalam memahami materi pelajaran dan juga agar mengurangi kesulitan peserta didik dalam belajar (Indriani dan Lazulva, 2020).

2. Scaffolding

Scaffolding merupakan bantuan yang diberikan guru dalam pembelajaran

kepada peserta didik berupa petunjuk, peringatan, dorongan, memberikan contoh, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan dan sebagainya yang sedikit demi sedikit berkurang di setiap tahapnya setelah peserta didik dapat memecahkan permasalahan yang diberikan (Fajriani dkk., 2021).

3. Laju reaksi

Laju reaksi merupakan laju penurunan konsentrasi pereaksi (reaktan) atau laju bertambahnya hasil reaksi (produk) terhadap waktu yang besarnya dapat dihitung dalam satuan molaritas (M) dan waktu dalam detik (s) sehingga memiliki satuan M/s (Rusman, 2019).

Referensi

Dokumen terkait

Algorithm 1Retrospective DAgger for Fixed Size 1: Inputs:,N the number of iterations,π1an initial policy trained on expert traces, αthe mixing parameter,{Pj}a set of training problem

tsffiA[ HASII PBIIIANH S.SHAT SMNAilE ATAU M ffiTW IGRYA ltli{AH JllftllAL lLliftffl Judul knya llmiah : ilndertsanding The Sufism and lslamic Jurisprudencefieasoning in the Term of