• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah anemia.

Anemia dalam kehamilan merupakan komplikasi yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Pada banyak wanita hamil, anemia gizi besi disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi dan kebutuhan yang meningkat. Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Pada trimester kedua hingga ketiga (usia kehamilan 24 minggu sampai 40 minggu) volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah.

Pada umumnya masalah anemia pada ibu hamil terjadi karena beberapa faktor, pengetahuan ibu yang kurang, keadaan ekonomi sehingga kadar asupan gizi yang seimbang kurang tercukupi dan terjadinya anemia. Berdasarkan status pendidikan, kebanyak ibu hanya sampai sekolah dasar, bahkan ada yang tidak ada yang bersekolah. Rendahnya pendidikan ibu akan berdampak pada rendahnya pengetahuan ibu yang berpengaruh pada keputussn ibu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin rendahnya pengetahuan makin sedikit keinginannya untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pendidikan ibu adalah faktor yang cukup berpengaruh terhadap terjadinya anemia.

Anemia pada ibu hamil menjadi semakin nyata dengan lanjutnya umur kehamilan terutama pada kehamilan trimester III. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 - 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan,

(2)

wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Anemia dapat menyebabkan seorang ibu melahirkan berat bayi lahir rendah (BBLR) dan anemia pada bayi yang dilahirkan.

Angka kejadian wanita hamil yang mengalami anemia di Negara industry dan Negara berkembang masih sangat tinggi. Data WHO melaporkan ibu hamil di Negara yang sedang berkembang yang menderita anemia sebesar 35-75% (rata- ratanya 56%) dan sekitar ibu hamil di Negara industri menderita anemia. Namun sebagian besar dari ibu hamil itu telah menderita anemia mulai dai sebelum hamil dengan prevaensi anemia pada wanita yang tidak hamil di Negara berkembang berkisar 43% dan 12% di Negara industri.

WHO memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR di negara maju terbesar antara 3 – 7 % dan di negara berkembang berkisar antara 13 – 38 %. Untuk Indonesia belum ada angka pesat secara keseluruhan, hanya perkiraan WHO pada tahun 1990 adalah 14 % dari seluruh koheren hidup.

Data Depkes RI diketahui bahwa lebih dari 50 % ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya.1

Hemoglobin (Hb) darah merupakan parameter yang digunakan untuk menetapkan prevalensi anemia.Volume plasma yang bertambah besar menyebabkan konsentrasi hemoglobin agak berkurang selama kehamilan.

Akibatnya, kekentalan darah secara keseluruhan berkurang. Nilai normal Hb pada akhir kehamilan rata-rata 12,5 g/dL, dan sekitar 5% wanita hamil memiliki kadar Hb kurang dari 11,0 g/dL. Nilai Hb di bawah 11,0 g/dL terutama pada akhir kehamilan perlu dianggap abnormal dan biasanya disebabkan oleh defisiensi besi dan bukan karena hipervolemia kehamilan.2

Hemoglobin (Hb) adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan status anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah

(3)

dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen dalam darah Kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian mengindikasikan anemia.3

Kekurangan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang rentan terjadi selama kehamilan. Kadar Hb yang kurang dari 11 g/dl mengindikasikan ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil meningkatkan resiko mendapatkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat.

Hal ini tentunya dapat memberikan sumbangan besar terhadap angka kematian ibu bersalin maupun angka kematian bayi, dimana berdasarkan SDKI tahun 2007 angka tersebut masih cukup tinggi, yaitu angka kematian ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi (AKB) 34 per 1.000 kelahiran hidup.4

Kadar Hb ibu hamil terjadi jika produksi sel darah merah meningkat, nilai normal hemoglobin (12 sampai 16 gr/dl) dan nilai normal hematokrit (37% sampai 47%) menurun secara mencolok. Penurunan lebih jelas terlihat selama trimester kedua, saat terjadi ekspansi volume darah yang cepat. Apabila nilai hematokrit turun sampai 35% atau lebih, wanita dalam keadaan anemia.5

Berat bayi lahir sebagai salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir. Berat bayi lahir normal (usia gestasi 37 sampai 42 minggu) adalah 2.500 sampai 4.000 gram. Berat bayi lahir normal merupakan suatu hal yang sangat penting karena akan menentukan kemampuan bayi untuk dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup yang baru sehingga tumbuh kembang bayi akan berlangsung secara normal.

BBLR merupakan salah satu dampak tidak sempurnanya tumbuh kembang janin selama di dalam rahim ibu. BBLR adalah bayi yang mempunyai berat lahir kurang dari 2.500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah lahir. BBLR mempunyai resiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi.6

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan antara pertambahan berat badan dengan kadar

(4)

hemoglobin pada Ibu hamil Trimester III di Klinik Pratama BN Kab. Bandung Barat”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Hubungan antara pertumbuhan berat badan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil Trimester III di Klinik Pratama BN Kab. Bandung Barat?”

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan antara pertambahan berat badan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil Trimester III di Klinik Pratama BN Kab. Bandung Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pertambahan berat badan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil Trimester I,II.III

b. Untuk mengetahui Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III c. Untuk Mengetahui Bagaimana Hubungan Pertambahan Berat Badan

dengan kadar hemoglobin pada Trimester III

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Dari hasil Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya dalam ilmu kebidanan dan dapat dijadikan dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai Hubungan antara pertambahan berat badan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil Trimester III.

(5)

2. Manfaat Praktis

Sebagai bahan pembaruan untuk meningkatkan pelayanan yang berkualitas dan dapat memberikan pengetahuan kepada responden khususnya ibu hamil mengenai Hubungan Antara Pertambahan Berat badan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil trimester III , kebutuhan nutrisi dan pola istirahat ibu selama masa kehamilan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Haryanti 2019 yang menunjukkan anemia pada ibu hamil sebagai faktor risiko kejadian berat badan lahir