2.1. Tinjauan Studi
Berbagai penelitian mengenai Simpan Pinjam Koperasi telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disampaikan sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tinjauan Studi
NO PENELITI TAHUN METODE HASIL
1 - Izwar Afif - Ayopiansyah
JayaPutra - Zainul Arham
2012 Metode Waterfall
Dapat mengolah data transaksi,
mengetahui
informasi transaksi 2 - Marsha Sevin Aldilla
- Teguh Sutanto - Erwin Sutomo
2015 Mrtode RUP (Rational Unified Process)
Menghasilkan
dokumen analisis
sistem dan
perancangan sistem 3 - Nur Khamid
- Abdul Syukur - Arif Soeleman
2008 Metode SLDC (System Development life Cycle)
Media bantu prose simpan pinjam
4 - Dany Subiantara - Sulistiyowati
- Vivine Nurcahyawati
2016 Waterfall Model
Proses Sompan Pinjam,laporan anggota
5 - Ela Nurelasari 2016 Waterfall Model
Membuat Laporan dengan cepat
2.2. Tinjauan Pustaka
Berikut beberapa teori – teori yang menedukung dalam penyelesaian masalah yang di hadapi, antara lain :
2.2.1. Koperasi
2.2.1.1.Pengertian Koperasi
Definisi koperasi mengalami perkembangan sejalan dengan perubahan zaman.
Definisi dini umumnya menekankan bahwa koperasi adalah wadah bagi golongan
ekonomi lemah, seperti definisi yang diberikan oleh (Dr.Fay,1908), yang menyatakan bahwa koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masingmasing sanggup menjalankna kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
Di samping menunjukkan adanya unsur ―untuk golongan ekonomi lemah, definisi dari Dr. Fay juga mengandung unsur-unsur kerja sama, tidak mementingkan kepentingan diri sendiri dan adanya unsur demokrasi, yang dapat dilihat dari pernyataan bahwa imbalan jasa kepada anggota diberikan sesuai dengan jasa-jasa atau partisipasi anggota dalam perkumpulan. Merujuk pada UU No. 17 tahun 2012 menyatakan bahwa Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi. Dalam pelaksanaanya, koperasi harus menjalankan prinsip koperasi yang meliputi :
1. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka
2. Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis 3. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi koperasi
4. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota, Pengawas, Pengurus, dan karyawannya serta memberikan informasi kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan Koperasi.
5. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan Kopearsi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional.
6. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.Peraturan pemerinta No. 60 Tahun 1959 tentang Perkembangan Gerakan Koperasi (pasal2), mengatakan sebagai berikut :
(1) Pada dasarnya yang dimaksud dengan penjenisan koperasi ialah pembedaan koperasi yang didasarkan pada golongan dan fungsi ekonomi.
(2) Dalam peraturan ini dasar penjenisan koperasi ditekankan pada lapangan usaha dan atau tempat tinggal para anggota sesuatu koperasi.Berdasarkan ketentuan PP No. 60 Tahun 1959 tersebut, maka ditetapkanlah 7 jenis koperasi (Pasal 3) yaitu :
1. Koperasi Desa 2. Koperasi Pertanian 3. Koperasi Perikanan
4. Koperasi Kerajinan/Industri 5. Koperasi Simpan Pinjam 6. Koperasi Konsumsi
2.2.1.2.Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam adalah badan usaha yang dapat memberikan bantuan pinjaman baik dari anggota koperasi maupun non anggota koperasi yang bertujuan untuk :
1. Membantu masyarakat dalam rangka berusaha dalam bermodal
2. Menjauhkan dari para rentenir yang sering member pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi.
3. Membantu agar anggotanya dapat menabung sehingga pada saat dana terkumpul dapat digunakan oleh anggota koperasi maupun non anggota koperasi.
2.3. Metode Pengembangan Sistem
Metode SDLC air terjun (Waterfall) sering juga model sekuensial linier (Sequential linier) atau alur hidup klasik (classic life cycle). Menurut Sommerville (2011) tahapan utama dari waterfall model langsung mencerminkan aktifitas pengembangan dasar. Pada gambar 2.4 terdapat 5 tahapan pada waterfall model, yaitu analisis kebutuhan dan definisi, sistem dan perangkat lunak desain, implementasi dan pengujian unit, integrasi dan pengujian sistem, dan operasi dan perawatan. Gambar 2.4 merupakan gambar dari metode waterfall.
Sumber : Sommerville, 2011
Gambar 2.1 Waterfall Model
Berikut adalah penjelasan dari tahapan-tahapan tersebut : 1. Analisis Kebutuhan dan Definisi
Merupakan tahapan penetapan fitur, kendala dan tujuan sistem melalui konsultasi dengan pengguna sistem. Serta pemecahan masalah yang mengurangi bagian – bagian komponen dengan memplajari seberapa bagus bagian – bagian komponen itu bekerja dan berinteraksi untuk mencapai tujuan mereka. Dalam pengembangan sebuah sistem Analisis Kebutuhan dan Definisi dibutuhkan untuk mengidentifikasi dari sistem sebelumya dengan mempertimbangkan kebutuhan dari penguna sistem dan tujun dari sitem tersebut.
2. Sistem dan Perangkat Lunak Desain
Dibentuk suatu arsitektur sistem berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Dan juga mengidentifikasi dan menggambarkan abstraksi dasar sistem perangkat lunak dan hubungan-hubungannya. Desain sistem dilakukan untuk mengambarkan tentang bagaimana tampilan sistem itu akan di buat yang sesauai dengan hasil dari tahap anailis sistem. Sehingga membuat sistem mudah digunakan dan sangat nyaman bagi penguna.
3. Implementasi dan Pengujian Unit
Tahap implementasi, dimana kita mengimplementasikan perancangan system ke situasi nyata. Di sini kita mulai berurusan dengan pemilihan perangkat keras dan penyusunan perangkat lunak aplikasi (pengkodean/coding). Hasil dari desain perangkat lunak akan direalisasikan sebagai satu set program atau unit program.
Setiap unit akan diuji apakah sudah memenuhi spesifikasinya.
4. Integrasi dan Pengujian Sistem
Setiap unit program akan diintegrasikan satu sama lain dan diuji sebagai satu sistem yang utuh untuk memastikan sistem sudah memenuhi persyaratan yang ada. Dalam sebuah testing memiliki tiga bagian penting yaitu verifikasi, validasi dan deteksi, sehingga sistem benar – benar sesuai dengan tujauan dan terhindar dari kesalahan pada sistem. Setelah itu sistem akan dikirim ke pengguna sistem.
5. Operasi dan Pemeliharaan
Sistem diinstal dan mulai digunakan. pemeliharaan ( maintenance ) yaitu dengan memperbaiki error yang tidak ditemukan pada tahap pembuatan. Dalam tahap ini juga dilakukan pengembangan sistem seperti penambahan fitur dan fungsi baru.
2.4 Perancangan sistem UML (Unified Modelling Language)
Menurut Rosa dan Shalahuddin (2013), Unified Modelling Languange (UML) merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks pendukung. Pada perkembangan teknik pemograman berorientasi objek, munculah sebuah standarisasi bahasa pemodelan untuk pembangunan perangkat lunak yang di bangun dengan menggunakan teknik pemograman berorientasi objek yaitu Unified Modeling Language (UML) dalam UML terdiri dari 13 macam diagram yang dikelompokan dalam 4 kategori sebagai berikut :
1. Use Case Diagram
Use Case diagram digunakan untuk menggambarkan sistem dari sudut pandang pengguna sistem tersebut (user). Sehingga pembuatan use case diagram lebih baik dititik beratkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan
berdasarkan alur atau urutan kejadian. Sebuah use case diagram mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem.
.Tabel 2.2 Simbol Use Case Diagram Simbol Fungsi
Keterangan
Nama Aktor
Actor
Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang;
biasanya dinyatakan menggunakan kata benda diawali frasa nama aktor.
<<extend>>
Ekstensi/
extend
Relasi use case tambahan kesebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu; mirip dengan prinsip inheritance pada pemrograman berorientasi objek; biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan.
<<include>>
<<uses>>
Menggunakan/
Include/ uses
Relasi use case tambahan kesebuah use case di mana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini.
Asosiasi/
Association
Komunikasi antar aktor dan use case yang berpartisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan aktor.
Tabel 2.3 Simbol Use Case Diagram Lanjutan Generalisasi/
generalization
Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum-khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya.
nama use case
Use Case
Fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan atar unit atau aktor, biasanya
dinyatakan dengan kata kerja di awal frasa nama use case.
Sumber : Rosa dan Shalahuddin (2013) 2. Class Diagram
Class Diagram adalah spesifikasi yang akan menghasilkan objek dan merupakan inti dari pengembangan dan design berorientasi objek. Class Diagram menggambarkan keadaan (atribut atau properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metode atau fungsi)
Tabel 2.4 Simbol Class Diagram
Simbol Fungsi Keterangan
Asosiasi/
association
Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity.
Agregasi/
Aggregation
Relasi antar kelas dengan makna semua-bagian (whole-part)
Kelas/ Class
Kelas pada struktur sistem.
nama_interface
Antarmuka/
Interface
Sama dengan konsep interface pada pemrograman berorientasi objek, yaitu sebagai antarmuka komponen agar tidak mengakses langsung komponen.
Generalisasi/
generalization
Relasi antar kelas dengan makna generalisasi spesialisasi (umum-khusus)
Tabel 2.5 Simbol Class Diagram Lanjutan
Sumber : Rosa dan Shalahuddin (2013) 1. Statechart Diagram
Menggabungkan semua state atau kondisi yang dimiliki dari suatu objek dari suatu class dan keadaan yang menyebabkan state berubah. Statechart diagram tidak digambarkan untuk semua class, hanya yang mempunyai sejumlah state yang terdefinisi dengan baik dan kondisi class berubah oleh state yang berbeda 2. Sequence Diagram
Menggambarkan interaksi antara sejumlah objek dalam urutan waktu.
Kegunananya untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antara objek juga interaksi antar objek yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem 3. Activity Diagram
Menggambarkan rangkaian aliran dari aktivitas, digunakan untuk mendeskripsikan aktifitas yang dibentuk dalam suatu operasi sehingga dapat juga digunakan untuk aktifitas lainnya. Diagram ini sangat mirip dengan flowchart karena memodelkan workflowdari suatu aktifitas ke aktifitas yang lainnya, atau dari aktifitas ke status. Pembuatan activity diagram pada awal pemodelan proses dapat membantu memahami keseluruhan proses. Activity
Kebergantungan/
Dependency
Relasi antar kelas dengan makna kebergantunagn antar kelas.
Asosiasi berarah/
directed association
Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lain, assosiasi biasanya disertai dengan multiplicity.
diagram juga digunakan untuk menggambarkan interaksi antara beberapa use case.
Tabel 2.6 Simbol Activity Diagram
Simbol Fungsi
Keterangan
Status Awal Status awal aktivitas system, sebuah diagram aktivitas memiliki status awal.
Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali kata kerja.
Percabangan/
decision
Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu.
Penggabunga n/ join
Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu.
Status akhir Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki status akhir.
Swimlane Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi
Sumber : Rosa dan Shalahuddin (2013) 2.5 Tinjauan Organisasi
2.5.1. Sejarah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada awalnya adalah merupakan salah satu divisi yang berada dibawah Pertamina. BPPT atau dikenal juga denganDivisi Advanced Technology Pertamina (APT),didirikan pada tahun 1976. Melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 25 tahun 1978, BPPT dibentuksebagai Lembaga Pemerintah non Departemen (LPND) dan berada dibawah serta bertanggungjawab langsung kepada Presiden.
Aktivitas
Nama swimlane
Selama 25 tahun berjalan Jabatan Kepala BPPT di rangkap oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Dalam kurun waktu tersebut BPPT telah melakukan perubahan struktur organisasi sesuai dengan tuntutan kebutuhan internal maupun eksternal. Dengan diterbitkannya Surat Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2006, tentang pengangkatan Kepala BPPT, secara otomatis Kepala BPPT resmi terpisah dengan Menteri Negara Riset dan Teknologi.
Sejak tahun 1978, BPPT telah mengalami beberapa kali penggantian Kepemimpinan, yaitu :
1. Prof.Dr.-Ing. B.J. Habibie 1978-1998 2. Prof.Dr.Ir. Rahadi Ramelan 1998-1998 3. Prof.Dr.Ir. Zuhal, MSEE 1998-1999 4. Dr. A.S. Hikam 1999-2001 5. Ir. M. Hatta Rajasa 2001-2004 6. Dr. Kusmayanto Kadiman 2004-2006 7. Prof.ir. Said D. Jenie, Sc.D. 2006-2008 8. Dr.Ir. Marzan A. Iskandar 2008- sekarang Di dalam Keppres 25/ 1978, Organisasi BPPT terdiri dari a) Kepala
b) Wakil Kepala c) Sekretaris
d) Direktur Sarana Teknologi
e) Direktur Sistem analisa
f) Direktur Pengembangan Kekayaan Alam g) Direktur Pengkajian Ilmu Dasar dan Terapan h) Direktur Pengembangan Teknologi
i) Direktur Pengkajian Industri j) Unit Pelaksana Teknis
Mengacu pada Keppres 25/ 1978, Direktorat Pengembangan Teknologi adalah merupakan cikal bakal dari Kedeputian TIEM. Sebagai Direktur Pengembangan Teknologi pada 1978 – 1982 ditunjukIr Harsono Djuned Puponegoro.
Selanjutnya melalui Keppres 31/ 1982, Direktorat Pengembangan Teknologi mengalami metamorfosa menjadi Deputi Bidang Pengembangan Teknologi (Bangtek). Kedeputian tersebut terdiri atas 5 unit direktorat yakni 1). Direktorat Pengkajian Teknologi Pemukiman dan Lingkungan Hidup, 2). Direktorat Pengkajian Teknologi Proses Industri, 3). Direktorat Pengkajian Teknologi Konversi dan Konservasi Energi dan 4). Direktorat Pengkajian Teknologi Elektronika dan Informatika serta 5). Direktorat Pembinaan Sarana Fisik dan Laboratorium. Pada masa tersebut Kedeputian Bidang Pengembangan Teknologi telah mengalami 3 (tiga) kali periode penggantian pimpinan (Deputi), yaitu : 1. Ir Harsono Djuned Puponegoro (1982 – 1986)
2. Prof. Dr. Ir Harsono Wiryosumarto (1986 – 1991) 3. Prof.Dr.Ir. Harijono Djojodihardjo (1991 – 1998)
Pada tahun 1998, BPPT melakukan reorganisasi dengan mengganti nama Kedeputian Bidang Pengembangan Teknologi (Bangtek) menjadi Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material. Reorganisasi tersebut tertuang di dalam Keppres 117/ 1998. Di dalam Keppres tersebut Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material (TIEM), terdiri atas 4 (empat) direktorat yang didukung oleh beberapat Unit Pelaksana Teknis (UPT). Unit-unit yang berada di bawah kedeputian tersebut adalah :
a) Direktorat Teknologi Informasi dan Elektronika b) Direktorat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi c) Direktorat Teknologi Material
d) Direktorat Teknologi Lingkungan
Sebagai pejabat pimpinan/ Deputi pada masa tersebut adalah Dr.Ir. Ashwin Sasongko Sastrosubroto, MSc (1998 – 2000)
Pada tahun 2000, Presiden RI menerbitkan Keppres 178/ 2000 yang merupakan penyempurnaan atas Keppres mengenai organisasi BPPT sebelumnya.
Pada Masa tersebut sebagai pejabat pimpinan Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material, adalah :
1. Dr. Rachmad Mulyadi 2000- 2002 2. Dr.Ir. Martin Djamin, MSc. 2002 – 2005 3. Dr. Ir. Marzan Azis Iskandar 2005- 2009
Pada tahun 2006, BPPT melakukan reorganisasi yang bersifat internal melalui regruping dan fokusing terhadap bidang-bidang teknologi pada unit
eselon 2 (setingkat direktorat). Perubahan internal BPPT tersebut tertuang di dalam Keputusan Kepala BPPT Nomor: BPPT 170/Kp/KA/BPPT/IV/2006. Untuk selanjutnya Kedeputian Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material terdiri atas 4 (empat) unit eselon 2 yang berupa “pusat” dan didukung oleh balai- balai.
Unit- unit yang berada dibawah Kedeputian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK)
2. Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi (PTPSE) 3. Pusat Teknologi Konversi dan Konservasi Energi (PTKKE) 4. Pusat Teknologi Material (PTM)
5. Balai Jaringan IPTEKNET
6. Balai Besar Teknologi Energi ( B2TE )
7. Balai Rekayasa Disain dan Sistem Teknologi ( BRDST ) 8. Balai Pengkajian Teknologi Polimer ( BPTP )
9. Unit Pelaksana Teknis Pengembangan Seni dan Teknologi Keramik dan Porselen, Bali (UPT-PSTKP)
Selama ini BPPT secara langsung mendukung pengembangan wilayah di Tulang Bawang sehingga wilayah ini berhasil tumbuh dan berkembang seperti sekarang ini. Kontribusi BPPT terhadap pembangunan wilayah ini saya rasa sangat bagus‚•, demikian antara lain dikatakan Kepala BPPT Marzan A Iskandar di depan para pegawai Balai Besar Teknologi Pati (B2TP) BPPT di Lampung, Senin (11/1).
B2TP merupakan balai BPPT yang memiliki tugas pokok untuk melaksanakan pengkajian, pengembangan dan penerapan teknologi produksi sumberdaya pati, proses diversifikasi produk berbasis pati, produksi etanol dan derivatifnya untuk memenuhi kebutuhan industri pangan, non-pangan, maupun energi. B2TP berlokasi di Desa Dwi Warga Tunggal Jaya, Unit II, Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang, Lampung.
Kepala BPPT mengharapkan, ke depan BPPT akan selalu melakukan kegiatan yang bermanfaat secara langsung kepada masyarakat. ‚Untuk itu, kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat seharusnya dapat kita hindari agar tidak mengganggu kinerja kita dalam mencapai target yang lebih besar lagi.
Dalam era baru sekarang ini, BPPT ingin menjalin kerjasama yang bermanfaat dan mempunyai target riil yang harus dicapai. Kepala BPPT menjelaskan bahwa dalam evaluasi kinerja selama satu tahun, BPPT telah berhasil melakukan peningkatan jumlah mitra. Selain itu peningkatan disiplin pegawai BPPT saat ini jauh lebih baik. Bahkan saat ini pimpinan BPPT dinilai lebih terbuka di mata mitra sehingga para mitra menjadi antusias untuk melakukan kerjasama lebih lanjut.
Peningkatan lainnya pun dapat kita lihat dari website BPPT yang sekarang ini sudah lebih baik. Hal ini penting mengingat website merupakan sarana untuk mendapatkan dan memberikan informasi, baik diantara pegawai BPPT itu sendiri maupun dengan pihak luar. Perbaikan yang dilaksanakan dalam berbagai aspek di BPPT terkait erat dengan adanya rencana Reformasi Birokrasi yang tengah digulirkan. Target yang ingin dicapai adalah pelaksanaan sistem tata kerja kerekayasaan yang menjadi platform kerekayasaan.
2.6 Metode Pengujian Aplikasi 2.6.1 Metode Pengujian Black Box
Pengujian Black Box merupakan pendekatan komplementer dari teknik White Box, karena pengujian black box diharapkan mampu mengungkap kelas kesalahan yang lebih luas dibandingkan teknik White Box. Pengujian Black Box berfokus pada pengujian persyaratan fungsional perangkat lunak, untuk mendapatkan serangkaian kondisi input yang sesuai dengan persyaratan fungsional suatu program (Smirnov, 2002 & Laurie, 2006).
Pengujian Black Box adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian Black Box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak dicek apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian Black Box berusaha menemukan kesalahan dalam kategori :
1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang.
2. Kesalahan interface
3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
4. Kesalahan kinerja.
5. Inisialisasi dan kesalahan terminasi
Penggunaan metode dalam Black Box testing terdiri dari 3, yaitu : 1. Pengujian graph-based.
2. Equivalence Partitioning (Partisi ekuivalensi).
3. Boundary Value Analysis (Analisis Nilai Batas).
2.5.2 Metode Pengujian Model ISO
Model ISO-25010 merupakan bagian dari Software product Quality Requirements and Evaluation (SQuaRE), yang merupakan pengembangan dari model kualitas perangkat lunak sebelumnya yaitu ISO-9126. Dalam model ISO- 25010 ini digunakan untuk melihat kualitas suatu perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan, instansi ataupun organisasi. Metode ISO 25010 ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kualitas sistem perangkat lunak secara spesifik berdasarkan dua dimensi umum, yaitu dimensi product quality, dimana prosesnya mengacu pada karakteristik intrinsik dari sebuah produk perangkat lunak, memiliki beberapa elemen antara lain meliputi functional suitability, reliability, operability, performance efficiency, security, compatibility, maintainability dan transferability. Quality in use dan product quality. Sedangkan pada dimensiquality in use, terdapat beberapa karakteristik relatif yang ditinjau dari perspektif user antara lain Usability in use, Flexibility in use, dan Safety. (Alfian, 2010).
Gambar 2.2 Model kualitas produk ISO/IEC 25010
Adapun dimensi yang pertama terdapat beberapa faktor elemen diantaranya :
1) Functionality (Fungsionalitas). Kemampuan perangkat lunak untuk Merupakan tingakatan dimana perangkat lunak dapat menyediakan fungsionalitas yang dibutuhkan ketika perangkat lunak digunakan pada kondisi spesifik tertentu dalam hal ini perangkat lunak dapat memenuhi kelayakan dari sebuah fungsi untuk melakukan pekerjaan yang spesifik bagi pengguna dan dapat memberikan hasil yang tepat dan ketelitian terhadap tingkta kebutuhan pengguna. Karakteristik ini dibagi menjadi beberapa karakteristik yaitu.
a. Functional completeness, sejauh mana fungsi yang disediakan mencakup semua tugas dan tujuan pengguna secara spesifik.
b. Functional correctness, sejauh mana produk atau sistem menyediakan hasil yang benar sesuai kebutuhan.
c. Functional appropriateness, sejauh mana fungsi yang disediakan mampu memfasilitasi penyelesaian tugas dan tujuan tertentu.
2) Compatibility
Sejauh mana sebuah produk, sistem atau komponen dapat bertukar informasi dengan produk, sistem atau komponen dan/atau menjalankan fungsi lain yang diperlukan secara bersamaan ketika berbagi perangkat keras dan environment perangkat lunak yang sama. Karakteristik ini dibagi menjadi 2 karakteristik yaitu.
a. Co-existence, sejauh mana produk atau sistem dapat menjalankan fungsi yang dibutuhkan secara efisien sementara berbagi sumber daya dengan produk atau sistem yang lain tanpa merugikan produk atau sistem tersebut.
b. Interoperability, sejauh mana dua atau lebih produk, sistem atau komponen dapat bertukar informasi dan menggunakan informasi tersebut.
3) Usability
Sejauh mana sebuah produk atau sistem dapat digunakan oleh user tertentu untuk mencapai tujuan dengan efektif, eficiency, dan kepuasan tertentu dalam konteks penggunaan. Karakteristik ini terbagi menjadi beberapa karakteristik yaitu.
a. Appropriateness recognizability, sejauh mana pengguna dapat mengetahui apakah sistem atau produk sesuai kebutuhan mereka.
b. Learnability, sejauh mana produk atau sistem dapat digunakan oleh pengguna untuk mencapai tujuan tertentu yang belajar menggunakan sistem atau produk
dengan efisien, efektif, kebebasan dari resiko dan kepuasan dalam konteks tertentu.
c. Operability, sejauh mana produk atau sistem mudah dioperasikan dan dikontrol.
d. User error protection, sejauh mana produk atau sistem melindungi pengguna terhadap membuat kesalahan.
e. User interface aesthetics, sejauh mana antarmuka pengguna dari produk atau sistem memungkinkan interaksi yang menyenangkan dan memuaskan pengguna.
f. Accessibility, sejauh mana produk atau sistem dapat digunakan oleh semua kalangan untuk mencapai tujuan tertentu sesuai konteks penggunaan.
4) Reliability Merupakan tingkatan dimana perangkat lunak dapat bertahan pada tingkatan tertentu ketika digunakan oleh pengguna pada kondisi yang spesifik dalam hal ini perangkat lunak dapat beroperasi dan siap ketika dibutuhkan untuk digunakan dan juga dapat bertahan pada tingkat kemampuan tertentu terhadap kegagalan, kesalahan serta perangkat lunak kembali pada tingkat tertentu dalam mengembalikan pengembalian data yang disebabkan kegagalan atau kesalahan pada perangkat lunak. Karakteristik ini terbagi menjadi beberapa subkarakteristik yaitu.
a. Maturity, sejauh mana produk atau sistem mampu memenuhi kebutuhan secara handal di bawah keadaan normal.
b. Availability, sejauh mana produk atau sistem siap beroperasi dan dapat diakses saat perlu digunakan.
c. Fault tolerance, sejauh mana produk atau sistem tetap berjalan sebagaimana yang dimaksud meskipun terjadi kesalahan pada perangkat keras atau perangkat lunak.
d. Recoverability, sejauh mana produk atau sistem mampu dapat memulihkan data yang terkena dampak secara langsung dan menata ulang kondisi sistem seperti yang diinginkan ketika terjadi gangguan.
5) Security
Sejauh mana sebuah produk atau sistem melindungi informasi dan data sehingga seseorang atau sistem lain dapat mengakses data sesuai dengan jenis dan level otorisasi yang dimiliki. Karakteristik ini terbagi menjadi beberapa karakteristik yaitu.
a. Confidentiality, sejauh mana produk atau perangkat lunak memastikan data hanya bisa diakses oleh mereka yang berwenang untuk memiliki akses.
b. Integrity, sejauh mana produk atau perangkat lunak mampu mencegah akses yang tidak sah untuk memodifikasi data.
c. Non-repudiation, sejauh mana peristiwa atau tindakan dapat dibuktikan telah terjadi, sehingga tidak ada penolakan terhadap peristiwa atau tindakan tersebut.
d. Accountability, sejauh mana tindakan dari suatu entitas dapat ditelusuri secara unik untuk entitas.
e. Authenticity, sejauh mana identitas subjek atau sumber daya dapat terbukti menjadi salah satu yang diklaim.
6) Portability
Sejauh mana keefektifan dan efisiensi sebuah sistem, produk atau komponen dapat dipindahkan dari satu perangkat keras, perangkat lunak atau digunakan pada lingkungan yang berbeda. Karakteristik ini dibagi menjadi beberapa karakteristik yaitu.
a. Adaptability, sejauh mana produk atau sistem dapat secara efektif dan efisien disesuaikan pada perangkat lunak, perangkat keras dan lingkungan yang berbeda.
b. Installability, sejauh mana produk atau sistem dapat berhasil dipasang atau dihapus dalam lingkungan tertentu.
c. Replaceability, sejauh mana produk atau sistem dapat menggantikan produk atau sistem lain yang ditentukan untuk tujuan yang sama pada lingkungan yang sama.
7) Performance efficiency Merupakan tingkatan dimana perangkat lunak dapat memberikan kinerja terhadap sejumlah sumber daya yang digunakan pada kondisi tertentu dalam hal ini performance efficiency dapat memberikan reaksi dan waktu yang dibutuhkan ketika melakukan aksi dari sebuah fungsi dan perangkat lunak dapat menggunakan sejumlah sumber daya ketika melakukan aksi dari sebuah fungsi. Kinerja relatif terhadap sumber daya yang digunakan dalam kondisi tertentu. Karakteristik ini terbagi menjadi beberapa subkarakteristik yaitu.
a. Time behaviour, sejauh mana respon dan pengolahan waktu produk atau sistem dapat memenuhi persyaratan ketika menjalankan fungsi.
b. Resource utilization, sejauh mana jumlah dan jenis sumber daya yang digunakan oleh produk atau sistem dapat memenuhi persyaratan ketika menjalankan fungsi.
c. Capacity, sejauh mana batas maksimum parameter produk atau sistem dapat memenuhi persyaratan.
8) Maintainability Merupakan tingkat dimana sebuah perangkat lunak dapat dimodifikasi. Dalam hal ini modifikasi adalah pebaikan, perubahan atau penyesuaian perangkat lunak untuk dapat berubah pada lingkungan , kebutuhan dan fungsionalitas yang spesifik. Selain itu perangkat lunak dapat dianalisi untuk mengetahui apa yang menyebabkan kegagalan pada perangkat lunak untuk mengidentifikasi bagian yang dapat dimodifikasi. Sejauh mana keefektifan dan efisiensi dari sebuah produk atau sistem dapat dirawat. Karakteristik ini terbagi menjadi beberapa subkarakteristik yaitu.
a. Modularity, sejauh mana sistem terdiri dari komponen terpisah sehingga perubahan atau modifikasi pada salah satu komponen tersebut memiliki dampak yang kecil terhadap komponen yang lain.
b. Reusability, sejauh mana aset dapat digunakan lebih oleh satu sistem atau digunakan untuk membangun aset lain.
c. Analyzability, tingkat efektivitas dan efisiensi untuk mengkaji dampak perubahan pada satu atau lebih bagian-bagian produk atau sistem, untuk mendiagnosis kekurangan atau penyebab kegagalan produk, untuk mengidentifikasi bagian yang akan diubah.
d. Modifiability, sejauh mana produk atau sistem dapat dimodifikasi secara efektif dan efisien tanpa menurunkan kualitas produk yang ada.
e. Testability, tingkat efektivitas dan efisiensi untuk membentuk kriteria uji dari produk, sistem atau komponen dan uji dapat dilakukan untuk menentukan apakah kriteria tersebut telah terpenuhi.
2.7 Aplikasi
2.7.1 Pengertian aplikasi
Menurut Safaat (2012) Perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugas yang diinginkan pengguna. Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna. Contoh utama perangkat lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media.
Beberapa aplikasi yang digabung bersama menjadi suatu paket kadang disebut sebagai suatu paket atau suite aplikasi (application suite). Contohnya adalah Microsoft Office dan Open Office.org, yang menggabungkan suatu aplikasi pengolah kata, lembar kerja, serta beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi-aplikasi dalam suatu paket biasanya memiliki antarmuka pengguna yang memiliki kesamaan sehingga memudahkan pengguna untuk mempelajari dan menggunakan setiap aplikasi. Sering kali, aplikasi ini memiliki kemampuan untuk saling berinteraksi satu sama lain sehingga menguntungkan pengguna. Contohnya, suatu lembar kerja dapat dibenamkan dalam suatu dokumen pengolah kata walaupun dibuat pada aplikasi lembar kerja yang terpisah.
2.7.2 Web
Menurut Hakim Lukmanul (2004) Website adalah fasilitas internet penghubung dokumen dalam lingkup lokal maupun jarak jauh. Dokumen pada website disebut dengan web page sementara link dalam website memungkinkan pengguna bisa berpindah dari satu page ke page lain (hyper text), baik diantara page yang disimpan dalam server yang sama maupun server diseluruh dunia.
Pages diakses dan dibaca lewat browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Mozila Firefox, Google Chrome dan aplikasi browser lainnya.
2.7.3 PHP
Menurut Saputra (2011) PHP atau yang memiliki kepanjangan PHP Hypertext Preprocessor merupakan suatu bahasa pemrograman yang difungsikan untuk membangun suatu website dinamis. PHP menyatu dengan kode HTML, maksudnya adalah beda kondisi. HTML digunakan sebagai pembangun atau pondasi dari kerangka layout web, sedangkan PHP difungsikan sebagai prosesnya sehingga dengan adanya PHP tersebut, web akan sangat mudah di-maintenance.
PHP berjalan pada sisi server sehingga PHP disebut juga sebagai bahasa Server Side Scripting. Artinya bahwa dalam setiap/untuk menjalankan PHP, wajib adanya web server.
PHP ini bersifat open source sehingga dapat dipakai secara cuma-cuma dan mampu lintas platform, yaitu dapat berjalan pada sistem operasi Windows maupun Linux. PHP juga dibangun sebagai modul pada web server apache dan sebagai binary yang dapat berjalan sebagai CGI.
2.7.4 MySQL
Menurut Kustiyahningsih dkk. (2010) Basis data adalah sekumpulan informasi yang diatur agar mudah dicari. Dalam arti umum basis data adalah sekumpulan data yang diproses degan bantuan komputer yang memungkinkan data dapat diakses dengan mudah dan tepat, yang dapat digambarkan sebagai aktivitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi.
MySQL merupakan suatu database. MySQL dapat juga dikatakan sebagai database yang sangat cocok bila dipadukan dengan PHP. Secara umum, database berfungsi sebagai tempat atau wadah untuk menyimpan, mengklasifikasikan data secara prefosional. MySQL bekerja menggunakan SQL Language (Structure Query Language). Itu dapat diartikan bahwa MySQL merupakan standar penggunaan database di dunia untuk pengolahan data.
MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Sedangkan RDBMS sendiri akam lebih banyak mengenal istilah seperti tabel, baris, dan kolom digunakan dalam perintah-perintah di MySQL. MySQL merupakan sebuah basis data yang mengandung satu atau sejumlah tabel.
Di dalam PHP telah menyediakan fungsi untuk koneksi ke basis data dengan sejumlah fungsi untuk pengaturan baik menghubungkan maupun memutuskan koneksi dengan server database MySQL sebagai sarana untuk mengumpulkan informasi.
Pada umumnya, perintah yang paling sering digunakan dalam mySQL adalah select (mengambil), insert (menambah), update (mengubah), dan delete (menghapus). Selain itu, SQL juga menyediakan perintah untuk membuat database, field, ataupun index guna menambah atau menghapus data.