BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan diperlukan untuk memperkaya dan mencari bahan untuk penelitian sehingga dapat digunakan dalam kerangka berpikir, oleh karena itu maka terdapat beberapa penelitian yang relevan di antaranya :
1. Penelitian yang telah dilakukan (Gumantan & Fahrizqi, 2020) yang berjudul
“Pengaruh Latihan Fartlek dan Cross Country Terhadap VO2Max Atlet Futsal Universitas Teknokrat Indonesia” Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel bebas (treatment) terhadap variabel terikat dengan cara memanipulasi variabel bebas untuk kemudian melihat efeknya dalam variabel terikat. Populasi dan sampel pada penelitian ini merupakan mahasiswa yang mengikuti UKM Futsal Universitas Teknokrat Indonesia yang berjumlah 30 mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan merupakan total sampling yaitu, seluruh anggota populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes bleep test. Berdasarkan hasil perhitungan uji pengaruh diperoleh nilai Thitung 22,69 > Ttable 2,145 untuk α 5% dengan dk= 14 yang berarti terdapat pengaruh data hasil pre test dan data hasil post test kelompok latihan cross country dan Berdasarkan hasil perhitungan uji pengaruh diperoleh nilai Thitung 25,94> Ttable 2,145 untuk α 5% dengan dk=
14, yang berarti terdapat pengaruh data hasil pre test dan data hasil post test kelompok latihan fartlek maka maka latihan cross country dan latihan fartlek terdapat pengaruh.
2. Penelitian yang dilakukan (Kusuma et al., 2020) yang berjudul “Pengaruh
latihan small sided games terhadap peningkatan VO2Max peserta ekstrakurikuler futsal Sekolah Menengah Pertama labschool unesa” Metode penelitian yang digunakan merupakan metode eksperimen semu (quasi
experiment), karena adanya hubungan sebab dan akibat antar variabel tetapi tidak menggunakan kelompok control. Sasaran penelitian dalam penelitian ini merupakan siswa/siswi ekstrakurikuler futsal di Sekolah Menengah Pertama Labschool Unesa. Dalam penelitian ini menerapkan sistem permainan 3 lawan 3, maka jumlah subjek penelitian yang digunakan adalah 18 peserta didik dan 4 peserta didik sebagai cadangan. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara acak atau sampel random. Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh latihan small sided games terhadap VO2Max adalah t-test / uji-t, untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh small sided games terhadap peningkatan VO2Max merupakan Uji paired t-test. nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,00. Data dikatakan memiliki pengaruh yang signifikan jika nilai Sig. kurang dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada latihan small sided games terhadap peningkatan VO2Max.
3. Dalam penelitian (Arifin, 2019) yang berjudul “Pengaruh latihan game dan
sprint 50 m terhadap peningkatan VO2Max atlet sepakbola SSB Kakimas dampit Kabupaten malang kelompok umur 14-15” metode yang digunakan merupakan metode eksperimental. Sedangkan bentuk Rancangan penelitian yang digunakan merupakan “one-group Pretest-posttest design” yaitu dengan menggunakan satu subjek yang diberi dua macam perlakuan, semua sampel dalam penelitian ini berjumlah 42 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan bleep test. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik Uji –t. analisis data yang diperoleh nilai Thitung = 14.669 sedangkan nilai t tabel = 2.68 pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (d.b) adalah N – 1 = 41, dengan demikian berarti Thitung > Ttabel, hasil dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara latihan game dan latihan sprint 50 meter terhadap peningkatan VO2Max dalam permainan sepakbola pada atlet sepakbola SSB Kakimas Dampit Kabupaten Malang kelompok umur 14-15 tahun.
4. Pada Penelitian yang dilakukan (Watulingas et al., 2014) dengan judul
“Pengaruh latihan fisik aerobic terhadap VO2Max pada mahasiswa pria dengan berat badan lebih (overweight)” metode yang digunakan merupakan metode eksperimen Populasi penelitian merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran UNSRAT Program Studi Kedokteran Umum angkatan 2009 berjumlah 350 orang. Subjek penelitian berjumlah 32 mahasiswa yang memenuhi kriteria inklusi yaitu laki-laki berusia 18-25 tahun menggunakan IMT ≥ 23 kg/m dan layak mengikuti program latihan (seleksi dengan kuesioner PAR-Q), jumlah subjek yang menyelesaikan penelitian hanya 28 mahasiswa. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji-t berpasangan didapatkan bahwa nilai VO2Max didapatkan hasil secara bermakna p = 0,000. Hal ini terdapat pada hasil rerata nilai VO2Max sebelum perlakuan sebesar 30.05 ml/kg/menit dan sesudah perlakuan sebesar 35.73 ml/kg/menit. Dari hasil analisis data penelitian didapat bahwa terjadi peningkatan nilai VO2Max sesudah perlakuan pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado Angkatan 2009.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Futsal
Kata futsal berasal dari kata “fut” menurut istilah futbol atau futebol, yang dalam bahasa spanyol dan portugal yang berarti sepakbola. Dan istilah “sal” yang diambil dari istilah sala atau salao yang bearti di dalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal pada tahun 1989. Secara resmi FIFA menyatakan bahwa futsal diciptakan di montevideo, uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlo Ceriani seorang pelatih sepakbola berasal dari Argentina. Olahraga ini baru masuk Indonesia di awal abad 21 atau tahun 200-an, dan baru diakui oleh PSSI pada tahun 2004 (Halim, 2012).
(Gumantan & Fahrizqi, 2020) futsal adalah cabang olahraga permainan sejenis dengan sepakbola yang dilakukan di lapangan yang ukuran nya lebih sempit dan kecil, futsal olahraga yang sangat kompleks yang didominasi oleh penguasaan teknik dasar yang baik serta kemampuan fisik memiliki faktor penting dalam mendukung performa yang dihasilkan oleh atlet futsal jika skill baik, fisik tidak baik maka kemampuan maksimal tidak akan tercapai. (Festiawan, 2020) Futsal merupakan aktivitas permainan invasi (invasion games) beregu yang dimainkan lima lawan lima orang dalam durasi waktu tertentu. Selain itu juga futsal sebagai olahraga tim memberikan dampak psikologis terhadap capaian prestasi, diantaranya adalah tidak terdapatnya motivasi yang tinggi dalam olahraga tim maka akan menggangu penampilan rekan satu tim lainnya (Nopiyanto et al., 2019).
Menurut (Badaru, 2017) Futsal merupakan permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuan permainan ini adalah memasukan bola ke gawang lawan, menggunakan cara memanifulasi bola menggunakan kaki. Selain lima pemain utama, setiap tim pula diizinkan memiliki pemain cadangan. Tidak seperti permainan sepak bola dalam ruangan lainya, lapangan futsal dibatasi garis, bukan net atau papan. Futsal merupakan jenis permainan yang tidak jauh berbeda dengan sepak bola. Inti dari permainan ini
merupakan menendang bola kesana kemari, merebut bola dari pemain satu dan lainya dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan, atau mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola (Kurniawan, 2011).
Menurut (Lhaksana, 2011) Futsal merupakan permainan yang sangat cepat dan selalu bergerak, dari segi lapangan yang relatif kecil, hampir tidak ada ruang untuk melakukan kesalahan. Futsal merupakan olahraga beregu, kolektivitas tinggi akan mengangkat prestasi. Futsal merupakan permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing- masing tim beranggotakan lima orang dengan tujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan, dengan cara manipulasi bola dan kaki”
(Kurniawan, 2011).
Futsal merupakan permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang masing masing beranggotakan lima orang. Dengan tujuan memasukkan bola ke gawang lawan, dengan memanipulasi bola dengan kaki dan anggota tubuh lain selain tangan, kecuali posisi kiper. Selain lima pemain utama, setiap tim diizinkan memiliki pemain cadangan (Aprilianto & Fahrizqi, 2020). Futsal saat ini merupakan olahraga yang sangat digemari dan dimainkan di berbagai bidang, baik anak-anak, remaja, pria, wanita, amatir maupun profesional. Meluasnya perkembangan olahraga futsal disebabkan oleh karakteristiknya. Ini memberi pemain kebebasan untuk melatih keterampilan mereka dan mematuhi aturan permainan yang ada. Setiap permainan memiliki tujuan bisa bermain diliga nasional yang diselenggarakan pada setiap negara. Prestasi dalam olahraga ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah memiliki fisik yang prima, menguasai teknik, taktik, memiliki psikologis dan moral yang terpuji, disiplin, dedikasi dan tekun berlatih (Harsono, 2017).
(Maryami, 2016) menjelaskan bahwa kompetisi futsal di tingkat regional, nasional, maupun internasional telah banyak diselenggarakan sebagai cara meningkatkan prestasi. Futsal adalah untuk bersenang-senang tapi ada juga yang menjadikan futsal sebagai olahraga prestasi. Futsal memiliki ciri khas menyerupai sepak bola yang membedakannya ukuran lapangan, jumlah pemain, dan beberapa poin aturan
permainan, sehingga futsal menjadi olahraga yang olahraga baru yang masuk di Indonesia pada awal tahun 2000. Induk organisasi futsal di Indonesia sendiri dipimpin oleh AFI (Asosiasi Futsal Indonesia) pada tahun 2014 yang kemudian berubah nama menjadi FFI (Federasi Futsal Indonesia) pada tahun 2015. Futsal memiliki tujuan yang berbeda untuk setiap pelaku yang berbeda, beberapa menggunakannya populer di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan futsal yang diselenggarakan oleh instansi perkantoran, antara siswa, dan acara futsal yang diselenggarakan untuk sekolah. Futsal merupakan olahraga yang memiliki ciri- ciri menarik, Selain stamina, kecepatan dan kelincahan, mental dan strategi juga dibutuhkan. Terutama menggiring bola, mengoper, mempertahankan pertahanan, Menyerang daerah musuh dengan cepat dan akurat.
Dari berbagai pendapat diatas dapat diidentifikasikan bahwa futsal adalah permainan yang dimodifikasi dari sepakbola yang dimainkan oleh lima orang didalam maupun diluar ruangan yang dimainkan pada lapangan kecil dengan bola yang berukuran lebih kecil dari ukuran sepakbola serta membutuhkan kecepatan dan ketahanan fisik yang baik. Selain lima oarang yang bermain didalam lapangan pada permainan futsal terdapat juga pemain cadangan yang jumlah nya dapat di tentukan sesuai dengan ketentuan regulasi yang ada. Futsal merupakan olahraga yang menarik dan mudah di mainkan, sehingga futsal menjadi olahraga yang paling digemari dari semua kalangan dan usia.
a. Peraturan Permainan Futsal
Dalam permainan futsal seluruh pemain diperbolehkan melakukan kontak fisik (body- contact) dalam mempertahankan bola akan tetapi kontak fisik ini bersifat ringan dan tidak membahayakan lawan. Jika dalam melakukan kontak fisik yang hampir membahayakan seperti menjatuhkan lawan dengan sengaja maka akan diberi sanksi kartu kuning sebagai peringatan dan jika dalam melakukan kontak fisik yang keras seperti menendang lawan dengan sengaja, memukul atau meludahi lawan maka diberi sanksi kartu merah dan di keluarkan dari lapangan (Fitranto et al., 2020).
(Futsal Law Of the Game, 2021) FIFA sebagai induk olahraga futsal yang telah mengeluarkan peraturan yang meliputi semua hal yang berhubungan dengan permainan futsal, bagaimana permainan dimainkan, ukuran lapangan, bola, serta jumlah pemain dan waktu pertandingan.
1. Lapangan merupakan tempat melakukan nya permainan dan pertandingan futsal, dalam pertandingan nasional maupun internasional lapangan harus memenuhi stadar nasional atau internasional yang sesuai dengan ketetapan FIFA maka lapangan harus memiliki bentuk dan permukaan yang rata dengan ukuran panjang 25-42 m, Lebar 15-25 m. untuk pertandingan internasional panjang 38-42 m dan lebar 18-25 m.
Lapangan di lengkapi oleh garis pembatas lapangan garis yang ukuran lebih panjang di sebut garis samping (touch line) sedangkan garis yang lebih pendek disebut (goal line) lebar garis pembatas 8 cm. Lapangan dibagi menjadi dua bagian dengan luas yang sama da diberi garis, garis tersebut disebut garis tengah. Titik tengah ditandai titik tepat ditengah lapangan, dari titik tengah dibuat lingkaran dengan jari-jari 3 m.
Gambar 2. 1. Gambar Lapangan Futsal Sumber:https://ukuran.co/ukuran-lapangan-futsal/
Area pinalti adalah area di depan gawang yang ditandai dengan garis setengah lingkaran dibuat dua garis seperempat lingkaran dengan jari-jari 6 m didalam lapagan dengan titk pusat setiap tiang gawang dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Tendangan titik pinalti petama : Terletak pada posisi dengan jarak 6 m dari titik tengah yang berada diantara kedua tiang gawang, b. Tendangan titik pinalti kedua : Terletak pada posisi dengan jarak 10 m dari titik tengah yang berada diantara kedua tiang gawang. Tendangan sudut berbentuk seperempat lingkaran dengan jari-jari 25 cm. Tendangan sudut adalah jalan untuk memulai kembali permainan, melalui tendangan sudut dapat menciptakan peluang untuk mencetak gol. Daerah pergantian pemain ditandai dengan garis yang memotong garis samping, dengan lebar garis 8 cm dan panjang 80 cm (40 cm di dalam lapangan 40 cm di luar lapangan)
2. Bola adalah suatu media pembantu dalam sebuah pertandingan seperti permainan basket, voli, sepakbola, futsal dan permainan lainya, bola berbentuk bulat dengan ruang sisi melengkung. Pada permainan futsal bola yang gunakan berbeda dengan bola pada permainan sepakbola. Ukuran bola futsal lebih kecil dari bola yang dipakai untuk permainan sepakbola. Menurut standar aturan resmi FIFA dalam (Futsal Law Of the Game, 2021) bola yang digunakan : a. Mempunyai bentuk bulat b. Bahan kulit atau sejenisnya c. Keliling/lingkaran 62-64 cm d) Berat bola 400-440 gram e) Tekanan bola sama dengan 0,6-0,9 atmosfir (600-900g/cm3) Jika di pantulkan bola memiliki ketinggian antara 50cm-65cm dari dua meter.
Gambar 2.2. Bola Futsal
https://sportaways.com/futsal/perlengkapan-futsal/bola-futsal.html
3. Menurut KBBI Gawang adalah dua tiang yang dihubungkan dengan kayu palang pada bagian ujung atas, dua tiang yang berpalang sebagai tempat sasaran memasukkan bola (dalam permainan sepak bola dan sebagainya). Gawang Dalam permainan futsal dapat dikatakan sama hal nya dengan permainan sepakbola yang
menggunakan lapangan, bola, dan gawang. Antara permainan futsal dengan sepakbola ukuran gawang berbeda, tinggi gawang memiliki ukuran 2 m dan lebar gawang 3 m. Gawang pula memiliki jaring yang dipasang pada bagian belakang tiang gawang dan mistar gawang dengan ukuran bagian atas jaring gawang adalah 80cm dan ukuran bagian bawah gawang 100cm, kemudian bahan tali gawang dianjurkan dengan tali nilon agar lebih kuat dan tahan lama.
Gambar2. 3. Gawang
Sumber : garudasports.co.id/olahraga/futsal/gawang/ukuran/
4. Permainan futsal dimainkan oleh dua tim yang setiap tim masing-masing memiliki lima pemain inti dan setiap tim diperbolehkan memiliki pemain cadangan. Dalam pergantian pemain pada permainan futsal tidak terbatas yang artinya jika pemain sudah keluar/digantikan tetap dapat masuk dan bermain kembali dalam lapangan. Jika dalam salah satu tim belum lengkap atau pemain kurang dari lima maka pertandingan dapat dimulai sesuai keputusan wasit yang memimpin pertandingan.
5. Waktu Pertanding, tidak jauh berbeda dengan permainan olahraga lainya, permainan futsal memiliki waktu pertandingan. Pertandingan futsal dibagi menjadi 2 babak/periode yang masing-masing babak/periode berdurasi 20 menit. Menurut (Futsal Law Of the Game, 2021) setiap tim berhak untuk time out 1 menit dalam satu
baba/periode. Waktu istirahat dari babak pertama menuju babak ke dua selama 15-10 menit, tidak berlaku pada waktu tambahan jika gol masih sama imbang.
b.Teknik Dasar Bermain Futsal
Dalam permainan futsal ada beberapa teknik dasar yang harus di pahami dan dikuasai, yang secara umum tidak jauh berbeda dengan permaian sepakbola. Teknik dasar harus di pahami dan dikuasai karna akan menunjang pada keberhasilan baik secara individu maupun kelompok/tim. Menurut Fahrizqi dalam (Aprilianto &
Fahrizqi, 2020) Teknik dasar permainan futsal menentukan sampai dimana seorang pemain dapat meningkatkan mutu permainannya. Teknik dasar merupakan proses melakukan gerakan dasar yang dilakukan dalam kondisi sederhana dan mudah.
Khususnya untuk olahraga futsal teknik dasar berperan penting dan sudah seharusnya dikuasai dengan baik, karena dalam permainan olahraga futsal dituntut untuk tidak terlalu lama saat membawa atau menahan bola, intensitas cepat dan tinggi, pertahanan yang kuat serta mempunyai pola dan skema penyerangan yang teratur (Budiwanto, 2012).
Permainan futsal merupakan permainan beregu yang dimainkan pada lapangan yang berukuran lebih kecil dari lapangan sepakbola, sehingga mengandalkan kecepatan dan ketepatan serta kerjasama tim yang baik. ada beberapa kemampuan futsal yang harus dikasai di antaranya : 1. teknik dasar mengumpan (passing), 2. tehik dasar menahan bola (control), 3. teknik dasar menggiring bola (shoting), 4. teknik dasar menembak bola (shoting), 5. teknik dasar heading.
a. Passing mengalirkan bola atau memindahkan bola dari satu tempat ketepat lainya dengan cara di tendang oleh satu pemain kepada pemain lainnya. Pasing merupakan teknik yang wajib dikuasai, karena passing merupakan upaya mempermudah setiap pemain futsal untuk menyusun penyerangan serta mencetak point. Passing bertujuan untuk memberi kan atau mengoper bola kepada teman. Passing yang baik dan benar sangat dibutuhkan dalam bermain futsal, karena dengan menguasai teknik ini maka akan mempermudah teman kita untuk menerima bola. Untuk penguasaan passing,
diperlukan penguasaan gerakan sehingga sasaran yang diinginkan tercapai (Hamzah
& Hadiana, 2018).
Gambar 2.4. Passing
https://materibelajar.co.id/teknik-dasar-futsal/
b. Control merupakan proses menghentikan bola baik bola melalui passing atau pun shooting, kontrol pada permainan futsal menggunakan bagian telapak kaki atau sol sepatu. Karena kondisi lapangan yang sempit maka pemain di haruskan mengontrol bola menggunakan sol sepatu agar bola yang dikontrol dapat dikendalikan dan di kuasai dengan baik. Sebab jika salah menggunakan bagian kaki maka bola akan memantul dan dapat membahayakan tim.
Gambar 2. 5. Control
Sumber: https://penjaskes.co.id/teknik-dasar-futsal/
Teknik kontrol adalah teknik dasar dalam keterampilan menahan (menjaga bola), harus menggunakan semua bagian kaki. Dengan permukaan yang rata, bola akan menggelinding dengan cepat, sehingga pemain harus bisa mengontrolnya dengan
baik. Jika menahan bola terlalu jauh dari kaki, maka lawan akan dengan mudah menangkap bola. Berikut pelaksanaan kontrol dengan menggunakan kaki bagian dalam: (1) Berdiri tegak menghadap ke arah datangnya bola, (2) Pergelangan kaki yang digunakan untuk menahan bola diputar ke luar, (3) Rentangkan kaki yang akan digunakan untuk menahan bola ke arah bola, dan (4) Tarik kembali ke arah gerak bola, memukul bagian dalam kaki dan ke arah bola tepat di tengah bola, sampai bola bergerak. berhenti dan berhenti. (Kurniawan, 2017)
c. Dribling merupakan keterampilan penting dan mutlak harus dikuasai oleh setiap pemain futsal. Yang dimaksud dengan menggiring bola adalah mengeksekusi bola dengan cara menendang sebentar-sebentar atau perlahan-lahan dengan kaki yang menggiring bola selalu rapat dan saling bersentuhan (Fery Herwansyah, 2020)..
(Mahfud et al., 2020) Dribbling atau menggiring bola berguna untuk melewati lawan, membuka ruang dan mencari peluang untuk mengoper bola dengan benar, untuk menahan bola dan menyelamatkan bola dari situasi yang kurang menguntungkan saat mengoper bola. Dribbling adalah keterampilan yang setiap pemain dalam menguasai bola sebelum diberikan nya kepada rekan tim nya untuk menciptakan peluang dan mencetak gol.
Gambar 2.6. Dribling
Sumber: https://penjaskes.co.id/teknik-dasar-futsal/
d. Shooting merupakan salah satu komponen penting dalam teknik dasar futsal, dimana shooting merupakan tahapan akhir atau tahapan penentu dalam permainan futsal, shooting jika dilakukan dengan baik dan benar akan menghasilkan point bagi tim. Arti shooting menurut (Idrus & Mohamad, 2015) Kicking toward the goal or sometimes called shooting is very important which considered as operational target in futsal. Menendang ke arah gawang atau kadang disebut shooting sangat penting yang dianggap sebagai operasional target futsal. Shooting memiliki karakteristik dengan kecepatan bola yang sangat cepat dan keras serta sulit diantisipasi oleh penjaga gawang (Hanafi & Christina Yuli Hartati, 2015). Teknik tendangan keras atau shooting yang efektif dalam permainan futsal adalah dengan menendang bola menggunakan ujung jari kaki dan punggung kaki, tendangan dengan ujung kaki ini bola akan melaju cukup kencang dan bola juga akan tetap bergerak lurus (Putra, 2014).
Gambar 2.7. Shooting
Sumber: https://penjaskes.co.id/teknik-dasar-futsal/
2.2. Prinsip Latihan
Latihan adalah upaya yang dilakukan seseorang secara terus menerus untuk mencapai puncak keterampilan yang diharap kan mampu menunjang pada kemampuan terbaiknya. (Chan et al., 2012), Latihan adalah aktivitas yang sistematis dan terencana guna meningkatkan kemampuan fungsi tubuh. Latihan bermanfaat untuk
meningkatkan keterampilan dalam olahraga. Sementara bagi seorang atlet, latihan menjadi kewajiban utama sebagai modal awal dalam prestasi. Dengan menjalani latihan dalam meningkatkan performa mendapatkan performa yang bagus latihan dengan keras dan disiplin menentukan hasil yang baik (Ichsanudin & Gumantan, 2020). (Syafruddin, 2011) menjelaskan bahwa Latihan adalah seluruh proses persiapan seorang atlet mulai dari mempersiapkan rencana latihan melaksanakan memantau dan mengevaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan atau dengan kata lain serangkaian proses dari mengembangkan program latihan hingga menilai kemajuan seorang atlet. Latihan olahraga prestasi harus memahami prosedur latihan itu sendiri guna mencapai tujuan yang diharapkan (Akhmad, 2016)
Prinsip latihan merupakan hal-hal yang harus ditaati, dilakukan atau dilaksakan untuk mencapai tujuan latihan sesuai dengan yang di harapkan (Lubis, 2013). (Syafruddin, 2011) Prinsip latihan (principles of training) merupakan azas atau aturan dasar dalam proses pembinaan dan latihan yang harus dipatuhi terutama oleh pelatih dan peserta latihan atau atlet.
Prinsip latihan memegang peranan penting dalam aspek pengembangan atlet baik secara fisiologis maupun psikologis, memahami prinsip-prinsip latihan akan membantu meningkatkan kemampuan dalam latihan itu sendiri.
Berikut beberapa prinsip yang dapat dilaksanakan dalam latihan yaitu : Prinsip multilateral, Prinsip kesiapan berlatih, Prinsip individual, prinsip adaptasi, prinsip beban lebih, prinsip penambahan beban, prinsip spesialisasi, prinsip latihan variasi, prinsip pulih asal. Latihan fisik adalah proses pengembangan kemampuan aktivitas gerak fisik yang dilakukan secara sistematis dan progresif ditingkatkan untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani guna mencapai kemampuan kerja jasmani yang optimal. Unsur-unsur penting yang terkandung dalam latihan jasmani antara lain kekuatan, daya tahan, kelenturan, keseimbangan, kecepatan, kelincahan, stamina, koordinasi. Respon kardiovaskular
Pada prinsip latihan fisik tidak semua prinsip yang disebutkan diatas dapat dilakukan, dalam peningkatan kondisi fisik maka akan di ambil beberapa prinsip latihan diantaranya ialah : Prinsip beban lebih, prinsip penambahan beban, prinsip specialisasi, prinsip latihan variasi.
a. Beban lebih (Overload)
Overload (beban lebih) adalah penerapan beban latihan harian yang meningkat, yang diberikan lebih dari yang dapat dilakukan pada saat itu. (Lubis, 2013). Dengan menggunakan beban berlebih (overload) maka memaksa otot untuk bekerja lebih keras dan merangsang kemampuan otot dan daya tahan lebih maksimal. Penggunaan beban berlebih akan merangsang tubuh untuk meningkatkan kekuatan otot. Prinsip overload merupakan prinsip fundamental yang harus dipahami oleh seorang Pelatih, Penerapan prinsip ini untuk pelatihan fisik teknik, taktis, dan mental (Pebrianti, 2020). Pemberian beban overload akan memberikan kejut terhadap kemampuan kerja otot sehingga otot tidak akan merasa nyaman terhadap satu beban latihan saja.
Dengan beban berlebih, akan memaksimalkan kontraksi otot dan merangsang adaptasi fisiologis yang mengakibatkan terjadinya pengembangan kekuatan dan daya tahan. Dengan pemulihan yang baik, tubuh akan kembali pada kondisi kebugaran yang lebih tinggi dari pada sebelum latihan
b. penambahan beban (Progresif)
Dalam penerapan prinsip penambahan beban (Progresif) perlu dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Latihan bersifat progresif artinya dalam pelaksanaan latihan dilakukan dari yang mudah ke yang sulit, mudah ke kompleks, umum ke khusus, ringan ke berat, dan kuantitas ke kualitas yang dilakukan terus- menerus (Emral, 2017). Penambahan beban progresif harus memperhatikan frekuensi, intensitas, dan durasi pada setiap program latihan agar tidak terjadi kesalah pahaman antara penerapan prinsip latihan overload dan prinsip latihan progresif.
c. Spesialisasi
Spesialisasi adalah latihan yang langsung dilakukan di lapangan untuk menghasilkan adaptasi akan keadaan kecabangan olahraga yang dipilih atlet. Tujuan latihan sesuai dengan pemenuhan kebutuhan metabolisme, system energy, tipe kontraksi otot dan pola gerakan (Lubis, 2013), Setiap bentuk latihan yang dilakukan memiliki tujuan tertentu, dengan segala bentuk rangsangan yang akan direspon secara khusus oleh atlet, sehingga materi latihan harus tentukan sesuai dengan kebutuhan olahraganya.
Hal ini menjadi pertimbangan ketika menerapkan prinsip spesifikasi, ialah : a.
Spesifikasi kebutuhan energi, b.Spesifikasi bentuk dan model latihan, c. Spesifikasi ciri gerak dan kelompok otot yang digunakan, d. Waktu periodisasi latihan, e. Prinsip Variasi
d. Latihan Variasi
Variasi latihan adalah satu komponen yang diperlukan untuk merangsang penyesuain pada respon latihan, variasi latihan diperlukan agar tidak terjadi kejenuhan pada proses latihan. Variasi yang buruk akan menyebabkan kejenuhan, kelelahan dan over training. Program latihan sebaiknya disusun secara variatif agar tetap meningkatkan ketertarikan atlet terhadap latihan. Variasi latihan berfokus pada menjaga kondisi psikologis atlet agar tetap bersemangat mengikuti latihan (Emral, 2017).
2.3. Kondisi Fisik
Menurut (Happy & Ketut, 2014) Kondisi fisik merupakan salah satu pondasi untuk mencapai performa terbaik. Oleh karena itu, pelatih memiliki peran besar dalam memaksimalkan aktivitas fisik secara terstruktur dan terukur. Kondisi fisik adalah keseluruhan komponen yang tidak dapat dipisahkan baik untuk perbaikan maupun pemeliharaan. Kondisi fisik merupakan syarat bagi atlet untuk meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraga yang optimal, sehingga semua prasyarat fisik perlu dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan karakteristik, dan kebutuhan masing- masing cabang olahraga. (Pujianto, 2015).
(Bafirman & Wahyuri, 2018) Ada banyak manfaat yang di peroleh jika kondisi fisik baik, misalnya atlet mampu dan mudah mempelajari keterampilan baru yang relatif sulit, atlet tidak mudah lelah dalam mengikuti latihan dan pada saat kompetisi, program latihan dapat diselesaikan tanpa banyak kendala, waktu pemulihan lebih cepat dan dapat menyelesaikan latihan-latihan yang berat.
Menurut Sofyan Hanif dalam (Gumantan & Fahrizqi, 2020) terdapat komponen- komponen yang diperlukan untuk meningkatkan prestasi cabang olahraga yang ditekuni komponen komponen itu diantaranya ialah daya tahan, kekuatan, kecepatan, kelincahan, power, keseimbangan, koordinasi, dan akurasi.
Diantara beberpa komponen yang diperlukan untuk peningkatan prestasi daya tahan merupakan komponen paling dasar yang harus ditingkatkan dan dilakukan latihan secara terus-menerus.
1. Daya tahan adalah kemampuan tubuh untuk melawan kelelahan, memungkinkan tubuh untuk melakukan aktivitas/pekerjaan jangka panjang (Emral, 2017). Daya tahan merupakan faktor penting dalam menentukan prestasi atlet, dengan daya tahan yang baik atlet mampu mengaplikasikan teknik, taktik dan mental secara maksimal.
Menurut (Syafruddin, 2011) Dengan adanya ketahanan jantung dalam bekerja, maka pompaan daran akan lebih lancar sehingga sel- sel memerlukan aliran darah dapat dipenuhi sesuai dengan keperluan Daya tahan merupakan salah satu aspek penting dalam latihan dan yang paling dasar untuk dilatih dan ditingkatkan, untuk dapat meningkatkan kondisi fisik yang baik perlu latihan yang rutin dan berkelanjutan.
2. Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau olahraga dengan berbagai beban tertentu. Sesuai dengan yang dijelaskan oleh (Yudiana et al., 2013), kekuatan mengacu pada kemampuan otot untuk berkontraksi yang menimbulkan tegangan untuk melawan tahanan. Kekuatan sebagai komponen kebugaran mengacu pada kemampuan seorang atlet menggunakan otot untuk mempertahankan beban selama periode waktu tertentu(Erliana, 2015).
3. Kecepatan adalah kemampuan anggota tubuh untuk bergerak cepat dari satu tempat ke tempat lain (Rahman et al., 2020), menurut (Nurrochmach, 2016) Kecepatan gerak diklaim sebagai kemampuan bergerak dari satu tempat ke tempat lain atau menggerakkan seluruh tubuh dalam waktu singkat atau cepat. Kecepatan juga berarti pengembangan keterampilan, teknik berlari cepat (Armade & Manurizal, 2019).
4. Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk secara cepat dan tepat mengubah arah dan posisi tubuh saat bergerak tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi di area tertentu tanpa kehilangan keseimbangan tubuh (Akmal & Lesmana, 2019).
Kelincahan adalah salah satu aspek kesegaran jasmani yang dijadikan tolak ukur dalam tes pengukuran (Gumantan & Mahfud, 2020). Kelincahan merupakan kemampuan gerak tubuh untuk melakukan perpindahan kesegala arah, kelincahan dapat di tingkatkan dengan latihan shuttle run, dan zig-zag running. Kelincahan memiliki peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik.
5. Power bisa disebut daya ledak otot atau explosive power. Daya ledak merupakan salah satu aspek dari kebugaran tubuh. Daya ledak (explosive power) adalah kemampuan dalam menampilkan atau mengeluarkan kekuatan secara explosive atau dengan cepat (Edwarsyah et al., 2017) berarti explosive power mengandung unsur kekuatan dan kecepatan. Senada dengan yang dijelaskan oleh (Gusmadi, 2016) bahwa Power berkaitan dengan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot bersifat dinamis dan meliatkan pengeluaran kekuatan otot secara maksimal dalam waktu tercepat.
6. (Pradana, 2019) Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerak (dynamic balance). Keseimbangan merupakan kemampuan tubuh untuk mempertahankan dan menstabilkan postur tubuh melalui gerakan (Nurhalimah, 2020). Tujuan tubuh dalam menjaga keseimbangan adalah untuk menopang tubuh melawan gravitasi dan faktor eksternal lainnya, untuk menyeimbangkan pusat gravitasi tubuh dengan permukaan penyangga, dan untuk menstabilkan bagian tubuh selama latihan. Dalam keseimbangan ini, penting untuk memperhatikan waktu
refleksi, waktu reaksi, dan kecepatan gerakan. Latihan keseimbangan sering dilakukan dengan kelincahan, kecepatan, dan bahkan kelenturan (Yudiana et al., 2013).
7. Koordinasi merupakan hasil perpaduan kinerja dan kualitas otot tulang dan sendi untuk menghasilkan gerakan yang efektif dan efektif (Emral, 2017). Koordinasi merupakan kemampuan seseorang untuk secara efektif mengintegrasikan gerakan yang berbeda ke dalam satu pola gerakan (Iswoyo & Junaidi, 2015), sejalan dengan yang di jelaskan (Nurhidayah & Sukoco, 2015) Koordinasi merupakan kombinasi dari beberapa faktor fisik seperti kecepatan, kelincahan, dan kekuatan untuk menciptakan gerakan yang efektif. Koordinasi yang baik akan mampu melakukan banyak gerakan pada beragai tingkat kesulitan dengan cepat mencapai tujuan dan tentu efektif pada gerakan nya (Rosita et al., 2019).
8. Akurasi merupakan bagian penting didalam komponen fisik. Akurasi adalah kemampuan anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu dengan memuat dan memanipulasi gerakan yang mengubah arah untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Palmizal, 2014). Akurasi adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tanpa melakukan kesalahan (Candra, 2016). Akurasi adalah kemampuan seseorang untuk mengarahkan gerakan bebas menuju sasaran yang akan ditanggulangi (Abrar &
Syahara, 2019).
2.4. Hakikat VO2Max
Daya Tahan biasanya diterapkan pada fase persiapan umum. Tujuan meningkatkan kemampuan kardiovaskuler atau untuk meningkatkan VO2Max jika kemampuan VO2Max seorang atlet baik sekali atau sempurna, maka atlet tersebut tidak akan mudah merasakan kelelahan baik pada saat latihan maupun pada saat pertandingan. Kapasitas aerobic maksimal berkaitan erat dengan fungsi sistem kardiovaskuler yang meliputi paru-paru, jantung, sistem vaskular dan darah yang saling berhubungan dan saling mendukung untuk menyediakan oksigen bagi otot yang bekerja dan mengangkut zat sisa dari otot-otot tersebut.
Menurut (Suharjana, 2013) Kapasitas aerobic maksimum, juga dikenal sebagai VO2Max, adalah pengambilan oksigen maksimal, dan sering disebut konsumsi oksigen yang dilakukan secara terus-menerus dalam setiap menit. Dijelaskan oleh (Warni et al., 2017) dalam penelitian nya, VO2Max adalah kemampuan atau kemampuan tubuh untuk menghirup mengangkut mengedarkan mendistribusikan dan menggunakan oksigen secara optimal dan merupakan indikator yang dapat diandalkan dari kondisi fisik seseorang selama jam kerja yang panjang jangka waktu yang lama atau yang membutuhkan daya tahan (endurance).
Sebagaimana yang dijelaskan oleh (Sugiharto, 2014) VO2Max adalah ambilan oksigen maksimal dan VO2Max dinyatakan dalam liter/menit/kilogram berat badan.
Olahraga berdampak pada VO2Max selain itu latihan juga mempengaruhi pasokan energi, sehingga lebih membutuhkan aktivitas aerobic ketika latihan ditingkatkan.
Menurut (Gumantan & Fahrizqi, 2020) VO2Max adalah kapasitas aerobic maksimal menggambarkan jumlah oksigen maksimum yang dikonsumsi per unit waktu oleh seseorang selama latihan atau selama tes dengan latihan yang makin lama makin berat sampai kelelahan, ukurannya disebut VO2Max. VO2Max adalah pengambilan oksigen (oxygen intake) selama latihan dengan maksimal. Menurut Sukadiyanto dalam Gumantan & Fahrizqi 2020 “Peningkatan VO2Max menjadi lebih tinggi mulai umur 10 tahun, tetapi beberapa orang berpendapat bahwa latihan ketahanan tidak berpengaruh pada kemampuan aerobic sebelum usia 11 tahun. umumnya, kemampuan aerobic turun perlahan setelah usia 25 tahun”. Kapasitas aerobic maksimal dinyatakan sebagai VO2Max.
Kapasitas aerobic pada hakikatnya menggambarkan satuan dan besarnya kemampuan motorik (motorik power) dari proses aerobic pada seorang atlet. VO2Max yang tinggi memiliki ke mungkinan untuk melakukan pengulangan gerakan dan beban yang berat lebih lama, dibandingkan bila VO2Max rendah. Untuk meningkatkan level kapasitas vital paru beberapa latihan fisik harus dilakukan oleh seorang atlet, agar peningkatan level kapasitas VO2Max terwujud secara maksimal sebaiknya latihan yang dilakukan adalah program latihan aerobic (Gumantan & Fahrizqi, 2020). VO2Max mewakili
asupan aerobic maksimal. Kapasitas aerobic ditentukan oleh kemampuan organ dalam untuk mengangkut oksigen untuk memenuhi kebutuhan semua jaringan.
Karena aerobic merupakan salah satu cara untuk memperbaiki sistem peredaran darah dan transportasi oksigen. Ini karena atlet dengan kebugaran aerobic yang tinggi dapat dengan cepat meregenerasi tubuh mereka dan berlatih dengan intensitas tinggi untuk jangka waktu yang lama. Konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) adalah jumlah oksigen maksimum yang dapat dikonsumsi sebelum kelelahan terjadi selama aktivitas fisik yang intens. Nilai VO2Max tergantung pada kardiovaskular, pernapasan, darah, dan volume tubuh. Pengukuran VO2Max ini dapat digunakan untuk menganalisis efektivitas program latihan kebugaran seorang atlet. Orang sehat memiliki VO2Max yang tinggi dan mungkin lebih aktif daripada orang yang tidak sehat.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas VO2Max adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan oksigen selama olahraga, kemampuan VO2Max yang baik memiliki peran penting dalam olahraga yang memerlukan ketahanan fisik. VO2Max adalah berapa banyak jumlah oksigen yang mampu digunakan dalam melakukan aktivitas fisik secara intens Satuan dari VO2Max sendiri adalah ml/kg/min .futsal merupakan permainan olahraga yang membutuhkan komponen fisik kekuatan daya tahan.
Dengan jadwal latihan dan model latihan yang tepat maka peningkatan VO2Max seorang atlet akan lebih mudah tercapai.
Pada penelitian untuk peningkatan Volume Oksigen Maksimal (VO2Max) Ekstrakurikuler futsal SMK Gajah Mada Bandar Lampung akan diukur dengan menggunakan tes Bleep Test. yang bertujuan mengetahui seberapa besar tingkat VO2Max. Tes ini dipilih karena lebih praktis digunakan dibandingkan dengan tes lainnya dan mudah dalam pelaksanaannya, tes ini dapat dilakukan perseorangan dan juga kelompok. Berdasarkan uraian diatas latihan estafet speed training 200 m dengan dan tanpa bola menjadi solusi untuk dapat meningkatkan daya tahan VO2Max. dengan demikian latihan dengan menggunakan metode latihan estafet speed training 200 m dengan dan tanpa bola diharapkan mampu meningkatkan nilai
VO2Max yang akan berpengaruh terhadap kemampuan daya tahan pada pemain futsal SMK Gajah Mada Bandar Lampung.
2.5. Estafet speed training
Latihan speed training dilakukan secara bersamaan berupa latihan lari dan latihan reaksi. Latihan kecepatan ini memungkinkan pemain futsal untuk meningkatkan kemampuannya untuk terus berlari tanpa merasa lelah. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerakan secara terus menerus dengan cara yang sama dalam waktu yang singkat. Kecepatan diperlukan dalam olahraga yang sangat mengandalkan kecepatan, seperti sprint 100 m dan sprint 200 m. Dalam hal ini kecepatan sangat bergantung pada kecepatan gerak otot tungkai. Menurut (Sukadiyanto & muluk, 2011) latihan kecepatan adalah suatu bentuk variasi dan cara untuk meningkatkan daya tahan. Bentuk kegiatannya adalah lari jarak pendek, kecepatan maksimum (speed), dan berulang. Keuntungan dari latihan ini adalah atlet dapat meningkatkan kapasitas VO2Max, waktu pemulihan, dan kapasitas melakukan pengulangan sprint, Contoh penggunaan metode ini adalah lari 150-200 meter.
2.6. Kerangka Berpikir
Daya tahan adalah bagian penting dari olahraga futsal. Pemain harus bertahan dalam waktu 2x20 menit, Pemain dengan stamina yang baik dapat dengan mudah menerima instruksi dari pelatih. Selain itu, pemain futsal dengan stamina yang baik dapat menunjukkan keterampilan, teknik, dan taktik permainan terbaik. Dalam permainan futsal dengan ukuran lapangan yang kecil perlu menjaga ketepatan gerak pemain baik dalam menyerang maupun bertahan. Saat pemain menjadi lelah, akurasi menurun, sehingga perlunya latihan yang terarah dan terukur untuk meningkatkan VO2Max, untuk meningkatkan dan mempertahankan kestabilan kondisi fisik dalam bertanding.
Konsumsi oksigen maksimum (VO2Max) adalah jumlah oksigen maksimum yang dapat dikonsumsi sebelum kelelahan terjadi selama aktivitas fisik yang intens. Nilai VO2Max tergantung pada kardiovaskular, pernapasan, darah, dan volume tubuh.
Pengukuran VO2Max ini dapat digunakan untuk menganalisis efektivitas program
latihan kebugaran seorang atlet. Seorang yang sehat memiliki VO2Max yang tinggi akan lebih aktif daripada orang yang tidak sehat.
Kebugaran jasmani merupakan salah satu faktor terpenting dalam keberhasilan seorang atlet. Hasil olahraga berkaitan erat dengan faktor-faktor seperti taktik, keterampilan, dan kebugaran. Atlet membutuhkan kebugaran, daya tahan, kelenturan, kecepatan, kelincahan, dan koordinasi yang baik. Aspek-aspek ini diperlukan agar permainan bekerja dan bereaksi dengan baik. Metode latihan fisik, teknis dan psikologis memungkinkan atlet untuk mencapai kinerja terbaik mereka. Komponen futsal yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik meliputi kekuatan, kelenturan, kecepatan, kelincahan dan daya tahan. futsal membutuhkan komponen- komponen tersebut, Kebugaran jasmani merupakan prasyarat bagi atlet untuk meningkatkan dan mengembangkan prestasi olahraganya yang terbaik, sehingga kebugaran jasmani perlu dikembangkan dan ditingkatkan sesuai dengan karakteristik, karakteristik, dan kebutuhan olahraga yang berbeda.
Pelatih dapat memilih model latihan nya sesuai dengan kondisi lapangan dan kondisi daya tahan fisik setiap pemain. Latihan apapun pasti bisa memberikan efek positif atau negatif, tergantung dari proses melakukan latihan tersebut. Dengan program dan metode latihan yang tepat tentu dapat meningkatkan kemampuan penyerapan oksigen oleh tubuh secara maksimal anggota ekstrakurikuler futsal SMK Gajah Mada Bandar Lampung. Ini memberi atlet kepercayaan diri selama pertandingan dan memberi mereka tingkat kinerja tertinggi yang mereka harapkan.
Kerangka berpikir dituangkan dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Gambar 2.8 Kerangka Berpikir 2.7. Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara penelitian, jawaban tentatif, dan kebenarannya dibuktikan dalam penelitian. Setelah memeriksa bukti-bukti dari hasil penelitian, hipotesis dapat membuktikan apakah diterima atau ditolak. (Arikunto, 2010) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan penelitian, sampai dibuktikan melalui data yang terkumpul. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Futsal SMK Gajah Mada Bandar Lampung
Pretest menggunakan bleeptest
Perlakuan treatmen 3 kali dalam 1 minggu
Treatment/ Metode Latihan
Estafet speed training 200 m Dengan Bola
Postest, mengetahui hasil atau perubahan yang terjadi dari treatment yang diberikan
Estafet speed training 200 m Tanpa Bola
Ha :
1. Adanya pengaruh latihan estafet speed training 200 m dengan bola terhadap peningkatan VO2Max pada ekstrakurikuler futsal SMK Gajah Mada Bandar Lampung
2. Adanya pengaruh latihan estafet speed training 200 m tanpa bola terhadap peningkatan VO2Max pada ekstrakurikuler futsal SMK Gajah Mada Bandar Lampung.
Ho :
1. Tidak ada pengaruh latihan estafet speed training 200 m dengan bola terhadap peningkatan VO2Max pada ekstrakurikuler futsal SMK Gajah Mada Bandar Lampung.
2. Tidak ada pengaruh latihan estafet speed training 200 m dengan bola terhadap peningkatan VO2Max pada ekstrakurikuler futsal SMK Gajah Mada Bandar Lampung.