• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Kajian Pustaka Rokok

2.1.1.1 Definisi Rokok

Dalam peraturan pemerintah No. 109 tahun 2012 rokok didefinisikan sebagai salah satu produk olahan tembakau yang dimaksudkan untuk dibakar dan dihisap dan/atau dihirup asapnya. Rokok termasuk rokok kretek, rokok putih, cerutu atau sintesisnya yang asapnya mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan.9

Merokok

2.1.2.1 Definisi Merokok

Merokok dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan dengan seseorang yang mengisap asap rokok, sedangkan perokok adalah seseorang yang melakukan aktivitas merokok.

2.1.2.2 Klasifikasi Kebiasaan Merokok

Menurut indeks Brinkman derajat kebiasaan merokok terbagi kedalam tiga kategori. Tiga kategori perokok tersebut yaitu perokok ringan, perokok sedang dan perokok berat. Indeks Brinkman ditentukan berdasarkan “jumlah rata-rata batang rokok/hari X lama merokok dalam tahun” dari hasil tersebut maka perokok dikelompokan menjadi: 10

(2)

a. Ringan: 0-200 b. Sedang: 200-600 c. Berat: >600

2.1.2.3 Dampak Merokok

Banyak sekali zat kimia yang sifatnya racun terdapat dalam sebatang rokok.

Racun itu akan terakumulasi selama bertahun-tahun setelah merokok, Hal ini hampir sama akibatnya dengan bahaya narkoba. Begitu banyak dampak kesehatan akibat rokok, berikut adalah bahaya rokok bagi tubuh manusia :

Tabel 2. 1 Dampak Merokok11

Sistem Pernafasan Sistem Cardiovaskular Sistem Imun Sistem Reproduksi - Penurunan fungsi

paru - Kanker paru - Chronic bronchitis - Eksaserbasi

penyakit paru kronik - Memperparah

asma

- Tuberkulosis paru

- Stroke

- Coronary heart disease

- Vascular disease

- Inflamasi sistemik dan merusak fungsi imun - Rheumatoid

arthritis - SLE

- Kehamilan ektopik

- Disfungsi ereksi - Kanker prostat - Kanker

panyudara

2.1.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Merokok

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mulai merokok terdiri dari faktor psikologis, faktor biologis, dan faktor lingkungan. Faktor psikologis yang berperan dalam merokok adalah rokok dapat menjadi sebuah cara bagi seseorang agar mereka tampak bebas dan dewasa saat mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan yang merokok, tekanan lingkungan pertemanan, penampilan diri, sifat

(3)

ingin tahu, stres, kebosanan, ingin kelihatan gagah, merupakan hal-hal yang dapat mengkontribusi mulainya merokok. Faktor biologis yaitu faktor yang mungkin mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin dikarnakan merasa adanya efek bermanfaat dari nikotin, yaitu untuk relaksai atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan.12

Tuberkulosis

2.1.3.1 Definisi Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah infeksi yang disebabkan oleh M. tuberkulosis di jaringan paru. Sebagian besar bakteri m.tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.13

2.1.3.2 Epidemiologi Tuberkulosis

Pada tahun 2016, diperkirakan 10,4 juta kasus insiden tuberkulosis di dunia yang dimana sama dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Insiden tuberkulosis sebagian besar terjadi di Kawasan Asia Tenggara sebesar 45% termasuk indonesia dan 25% terjadi di Kawasan Afrika. Rata-rata pasien tuberkulosis adalah kelompok usia produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Pada pasien dewasa akan kehilangan waktu kerjanya selama 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%, jika meninggal akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara ekonomis, dampak buruk lainnya juga bisa dikucilkan oleh masyarakat. 13

Tuberkulosis bertahan sebagai penyakit yang menyumbang angka morbiditas

(4)

tuberkulosis dan dua juta diantaranya meninggal dunia,14dan lebih dari 56% terjadi di Asia Tenggara dan Pasifik Barat.15Tuberkulosis masih menjadi permasalahan bagi Indonesia dapat dilihat data WHO tentang kejadian tuberkulosis di dunia dan Indonesia pernah berada diperingkat ke-empat pada tahun 2014, lalu pada Global Tuberkulosis Report 2016, Indonesia menempati posisi ke-dua dengan tuberkulosis tertinggi di dunia.10

2.1.3.3 Faktor Risiko Tuberkulosis

Hanya sekitar 10% yang terinfeksi M.tuberkulosis akan menjadi sakit tuberkulosis, dengan infeksi saluran nafas atas 1%, diperkirakan diantara 1.000.000 penduduk rata-rata terjadi 10.000 terinfeksi tuberkulosis dan 10% diantaranya (1.000 orang) akan menjadi sakit tuberkulosis setiap tahun. Sekitar 500 diantaranya adalah pasien tuberkulosis dengan tes BTA positif. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi pasien tuberkulosis adalah daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya disebabkan oleh faktor perilaku dan faktor lingkungan.16

Faktor yang sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan adalah faktor perilaku dan lingkungan. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang penularannya berhubungan erat dengan perilaku kesehatan. Faktor perilaku meliputi kebiasaan merokok, sedangkan faktor lingkungan meliputi kepadatan hunian, ventilasi, suhu, pencahayaan dan kelembaban.17

(5)

2.1.3.4 Klasifikasi Tuberkulosis

Tuberkulosis dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu tuberkulosis paru dan tuberkulosis eksra paru. Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru. Berdasarkan pemeriksaan BTA (bakteri tahan asam), dibagi menjadi yaitu: tuberkulosis paru BTA positif (+) dan tuberkulosis paru BTA negatif (-).

Tuberkulosis ekstra paru adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya alat genital, tulang, persendian, kulit, dan pleura.18

2.1.3.4.1 Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis paru dibagi menjadi primer atau paskaprimer (tipe dewasa, sekunder). Penyakit primer terjadi setelah infeksi awal basil tuberkel. Bisa asimtomatik atau bermanifestasi sebagai demam dan kadang nyeri dada pleuritik. Penyakit ini sering dijumpai pada anak-anak, karena sebagian besar udara inspirasi terdistribusi di paru bagian tengah dan bawah, kedua bagian ini paling sering terserang TB primer. Lesi terbentuk setelah infeksi awal (fokus Ghon) terletak di perifer disertai limfadenopati hilus atau paratrakea yang bersifat sementara. Lesi sembuh spontan dan hanya terlihat sebuah nodus kecil terkalsifikasi. Orang dengan gangguan imunitas, (misalnya Mengalami malnutrisi atau infeksi HIV), TB paru primer dapat berkembang lebih cepat. Tuberkulosis pascaprimer atau disebut juga sekunder. Penyakit ini terjadi akibat reaktivasi endogen infeksi laten yang terjadi jauh sebelumnya atau infeksi baru. Terjadi di segmen apeks atau posterior lobus yang umumnya memiliki tekanan oksigen rerata lebih tinggi dan mendukung pertumbuhan mikobakteri.10 Awal perjalanan penyakit,

(6)

tanda dan gejala sering tidak spesifik terutama berupa demam diurnal, keringat malam hari karena penurunan demam, penurunan berat badan, anoreksia, malaise umum dan kelemahan. Pada 90% kasus akhirnya timbul batuk non-produktif terbatas pada pagi hari kemudian disertai produksi sputum purulen, kadang disertai bercak darah.13

2.1.3.4.2 Gambaran Klinis

Gejala tuberkulosis yang spesifik tergantung kepada lokasi infeksi. Gejala tuberkulosis paru adalah batuk, demam, kehilangan berat badan, lemas, berkeringat, sputum yang mengandung darah, berat badan turun, nyeri kepala, dan nafas cepat.

Batuk yang terjadi lebih dari 2 minggu, demam, berkeringat di malam hari batuk berdarah, berat badan turun. Gejala-gejala ini juga dapat timbul pada penyakit lain sehingga penting untuk melakukan test radiologi dan uji tuberkulin.24

2.1.3.4.3 Diagnosis Tuberkulosis Paru

Diagnosis tuberkulosis paru dapat ditegakkan dengan pemeriksaan bakteriologis, apabila tes bakteriologis hasilnya negatif maka dapat dilakukan uji klinis menggunakan pemeriksaan klinis penunjang (foto toraks). Tes bakteriologis yang dimaksud adalah tes BTA pada dahak dan merupakan diagnosis utama, tes foto toraks dan tes tuberkulin hanya sebagai penunjang dari diagnosis.13

Pemeriksaan fisik lihat keadaan umum pasien. Pada sebagian besar kasus tidak dijumpai kelainan yang khas pada pemeriksaan fisik. Demam subfebris terjadi pada sebagian besar kasus. Pemeriksaan antropometri menunjukan status gizi yang kurang.

Pemeriksaan radiologik/pemeriksaan foto toraks anteroposterior dan lateral kanan

(7)

terdapat tujuh gambaran radiologis sugestif tuberkulosis yaitu: pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal, konsolidasi segmen/lobus paru, milier , efusi pleura, atelektasis, atau kalsifikasi. Pemeriksaan bakteriologis, tuberkulosis paru dapat ditegakkan apabila terdapat dua dari tiga pemeriksaan dahak positif Bakteri Tahan Asam (BTA) (sewaktu, pagi, sewaktu), jika hanya satu spesimen yang positif maka dilakukan pemeriksaan foto thoraks atau diulang kembali. Apabila hasil ketiga spesimen negatif tetapi terdapat gejala klinis TB maka berikan antibiotik spektrum luas satu sampai dua minggu kemudian ulang kembali pemeriksaan dahak.12.24

(8)

Gambar 2. 1 Alur Diagnosis Tuberkulosis Paru

Sumber dari Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia.

2.1.3.4.4 Patogenesis Tuberkulosis Paru

M.tuberkulosis mempunyai ukuran yang sangat kecil yang memudahkan M.tuberkulosis tersebar di udara dikarnakan bersin, batuk, ataupun berbica, setelah tersebar di udara M.tuberkulosis sangat mudah masuk kesaluran pernafasan, namun

(9)

setelah masuk kesaluran pernafasan, sistem imun di saluran pernafasan akan terktifasi dan kebanyakan sistem imun dapat mengatasinya tetapi dalam beberapa kasus M.tuberkulosis dapat bertahan dari pertahanan sistem imun, sehingga M.tuberkulosis mampu untuk membentuk koloni dan tempat pertama terbentuknya koloni disebut fokus primer. M.tuberkulosis akan menyebar dari fokus primer ke saluran limfe dan kelenjar limfe. Waktu yang dibutuhkan M.tuberkulosis sejak pertama masuk sampai membentuk fokus primer lengkap yang disebut masa inkubasi, masa inkubasi M.tuberkulosis berkisar empat sampai delapan minggu. M.tuberkulosis selama berminggu-minggu melakukan sensitivitas yang akan menyebabkan hipersentivitas terhadap tuberkuloprotein sehingga menyebabkan hasil tes tuberculin positif.

M.tuberkulosis selain menyebar secara limfogen dapat juga menyebar secara hematogen dan akan membentuk koloni pada organ yang biasanya mempunyai vaskularisasi baik seperti paru, otak, tulang.25.26

Kerangka Pemikiran

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri M.tuberkulosis, sebagian besar bakteri M.tuberkulosis menyerang organ paru-paru tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.1Faktor risiko yang sangat berpengaruh pada penularan tuberkulosis adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan: Faktor perilaku meliputi kebiasaan merokok, sedangkan faktor lingkungan meliputi kepadatan hunian,ventilasi,suhu,pencahayaan dan kelembaban.17

(10)

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran

Keterangan ; Diteliti : Tidak diteliti:

Referensi

Dokumen terkait

Transfer dalam pekerjaan biasanya dapat menjadi konflik bagi pasangan dual-career, misalnya jika salah satu pasangan memperoleh pekerjaan yang lebih baik di daerah

Faktor risiko yang menyebabkan penyakit kardiovaskular dapat menyebabkan stroke iskemik yang terjadi ketika arteri ke otak menyempit atau tersumbat sehingga

Selain tindakan yang dapat mereduksi kualitas audit secara langsung, perilaku disfungsional lainnya yang terjadi dalam praktek audit adalah tindakan auditor dengan cara

M.tuberculosis paling sering ditularkan dari seseorang dengan TB paru menular kepada orang lain melalui droplet nuklei, batuk, bersin, atau berbicara sehingga

Kadang terjadi epidemi di panti asuhan dan institusi perawatan serupa lainnya, kontak scabies menyebar melalui orang ke orang dan kemungkinan melalui busana dan sprai yang tercemar.17

Peningkatan glukosa darah yg berlangsung lama dapat menyebabkan makroangiopati kerusakan makrovaskuler yang biasanya muncul sebagai gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik, stroke

Angka kejadian TB di Indonesia masih sangat tinggi ke 2 di dunia karena penularannya yang mudah.4 Penurunan daya tahan seseorang merupakan awal dari timbulnya penyakit tuberkulosis.1

Gambar 2.2 Skema Kerangka Pemikiran Berdasarkan hadist Habbatussauda dapat menjadi pengobatan berbagai penyakit Thymoquinone dan thymohydroquinon e Membentuk kompleks yang