1 A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling di sekolah berperan memfasilitasi peserta didik untuk dapat mengembangkan potensi mereka untuk mencapai tugas perkembangan yang optimal. Hal ini selaras dengan pasal 1 ayat (1) UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Direktorat Jenderal peningkatan kualitas tenaga kependidikan dan kependidikan di departemen pendidikan nasional 2007 (2007: 23) menyarankan agar program bimbingan dan konseling berisi empat komponen layanan, yaitu: (1) layanan bimbingan dasar; (2) layanan responsif; (3) perencanaan individu; (4) dukungan sistem. Dalam implementasi layanan dasar bimbingan dan konseling ada satu strategi implementasi, yaitu bimbingan klasikal.
Layanan bimbingan klasikal adalah salah satu layanan bimbingan dasar yang dirancang untuk konselor melakukan kontak langsung dengan peserta didik secara terjadwal, dalam bentuk kegiatan diskusi kelas, pertanyaan dan jawaban, dan praktik langsung yang dapat membuat peserta didik aktif dan kreatif dalam berpartisipasi dalam kegiatan yang disediakan.
Fungsi dari bimbingan klasikal itu sendiri sebagai upaya untuk memahami peserta didik dan upaya untuk mencegah, menyembuhkan, memperbaiki, memelihara, dan mengembangkan pikiran, perasaan, dan kemauan juga perilaku peserta didik. Selanjutnya, adapun tujuan dari bimbingan klasikal untuk meluncurkan aktivitas-aktivitas pelayanan yang mengembangkan
potensi peserta didik atau mencapai tugas perkembangan (menyangkut aspek fisik, emosional, intelektual, sosial).
Mengoptimalkan layanan bimbingan klasikal di sekolah perlu didukung oleh guru bimbingan dan konseling yang memadai, mampu bekerja secara profesional, memiliki pengetahuan dan wawasan tentang bimbingan dan konseling, penggunaan media pembelajaran yang tepat sebagai penunjang pemberian materi layanan kepada peserta didik, baik bimbingan klasikal, kelompok maupun individual. Salah satu media pembelajaran yang digunakan oleh guru bimbingan dan konseling adalah modul yang berisi materi layanan klasikal. Modul adalah bahan ajar dalam bentuk buku cetak yang disusun dan dirancang sedemikian rupa sesuai dengan usia dan karakteristik peserta didik.
Saat ini, untuk pelaksanaan layanan bimbingan klasikal, guru bimbingan dan konseling menggunakan modul yang diterbitkan oleh penerbit tertentu yang kurang memperhatikan karakteristik peserta didik. Pada umumnya modul yang digunakan cenderung membosankan bagi peserta didik. Hal ini membuat minat peserta didik berkurang dan sulit untuk ditingkatkan. Menanggapi hal tersebut, saat ini banyak dilakukan pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran yang menarik berupa media cetak, media non cetak, media display.
Berdasarkan data hasil prasurvei yang didapatkan dari wawancara serta observasi terhadap guru bimbingan konseling dan peserta didik di SMP Negeri 1 Punggur selama PPLT diperoleh data yaitu terkait layanan bimbingan klasikal dan penggunaan media dalam proses layanan bimbingan klasikal dapat dilihat pada tabel 1
Tabel 1. Data Hasil Pra Survei Kepada Guru dan Peserta Didik Di SMP Negeri 1 Punggur
No Topik Wawancara
Hasil Analisis Jawaban Guru
Hasil Analisis Jawaban Peserta Didik
1. Aktivitas belajar.
Guru masih memerlukan dan menentukan media yang tepat untuk kelas VII
Dalam pembelajaran di
kelas guru
menggunakan metode ceramah.
2. Materi
pembelajaran
Materi bimbingan klasikal cenderung dianggap kurang menarik sebab hanya pemaparan tulisan-tulisan saja. Hal tersebut menyebabkan kurangnya minat belajar peserta didik.
Peserta didik kurang antusias dengan materi bimbingan klasikal yang disampaikan oleh guru bimbingan dan konseling.
3. Sumber belajar
Guru menggunakan media pembelajaran berupa modul.
Peserta didik merasa kurang semangat karena hanya mendengarkan guru menjelaskan materi.
Tidak adanya Media visual yang mendukung
guru dalam
menjelaskan materi.
Sebatas pemaparan materi dalam bentuk tulisan saja
4. Media pembelajaran .
Media modul yang guru gunakan dalam penjelasan materi sebatas tulisan-tulisan saja
Peserta didik membutuhkan media yang menarik.
6. Modul sisipan gambar
Guru belum menggunakan media visual (gambar) untuk mendukung penjelasan materi bimbingan klasikal
Guru belum
menggunakan media visual (gambar) dalam pelaksanaan layanan bimbingan klasikal Sumber data diolah dari hasil wawancara/observasi tanggal 26 Oktober 2018
Pemaparan data pada tabel 1 dapat mendukung permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Data menunjukkan sedikitnya penggunaan media dalam pembelajaran. Hal ini dapat terjadi karena banyak penyebab, salah satu diantaranya yaitu menggunakan media yang kurang bervariasi dalam pembelajaran dan gambar yang terbatas dalam modul sehingga peserta didik kurang tertarik. Hasil observasi yang di lakukan oleh
peneliti menemukan beberapa masalah yang terdapat di sekolah yaitu guru masih memerlukan dan menentukan media yang tepat untuk memberikan layanan bimbingan klasikal kepada kelas VII, guru menggunakan media pembelajaran berupa modul di dalamnya berisikan materi yang hanya berbentuk pemaparan tulisan-tulisan saja. Peserta didik kurang antusias dan bersemangat dalam mengikuti layanan di kelas, dan guru masih menggunakan teknik ceramah, suatu metode pembelajaran yang berpusat pada guru.
Merujuk pada permasalahan media pembelajaran, diperlukan adanya pengembangan modul kearah yang lebih baik. Berupa adanya penambahan atau sisipan gambar sebagai visualisasi interaktif pada materi layanan untuk melengkapi modul sebelumnya yang hanya berisikan pemaparan materi dalam bentuk tulisan-tulisan saja. Kelebihan dan keunggulan dengan sisipan gambar supaya memperjelas pengertian materi kepada peserta didik.
Harapanya modul dengan sisipan gambar ini dapat membantu guru bimbingan dan konseling di Sekolah Menengah Negeri 1 Punggur dalam menyampaikan materi layanan.
Berdasarkan latar belakang masalah dan data hasil prasurvei diatas peneliti mengangkat judul penelitian “Pengembangan Modul Bimbingan Klasikal Dengan Sisipan Gambar Pada Peserta Didik SMP Negeri 1 Punggur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar memiliki kelayakan isi?
2. Apakah modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar memiliki kelayakan dalam aspek bahasa?
3. Apakah modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar memiliki kelayakan design lay out?
4. Apakah modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar dapat diimplementasikan oleh guru bimbingan dan konseling?
C. Tujuan Pengembangan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan pengembangan yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar memiliki kelayakan isi.
2. Untuk mengetahui apakah modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar memiliki kelayakan dalam aspek bahasa.
3. Untuk mengetahui apakah modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar memiliki kelayakan design lay out?
4. Untuk mengetahui apakah modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar dapat diimplementasikan oleh guru Bimbingan dan Konseling.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan
Produk yang dikembangkan berupa modul bimbingan klasikal dengan sisipan gambar yang dimodifikasi dan dikembangkan dari modul yang sebelumnya hanya berisi tulisan pemaparan materi saja yang kurang menarik bagi pembaca. Maka sebab itu akan dikembangkan menjadi media layanan bimbingan dan konseling dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Modul dengan sisipan gambar merupakan media yang berupa materi dilengkapi dengan gambar yang dapat digunakan untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling
2. Materi akan didesain dengan gambar-gambar sehingga materi layanan dapat lebih bermakna bagi peserta didik
3. Modul dengan sisipan gambar berisikan materi layanan pribadi sosial
4. Modul dengan sisipan gambar nantinya akan berisi empat bab pembahasan materi disertai dengan lembar kerja siswa
E. Pentingnya Pengembangan
Pentingnya Pengembangan modul bimbingan klasikal Dengan Sisipan Gambar ini dapat memperbaiki dan melengkapi modul yang ada dan dapat menjadi media alternatif dan sumber belajar bagi peserta didik kelas VII SMP.“Manfaat yang diharapkan”dari penelitian dan pengembangan”modul bimbingan klasikal Dengan Sisipan Gambar pada peserta didik kelas VII SMP khususnya meliputi:
1. Memudahkan peserta didik untuk memahami materi layanan yang dirancang secara nyata karena disertai dengan gambar pendukung yang terkait dengan materi
2. media pembelajaran baru dan inovatif untuk guru dan peserta didik.
3. Sebagai”strategi”alternatif untuk menyampaikan”materi”dalam”proses pembelajaran”yang”aktif dan”menyenangkan
4. Memperkaya sumber belajar bagi guru dan peserta didik.
5. Memungkinkan dilakukannya penelitian dan pengembangan terhadap hasil produk modul bimbingan dan klasikal Dengan Sisipan Gambar
F.“Asumsi dan”Keterbatasan”Pengembangan 1. Asumsi Pengembangan
a. Pengembangan modul bimbingan klasikal Dengan Sisipan Gambar adalah pengembangan media pembelajaran yang sudah ada dan digunakan sebelumnya di kelas VII SMP, menuju arah yang lebih baik. Dengan tujuan melengkapi modul pembelajaran menggunakan media visual (gambar). Media pembelajaran ini bergerak dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta kebutuhan guru dan peserta didik.
2. Keterbatasan Pengembangan
Pengembangan modul bimbingan klasikal Dengan Sisipan Gambar adalah pengembangan media yang meneliti tentang materi layanan klasikal yang dapat mencakup empat bidang layanan yaitu pribadi, sosial, belajar, dan karir. Modul bimbingan klasikal Dengan Sisipan Gambar ini diharapkan dapat membantu peserta didik untuk
dapat lebih memahami materi layanan. Adapun keterbatasan dalam pengembangan ini adalah :
a. Pengembangan modul bimbingan klasikal Dengan Sisipan Gambar ini hanya terbatas untuk peserta didik kelas VII
b. modul yang dikembangkan hanya memuat materi-materi layanan dan gambar-gambar pendukung materi layanan pada bidang pribadi, sosial, belajar, karir.
G. Batasan Konsep dan Istilah
Istilah-istilah operasional yang berkaitan dengan penelitian pengembangan ini adalah :
1. Modul bimbingan klasikal merupakan media pembelajaran yang berisi materi layanan mencakup”empat”bidang”layanan yaitu, pribadi, sosial, belajar, karir. Bersifat sebagai tindakan preventif dan kuratif.
2. Dengan Sisipan Gambar adalah penggabungan antara media cetak (tulisan) dan media visual (gambar). Dalam perkembangannya, modul dengan Penyisipan Gambar membuat deskripsi materi dalam bentuk gambar yang dilengkapi dengan penjelasan