1. DEFINISI GRANDE MULTIPARA
Grande multipara didefinisikan sebagai paritas ≥5 dengan usia kehamilan >20 minggu baik janin lahir hidup maupun mati.
Penentuan batasan paritas didasarkan pada laporan yang mengungkapkan bahwa ambang risiko komplikasi obstetri, morbiditas neonatal, dan kematian perinatal meningkat tajam pada paritas ≥5 (Mgaya et al, 2013). Grande multi berisiko 2,7 kali mengalami komplikasi saat melahirkan, dan masalah pada janin sebesar 2,28 kali (Afolabi & Adeyemi, 2013).
Paritas yang tinggi dan jarak antar kehamilan yang kurang dilaporkan menjadi faktor risiko outcome ibu dan perinatal yang buruk. Faktor-faktor ini bersama-sama atau berdiri sendiri dapat menyebabkan ibu terkena anemia, diabetes melitus (DM), hipertensi, malpresentasi, solusio plasenta, plasenta previa, perdarahan post partum akibat uterus atonia, dan ruptur uteri.
Outcome perinatal yang buruk termasuk berat badan lahir rendah, prematuritas, dan perinatal kematian. GM juga telah dikaitkan dengan keguguran sebelumnya seperti kematian janin dalam kandungan dan kematian perinatal (Mgaya et al, 2013).
2. DAMPAK GRANDE MULTIPARA TERHADAP KOMPLIKASI OBSTETRI
Faktor Risiko Grande Multipara dengan Kejadian Anemia dalam Kehamilan
Penelitian yang dilakukan Abdelmageed et al pada tahun 2022, didapatkan bahwa grande multipara 1,48 kali (AOR=1,48) lebih besar
kemungkinannya menderita Anemia. Hasil serupa telah dilaporkan dalam meta-analisis di Ethiopia, yang menemukan bahwa primigravida memiliki risiko lebih rendah terkena Anemia. Selain itu, ibu hamil dengan usia kehamilan enam tahun ke atas memiliki risiko 2,59 lebih tinggi untuk mengalami Anemia. (Kassa et al, 2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati & Andyarini, 2018 menyatakan bahwa resiko anemia akan meningkat pada kehamilan berulang karena kehamilan yang berulang dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan dinding usus yang akan mempengaruhi sirkulasi janin dalam kandungan, semakin sering seorang wanita melahirkan akan semakin besar resiko kehilangan darah yang dapat menurunkan kadar Hb. Ibu hamil dengan paritas tinggi atau sering melahirkan akan mengalami peningkatan volume plasma yang lebih besar sehingga menyebabkan hemodelusi yang lebih besar. Ibu yang melahirkan lebih dari tiga kali beresiko mengalami komplikasi perdarahan yang dapat dipengaruhi oleh keadaan anemia selama kehamilan dan resiko perdarahan berulang pada kehamilan berikutnya akibat kadar haemoglobin yang menurun (Hidayati & Andyarini, 2018).
Risiko anemia yang lebih besar pada kehamilan yang berhubungan dengan paritas tinggi mungkin disebabkan oleh wanita yang memiliki kehamilan dengan paritas tinggi memiliki peningkatan kerentanan terhadap perdarahan. Dibandingkan dengan keadaan tidak hamil, setiap kehamilan memiliki peningkatan risiko perdarahan sebelum, selama, dan setelah melahirkan. Oleh karena itu, paritas yang lebih tinggi membuat perempuan lebih sering mengalami periode risiko
perdarahan. Meskipun tidak ada konsensus mengenai mekanisme pasti bagaimana paritas tinggi meningkatkan risiko perdarahan, beberapa laporan menyarankan adanya mekanisme perantara seperti peningkatan drainase vena ke bagian bawah rahim, hialinisasi pembuluh darah. dan penurunan elastisitas dinding rahim. Tak satu pun dari mekanisme yang diusulkan ini telah dikonfirmasi (BH Ramesh et al, 2017)
Faktor Risiko Grande Multipara dengan Kejadian Perdarahan Post Partum
Grande multipara menjadi faktor risiko terjadinya perdarahan postpartum karena atonia uteri. Teori menjelaskan pada wanita grande multipara terdapat gangguan kontraksi dan retraksi miometrium yang disebabkan oleh bekas luka lama dari kehamilan terdahulu dan adanya gangguan vaskularisasi akibat arterisklerosis yang menyebabkan gangguan oklusi saat plasenta terlepas dan mengakibatkan terjadinya perdarahan postpartum karena atonia uteri (Pooja V & Sangeeta RS, 2013). Penelitian Mgaya et al. (2013) di Tanzania mengenai keterkaitan grande multipara dengan peningkatan prevalensi komplikasi maternal dan neonatal menyatakan bahwa grande multipara berisiko 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan multipara untuk terjadi atonia uteri dengan OR 2,0 (95% CI 0,7-5,7).
Faktor Risiko Grande Multipara dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini dalam Kehamilan
Paritas tinggi mempengaruhi terjadinya risiko poor maternal salah satunya ketuban pecah dini. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Zamilah et al (2020) didapatkan bahwa ibu dengan paritas multipara
dan grandemultipara mempunyai risiko mengalami KPD sebesar 3,5 kali tinggi dibandingkan ibu dengan paritas primipara karena pada paritas multipara dan grandemultipara disebabkan karena secara anatomi sebagian besar kondisi serviks ibu bersalin multipara memang sudah membuka akibat proses persalinannya yang lalu sehingga tidak bisa menahan dan melindungi selaput ketuban baik terhadap trauma maupun terhadap infeksi, seiring dengan tuanya kehamilan selaput ketuban akan mengalami pematangan dan penipisan, keadaan ini akan menyebabkan selaput ketuban mudah pecah (Zamilah et al, 2020).
Wanita dengan multipara, sering ditemukan memiliki serviks tidak kompeten, akan meningkatkan terjadinya KPD karena adanya tekanan intrauterine pada saat persalinan. Pada proses pembukaan serviks pada multipara dengan inkompetensi serviks mempercepat pembukaan serviks sehinggan dapat meningkatkan resiko terjadinya KPD sebelum pembukaan lengkap (Raydian & Rodiani, 2020). Menurut pendapat lain, ibu yang telah melahirkan beberapa kali lebih berisiko mengalami KPD, oleh karena vaskularisasi pada uterus mengalami gangguan yang mengakibatkan jaringan ikat selaput ketuban mudah rapuh dan akhirnya pecah spontan (Tahir S, 2012).
Faktor Risiko Grande Multipara dengan Kejadian Ruptur Uteri dalam Persalinan
3. DAMPAK GRANDE MULTIPARA TERHADAP KOMPLIKASI PERINTAL
Faktor Risiko Grande Multipara dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah
Risiko terjadinya BBLR pada Ibu yang pernah melahirkan anak empat kali atau lebih disebabkan karena paritas yang terlalu tinggi akan mengakibatkan terganggunya uterus terutama dalam hal fungsi pembuluh darah. Kehamilan dan persalinan yang berulang-ulang menyebabkan kerusakan pembuluh darah di dinding rahim dan terjadi jaringan parut yang menyebabkan kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali diregangkan kehamilan.
Jaringan parut tersebut mengakibatkan persediaan darah ke plasenta berkurang, plasenta menjadi lebih tipis dan mencakup uterus lebih luas. Selain itu paritas tinggi lebih dari 4 akan lebih berisiko mengalami perdarahan antepartum seperti solusio plasenta maupun plasenta previa sehingga plasenta menipis dan cenderung timbul kelainan letak ataupun kelainan pertumbuhan plasenta sehingga melahirkan bayi berat badan lahir rendah (Rahajeng et al, 2022).
Faktor Risiko Grande Multipara dengan Kejadian Abortus
Rahajeng VP, Sudirman RM, Nugraha MD. 2022. Hubungan Antara Paritas Dan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di Rsud 45 Kuningan Tahun 2022.