Tinjauan riwayat ini juga untuk mengetahui apakah pasien dan keluarga menganut kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan atau merugikan klien, terutama pada masa kehamilan, misalnya dalam kaitannya dengan pantangan makanan (Ambarwati, 2008). Keadaan umum dinilai untuk mengetahui keadaan umum baik, sedang, buruk, apakah tingkat kesadaran pasien tenang, apatis, mengantuk, mengigau, setengah koma dan koma (Prihardjo, 2007). b) Kesadaran. Penilaian tinggi badan klien digunakan untuk mengetahui apakah tinggi badan klien kurang dari 145 cm termasuk berisiko tinggi atau tidak.
Berat badan dinilai untuk mengetahui pertambahan berat badan normal selama hamil, diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (BMI) ibu. Bagi ibu hamil dengan BMI di atas 30 (obesitas) sebelum hamil, disarankan untuk menjaga kenaikan berat badan hanya 5 - 10 kg. c) LILA dinilai untuk mengetahui lingkar lengan atas klien. Payudara : Dievaluasi pemeriksaan dada untuk mengetahui kesimetrisan, apakah terdapat ciri-ciri seperti kulit jeruk (-/-), puting menonjol atau tidak (+/+), sudah keluar ASI/kolostrum atau belum (+/+) ) (Nursalam, 2009). Saya).
Perut : Pemeriksaan perut dinilai untuk mengetahui ada atau tidaknya bekas luka operasi, striae gravidarum atau tidak (Nursalam, 2009). 3 Glukosa dalam urin Untuk mengetahui ada tidaknya glukosa dalam urin yang menyebabkan penyakit diabetes melitus.
INTERPRETASI DATA
Subjektif : Ibu mengatakan sering buang air kecil dan merasa ingin buang air kecil lagi. Menurut Sulistyawati, langkah ini mengidentifikasi potensi masalah atau potensi diagnosis berdasarkan diagnosis/masalah yang diidentifikasi. Pada langkah ketiga ini, bidan diharapkan mampu mengantisipasi potensi permasalahan, tidak hanya merumuskan potensi permasalahan yang akan terjadi, namun juga merumuskan tindakan antisipatif agar potensi permasalahan atau diagnosa tidak terjadi.
DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN SEGERA
INTERVENSI
Edukasi ini mengingatkan ibu akan gizi seimbang yang dibutuhkan ibu selama hamil agar. R/ Tanda-tanda bahaya pada ibu dapat muncul jika tidak dilakukan pemantauan dan deteksi dini dan hal ini dapat membahayakan ibu dan janin. Reviewer memberikan informasi mengenai tanda-tanda bahaya bagi ibu dan keluarga sehingga dapat melibatkan ibu dan keluarga dalam pemantauan dan deteksi dini (Sulistyawati Memberikan informasi tentang persiapan persalinan, antara lain terkait dengan hal berikut : tanda lahir, tempat melahirkan, biaya melahirkan, perlengkapan untuk melahirkan) persalinan, dokumen yang diperlukan.
R/ Informasi ini harus benar-benar disampaikan kepada pasien dan keluarga untuk mengantisipasi ketidaksiapan keluarga ketika ada tanda-tanda persalinan dan penting untuk mencegah komplikasi lanjutan akibat pengobatan yang tidak tepat dan cepat (Sulistyawati Suruh ibu setiap 1 minggu sekali. R/ Ini langkah ini bertujuan untuk menekankan pada ibu bahwa walaupun saat ini tidak ditemukan kelainan namun tetap perlu dilakukan pemantauan karena ibu sudah memasuki kehamilan trimester ketiga (Sulistyawati. Ibu memahami penyebab kesemutan dan mati rasa pada jari Kriteria hasil : Kesemutan dan mati rasa pada jari jari-jarinya berkurang.
Postur ini disebut-sebut memberikan tekanan pada saraf medianus dan tangan sehingga menyebabkan jari kesemutan dan mati rasa. R/ Istirahat di tempat tidur dapat membantu melancarkan sirkulasi darah pada kaki, mengurangi rasa kesemutan dan mati rasa pada jari kaki (Varney.
IMPLEMENTASI
EVALUASI
R/ Berbaring dapat membantu melancarkan peredaran darah pada kaki, mengurangi rasa kesemutan dan mati rasa pada jari tangan (Varney, 2006: 543).
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN .1 Subjektif
Pada tahap kedua dapat terjadi syok, dehidrasi, preeklamsia-eklampsia, inersia uterus, gawat janin, distosia bahu, tali pusat menonjol/terpuntir, dan kelainan posisi (Rohani, 2013). Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari badan bayi. a) Letakkan kain pada perut ibu dan resusitasi serta topang bahu bayi. Tangan lainnya memegang kepala bayi untuk menjaga bayi dalam posisi tertekuk agar tidak menyimpang dan membantu lahirnya kepala.
Berikan semangat kepada para ibu. Telan perlahan atau bernapaslah dengan cepat dan dangkal saat 1/3 kepala bayi sudah keluar dari vagina. Dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan klem kembali tali pusat dengan jarak 2 cm dari klem pertama. Regangkan bahu bayi agar posisi bayi berada di antara payudara ibu, dengan posisi lebih rendah dibandingkan payudara ibu. Tutupi ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasangkan topi di kepala bayi.
O: Lihat tali pusat di hadapan vulva dan terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta (perubahan bentuk dan ketinggian rahim, tali pusat memanjang, aliran darah mendadak dan pendek. Jika plasenta tidak bersalin selepas 30-40 saat. , hentikan ketegangan tali pusat dan tunggu sehingga pengecutan seterusnya berlaku dan ulangi prosedur di atas. Jika selaput ketuban terkoyak, gunakan DTT atau sarung tangan steril untuk meneroka sisa-sisa membran, kemudian gunakan jari atau DTT atau pengapit steril untuk menggenggam baki bahagian membran.
Basuh tangan anda dengan sabun dan air yang mengalir, keringkan tangan anda dengan tisu atau tuala yang kering dan bersih. Perut: Keabnormalan/tidak, tali pusat tertanggal atau tidak, keadaan tali pusat kering/basah.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NIFAS .1 Subjektif
Pola istirahat ibu sebaiknya dikaji agar dokter kandungan mengetahui kendala apa saja yang mungkin timbul bila dokter kandungan menerima data yang tidak konsisten mengenai pemenuhan kebutuhan istirahat. Apakah ibu bisa istirahat setelah melahirkan atau tidak, jika iya, sudah berapa lama dan jika tidak, apa penyebabnya? Jika pasien memiliki kebiasaan kebersihan diri yang buruk, bidan harus dapat memberikan nasehat sedini mungkin tentang cara menjaga kebersihan diri dan bayi. Bisa dikatakan ini adalah bulan madu psikis yang tidak membutuhkan hubungan asmara, masing-masing memperhatikan bayi satu sama lain dan menjalin hubungan baru.
Sanguinolenta : 3-7 hari pasca melahirkan Serosa : 7-14 hari pasca melahirkan Alba : >14 hari pasca melahirkan Jahitan terlihat dari robekan pada jalan lahir Masalah. Risiko tinggi terhadap perubahan pola asuh dikaitkan dengan dukungan di antara atau dari orang-orang terdekat Anda. Ajarkan ibu dan keluarga untuk memijat fundus uteri. 2. Memberikan edukasi tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas. 3. Memberikan pendidikan menyusui sejak dini. 4. Melakukan pemeriksaan umum dan fisik bayi.
Gangguan nyeri dan kenyamanan berhubungan dengan episiotomi/robeknya jalan lahir, involusi uterus dan retensi ASI. A. Tujuan : nyeri dapat berkurang setelah dilakukan asuhan kebidanan Kriteria hasil : ibu menyatakan nyeri berkurang. Rasional : Sudah 24 jam setelah melahirkan, payudara harus lunak dan tidak nyeri, serta puting susu harus bebas dari retak dan kemerahan.
Pembesaran payudara, nyeri pada puting, atau puting pecah-pecah dapat terjadi pada hari ke-2 hingga ke-3 setelah melahirkan. Rasional : Pemberian ASI pada payudara yang tidak nyeri mengurangi nyeri dan meningkatkan penyembuhan. Mengatasi gangguan tidur dan memenuhi kebutuhan sirkadian bayi bisa jadi sulit, dan strategi pengobatan harus dikembangkan.
Rasional: ibu dan bayi berpartisipasi dalam proses kedekatan, dan keduanya perlu menerima respon penghargaan selama interaksi. Langkah-langkah pelaksanaan asuhan kebidanan dilakukan oleh bidan berdasarkan rencana yang disusun pada langkah ini, bidan dibantu untuk melakukan tindakan kebidanan secara mandiri namun ikut terlibat dalam penyelesaian kasus klien. Dalam melakukan tindakan obstetri, bidan diharapkan dapat memotivasi kemajuan kesehatan klien. Dalam melaksanakan pelayanan obstetri dapat dilakukan perbaikan rencana pelayanan obstetrik yang disesuaikan dengan kemajuan kesehatan klien.
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS .1 Subjektif
Pemandian pertama bayi sebaiknya ditunda minimal 6 jam dan dianjurkan setelah 24 jam pertama untuk mencegah hipotermia. Menurut Sondakh (2013), potensi masalah pada bayi baru lahir harus diantisipasi, yaitu hipotermia, infeksi, asfiksia, dan penyakit kuning. Jaga suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan bayi minimal 6 jam dan membungkus bayi dengan kain kering, bersih dan hangat untuk mencegah infeksi dan hipotermia.
Pelaksanaannya dapat dilakukan seluruhnya oleh bidan atau bersama-sama dengan klien atau anggota tim kesehatan. Apabila tindakan tersebut dilakukan oleh dokter atau tim kesehatan lainnya, maka bidan tetap bertanggung jawab mengarahkan rangkaian pelayanan pasca persalinan. Menurut Varney (2007), evaluasi adalah suatu tindakan mengukur keberhasilan dalam melaksanakan tindakan dan untuk mengetahui derajat keberhasilan tindakan yang dilakukan, apakah memenuhi kriteria hasil yang telah ditetapkan dan apakah perlu dilakukan perawatan lebih lanjut atau tidak. bukan . .
KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU PADA MASA INTERVAL
Hipertensi merupakan kontraindikasi kontrasepsi implan, suntik 3 bulanan, dan pil mini bulanan karena hormon progesteron mempengaruhi tekanan darah (Hartanto, 2010). Bila menggunakan kontrasepsi hormonal dapat terjadi kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg (Saifuddin, 2014). b) Pemeriksaan fisik. Apabila terdapat benjolan/kanker payudara/riwayat kanker payudara sebaiknya klien tidak menggunakan alat kontrasepsi implan atau progestin (Affandi, 2013).
Riwayat kanker payudara dan penyintas kanker payudara meliputi kontraindikasi suntik KB 3 bulan, minipil, implan (Hartanto, 2010). Efek samping yang terjadi pada penggunaan IUD antara lain perubahan siklus menstruasi (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan mereda setelah 3 bulan), mengalami menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak, pendarahan (spotting) antar menstruasi dan komplikasi lain yang mungkin terjadi yaitu pendarahan hebat. saat menstruasi (Affandi, 2013). Penting juga untuk menilai adanya lesi, pembengkakan dan luka pada lengan bagian dalam tempat pemasangan implan kontrasepsi.
Setelah pemasangan alat kontrasepsi implan, mungkin timbul memar, bengkak atau nyeri pada daerah sayatan selama beberapa hari (Affandi, 2013). c) Ujian lanjutan. Pemeriksaan dalam dilakukan di dalam IUD untuk mengetahui 4 hal: tumor (teraba benjolan tidak wajar), infeksi (nyeri/keputihan), kehamilan (leher lunak), posisi rahim. Pengetahuan ibu tentang jenis, cara kerja, kelebihan dan kekurangan serta efek samping kontrasepsi semakin meningkat.
Tanyakan kepada klien informasi latar belakang (pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan, minat, harapan, status kesehatan, dan kehidupan keluarga). Jelaskan kepada klien beberapa jenis kontrasepsi pasca melahirkan, meliputi jenis, cara kerja, kelebihan, kekurangan, efektivitas, indikasi, dan kontraindikasi. Pada kunjungan kembali, klien harus ditanya tentang masalah penggunaan kondom dan kepuasan klien terhadap penggunaan kondom.
Yakinkan klien bahwa mereka dapat datang ke klinik kapan saja jika memerlukan konsultasi atau ingin melepas implan. Kunjungan tindak lanjut bagi penerima IUD dilakukan pada 1 minggu, 1 bulan, 6 bulan setelah pemasangan, dan setiap 1 tahun sekali setelahnya (Hartanto, 2010). R/ Penggunaan alat kontrasepsi pada masa kehamilan dapat mempengaruhi kehamilan dan kehamilan ektopik lebih tinggi pada pengguna alat kontrasepsi. b) Pusing.