• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN DAN UJI COBA MEDIA PEMBELAJARAN APLIKASI ANDROID WEBLOG KIMIA BERBASIS CHEMO EDUTAINMENT PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "DESAIN DAN UJI COBA MEDIA PEMBELAJARAN APLIKASI ANDROID WEBLOG KIMIA BERBASIS CHEMO EDUTAINMENT PADA MATERI SIFAT KOLIGATIF LARUTAN"

Copied!
234
0
0

Teks penuh

(1)

KOLIGATIF LARUTAN

OLEH SITI SARWANI NIM. 11617202992

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURURAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2022 M

(2)

KOLIGATIF LARUTAN

Skripsi

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

(S.Pd.)

OLEH SITI SARWANI NIM. 11617202992

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURURAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

1444 H/2022 M

(3)

Weblog Kimia Berbasis Chemo Edutainment Pada Materi Sifat Koligatif Larutan, yang ditulis oleh Siti Sarwani NIM. 11617202992 dapat diterima dan disetujui untuk diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pekanbaru, 09 Dzulhijjah 1443 H 22 Agustus 2022 M

Menyetujui Ketua Program Studi

Pendidikan Kimia

Dr. Kuncoro Hadi, S.Si., M.Sc.

NIP. 19740717 200604 1 004

Pembimbing,

Elvi Yenti, S.Pd., M.Si NIP. 130210018

(4)

Larutan, yang ditulis oleh Siti Sarwani NIM. 11617202992 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 28 Rabbiatul Akhir 1444 H / 23 November 2022 M.

Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Kimia.

Pekanbaru, 28 Rabiul Akhir 1444 H 23 November 2022 M Mengesahkan

Sidang Munaqasyah

Penguji I Penguji II

Pangoloan Soleman Ritonga, S.Pd., M.Si. Heppy Okmarisa, M.Pd.

Penguji III Penguji IV

Dra. Fitri Refelita, M.Si. Dr. Yenni Kurniawati, M.Si.

Dekan

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dr. H. Kadar, M.Ag NIP. 19650521 199402 1 00

(5)

NIM : 11617202992

Tempat/Tgl Lahir : Bente, 10 Oktober 1997 Fakultas :Tarbiyah dan Keguruan Prodi : Pendidikan Kimia

Judul Skripsi : Desain dan Uji Coba Media Pembelajaran Aplikasi Android Weblog Kimia Berbasis Chemo edutainment pada Materi Sifat Koligatif Larutan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Penulis skripsi dengan judul sebagaimana tersebut di atas adalah hasil pemikiran dan penelitian saya sendiri.

2. Semua kutipan pada karya tulis saya ini sudah disebutkan sumbernya.

3. Oleh karena itu skripsi saya ini, saya menyatakan bebas dari plagiat.

4. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam penulisan skripsi saya tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun.

Pekanbaru, november 2022 Yang membuat pernyataan

Siti Sarwani

NIM. 11617202992

(6)

Alhamdulillahirabbil’alamin puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melipahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Selanjutnya shalawat beriring salam tak lupa pula penulis utuskan buat rasul junjungan alam yakni kepada nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun kita semuanya ke alam ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan pada saat ini.

Skripsi ini berjudul Desain dan Uji Coba Media Pembelajaran Aplikasi Android Weblog Kimia Berbasis Chemo Edutainment Pada Materi Sifat Koligatif Larutan. Skripsi ini merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan moril dan materil dari berbagai pihak, baik dari lingkungan keluarga, masyarakat, universitas, fakultas dan program studi. Oleh karena itu, yang pertama penulis sampaikan dengan sepenuh hati ribuan terima kasih kepada keluarga besar penulis, khususnya yang penulis cintai, sayangi, dan hormati, yaitu ayahanda Ishak HB dan Ibunda Nur Insani yang dengan tulus dan tiada henti memberikan do’a dan

(7)

perhatian dan cinta kasihnya. Selain itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyatakan dengan penuh hormat ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hairunnas, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Dr. Hj. Helmiati, M.Ag selaku Wakil Rektor I, Dr. H. Mas’ud Zein, M.Pd selaku Wakil Rektor II, Edi Erwan, S.Pt., M.Sc., Ph.D selaku Wakil Rektor III Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

2. Dr. H. Kadar, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dr. Zarkasih, M.Ag selaku Wakil Dekan I, Dr. Zubaidah Amir MZ., M.Pd selaku Wakil Dekan II, dan Dr. Amirah Diniaty, M.Pd., Kons selaku Wakil Dekan III yang telah mempermudah segala urusan penulis dalam penyusunan skripsi.

3. Dr. Kuncoro Hadi, S.Si., M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kimia dan Sofiyanita, M.Pd., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kimia beserta seluruh staff yang telah membantu memudahkan penulis dalam setiap kegiatan administrasi jurusan.

4. Elvi Yenti, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran beliau untuk membimbing, memberikan kemudahan serta

(8)

membimbing, mengarahkan, mengajarkan, dan menyempatkan waktu serta memberikan motivasi kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Kimia Dr.Kuncoro Hadi, M.Sc., Pangoloan Soleman Ritonga, S.Pd., M.Si., Lazulva, M.Si., Arif Yashthophi, S.Pd., M.Si., Ardiansyah, M.Pd., Dr. Yenni Kurniawati, M.Si., Dra. Fitri Refelita, M.Si., Yuni Fatisa, M.Si., Elvi Yenti, S.Pd., M.Si., Lisa Utami, S.Pd., M.Si., Heppy Okmarisa, M.Pd., Neti Afrianis, M.Pd., Zona Octarya, M.Si., Ira Mahartika, M.Pd., Sofiyanita, M.Pd., Novia Rahim, M.Pd., Dr. Miterianifa, M.Pd., Dr Yusbarina, M.Si., yang telah banyak mencurahkan segenap pengetahuan dan ilmunya kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

7. Aldela, S.Ag., M.Pd.I., selaku Kepala SMA Negeri 5 Tapung, serta Hera Dharmayetti, S.Pd., dan ibu Okta Fitriani, M.Pd., selaku Guru Bidang Studi Kimia yang telah banyak memberikan masukan dalam melakukan penelitian.

Terimakasih kepada Peserta didik SMA Negeri 5 Tapung kelas XII MIA yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

8. Sahabat dan teman penulis Nurrahmah S.Pd, Septa Nurmala, Rabiatul Adawi S.Pd., Nurul Mufal, Sri Purnama A.Md, artika, serta sahabat kimia C 2016 dan

(9)

Nadila, Febby Rahmayani, dan Tommy Reza Hidayat S.IP terimakasih untuk dukungan semangatnya selama ini.

Semoga semua bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis akan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda dan menjadi amal jariyah di sisi Allah SWT. Jazakumullah Khairan Katsiron atas bantuan yang telah diberikan.

Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamin ya rabbal’alamin.

Pekanbaru, November 2022 Penulis

SITI SARWANI NIM. 11617202992

(10)

“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan

hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.”

(Q.S. Al-Insyirah: 6-8)

Maha besar Alla, sembah sujud sedalam qalbu hamba hanturkan atas karunia dan rezeki berlimpah, segala puji dan syukur kupersembahkan bagi Zat yang menguasai

langit dan bumi., dengan curahan hati dan sepercik kesempatan dan keberhasilan yang Engkau hadiahkan kepadaku Ya Rabb

Semoga sebuah karya kecil ini menjadi amal shaleh bagiku dan menjadi kebanggan bagi keluargaku tercinnta

Ku persembahkan karya kecil ini…

Untuuk belahan jiwa ku Ayah dan Ibu ku tersayang yang telah memberikan segalanya kepada ku…

Tanpa mu aku bukanlah siapa-siapa

Terimakasih untuk segala support dan energi positif yang telah diberikan Kepada teman-teman seperjuangan Pendidikan Kimia 2016,Terimakasih untuk

segala dukungan

Akhir kata, semoga skripsi ini membawa kebermanfaatan jika hidup bisa diceritakan diatas kertas,entah berapa banyak kertas yang dibutuhkan hanya untuk kuucapkan

TERIMAKASIH...

(11)

Indonesia menghadapi era industri 4.0, dimana semua sistem terhubung secara digital, sehingga menuntut dunia pendidikan untuk senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan, terutama dalam penggunaan media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain media pembelajaran berbentuk aplikasi Android Weblog berbasis Chemoedutainment dan untuk mengetahui tingkat kelayakan serta respon peserta didik terhadap media tersebut. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan Research and Development (R&D), Penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg and Gall, yang dibatasi sampai tahap ke-5 yaitu pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk awal, uji coba awal dan revisi awal. Pada uji coba awal di lakukan di SMAN 5 Tapung terhadap 2 orang guru kimia dan 10 orang peserta didik kelas XII MIA. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Aplikasi Android Weblog berbasis Chemoedutainment pada materi sifat koligatif larutan yang telah teruji sangat valid dengan persentase 93% dari ahli media, valid 75% dari ahli materi, dan uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik memperoleh persentase 88,6% dengan kriteria sangat praktis. Namun, penelitian ini masih memiliki beberapa kekurangan sehingga diharapkan kedepannya dilakukan uji efektifitas untuk mengetahui keefektifan media.

Kata Kunci: Media Pembelajaran Kimia, Aplikasi Android, Weblog, Chemoedutainment, Materi Sifat Koligatif larutan

(12)

Indonesia is facing the industrial era 4.0, where all systems are digitally connected, thus demanding the world of education to always adapt technological developments to efforts to improve the quality of education, especially in the use of learning media. This study aims to produce a learning media design in the form of an Android Weblog application based on Chemoedutainment and to determine the level of feasibility and students' responses to the media. This research is a type of Research and Development (R&D) development research. This research uses the Borg and Gall development model, which is limited to the 5th stage, namely data collection, planning, initial product development, initial trials and initial revisions. The initial trial was carried out at SMAN 5 Tapung on 2 chemistry teachers and 10 class XII MIA students. The data obtained were then analyzed using qualitative descriptive and quantitative descriptive analysis techniques. The Chemoedutainment-based Weblog Android application on material colligative properties of solutions that have been tested is very valid with a percentage of 93% from media experts, 75% valid from material experts, and practicality tests by teachers and students obtain a percentage of 88.6% with very practical criteria. However, this research still has some shortcomings so it is expected that in the future an effectiveness test will be carried out to determine the effectiveness of the media.

Keywords: Chemistry Learning Media, Android Application, Weblog, Chemo Edutainment, Colligative Properties Lesson

(13)

ﻲﻟﻮﻠﺤﻣ ﻒﻴﺗﺎﺠﻴﻟﻮﻛ ﺓﺩﺎﻤﺑ ﻲﻬﻴﻓﺮﺘﻟﺍ

ﻲﻌﻨﺼﻤﻟﺍ ﻥﺎﻣﺰﻟﺍ ﻪﺟﺍﻮﺗ ﺎﻴﺴﻴﻧﻭﺪﻧﺇ ﻥﻮﻜﺗ ﺕﺎﻴﻠﻤﻌﻟﺍ ﻊﻴﻤﺟ ﻥﺃ ﺚﻴﺣ 4.0

ﻖﻠﻌﺘﺗ ﺭﻮﻄﺘﺑ ﺎﻬﻘﺑﺎﻄﺗ ﺔﻳﻮﺑﺮﺘﻟﺍ ﺔﻴﻠﻤﻌﻟﺍ ﻰﻀﺘﻘﺘﻓ ﺔﻴﻤﻗﺮﻟﺍ ﺕﺍﺭﺎﺷﻹﺍ

ﻟﻭﺎﺤﻣ ﺎﻴﺟﻮﻟﻮﻨﻜﺘﻟﺍ ﺔﻠﻴﺳﻮﻟﺍ ﻡﺍﺪﺨﺘﺳﺍ ﻰﻓ ﺎﻤﻴﺳﻻﻭ ﺔﻳﻮﺑﺮﺘﻟﺍ ﺔﻴﻋﻮﻨﻟﺍ ﺔﻴﻗﺮﺘﻟ ﺔ

ﺓءﺍﺩﺄﺑ ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ﺔﻠﻴﺳﻮﻟﺍ ﻢﻴﻤﺼﺗ ﺝﺎﺘﻧﺇ ﻰﻟﺇ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﻑﺪﻬﻳ .ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ﻕﺎﻘﺤﺘﺳﻻﺍ ﺔﻓﺮﻌﻣﻭ ﻲﻬﻴﻓﺮﺘﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ﺝﻼﻋ ﺱﺎﺳﺃ ﻰﻠﻋ ﺔﻧﻭﺪﻣ ﺖﻴﻧﺮﺘﻧﺇ .ﻱﺭﻮﻄﺗ ﻲﺜﺤﺑ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﻉﻮﻧ .ﺔﻴﻤﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ﺔﻠﻴﺳﻮﻟﺍ ﻚﻠﺗ ﻦﻋ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟﺍ ﺔﺑﺎﺠﺘﺳﺍﻭ ﺍﺬﻫ ﺲﻤﺧ ﻡﺪﺨﺘﺳﺍ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺍﺬﻫ ﺎﻤﻧﺍ ،ﻻﻮﻏﻭ ﺎﻏﺭﻮﺑ ﺝﺫﻮﻤﻧ ﻡﺪﺨﺘﺳﺍ ﺚﺤﺒﻟﺍ ﺝﺎﺘﻧﻹﺍ ﺭﻮﻄﺗﻭ ﻂﻴﻄﺨﺘﻟﺍﻭ ﺕﺎﻧﺎﻴﺒﻟﺍ ﻊﻤﺟ ﺎﻬﻨﻣ ،ﺕﺍﻮﻄﺨﻟﺍ ﺮﺸﻋ ﻦﻣ ﺕﺍﻮﻄﺧ ﻰﻓ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟﺍ ﺎﻬﺑ ﺖﻣﺎﻗ ﻰﻟﻭﻷﺍ ﺔﺑﺮﺠﺘﻟﺎﻓ .ﻝﻭﻷﺍ ﺢﻴﻘﻨﺘﻟﺍﻭ ﻰﻟﻭﻷﺍ ﺔﺑﺮﺠﺘﻟﺍﻭ ﻲﺳﺭﺪﻤﺑ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟﺍ ﺖﻣﺎﻗﺃ ﺚﻴﺣ ،ﺞﻧﻮﻓﺎﺗ ﺔﺴﻣﺎﺨﻟﺍ ﺔﻴﻣﻮﻜﺤﻟﺍ ﺔﻳﻮﻧﺎﺜﻟﺍ ﺔﺳﺭﺪﻤﻟﺍ ﻞﻠﺤﺗ ﻢﺛ .ﻲﺋﺎﻤﻴﻜﻟﺍ ﻢﺴﻘﻟﺎﺑ ﺮﺸﻋ ﻰﻧﺎﺜﻟﺍ ﻒﺼﻟﺍ ﻰﻓ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟﺍ ﺓﺮﺸﻋﻭ ءﺎﻴﻤﻴﻜﻟﺍ ﺔﻴﺤﻴﺤﺼﺗ ﻯﺪﻣ ﺓﺍﺩﺃ ﻥﺇﻭ .ﻲﻤﻜﻟﺍ ﻲﻋﻮﻨﻟﺍ ﻲﻔﺻﻮﻟﺍ ﻞﻴﻠﺤﺘﻟﺎﺑ ﺕﺎﻧﺎﻴﺒﻟﺍ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟﺍ ﺔﻠﻴﺳﻮﻟﺍ ﺺﺼﺨﺘﻣ ﻦﻣ ﻲﻬﻴﻓﺮﺘﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ﺝﻼﻋ ﺱﺎﺳﺃ ﻰﻠﻋ ﺔﻧﻭﺪﻣ ﺖﻴﻧﺮﺘﻧﺇ ﺔﻟﻮﺸﺑ ﻦﻴﺘﺳﻭ ﺔﻌﺴﺗ ﺓﺩﺎﻤﻟﺍ ﺺﺼﺨﺘﻣ ﻦﻣﻭ ،ﺔﺋﺎﻤﻟﺍ ﻰﻓ ﻦﻴﻌﺴﺗﻭ ﺔﺛﻼﺛ ﻦﻴﻨﺛﻹﺍ

ﺔﻌﺒﺳ ﺬﻴﻣﻼﺘﻟﺍﻭ ﺱﺭﺪﻤﻟﺍ ﺎﻬﺑ ﻡﺎﻗ ﻰﺘﻟﺍ ﺔﻴﻘﻴﺒﻄﺘﻟﺍ ﺔﺑﺮﺠﺘﻟﺍ ﻯﺪﻣﻭ ،ﺔﺋﺎﻤﻟﺍ ﻰﻓ ﺓﺍﺩﺃ ﻥﺃ ﺔﺜﺣﺎﺒﻟﺍ ﺖﺼﻠﺨﺘﺳﺎﻓ .ﻲﻘﻴﺒﻄﺗ ﺭﺎﻴﻌﻤﺑ ﺔﺋﺎﻤﻟﺍ ﻰﻓ ﺔﺘﺴﻟﺍ ﺔﻟﻮﺸﺑ ﻥﻮﻌﺒﺳﻭ ﻒﻴﺗﺎﺠﻴﻟﻮﻛ ﺓﺩﺎﻤﺑ ﻲﻬﻴﻓﺮﺘﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ﺝﻼﻋ ﺱﺎﺳﺃ ﻰﻠﻋ ءﺎﻴﻤﻴﻛ ﺔﻧﻭﺪﻣ ﺖﻴﻧﺮﺘﻧﺇ ﻌﺘﻟﺍ ﺔﻴﻠﻤﻋ ﻰﻓ ﺎﻬﻣﺍﺪﺨﺘﺳﺍ ﻖﺤﺘﺴﻳ ﺔﻠﻴﺳﻭ ﻲﻟﻮﻠﺤﻣ .ﻢﻴﻠﻌﺘﻟﺍﻭ ﻢﻠ

:ﺔﻴﺳﺎﺳﻷﺍ ﺕﺎﻤﻠﻜﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌﺘﻟﺍ ، ﺔﻧﻭﺪﻣ ﺖﻴﻧﺮﺘﻧﺇ ﺓﺍﺩﺃ ،ءﺎﻴﻤﻴﻜﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌﺗ ﺔﻠﻴﺳﻭ

ﻲﻟﻮﻠﺤﻣ ﻒﻴﺗﺎﺠﻴﻟﻮﻛ ﺓﺩﺎﻤﺑ ﻲﻬﻴﻓﺮﺘﻟﺍ

(14)

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

PENGHARGAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Penegasan Istilah ... 6

C. Permasalahan ... 8

1. Identifikasi Masalah ... 8

2. Batasan Masalah ... 8

3. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Peneltian ... 9

1. Tujuan Penelitian ... 9

2. Manfaat Penelitian ... 10

E. Spesifikasi Produk ... 11

(15)

2. Aplikasi ... 15

3. Android ... 15

4. Weblog ... 16

5. Model Penelitian Pengembangan ... 19

6. Chemo edutainment ... 25

7. Sifat Koligtif Larutan ... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Konsep Operasional ... 36

D. Kerangka Berfikir ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

B. Objek dan Subjek Penelitian ... 39

1. Objek Penelitian ... 39

2. Subjek Peneltian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 40

1. Populasi ... 40

2. Sampel ... 40

D. Jenis dan Desain Penelitian ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 47

1. Sejarah Singkat Sekolah ... 47

(16)

2. Tahap Perencanaan ... 53

3. Tahap Pengembangan Produk ... 57

4. Tahap Uji Coba Produk Awal ... 66

5. Tahap Revisi Produk Awal ... 74

C. Pembahasan ... 77

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN ... 93 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(17)

Gambar 4.3 Halaman Materi ... 59

Gambar 4.4 Halaman KI/KD ... 59

Gambar 4.5 Halaman Latihan ... 60

Gambar 4.6 Halaman About Me ... 60

Gambar 4.7 Grafik Respon Peserta Didik Terhadap Pengoperasian Media ... 68

Gambar 4.8 Grafik Respon Peserta Didik Pada Tampilan Pendukung Media ... 69

Gambar 4.9 Grafik Respon Peserta Didik Media Mendukung Pemahaman ... 70

Gambar 4.10 Grafik Respon Peserta Didik Mengenai Bagian Sulit Dipahami ... 71

Gambar 4.11 Grafik Respon Peserta Didik Mengenai Bagian Mana Yang Perlu Diperbaiki Dalam Media Pembelajaran ... 72

Gambar 4.12 Grafik Respon Peserta Diidk Mengenai Apakah Media Pembelajaran Menarik ... 73

Gambar 4.13 Grafik Respon Peserta Didik Terhadap Media Keseluruhan ... 74

Gambar 4.14 Perbaikan Background Pada Media ... 75

Gambar 4.15 Perbaikan Penggunaan Bahasa Pada Materi ... 76

(18)

Tabel 3.2 Kriteria Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran ... 45

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Uji Praktikalitas Media Pembelajaran ... 46

Tabel 4.1 KI dan KD Materi Sifat Koligatif Larutan ... 50

Tabel 4.2 Hasil Studi Pustaka Dari Referensi Buku ... 52

Tabel 4.3 Rancangan Prototype ... 54

Tabel 4.4 Rancangan Storyboard ... 55

Tabel 4.5 Saran Dan Masukan Validator Instrument ... 61

Tabel 4.6 Hasil Validasi Media Pembelajaran Kimia Oleh Ahli Desain Media Berdasarkan Komponen Pada Indikator ... 63

Tabel 4.7 Hasil Validasi Media Pembelajaran Kimia Oleh Ahli Materi Pembelajaran Berdasarkan Komponen Pada Indikator ... 64

Tabel 4.8 Terhadap Media Pembelajaran Kimia Berbentuk Aplkasi Android Berbasis Weblog Saran Ahli Desain Media Dan Ahli Materi Pembelajaran ... 65

Tabel 4.9 Hasil Uji Praktikalitas Oleh Guru ... 67

(19)

B.1 Instrumen Validitas Untuk Ahli Media ... 101

B.2 Instrumen Validitas Untuk Ahli Materi ... 105

B.3 Instrumen Uji Praktikalitas Oleh Guru ... 109

B.4 Instrumen Respon Peserta Didik ... 113

LAMPIRAN C INSTRUMEN PENELITIAN C.1 Lembar Wawancara ... 119

C.2 Kisi-Kisi Angket ... 120

C.3 Instrumen Uji Validitas Ahli Media ... 121

C.4 Rubrik Validitas Ahli Media ... 126

C.5 Instrumen Uji Validitas Ahli Materi ... 135

C.6 Rubrik Validitas Ahli Materi ... 137

C.7 Instrumen Uji Coba Praktikalitas Oleh Guru ... 143

C.8 Rubrik Praktikalitas Oleh Guru ... 147

C.9 Angket Uji Respon Peserta Didik ... 152

LAMPIRAN D HASIL PENELITIAN D.1 Lembar Hasil Wawancara ... 156

D.2 Instrumen Penilaian Oleh Ahli Media ... 157

D.3 Distribusi Skor Uji Validator Ahli Media ... 160

D.4 Perhitungan Data Hasil Validator Oleh Validator Media ... 163

D.5 Instrumen Penilaian Oleh Ahli Materi ... 164

D.6 Distribusi Skor Uji Validator Ahli Materi ... 170

D.7 Perhitungan Data Hasil Validator Oleh Ahli Materi ... 172

D.8 Instrumen Penilaian Praktikalitas Oleh Guru ... 175

D.9 Distribusi Skor Uji Praktikalitas Oleh Guru ... 185

D.10 Perhitungan Data Hasil Praktikalitas Oleh Guru ... 187

(20)

E.2 Dokumentasi Penelitian ... 234 LAMPIRAN F MEDIA PEMBELAJARAN

F.1 Prototype Media Pembelajaran ... 236 F.2 Storyboard Media Pembelajaran ... 237 LAMPIRAN SURAT-SURAT

(21)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Abad ke-21 ini disebut sebagai abad pengetahuan, abad ekonomi berbasis pengetahuan, abad teknologi informasi, globalisasi, revolusi industri 4.0 dan sebagainya. Pada abad ini terjadi perubahan yang sangat cepat dan sulit diprediksi dalam segala aspek kehidupan seperti pada bidang ekonomi, transportasi, teknologi, komunikasi, informasi, dan lain-lain. (I Wayan Redhana, 2019: 2239) Pada era globalisasi ini perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat tidak bisa dihindari pengaruhnya terhadap dunia pendidikan.

Dunia pendidikan dituntut untuk selalu dan senantiasa bisa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu pendidikan terutama penyesuaian penggunaannya bagi dunia pendidikan khusunya dalam proses pembelajaran. (Haris Budiman, 2017: 32)

Pendidikan merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan yang diusahakan supaya dapat menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada peserta didik. (Musrifah, 2018: 68) Dalam kehidupan pendidikan merupakan hal yang paling penting. Dengan melalui proses pendidikan peserta didik akan di didik sesuai dengan keahliannya. (Restu Desriyanti & Lazulva, 2015: 71)

Pendidikan juga dianjurkan dalam ajaran agama islam sebagai hal yang sangat penting, dimana yaitu salah satu profil pribadi muslim yang ideal yaitu yang memiliki wawasan luas. Manusia yang memiliki ilmu akan

(22)

ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:

Artimya: Hai orang-orang yang beriman apabila dikatakan kepadamu:

berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberikan kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah kamu maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S Mujadalah:11). (Departemen Agama RI, n.d.: 793)

Ayat di atas menjelaskan apabila salah seorang dari kita memberikan kelapangan kepada orang lain bukan berarati mengurangi hak-hak kita. Bahkan sebaliknya hal itu merupakan ketinggian dan perolehan martabat di sisi Allah.

Allah mengetahui orang-orang yang berhak dan tidak berhak mendapatkan hal tersebut. (Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Al-Sheikh, 2005: 92-93)

Dengan ilmu pengetahuan itu Allah akan meninggikan derajatnya.

Ilmu pengetahuan dapat diperoleh melalui pendidikan. Usaha-usaha tersebut sejalan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, salah satu upaya yang dilakukan yaitu diantaranya meningkatkan kualitas pendidikan.(Tanrere & Side, 2012: 156) Pendidikan bisa dimaknai suatu proses sosial yang terus bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan zaman. Proses pembelajaran dapat dilakukan tidak

(23)

harus belajar di kelas. Guru bisa memanfaatkan smarthphone dan teknologi internet melalui berbagai aplikasi teknologi yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran.(Effendi & Achmad Wahidy, 2019: 127)

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang telah direncanaanakan atau didesain untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam proses pembelajaran guru memiliki pengaruh yang sangat besar oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran. Proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif apabila terjadi komunikasi dua arah antar siswa dengan guru.(Hasnawati et al., 2019: 77) Namun, dalam dunia pendidikan salah satu masalah yang sering dihadapi adalah lemahnya proses pembelajaran. Dengan lemahnya proses pembelajaran mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa terhadap pelajan. Guru menyajikan materi dari awal sampai akhir. Kegiatan pembelajaran masih bersifat mendengarkan dan menghafal.(Restu Desriyanti &

Lazulva, 2015: 71) Oleh sebab itu, siswa merasa bosan dengan proses pembelajaran yang seperti itu sehingga menimbulkan kejengkelan, kebosanan, sikap masa bodoh, sehingga perhatian, motivasi dan minat membaca siswa dalam pembelajaran menjadi rendah.(Erika Ristiyani & Evi Sapinatul Bahriah, 2016:

20)

Minat membaca masyarakat Indonesia sepanjang tahun sangat rendah.

Bahkan banyak ahli menyatakan minat membaca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Masalah minat membaca menjadi masalah nasional yang harus mendapat perhatian serius karena membaca merupakan aktivitas yang sangat

(24)

dibutuhkan dalam kemajuan pembangunan suatu bangsa.(A. Rahman Rahim, 2018: 565) Namun hal ini berbanding terbalik dengan penggunaan smartphone dan minat membaca siswa di media internet, salah satunya berupa aplikasi blog.

Blog merupakan salah satu layanan aplikasi dari internet yang bisa dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik sebagai sumber belajar yang tidak terbatas. Informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang diajarkan bisa guru unggah dengan menambahkan multimedia seperti gambar, animasi, efek suara dan video agar menarik dan lebih mudah dipelajari. Siswa juga bisa mengunduh informasi yang sesuai dengan topic dan tujuan yang diinginkan.

(Novita Septryanesti & Lazulva, 2019: 203)

Wabah corona virus disease 2019 (Covid-19) yang telah melanda dunia, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan. Melalui Kementrian dan Kebudayaan pemerintah melarang lembaga pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka (konvensional) dan memerintahkan untuk menyelenggarakan pembelajaran secara daring. Pada pelaksanaanya pembelajaran daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smarthphone atau telepon android, laptop, computer, tablet, dan iphone yang bisa untuk mengakses informasi kapan saja dan dimana saja. (Sadikin &

Hamidah, 2020: 215) Dengan media blog ini diharapkan bisa membantu proses pembelajaran salah satunya pada mata pelajaran kimia.

Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan – perubahan yang dialami materi ini dalam proses-proses alamiah maupun

(25)

eksperimen yang direncanakan. Melalui ilmu kimia kita mengenal susunan (komposisi) zat dan penggunaan bahan-bahan tidak bernyawa. Baik almiah maupun buatan dan mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh kita sendiri. (Lian Kusumaningrum et al., 2015: 37) Salah satu materi kimia yang diajarkan pada kelas XII yaitu materi sifat koligatif larutan.

Banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep dan perhitungan sifat koligatif larutan. Karna hal yang demikian, siswa jadi kurang tertarik dan kurang memiliki rasa ingin tahu dalam mencari informasi, kurang tanggap dalam menanggapi masalah, serta kurang aktif dalam bertanya ataupun menjawab pertanyaan. (M. Naswir et al., 2016: 45)

Berdasarkan studi awal yang dilakukan disekolah SMAN 5 Tapung, bahwa bahan ajar yang sering digunakan guru adalah buku paket, LKPD, powerpoint, dan video. Selama pandemi proses pembelajaran dilakukan melalui classroom. Namun guru masih kesulitan dalam memaksimalkan proses pembelajaran dalam beberapa materi tertentu. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pembelajaran yang menyenangkan agar dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. Terciptanya suatu pembelajaran yang menyenangkan dapat menggunakan metode Chemo-Edutainment (CET)yang bisa memotivasi peserta didik untuk belajar mandiri maupun di kelas.(Roziyah & Kamaludin, 2019: 22) Chemo-Edutainment (CET) adalah salah satu alternatif proses pembelajaran kimia yang variatif dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat diwujudkan melalui media pembelajaran. media pembelajaran yang

(26)

ditekankan melalui chemo edutainment (CET) yaitu media yang menggabungkan unsur education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). (Roziyah &

Kamaludin, 2019: 22) Bahan ajar berbasis CET ini tidak harus menirukan realita, namun memiliki tantangan yang mnyenangkan bagi siswa sehingga bisa mencapai kompetensi yang diinginkan dan menciptakan suasana yang menyenagkan. Dengan demikian dalam pembelajaran siswa bukan hanya dituntut untuk memiliki kemampuan mengamati saja, tetapi secara tidak langsung melibatkan aspek bahas (mengamati, mendengar, dan berbicara) telah tercakup di dalamnya. (Chairiah et al., 2016: 121)

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Desain dan Uji Coba Media Pembelajaran Aplikasi Android Weblog Kimia Berbasis Chemo Edutainment Pada Materi Sifat Koligatif”.

B. Penegasan Istilah

Agar lebih mudah dalam memahami dan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang perlu didefinisikan adalah:

a. Desain dan Uji Coba

Desain adalah suatu bentuk kerangka rancangan sedangkan uji coba adalah pengujian awal sesuatu produk sebelum dilaksanakan.(Ebta Setiawan, 2012)

(27)

b. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yaitu segala sesuatu yang isa digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengajar kepada peserta didik sehingga bisa merangsang pikiran dan perhatian siswa sedemikian rupa selama proses belajar mengajar terjadi. (Dharma Santi Gomulya & Iswendi, 2018: 20)

c. Aplikasi

Aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan dan ketentuan bahasa pemrograman tertentu.

(KBBI, 2019) d. Android

Android adalah sebuah sistem operasi mobile yang berbasiskan versi modifikasi dari linux. (Andi, 2013)

e. Proses pembelajaran

Merupakan suatu kegiatan yang direncanakan dan di desain yang terjadi antara pendidik dan peserta didik agar tercapai tujuan pendidikan.

(Hasnawati et al., 2019: 77) f. Chemo-Edutainment

Chemo-Edutainment (CET) adalah salah satu media yang dimana dengan menggabungkan unsur education (pendidikan) dan entertainment (hiburan). (Roziyah & Kamaludin, 2019: 22)

(28)

g. Blog

Layanan aplikasi internet yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar oleh guru dan peserta didik. (Novita Septryanesti & Lazulva, 2019:

203)

h. Sifat Koligatif

Sifat koligatif larutan adalah sifat yang terjadi disebabkan oleh jumlah partikel yang berkumpul bersama dan bukan oleh ukurannya. (syukri, 1999: 368) C. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka bisa diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan media pembelajaran yang inovatif

b. Media pembelajaran kimia harus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan dapat digunkan peserta didik sebagai media belajar yang tidak terbatas ruang dan waktu.

2. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami masalah yang diteliti, dan untuk mengingat keterbatasan waktu, tenaga, penulis perlu membuat batasan masalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini dikhususkan untuk mengembangkan media pembelajaran aplikasi android weblog berbasis chemo-edutainment dan melakukan uji coba.

(29)

b. Penelitian ini dikhususkan pada materi sifat koligatif larutan.

c. Penelitian ini menggunakan model Borg & Gall, namun dalam penelitian ini dilakukan dari tahap pertama sampai tahap kelima yaitu, penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting), perencanaan (planning), pengembangan produk awal (develop preliminary form of product), uji coba lapangan awal (preliminary field testing), dan merevisi hasil uji coba (main product revision).

3. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, maka bisa dirumuskan masalah yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimana cara membuat media pembelajaran aplikasi android weblog berbasis chemoedutainment pada materi sifat koligatif larutan?

b. Bagaimana tingkat validitas yang dihasilkan dari media pembelajaran kimia berbentuk aplikasi android weblog berbasis chemo edutainment pada materi sifat koligatif larutan?

c. Bagaimana tingkat praktikalitas guru dan respon peserta didik terhadap media pembelajaran kimia aplikasi android weblog berbasis chemo edutainment pada materi sifat koligatif larutan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini memiliki tujuan sebgai berikut:

(30)

a. Cara membuat media media pembelajaran kimia berbentuk aplikasi android weblog berbasis chemo-edutainment pada materi sifat koligatif larutan.

b. Mengetahui tingkat validitas media pembelajaran kimia berbentuk aplikasi android weblog berbasis chemo-edutainment pada materi sifat koligatif larutan.

c. Untuk mengetahui tingkat praktikalitas guru dan respon peserta didik terhadap media pembelajaran kimia aplikasi android weblog berbasis chemo-edutainment pada materi sifat koligatif larutan.

2. Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan diharapkan bisa bermanfaat bagi guru, peserta didik, lembaga pendidikan dan bagi penulis serta pembaca:

a. Bagi Peserta Didik

Melalui Desain dan uji coba media pembelajaran ini peserta didik bisa lebih mudah dalam mempelajari kimia dan memahami materi kimia khususnya sifat koligatif larutan.

b. Bagi Guru

Desain dan uji coba media pembelajaran kimia ini diharapkan bisa digunakan sebagai model pembelajaran bervariasi yang bisa memperbaiki proses pembelajaran di kelas, serta menambah referensi guru dalam memilih model pembelajaran.

(31)

c. Bagi Lembaga

Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka untuk perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan.

d. Bagi Peneliti dan Pembaca

Dari hasil penelitian ini diharapkan semoga bermanfaat bagi pembaca khususnya calon guru untuk menerapkan model pembelajaran yang bermanfaat sehingga bisa meningkatkan minat dan prestasi peserta didik dalam pelajaran kimia.

E. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini yaitu media pembelajran kimia berbentuk aplikasi android weblog berbasis chemo-edutaiment pada materi sifat koligatif larutan. Spesifikasi produk yang diharapkan adalah:

1. Media yang dihasilkan berbentuk aplikasi android weblog berbasis chemo edutainment yang dapat dijalankan pada handphone android.

2. Media pembelajaran yang dikembangkan dapat diakses menggunakan koneksi internet (online).

3. Materi yang disajikan dalam media pembelajaran adalah sifat koligatif larutan.

4. Media pembelajaran kimia berbentuk aplikasi android weblog berbasis chemo- edutaiment dilengkapi dengan materi, gambar, video, evaluasi dan kunci jawaban untuk materi sifat koligatif yang disesuaikan dengan pemahaman dan penalaran peserta didik SMA/MA.

(32)

BAB II

KAJIAN TEORITIS A. Konsep Teoritis

1. Media Pembelajaran

Kata media diartikan sebagai “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”

yang berasal dari bahasa yunani “medius”. Menurut Gerlach & Ely manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap secara garis besar di sebut media. Media cenderung lebih khususnya diartikan sebagai alat-alat grafis dan photografis untuk mengungkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Dalam proses belajar guru, buku teks, dan lingkungan sekolah disebut juga media. (Azhar Arsyad, 2013: 3-4)

Alat untuk menyampaikan pesan atau informasi dari suatu tempat ke tempat lain disebut media. Media banyak digunakan dalam proses komunikasi termasuk dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ada lima komponen komunikasi yaitu guru sebagai komunikator, bahan pembelajaran, media pembelajaran, siwa, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Jadi dapat disimpulkan media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau bahan pembelajaran yang menarik yang dapat merangsang minat dan perhatian peserta didik agar tercapai tujuan

(33)

pembelajaran. Menurut Heinich dan Molenda ada 6 jenis dasar dari media pembelajaran yaitu:

1. Teks: merupakan berbagai jenis dan bentuk tulisan yang menarik yang digunakan sebagai elemen dasar dalam menyampaikan suatu informasi.

2. Media Audio: suatu media yang dilengkapi dengan audio termasuk suara latar music dan rekaman suara lainnya sehingga bisa membantu dalam menyampaikan materi dengan lebih berkesan dan menarik.

3. Media Visual: media yang dilengkapi dengan tampilan visual berupa gambar, sketsa, diagram dan lain-lain.

4. Media Proyeksi Gerak: berupa media gerak seperi film gerak, program TV, kaset video (CD, VCD, dan DVD).

5. Benda-Benda Tiruan/Miniatur: media yang dibuat keterbatasan obyek secara nyata media seperti benda-benda tiga dimensi yang bisa disentuh dan diraba secara langsung oleh siswa.

6. Manusia: yaitu guru serta siswa dan pakar ahli materi pada bidang-bidang nya. (Gede et al., 2016: 151)

Empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu:

1. Fungsi atensi: initi dari media visual, yaitu media yang ditampilkan secara menarik dan bisa mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran. Pelajaran yang awalnya tidak disenangi dan siswa tidak memperhatikan pelajaran awalnya bisa menjadi menarik dengan

(34)

menggunakan media gambar khusunya overhead projector bisa menenangkan dan mengarahkan perhatian pembelajar kepada materi pelajaran.

2. Fungsi afektif: media visual yang terlihat dari tingkat kenikmatan peserat didik ketika belajar seperti lambang atau gambar visual yang bisa menggugah emosi dan sikap pembelajar ketika memperhatikan isi pelajaran.

3. Fungsi kognitif: lambang visual atau gambar yang memperlancar pencapaian tujuan dalam memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar yang terlihat dari temuan-temuan.

4. Fungsi kompensatoris: media pembelajaran dari hasil penelitian yang membantu pembelajar yang leamah dalam memahami teks dangan bantuan media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks sehingga pembelajar yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran dengan teks bisa lebih mudah untuk mengorganisasikan informasi dan mengingatnya kembali.

Ciri-ciri media pembelajaran antara lain:

1. Ciri Fiksatif: peristiwa yang telah diambil gambarnya dengan kamera bisa dengan mudah diproduksi kapan saja diperlukan dengan kemampuan media fiksatif merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

(35)

2. Ciri Manipulatif: dengan teknik pengambilan gambar time lapse recording dimana suatu kejadian yang memakan waktu berhari-hari bisa disajikan dalam waktu dua atau tiga menit saja.

3. Ciri Distributif: suatu kejadian yang disjikan dengan stimulus pengalaman yang relative telah lama disajikan kepada siswa dimana dimungkinkan objek ditransformasikan melalui ruang. (Nur Azifah & Yuliawati Yunus, 2017:

181) 2. Aplikasi

Aplikasi berdasarkan kamus computer eksekutif mempunyai arti pemecahan masalah menggunakan salah satu tehnik pemrosesan data aplikasi yang biasanya berpacu pada sebuah komputansi yang diinginkan atau diharapkan. Aplikasi secara istilah berarti program yang disiapkan untuk digunakan dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna jasa aplikasi serta penggunaaan aplikasi lain yang bisa digunakan oleh suatu sasaran yang akan dituju. Pengertian apliakasi “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, “Aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu”. (KBBI, 2019)

3. Android

Android adalah sebuah sistem operasi mobile yang berbasiskan versi modifikasi dari linux. (Andi, 2013) Perusahaan Android Inc adalah yang pertama kali mengembangkan sistem operasi android, yang pada akhirnya nama proyek sistem operasi mobile tersebut menggunakan nama perusahaan ini.

(36)

Android merupakan generasi platform mobile, platform yang memberikan pengembangan sesuai yang diharapkan. (Nazaruddin Safaat, 2012: 5)

Menurut Nazaruddin pengembangan memiliki beberapa pilihan ketika membuat aplikasi yang berbasis android. Untuk merancang dan mengembangkan android sebagian besar pengembang menggunakan Eclipse.

Eclipse yaitu IDE yang sering digunakan untuk pengembang android, karena memiliki android plug-in yang tersedia untuk memfasilitasi pengembang android. Eclipse mendapat dukungan langsung oleh google untuk menjadi IDE pengembang aplikasi android, membuat project android dimana source software langsung dari situs resminya Google. Aplikasi android dapat dikembangkan pada sistem operasi berikut seperti; Windows XP Vista/Seven, Mac OS X (Mac OS X 10,4..8 atau lebih baru), Linux. (Nazaruddin Safaat, 2012: 21)

4. Weblog

a. Pengertian Weblog

Istilah “Loging the blog” atau weblog atau lebih dikenal dengan blog adalah memasuki web memberikan pendapat tentang link-link yang menarik dan menuliskan kesimpulan tentang link tersebut di jurnal online-nya.orang banyak mengatakan blog yaitu diary pribadi yang dapat di akses secara online.

Secara sederhana blog bisa disebut website pribadi, pengguna website itu bisa menuliskan catatan atau artikel pada bagian on-going dan artikel

(37)

terbaru akan muncul dibagian paling atas. Pengunjung atau pembaca bisa membaca artikel tersebut dan memberikan komentar secara langsung melalui jalur e-mail yang telah disediakan.

Beberapa alasan memilih blog sebagai website pribadi adalah sebagai berikut:

1) Tidak harus mahir dalam pemrograman web. Hal ini dikarenakan penyedia layanan telah memberikan fitur wizard, sehingga lebih mudah dipahami instalasinya.

2) Waktu yang singkat dalam membuatnya. Dengan fitur wizard juga menjadi alasan website dapat tercipta dalam beberapa langkah saja.

3) Bisa mempunyai banyak teman dalam komunitas blog tersebut.

4) Memperoleh kebebsan berekspresi.

5) Murah dan bahkan gratis.

6) Merupakan wahan efektif untuk publikasi, baik diri, produk, atau kegiatan bisnis lainnya. (Latip Diat Prasojo, 2011: 2)

b. Kelebihan Weblog

Ada beberapa kelebihan weblog, diantaranya yaitu:

1) Memungkinkan setiap orang dimana pun, kapan pun, untuk mempelajari apapun.

2) Pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual karna dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkah- langkah dirinya sendiri.

(38)

3) Kemampuan untuk membuat tautan (link), bisa mengakses informasi dari berbagai sumber belajar baik dimanapun.

4) Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pembelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.

5) Mendorong pembelajar lebih aktif dan mandiri dalam belajar.

6) Menyediakan sumber belajar tambahan sehingga bisa digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran.

7) Dapat mencari informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan mesin pencari yang telah disediakan.

8) Isi dari materi pembelajaran dapat di update dengan mudah. (Rusman, 2012: 271)

c. Kekurangan Weblog

Ada beberapa kekurangan weblog, diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Keterbatasan sarana prasarana. Untuk membuat dan memanfaatkan blog sebagai media dan sumber belajar dibutuhkan perangkat teknologi baik computer atau handphone yang tersambung akses internet. Selain tidak semua siswa memiliki computer, tidak semua tempat atau wilayah juga terdapat jaringan internet. Keterbatasan sarana dan prasarana inilah yang menjadi kelemahan utama dari pemanfaatan blog sebagai media dan sumber belajar. Blog memang bisa diakses kapan saja dan dimana saja, tetapi selama tidak ada jaringan internet yang tersambung melalui

(39)

perangkat gadget, maka selama itu pula ia tidak bisa diakses oleh siapapun.

2) Mengabaikan aspek afektif. Jika pembelajaran fiqih terdiri dari tiga aspek, maka pembelajaran dengan blog, hanya akan maksimal untuk meningkatkan kompetensi kognitif. Kompetensi lain seperti afektif sulit ditingkatkan dengan hanya mengandalkan blog sebagai media dan sumber belajar siswa.

3) Bertambahnya beban tugas guru. Konsekuensi lain yang harus ditanggung oleh guru yang memanfaatkan ICT, khususnya blog, yakni beban dan tugas menjadi bertambah. Jika biasanya, setelah jam pulang sekolah guru tidak lagi disibukkan dengan urusan pembelajaran siswa, maka guru yang memanfaatkan blog sebagai media dan sumber belajar mesti aktif mengelola dan mengontrol blog nya.

4) Kesalahpahaman dalam menerima informasi. Belajar mandiri memang dapat menimbulkan kesalahpahaman dalam memahami informasi.

Lebih-lebih informasi yang ada internet begitu bejibun, dan siswa setingkat MTs akan kesulitan untuk membedakan informasi yang benar dan menyesatkan. (M. Yusuf Amin Nugroho, 2018: 25)

5. Model Penelitian Pengembangan

Dalam Bahasa Inggris penelitian pengembangan dikenal dengan Research and Development (R&D). R&D ini berarti suatu metode penelitian

(40)

yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Serta mengetahui keefektifan produk yang dihasilkan tersebut. (Sugiyono, 2006)

Menurut Gall dalam Emzir dalam penelitian pengembangan ini dalam pendidikan didasrakan pada temuan penelitian dalam merancang suatu produk dan prosedur baru. Dalam penelitian produk dan prosedur diuji keefektifannya di lapangan secara sistematis, dievaluasi, diperbaiki hingga diperoleh kriteria khusus tentang kualitas dari produk dan prosedur tersebut. Tujuan utama penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan bukan untuk merumuskan atau mengoji teori, melainkan untuk mengembangkan produk yang efektif agar bisa digunakan di sekolah. Produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembanagan diantaranya materi pelatihan guru, materi ajar, seperangkat tujuan perilaku, materi media, dan sistem-sistem manajemen. (Emzir, 2014) Jadi kesimpulan yang dapat diambil dari pendapat di atas bahwa

penelitian pengembangan merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Dalam bidang pendidikan penelitian pengembangan sangat diperlukan karne dengan penelitian tersebut diperoleh suatu materi ajar, media pembelajaran, perangkat pembelajaran, sistem manajemen yeng terbarukan, dan efektif terhadap pelaksanaan pendidikan.

a. Dick & Carey

Model penelitian pengembangan Dick & Carey memiliki 10 langkah sebagai berikut:

(41)

1) Identifikasi tujuan (program pembelajaran atau produk) ditandai dengan analisis kebutuhan.

2) Analisis instruksional untuk mengidentifikasi aspek yang dilibatkan dalam mencapai tujuan. Aspek bisa berupa keterampilan khusus, prosedur, tugas-tugas belajar.

3) Identifikasi input sikap siswa, lataar belakang, karakteristik pembelajaran.

4) Penerjemah kebutuhan dan tujuan pembelajaran ke dalam tujuan perilaku spesifik.

5) Pengembangan instrumen penilaian.

6) Pengembangan strategi (pembelajaran) khusus.

7) Pengembangan materi pembelajaran dapat mencakup buku teks atau media.

8) Mendesain evaluasi formatif, evaluasi formatif sebagai dasar pengambilan keputusan.

9) Revisi.

10) Mendesain evaluasi sumatif untuk menguji keefektifan produk.

b. Model Jolly & Bolitho

Berikut tahapan penelitian pengembangan model Jolly & Bolitho : 1) Identifikasi Masalah

Identifikasi oleh guru atau siswa tentang masalah yang akan dipecahkan melalui pengembangan produk.

(42)

2) Eksplorasi

Eksplorasi terhadap masalah, bahasa, makna, fungsi, keterampilan.

3) Realisai Kontekstual

Menyusun material/instrumen baru melalui penemuan gagasan yang kontekstual.

4) Realisasi Pedagogi

Penyusunan pedoman (instrumen) mareri/produk yang akan dikembangkan

5) Produksi Fisik

Pembuatan produk dengan memperhatikan bahan, tampilan, bentuk, ukuran.

6) Penggunaan

Pembuatan produk oleh siswa (uji coba produk) 7) Evaluasi

Evaluasi produk.

c. Model 4-D

Model pengembangan 4-D terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu :

1) Define (Pendefinisian) Tahap ini merupakan tahap untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari lima langkah pokok, yaitu analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis), analisis tugas (task analysis), analisis

(43)

konsep (concept analysis) dan perumusan tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).

2) Design (Perancangan) Bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran. Empat langkah yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar tes (criterion-test construction), (2) pemilihan media (media selection) yang sesuai dengan karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan format (format selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan awal (initial design) sesuai format yang dipilih.

3) Develop (Pengembangan) Tahap untuk menghasilkan produk pengembangan yang dilakukan dengan dua langkah, yakni: (1) penilaian ahli (expert appraisal) yang diikuti dengan revisi, (2) uji coba pengembangan (developmental testing).

4) Disseminate (Penyebaran) Tahap akhir pengembangan. Tahap diseminasi dilakukan untuk mempromosikan produk pengembangan supaya dapat diterima pengguna, baik individu, suatu kelompok, atau sistem. Diseminasi bisa dilakukan di kelas lain dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan perangkat dalam proses pembelajaran. Penyebaran dapat juga dilakukan melalui sebuah proses penularan kepada para praktisi pembelajaran terkait dalam suatu forum tertentu.

(44)

d. Borg & Gall

Tahap-tahap penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg &

Gall ada 10 sebagai berikut:

1) Research and Information Collection

Tahap ini digunakan oleh peneliti untuk menganalisis kebutuhan, mereview literatur, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan permasalahan sehingga perlu ada pengembangan model baru.

2) Planning

Peneliti mulai menetapkan rancangan model untuk memecahkan masalah yang ditemukan pada tahap pertama. Hal- hal yang direncanakan antara lain menetapkan model, merumuskan tujuan secara bertahap.

3) Develop Preliminary Form of Product

Pada tahap ini mulai disusun bentuk awal model dan perangkat yang diperlukan. Produk awal dapat berbentuk buku panduan penerapan model, perangkat model seperti media dan alat bantu model. Proses penelitian pada tahap ini dilakukan dengan melakukan validasi rancangan model oleh pakar yang ahli dalam bidangnya.

(45)

4) Preliminary Field Testing

Setelah model dan perangkatnya siap untuk digunakan, kegiatan selanjutnya adalah melakukan uji coba rancangan model. Uji coba ini melibatkan sekitar 6-12 responden.

5) Main Product Revision

Revisi produk utama dilakukan berdasarkan hasil uji coba tahap pertama.

6) Main Field Testing

Pengujian produk di lapangan disarankan mengambil sampel sebanyak antara 30-100 orang responden. Pada saat uji lapangan ini, pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif mulai dilakukan.

7) Operasional Product Revision

Revisi produk selalu dilakukan setelah produk tersebut diterapkan atau diujicobakan. Hal ini dilakukan apabila ada kendala- kendala baru yang belum terpikirkan pada saat perancangan.

8) Operational Field Testing

Setelah melalui pengujian dua kali dan revisi sebanyak dua kali, implementasi model bisa dilakukan pada wilayah lebih luas dalam kondisi yang senyatanya. Implementasi model disarankan mengambil sampel sebanyak 40-200 orang responden.

(46)

9) Final Product Revision

Sebelum model dipublikasikan kesasaran pengguna yang lebih luas maka diperlukan revisi terakhir untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang baik.

10) Dissemination and Implementation

Tahap terakhir dari penelitian dan pengembangan adalah melaporkan hasil dalam forum ilmiah melalui seminar dan mempublikasikannya dalam jurnal ilmiah.(Emzir, 2014: 22)

6. Chemo-edutainment

Chemo edutainment adalah sebuah konsep pembelajaran kimia yang menarik yang salah satunya dapat diwujudkan dengan melalui media pembelajaran. (Harjono & Harjito, 2010) Media pembelajaran berbasis Chemo edutainment meruapakan media yang menggabungkan unsur pendidikan (education) dan hiburan (entertainment) dalam mata pelajaran kimia. (Yan Sandi Nurfitrasari & Woro Sumarni, 2015: 1488)

Istilah edutainment pertama kali digunakan oleh media elektronik yang merujuk pada permainan CD-ROM dan tayangan televisi. Edutainment bertujuan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan belajar siswa dengan melibatkan media visual ataupun media audio visual (video, computer, dan warna hidup). Chemo edutainment termasuk kedalam salah satu media pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Media CET ini dapat

(47)

menghibur siswa karan tidak hanya menggunakan computer tetapi juga gambar dan permainan-permainan yang menyenangkan. (Tanrere & Side, 2012: 156) Media CET ini dapat digunakan siswa untuk membantu belajar baik di

kelas maupun secara mandiri. Konsep Chemo edutainment dalam media pembelajaran untuk siswa perlu diwujudkan dalam bentuk media pembelajaran yang inovatif dan menaraik. (Yan Sandi Nurfitrasari & Woro Sumarni, 2015) Ditengah gencarnya upaya pemerintah dalam mensukseskan tujuan pendidikan nasional pemanfaatan media berbasis chemo edutainment dinilai sangat relevan untuk dikembangkan. Perannya dalam proses pembelajaran tidak hanya membantu tenaga pengajar tetapi juga bisa membantu siswa belajar mandiri karena media berbasis CET ini bernuansa menghibur sehingga lebih menarik.

Media edutainment ini digunakan untuk merangsang pikiran, perhatian, perasaan dan kemauan belajar siswa dengan melibatkan emosi mereka melalui media visual dan audio-visual yang bersifat edukatif dan mendidik. (Evi Sapinatul Bahriah et al., 2017: 132-133)

7. Sifat Koligatif Larutan

Ada beberapa sifat fisik larutan yang bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut. (Yayan Sunarya, 2016: 24) Didasarkan dari nilai titik didih zat terlarut, larutan dibagi dua.

1) Titik didih zat terlarut lebih kecil daripada pelarutnya, sehingga zat terlarut lebih mudah menguap, contohnya O2, NH3, H2S, dan alcohol dalam air.

(48)

2) Titik didih zat terlarut lebih besar daripada pelarut, dan apabila dipanaskan maka pelarut yang lebih dahulu menguap. Ini disebut zat terlarut yang tidak mudah menguap, contohnya gula, urea, dan NaCl dalam air.

Larutan yang kedua akan mempunyai sifat koligatif. Koligatif berasal dari bahasa latin (colligare) artinya berkumpul bersama. Sifat koligatif yaitu sifat yang disebabkan hanya oleh kebersamaan (jumlah partikel) dan bukan oleh ukurannya. Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan, dan besarnya pengaruh itu bergantung pada jumlah partikel tersebut. Ada empat sifat koligatif, yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik. (syukri, 1999: 368)

1) Penurunan Tekanan Uap

Larutan disebut menguap jika molekul-molekul zat cair melepaskan diri dari permukaan cairannya dan membentuk fase gas atau uap. Ini terjadi disebabkan dengan adanya kemampuan partikel untuk memecahkan gaya antaraksi antarmolekul cairan. Kemudian suatu senyawa menguap ditentukan oleh kekuatan gaya antarmolekulnya. Makin lemah gaya antarmolekul, makin mudah zat itu menguap. Uap yang terbentuk di atas permukaan cairannya menimbulkan tekanan,yaitu disebut tekanan uap.

Suatu zat memiliki tekanan uap berbeda-beda bergantung pada kemudahan zat itu menguap. Faktor-faktor yang dapat memengaruhi tekanan

(49)

uap di antaranya suhu. Makin tinggi suhu zat, makin besar tekanan uapnya.

Tekanan uap air di bawah 100℃.

Dengan adanya zat terlarut yang tidak mudah menguap pada pelarut, misalnya air, bisa memengaruhi tekanan uap pelarut, yaitu akan terjadi penurunan tekanan uap. Sehingga tekanan uap larutan lebih rendah daripada tekanan uap pelarut murninya. (Yayan Sunarya, 2016: 25)

Menurut hukum Raoult, tekanan uap salah satu cairan dalam ruang di atas larutan ideal bergantung pada fraksi mol cairan tersebut dalam larutan , atau PA =XAA. cairan murni punya XA = 1 sehingga PA =P˚A. artinya, tekanan uap cairan murni bernilai tertentu pada setiap suhu. Jika suhu diubah, nilainya berubah pula. Dari hukum Raoult ternyata bahwa tekanan uap pelarut murni lebih besar daripada tekanan uap pelarut dalam larutan. Besar perbedaannya adalah

∆P = P˚pelarut – Plarutan

∆P = P˚pelarut – (Xpelarutlarutan)

∆P = P˚pelarut – (1 – Xpelarut), maka

∆P = P˚pelarut . Xpelarut Atau

∆P = Px X1 atau P = P x 𝑛1

𝑛1+𝑛2

Keterangan :

∆P = Penurunan Tekanan Uap

(50)

P = Tekanan Uap Pelarut Murni P = Tekanan Uap Larutan X1 = Fraksi Mol Zat Pelarut X2 = Fraksi Mol Zat Terlarut n1 = Mol Zat Terlarut

n2 = Mol Zat Terlarut. (syukri, 1999: 369) 2) Kenaikan Titik Didih

Tekanan uap suatu zat cair akan meningkat jika suhu dinaikkan sampai zat cair itu mendidih. Suatu zat cair dikatakan mendidih jika tekanan uap nya sama dengan tekanan udara di atas cairan (tekanan udara di luar). Sehingga apabila dalam cairan yang mendidih ditambahkan zat yang tidak menguap maka tekanan uap larutan yang terbentuk akan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni. Akibatnya, agar larutan itu mendidih diperlukan tambahan kalor sebesar penurunan tekanan uap akibat penambahan zat terlarut yang tidak menguap tersebut.

Larutan akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi dari suhu didih pelarut murni. Besarnya kenaikan titik didih, ∆Ta (relative terhadap titik didih pelarut murni) larutan berbanding lurus dengan molalitas larutan.

Dalam bentuk persamaan matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

∆Ta = m, atau ∆Ta = Ka m

(51)

Besaran Ka dinamakan tetapan kenaikan titik didih molal, yakni kenaikan titik didih jika konsentrasi larutan satu molal. Harga Ka bergantung pada jenis pelarut. Harga Ka beberapa pelarut ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Tetapan kenaikan titik didih molal (Kb) Pelarut Titik Didih (C) Ka (C/molal)

Air 100,0 0,52

Benzene 80,1 2,52

Alkohol 78,5 1,19

Kloroform 61,5 3,88

Aseton 56,5 1,67

Eter 34,5 2,11

Tabel tersebut tampak bahwa Ka air = 0,52℃ m-1. Artinya, larutan dalam pelarut air dengan konsentrasi satu molal akan mendidih pada suhu lebih tinggi sebesar 0,52℃ dari titik didih air sebagai pelarutnya.

3) Penurunan Titik Beku Larutan

Penurunan tekanan uap akibat zat terlarut yang tidak menguap juga bisa menyebabkan penurunan titik beku larutan. Gejala ini terjadi karena zat terlarut tidak larut dalam fase padat pelarut. Contohnya es murni selalu memisah ketika larutan dalam air membeku. Agar tidak terjadi pemisahan zat terlarut dan pelarut ketika larutan membeku, maka diperlukan suhu lebih rendah lagi untuk mengubah seluruh larutan menjadi fase padatnya.

Seperti halnya titik didih, penurunan titik beku, ∆Tb berbanding lurus dengan molalitas larutan.

(52)

∆Tf = m, atau ∆Tf = Kf m

Kb dinamakan tetapan penurunan titik beku molal. Harga Kb untuk beberapa pelarut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Tetapan Penurunan Titik Beku Molal (Kf) Pelarut Titik Beku (C) Kf (C/molal)

Air 0 1,86

Benzene 5,4 5,1

Nitrobenzene 5,6 6,9

Asam Asetat 16,5 3,82

Fenol 39 7,3

Naftalena 80 7

Kamfer 180 40

Nilai Kf untuk air adalah 1,86℃ m-1. Maka suatu larutan dengan zat terlarut tidak menguap akan membeku pada suhu 1,86℃ lebih rendah dari titik beku murni, atau -1,86℃.

Negara-negara yang memiliki musim dingin, karena suhu udara bisas mencapai di bawah titik beku normal air, sehingga diperlukan zat yang dapat menurunkan titik beku air dalam radiator mobil yang disebut zat antibeku. Zat antibeku yang banyak digunakan untuk radiator adalah etilen glikol (preston), C2H6O2. Untuk mencairkan es yang terdapat di jalan-jalan dan trotoar pada musim dingin digunakan CaCl2 sebagai penurun titik beku air.

(53)

4) Tekanan Osmotik Larutan

Osmosis merupakan proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi lebih rendah ke larutan yang konsentrasinya lebih tinggi melalui selaput tipis yang hanya bisa ditembus oleh molekul-molekul pelarut. Selaput tipis itu dinamakan membrane semipermeable. Contoh membrane semipermeabel seperti kertas perkamen dan dinding sel makhluk hidup. Daam proses osmosis migrasi pelarut terjadi dari larutan encer ke larutan lebih pekat sehingga didapat keadaan kesetimbangan konsentrasi dari kedua larutan itu.

Tekanan osmotic larutan merupakan tekanan yang digunakan untuk menghentikan osmosis dari pelarut murni ke larutan, dilambangkan dengan huruf 𝜋. Tekanan osmotic larutan berbanding lurus dengan konsentrasi molar zat terlarut. Pada bentuk persamaan matematis dituliskan sebagai berikut.

𝝅 = M atau 𝝅 = k M

Oleh karena molaritas mempunyai satuan mol per liter larutan, maka tekanan osmotic dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut.

𝝅 = k( 𝒏𝑽)

Tetapan k merupakan fungsi dari suhu. Untuk larutan encer harganya mendekati RT, dengan R adalah tetapan gas sejati dan T dalah suhu mutlak.

(54)

Dengan demikian, tekanan osmotik larutan dapat dituliskan dengan persamaan berikut.

𝝅 = ( 𝒏𝑽)RT

Apabila dua buah larutan yang dipisahkan oleh membrane semipermeabel memiliki tekanan osmotic yang sama, maka tidak akan terjadi proses osmosis. Dalam keadaan ini, kedua larutan disebut isotonik.

Kemudian apabila salah satu larutan memiliki tekanan osmotik lebih besar dari larutan yang lain maka larutan tersebut dinamakan hipertonik terhadap larutan yang lebih encer. Sebaliknya, jika salah satu larutan memiliki tekanan osmotik lebih kecil dari larutan yang lain maka larutan tersebut dinamakan hipotonik.

Dalam sistem kehidupan osmosis memainkan peranan penting. Seperti sel darah merah berfungsi sebagai membran semipermeabel terhadap pelarut sel darah merah.

Proses pengkerutan sel disebut juga kremasi terjadi apabila penempatan sel darah merah dalam larutan yang hipertorik relative terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan sel keluar dari dalam sel, yang mengakibatkan sel mengkerut.

Penempatan sel darah dalam larutan yang hipotonik relatif terhadap cairan dalam sel menyebabkan air masuk ke dalam sel, dan akibatnya sel darah dapat pecah. Proses seperti ini dinamakan hemolisis.

(55)

Beberapa contoh osmosis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari misalnya:

a) Mentimun yang ditempatkan dalam cairan garam akan kehilangan airnya akibat osmosis sehingga terjadi pengkerutan

b) Wortel menjadi lunak karena kehilangan air akibat menguap, kondisi ini dapat dikembalikan dengan merendam wortel tersebut dalam air.

c) Penyerapan air dalam tanah oleh akar tanaman melalui proses osmosis.

(Yayan Sunarya, 2016: 37)

8. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Untuk konsentrasi yang sama, larutan elektrolit memiliki sifat koligatif larutan yang lebih besar dibandingkan larutan non-elektrolit. Untuk menghitung nilai-nilai sifat koligatif larutan, persamaan-persamaan yang diberikan sebelumnya dapat digunakan dengan menambah factor I, seperti diusulkan Van’t Hoff 1880 .

i = 𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑖𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡 𝑒𝑓𝑒𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑖𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑛−𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡

i = ∆𝑃𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡

∆𝑃𝑛𝑜𝑛−𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡 = ∆𝑇𝑏 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡

∆𝑇𝑏 𝑛𝑜𝑛−𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡 = ∆𝑇𝑓 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡

∆𝑇𝑓 𝑛𝑜𝑛−𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡 = 𝜋𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡

𝜋𝑛𝑜𝑛−𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡 dapat pula dinyatakan sebagai:

i = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑟𝑡𝑖𝑘𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑛𝑜𝑛−𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑙𝑖𝑡

NaCl didalam air akan terurai menjadi ion Na+ dan Cl-, artinya partikel NaCl menjadi 2 kali lebih banyak dari pada zat-zat yang tidak mampu

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan

Tetapi berdasarkan pemerhatian penulis di dalam beberapa acara akad nikah yang berlaku di sekitar Masjid Tanah Melaka, sebaik sahaja selesai lafaz akad nikah pengantin

Praktik kecurangan yang dilakukan oleh para guru kenaikan pangkat ini juga dipengaruhi oleh orang lain karena perjumpaan-perjumpaan yang dilakukan melintasi ruang dan

Tidak hanya itu, kemampuan mereka dalam membuat serangkaian ´kegiatan fiktif´, ´biaya operasi fiktif´ hingga ´menggelapkan bantuan´ yang sebenarnya untuk masyarakat

Kondisi ini semakin mendorong masyarakat di Desa Sumber Wangi Kecamatan untuk mendorong anak-anaknya bersekolah dan untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka mendapatkan masa

Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, pada Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan, selain Unit Pelaksana Teknis Dinas Daerah Kabupaten/Kota

Artinya variabel kualitas pelayanan secara bersamaan memiliki pengaruh yang lemah terhadap kepuasan nasabah pada pelayanan customer service BPD Kaltim Cabang

siapapun yang menjadi terdakwa, baik aparat penegak hukum maupun bukan aparat penegak hukum, semuanya mempunyai hak yang sama sebagaimana yang diatur dalam