• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Dalam pelayanan kesehatan semua pelayanan yang dilakukan harus dicatat dan didokumentasikan dalam berkas rekam medis (Depkes, 2014)

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Isi rekam medis sendiri yaitu informasi tentang identitas diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan kesehatan. (Depkes,2008)

Catatan-catatan medis yang ada didalam berkas merupakan data yang memiliki nilai dalam pelayanan kesehatan yang bersifat berkelanjutan, oleh sebab itu berkas harus disimpan agar mudah jika pengambilan kembali berkas rekam medis (retrieve). Setiap berkas rekam medis yang keluar dari ruang rekam medis harus dicatat dan dikembalikan lagi dengan keadaan baik dan tepat pada waktunya.

Tracer (outguide), yaitu pengganti rekam medis yang akan dikeluarkan dari penyimpanan untuk tujuan apapun. Harus terbuat dari bahan yang kuat dan berwarna.

Ada berbagai jenis tracer yang tersedia. Beberapa termasuk kantong untuk menyimpan permintaan slip dan laporan. Menunjukkan di mana rekam medis ketika tidak ada dalam penyimpanan. Tracer juga meningkatkan efisiensi dan akurasi dengan menunjukkan dimana rekam medis disimpan saat kembali. (IFHIMA,2012)

(2)

Dalam melaksanakan kegiatan ini dibutuhkan SPO (Standar Prosedur Operasional) yang menjadi pedoman pelaksanaannya. Adapun tujuan dari adanya SPO ini yaitu untuk memberikan suatu konsep yang jelas, dipahami oleh semua orang dan dituangkan pada suatu dokumen prosedural dalam setiap kegiatan. Sedangkan manfaat adanya SPO (Standar Prosedur Operasional) yaitu (1)Menjelaskan detail setiap kegiatan dari proses yang dijalankan (2)Adanya standarisasi kegiatan (3)Membantu dalam pengambilan keputusan (4)Memudahkan dalam transparansi dan akuntabilitas sebuah organisasi (5)Mengarahkan suatu pekerjaan kepada konsep yang jelas. (Ekotama,2010)

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilaksanakan di Puskesmas Dinoyo Kota Malang pada tanggal 15-16 Agustus 2017, peneliti menemukan bahwa di Puskesmas Dinoyo Kota Malang sudah memiliki tracer tetapi tidak digunakan dan Puskesmas Dinoyo Kota Malang belum memiliki SPO penggunaan tracer yang dapat menyebabkan petugas tidak patuh dalam penggunaan tracer. Karena tidak berjalannya tracer, berkas yang keluar dari rekam medis tidak terkendali, berdasarkan studi pendahuluan dalam sehari rata-rata 21 berkas tidak terdapat di rak filing.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin membuat dan menyusun SPO penggunaan tracer, guna dapat membantu terlaksananya pengambilan berkas rekam medis dengan baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh Standar Prosedur Operasional terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan tracer di Puskesmas Dinoyo Kota Malang?”.

(3)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh Standar Prosedur Operasional terhadap kepatuhan petugas dalam penggunaan tracer di Puskesmas Dinoyo Kota Malang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi kepatuhan petugas dalam penggunaan tracer sebelum adanya SPO di Puskesmas Dinoyo Kota Malang

b. Pembuatan SPO penggunaan tracer di Puskesmas Dinoyo Kota Malang c. Mensosialisasikan SPO penggunaan tracer di Puskesmas Dinoyo Kota

Malang

d. Mengimplementasikan SPO penggunaan tracer di Puskesmas Dinoyo Kota Malang

e. Mengidentifikasi kepatuhan petugas rekam medis sesudah adanya SPO f. Menganalisa kepatuhan petugas rekam medis sebelum dan sesudah

adanya SPO D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Puskesmas

Sebagai acuan dalam melaksanakan pengambilan berkas rekam medis menggunakan tracer, yang berfungsi untuk mengendalikan berkas rekam medis.

2. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam hal pembuatan SPO pengambilan rekam medis menggunakan tracer.

3. Bagi Institusi

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam kegiatan belajar mengajar dan penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Terdapat hubungan dukungan sosial dengan kejadian depresi postpartum pada ibu primipara dan multipara di wilayah kerja Puskesmas Dinoyo Kota

Peneliti melakukan penelitian di Puskesmas Dinoyo karena di Puskesmas Dinoyo tersebut belum ada yang melakukan penelitian terhadap pasien TB paru dan dengan judul penelitian

Hasil survey yang dilakukan oleh peneliti tentang kebermaknaan hidup wanita single parent lansia pada tanggal 25 maret 2010 dirumah di Dinoyo menemukan bahwa, subyek yang

Sejalan dengan kondisi di atas, peneliti melakukan observasi awal di kelas I SDN Dinoyo 3 Malang diperoleh gambaran bahwa dalam proses pelaksanaan pembelajaran

Kesimpulan: Terdapat hubungan dukungan sosial dengan kejadian depresi postpartum pada ibu primipara dan multipara di wilayah kerja Puskesmas Dinoyo Kota Malang..

Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS yang memilih Non MKJP di Puskesmas Dinoyo Kota Malang sebanyak 40 orang Teknik sampling Total sampling Pengumpulan data

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mampu memberikan asuhan keperawatan keluarga pada balita dengan masalah gizi kurang di kelurahan Dinoyo kota Malang?. 1.3.2 Tujuan Khusus

RUMUSAN MASALAH Apakah faktor stres mempengaruhi asupan makan dan kadar glukosa darah pada pasien diabetes mellitus tipe 2 pada masa pandemi covid 19 di Puskesmas Mulyorejo, Kota