• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Minat

Dalam praktik sehari-hari, antara minat dan perhatian pada umumnya dianggap sama/tidak ada perbedaan. Akan tetapi berdasarkan pendapat dari Ahmadi (2009: 148), menegaskan bahwa, minat (interest), jika seseorang yang tertuju pada suatu keinginan sebenarnya dimulai dari dengan adanya minat terhadap hal tersebut. Dalam arti minat adalah kemauan seseorang yang tertuju pada satu hal, dan berhubungan dengan unsur perasaan yang terkuat.

Pendapat lain dari Badudu (1996 : 899), Minat adalah kesenangan pada sesuatu, gairah, untuk kemauan memperhatikan atau mengerjakan sesuatu, dalam artian minat adalah suatu keinginan dan keterikatan pada suatu hal atau kegiatan, dengan kemauan sendiri.

Sementara pendapat lain dari Hurlock (2008:56), menyenutkan bahwa minat adalah dorongan seseorang kepada dirinya sendiri untuk melakukan sesuatu tanpa paksaan dari pihak lain, selanjutnya ditegaskan minat adalah sumber motivasi untuk melakukan atau mendorong seseorang melakukan apa yang ingin dilakukan saat bebas memilih.

Berdasarkan ketiga pernyataan tersebut, maka bisa dikatakan minat adalah dorongan seseorang dalam melakukan kegiatan secara sadar tanpa paksaan dari orang lain yang ditandai dengan keinginan dan ketertarikan atau aktifitas dengan inisiatif sendiri. Dengan kata lain, melalui keinginan sendiri

(2)

13

untuk melakukan sesuatu yang disukai. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang membutuhkan minat terhadap apa yang akan dilakukannya. Dengan adanya minat tersebut, maka pekerjaan/tugas dapat dilakukan dengan baik dan hasilnya pun dapat sesuai dengan yang diharapkan.

2.1.1 Ciri-Ciri Pertumbuhan Dan Perkembangan Minat

Ada beberapa ciri yang bisa menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan minat seorang anak terhadap praktik pendidikan dan pengajaran. Menurut pendapat Hurlock (dalam Wicaksana, 2011 :36), seperti:

1. Minat tumbuh bersama dengan perkembangan fisik dan mental Pertumbuhan dan perkembangan fisik dan mental yang tidak berjalan normal akan mempengaruhi minat anak terhadap sesuatu.

2. Minat tergantung pada kesiapan belajar

Kesiapan dan kematangan anak, menumbuhkan minat pada anak untuk belajar sesuatu.

3. Minat tergantung pada kesempatan belajar

Keluarga sebagai faktor pendukung tumbuh dan berkembangnya minat anak terhadap sesuatu, untuk itu pemberian kesempatan, perhatian, serta menyediakan sarana dan prasarana, sehingga anak mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat anak tersebut.

4. Pengaruh budaya

Dukungan berbagai pihak serta tersedianya sarana prasarana turut

(3)

14

merangsang perkembangan minat anak.

5. Minat berkaitan dengan emosional

a. Minat sangat berkaitan dengan faktor emosi. Hal ini berarti aspek afektif dari minat akan menentukan kekuataan minat.

b. Minat sangat penting dalam kehidupan seseorang anak, untuk itu orang tua, guru, ataupun orang dewasa yang terdekat dengan anak sangat perlu untuk menemukan minat seorang anak sejak dini.

2.1.2 Aspek-Aspek Minat Belajar

Minat yang didapat dari suatu proses belajar dan dikembangkan melalui proses menilai suatu obyek dan menghasilkan suatu penilaian- penilaian tertentu terhadap obyek yang dapat menimbulkan minat seseorang. Dari penilaian-penilaian tersebutlah yang kemudian bisa menghasilkan suatu keputusan mengenai adanya ketertarikan maupun ketidaktertarikan seseorang terhadap obyek yang dihadapinya.

Menurut Hurluck (1990) mengatakan bahwa minat itu memiliki dua aspek, diantaranya yaitu :

1. Aspek efektif

Aspek efektif adalah konsep yang membangun konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau obyek yang menimbulkan minat. Aspek ini memiliki peranan yang besar dalam memotivasikan tindakan seseorang.

2. Aspek kognitif

(4)

15

Di mana aspek kognitif ini didasarkan atas konsep yang dikembangkan seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat.

Dari hal tersebut dapat ditarik garis besar bahwa minat terhadap suatu kegiatan itu dipelajari melalui suatu proses penilaian kognitif dan penilaian efektif orang yang dinyatakan dengan sikap. Dengan demikian, jika proses penilaian dengan kognitif dan efektif seseorang terhadap obyek minat adalah positif, maka dapat menghasilkan sikap yang positif serta bisa menumbuhkan minat.

2.1.3 Cara Menemukan Minat Anak

Menurut pendapat Wicaksana (2011:37), cara menemukan minat anak dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah:

1. Mengamati kesukaan

Dengan mengamati apa yang disukai dan tidak disukai pada anak dapat menggugah atau mengarahkan minat anak terhadap sesuatu.

2. Bermain Tanya jawab

Apabila anak terus menerus bertanya tentang suatu hal, maka minatnya pada hal tersebut lebih besar dari pada minatnya pada hal yang tidak pernah ditanyakan.

3. Melibatkan anak pada setiap pembicaraan

Sering menghardik anak ketika anak menyela pembicaraan orang dewasa, membuat anak tidak kecewa karena hal yang ingin disampaikan anak tidak mendapatkan tanggapan. Padahal, hal yang

(5)

16

akan diutarakan anak itu memberikan petunjuk kepada orang tua atau guru tentang minat dan kekuatan minat anak.

4. Memberikan kesempatan anak untuk bergerak bebas

Memberikan kebebasan kepada anak untuk bergerak bebas yang disukai, maka akan menambah minat anak.

5. Keinginan

Keinginan yang kuat dengan menunjukkan sesuatau kepada orang tua atau guru akan memberi petunjuk bahwa anak berminat pada hal tersebut.

Untuk dapat mencapai tingkat kemampuan yang lebih tinggi, setiap anak harus belajar. Pembelajaran itu sendiri adalah perubahan yang relatif menetap, sebagai akibat dari pengalaman yang diperoleh anak. Dalam hal menemukan salah satu pertumbuhan dan perkembangan minat pada anak usia dini yang sangat penting untuk dikembangkan, adalah minat siswa dalam kegiatan fisik motori.

2.1.4. Indikator Minat Siswa

Berkaitan dengan minat siswa maka indikator adalah sebagai alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk ke arah minat. Menurut Safari (dalam Herlina, 2010:20), bahwa untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa, bisa diukur melalui :

1. Kesukaan, seorang siswa suka sesuatu pada umumnya disebabkan karena adanya minat. Sesuatu yang paling disukai itu mudah sekali

(6)

17

untuk diingat. Dan hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai usaha yang dilakukan dan tidak merasa lelah serta bergembira dalam melakukannya.

2. Ketertarikan, sering kita jumpai beberapa siswa yang merespon apa yang disampaikan oleh guru pada saat proses belajar mengajar. Dan dengan perhatian yang lebih ini, siswa akan mudah untuk memahami dan mengingatnya.

3. Keterlibatan, keikutsertaan siswa dalam kegiatan dan kerja keras yang tampak melalui diri siswa menunjukkan kalau siswa tersebut mengikuti dengan lebih giat, berusaha untuk mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan kegiatan yang diberikan oleh guru di sekolah.

Untuk mengetahui apakah siswa berminat dalam belajar, bisa dilihat melalui indikator minat belajar. Berdasarkan aspek minat siswa Indikator ini disusun. Aspek tersebut adalah perhatian, ketertarikan, kesukaan dan keterlibatan untuk dapat bergerak bebas. Faktor yang bisa mendorong dan menimbulkan minat siswa adalah faktor bahan pengajaran yang mau diberikan pada siswa. Bahan pelajaran yang menarik menurut siswa akan sering dipelajari oleh siswa. Begitu pula sebaliknya jika bahan pelajaran tidak menarik siswa, maka akan diabaikan oleh siswa. Guru juga merupakan seseorang yang bisa mendorong serta membangkitkan minat mengembangkan fisik motorik anak. Guru yang mampu membina kesiapan belajar siswa-siswanya, berarti beliau melakukan sesuatu yang terpenting yang bisa dilakerjakan

(7)

18

demi kepentingan siswa-siswanya (Kurt Singer, 1987). Guru yang pandai , baik, ramah, disiplin serta disenagi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat siswa. Begitupula guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh siswanya, akan kesulitan untuk bisa merangsang minat dan perhatian siswa.

2.2 Pengembangan Motorik

Perkembangan fisik anak yang terjadi saat ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda dengan masa sebelum juga sesudahnya (Sugianto dan Sujarwo, 1993:101). Perbedaan kecenderungan yang terjadi ini adalah dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan fisik anak laki-laki dan perempuan milai menunjukkan kecenderungan semakin kelihatan perbedaan.

Sedangkan perkembangan motorik ini ada dua, yaitu motorik halus dan motorik kasar.

Melalui ketrampilan motorik yang baik, khususnya motorik kasarnya anak akan melakukan aktivitas kemandirian dengan baik. Misalnya anak mampu melakukan kegiatan permainan berlari, meloncat dan juga melakukan ketrampilan berolahraga dan juga berbaris yang diajarkan dalam pendidikan PAUD yang diikutinya. Pemenuhan aktivitas kemandirian, aktivitas bermain dan ketrampilan dalam pendidikan di PAUD akan maksimal dan baik jika disertai dengan perkembangan motorik kasar yang baik pula. Apabila motorik kasar anak itu tidak terlalu baik, bukan hanya pemenuhan kemandirian aktivitasnya yang terhambat, tapi juga akan berdampak pada perkembangan

(8)

19

anak lainnya. Misal aktivitas sosial, perkembangan konsentrasi dan perkembangan motorik planning juga kurang baik.

Psikomotorik merupakan gerakan-gerakan yang dialihkan melalui gerakan elektronik dari pusat otot besar. Kalau dilihat dari konsepnya secara umum motorik mengacu pada pengertian gerakan. Setiap periode usia anak akan membuat ketrampilan anak semakin bertambah. Perkembangan motorik adalah kemajuan pertumbuhan gerak sekaligus kematangan gerak yang diperlukan bagi anak untuk melakukan suatu ketrampilan (aktivitas). Bila keberhasilan dalam melakukan tugas motorik baik, maka motorik yang dilakukan itu dapat dikatakan efektif dan efisien.

Fungsi dan tujuan dari perkembangan motorik itu sendiri adalah penguasaan ketrampilan yang tertata dalam perkembangan penyelesaian tugas motorik tertentu. Kualitas motorik bisa dilihat dari sejauh mana anak tersebut bisa melaksanakan kegiatan motorik yang diberikan dengan tingkat keberhasilan tertentu

2.2.1 Motorik Kasar

Sejalan dengan perkembangan fisik yang terjadi siswa yang akan memasuki usia dini mempunyai banyak kelebihan dalam hal fisik motorik jika dilakukan melalui permainan, senam maupun olahraga.

Motorik kasar ini adalah kemampuan gerak tubuh anak yang menggunakan otot besar, sebagian besar ataupun semua gerak tubuhnya. Seperti yang dikatakan (Saputra & Rudyanto, 2005: 117)

(9)

20

kemampuan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam beraktivitas dengan menggunakan otot besarnya.

Perkembangan motorik yang baik bukan hanya didukung melalui status gizi saja, melainkan juga melalui stimulus yang diberikan pada anak. Karena pemberian stimulus ini dapat mengoptimalkan pengembangan motorik kasar yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Pembelajaran motorik ini adalah pembelajaran gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan syaraf, otak, otot dan spinal cord (Richard Decaprio, 2013: 16).

Anak cerdas tidak hanya lancar di membaca atau menulisnya, akan tetapi anak cerdas adalah anak yang bisa mengembangkan seluruh kemampuan dirinya. Seperti pada kemampuan fisik motorik yang membuat anak dapat terampil bergerak, juga kecerdasan fisik motorik (kinestetik) adalah suatu kecerdasan dimana anak dapat melakukan gerakan-gerakan yang baik contohnya menari, berlari, melakukan gerakan senam juga dapat merangsang perkembangan fisik motorik anak usia dini (Satrio, 2014).

2.2.2. Gerak dan Senam 2.2.2.1 Gerak

Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak semakin banyak bergerak maka baik juga bagi kualitas pertumbuhan bagi anak. Kemampuan gerak

(10)

21

dasar merupakan kemampuan gerak yang biasa anak-anak lakukan untuk meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan gerak dasar itu dibagi menjadi 3, diantaranya 1) Kemampuan lokomotor yaitu meloncat dan melompat. 2) Non Lokomotor, seperti menarik, mendorong dan lain-lain. 3) Kemampuan Manipulatif ini lebih melibatkan pada ketrapilan tangan dan kaki. (Ma‟mun dan Saputra, 2000 : 20).

Dari diskripsi diatas bisa di maknakan kalau kemampuan gerak dasar adalah merupakan kemampuan dan kesanggupan untuk bisa melakukan tugas-tugas jalan, lompat, lempar secara efektif dan juga efisien. Belajar gerak dipengaruhi oleh bermacam bentuk latihan, pengalaman, atau kondisi belajar pada an manusia. Belajar gerak adalah pembelajaran mengenai proses keterlibatan dalam memperoleh dan menyempurnakan keterampilan gerak (motor skill), Ma‟mun (2000 : 3).

Tahapan-tahapan dalam belajar gerak (motor learning) yaitu :

1. Tahapan verbal kognitif, tahapan ini memberikan pemahaman mengenai bentuk gerakan baru pada siswa.

Maka dari itu kemampuam verbal kognitif begitu mendominasi tahapan ini.

2. Tahapan Gerak (motorik), tahapan ini berfokus pada bentuk organisasi pola gerak yang lebih efektif dalam

(11)

22

memperoleh gerak. Biasanya yang dikusai oleh siswa pertama kali belajar motorik adalah kontrol dan konsistensi sikap berdiri juga rasa percaya diri.

3. Tahapan Otomatisasi, yaitu gerakan yang diperhalus agar performa siswa menjadi sama dalam melakukan gerakannya.

2.2.2.2 Senam

Senam merupakan suatu cabang olahraga yang menggunakan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Ada beberapa teori para ahli mengenai senam diantaranya (Margono, 2010:60) mengatakan bahwa senam merupakan latihan tubuh dan diciptakan dengan terencana kemudian disusun dengan sistematis yang memiliki tujuan untuk membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis. Senam juga bisa diartikan sebagai suatu bentuk latihan jasmani yang teratur, sistematis dan berencana dengan melakukan gerakan-gerakan yang spesifik untuk memperoleh manfaat bagi tubuh (Margono, 2010:1).

Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa senam merupakan suatu latihan tubuh yang terpilih dan terstruktur dengan sengaja kemudian dilakukan dengan sadar dan sistematis dengan tujuan untuk

(12)

23

meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan ketrampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual.

Senam berasal dari bahasa Inggris Gymnastics atau bahasa Belanda Gymnastiek. Gymnastics dalam bahasa aslinya adalah serapan dari bahasa Yunani, Gymnos yang mempunyai arti telanjang (Wardani, 2012). Pada waktu itu Gymnastics mempunyai makna yang luas bukan hanya pada pengertian yang dikenal saat ini. Kata tersebut menunjukkan pada berbagai kegiatan olahraga yaitu atletik, tinju dan gulat. Selang dengan perkembangan zaman, arti yang di kandung Gymnastics semakin menyempit, dan disesuaikan dengan

kebutuhan.

Semua senam dan aktivitas olahraga ringan tersebut sangat bermanfaat untuk menghambat proses degeneratif/

penuaan. Orang melakukan senam dengan teratur akan mengakibatkan kesegaran jasmani yang baik yang terdiri dari unsur kekuatan otot, kelenturan persendian, keluwesan, dan kelincahan gerak

Manfaat senam itu sendiri adalah seseorang bisa memiliki bentuk tubuh yang ideal, diantaranya kuat, indah, dan bugar (Sutrisno dan Khafadi, 2010:14). Berbeda dengan Sutrisno dan Khafadi, Mahendra (2000: 14) mengatakan bahwa manfaat senam bisa meliputi manfaat fisik dan mental

(13)

24

serta sosial. Selain itu manfaat senam lainnya adalah menjadikan keseimbangan antara osteoblast dan osteoclast.

Apabila senam berhenti maka pembentukan osteoblast berkurang dan bisa mengakibatkan keroposan pada tulang.

Senam yang diiringi dengan latihn stretching bisa memberi efek otot yang tetap kenyal. Karena ditengah-tengah serabut otot ada impuls syaraf yang diberi nama muscle spindle, jika otot di ulur (recking) maka muscle spindle akan bertahan atau mengatur sehingga terjadi tarik menarik, dan akibatnya otot menjadi kenyal. Orang yang melakukan stretching akan menambah cairan sinival sehingga persendihan akan licin dan mencegah cidera (Suroto, 2004).

2.2.3 Peran Pendidik Dalam Mengembangkan Motorik Anak Usia Dini Anak usia PAUD masih memerlukan pengawasan dan bimbingan dari orang yang lebih tua. Mereka belajar dari tingkah laku dari orang yang lebih tua, karena anak itu mempunyai sifat menirukan orang lain. Jadi sebagai orang yang lebih tua itu harus berhati-hati dalam melakukan sesuatu di depan anak-anak. Sebab orang tua bisa dikatakan sebagai orang yang di gugu dan di tiru. Bila di sekolah siswa biasanya menuruti arahan dari pendidiknya. Sebab itu dalam mengembangkan berbagai kemampuan dasar anak di PAUD peran pendidik sangatlah penting.

(14)

25

Supaya dapat meningkatkan motorik siswa, maka yang dapat dilakukan guru adalah :

1. Menyediakan peralatan atau lingkungan yang memungkinkan anak melatih kertampilan motoriknya. Tempat dan alat berlatih ketrampilan motorik halus aman sehingga memungkinkan anak dapat berlari-lari atau berguling-guling.

2. Memperlakukan anak dengan sama. Jangan membandingkan kemampuan satu anak di depan anak lain karena setiap anak adalah unik. Penguasaan keterampilan motorik seorang anak tak akan sama antara satu anak dengan lainnya. Semua ini tergantung pada banyak hal, misalnya latihan, rasa percaya diri, kematangan alat-alat tubuh, dan lain-lain.

3. Mengenalkan berbagai jenis ketrampilan motorik, misalnya berbagai jenis olahraga pada anak. Semakin banyak anak berlatih beberapa jenis olahraga atau ketrampilan motoriknya akan semakin baik pula.

4. Meningkatkan kesabaran guru karena setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai sesuatu ketrampilan. Oleh sebab itu, guru diharapkan tidak memaksa anak untuk menguasai suatu ketrampilan motorik melebihi batas kemampuannya.

5. Aktivitas fisik yang diberikan ke anak harus bervariasi, yaitu aktivitas fisik untuk bermain dan bergembira sambil menggerakkan badan.

(15)

26

6. Berilah anak aktivitas fisik yang memungkinkan anak menikmati dan dapat mencapai kemampuan yang diharapkan sesuai perkembangannya. Keberhasilan anak dalam melakukan suatu kegiatan akan menjadikannya lebih percaya akan kemampuan dirinya.

7. Anak sebaiknya diberi arahan saat melakukan aktivitas fisik yang menempatkan beberapa anak lain, dengan demikian anak dapat menerima kehadiran dan kerjasama dengan anak lain (Bambang Sujiono, metode pengembangan fisik, Jakarta: Universitas Terbuka, 2008, Hlm. 2.5).

2.3 Pengertian Senam Ceria

Senam merupakan salah satu dari cabang olahraga yang menggunakan penampilan gerakan yang membutuhkan kekutan, keserasian gerakan fisik yang teratur dan kecepatan gerakan. Senam dengan iringan musik dan lagu menjadikan kecerdasan musik anak pun turut terbina. Dilakukannya senam PAUD Ceria sangat membantu perkembangan anak.

Yang membedahkan senam ceria dengan irama yang lain adalah pada gerakan dan lagunya. Dari gerakannya ada kombinasi gerakan yang mungkin masih ada kesamaannya seperti jalan di tempat, gerakan bertepuk tangan, gerakan menggeleng-geleng kepala. Disetiap senam pasti ada gerakan seperti jalan di tempat. Dalam senam ceria ini mempunyai durasi yang tidak sampai 30 menit, tetapi hanya 09.47 menit. Karena durasi bagi anak-anak PAUD 10

(16)

27

menit itu sudah maksimal. Terlalu lama anak-anak mengikuti gerakan senam bisa membuat anak-anak semakin bosan.

Dalam lagu senam ceria mengandung unsur kognitif dan pesan moral.

Didalamnya terdapat pengenalan alam semesta yang ada di sekitar kita. Hal ni didukung dengan gerakan-gerakan yang menggambarkan unsur-unsur seperti:

rasa syukur kepada Tuhan, kedisiplinan diri, mengenal bentuk, mengenal anggota tubuh, mengajak untuk melakukan senam, mengenal binatang dan gerakannya, membantu orang lain, dan keindahan alam.

Untuk langkah-langkah dari senam ceria ini ada beberapa tahapan.

Diantaranya (1) tahap persiapan (2) tahap gerakan (3) tahap akhir atau pernapasan yang di sebut dengan penutup. Maka dari itu sebelum kita secara langsung menggunakan media senam ceria ini, terlebih dahulu siswa kita beri langkah-langkah pengenalan gerakan. Dengan demikian mereka akan mengenal gerakan yang akan dilakukan pada kegiatan senam dengan menggunakan musik secara langsung.

Sebagai upaya agar perkembangan motorik kasar anak tetap terkontrol dan mendapatkan stimulasi yang tepat, maka pihak sekolah hendaknya memberikan kegiatan senam PAUD ceria ini pada peserta didik, dengan memberlakukan keikutsertaan semua anak didik dalam kegiatan senam PAUD Ceria. Senam begitu penting bagi pembentukan kelenturan tubuh, dimana menjadi sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia terutama bagi kesehatan. Senam ini ada bergai macam ; senam hamil, senam aerobic, senam lantai, senam pramuka, senam kesegaran jasmani, dan lain-lain.

(17)

28

Di Pos Paud Terpadu Kartini, guru-guru mengajarkan senam yang mudah dicerna dan menyenangkan untuk anak. Seperti Senam Kesegaran Jasmani yang sering diajarkan di sekolah-sekolah Taman Kanak-Kanak, bahkan di sekolah SD juga. Gerakan senam ini bisa merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani misalnya kekuatan dan daya tahan otot dari semua bagian tubuh kita. Senam ini merupakan landasan yang penting untuk penguasaan ketrampilan dari teknik suatu cabang olahraga dan memiliki potensi untuk perkembangan ketrampilan gerak dasar. Pengertian senam sangat luas dan mencakup berbagai karakteristik geraknya (Kinanti, 2004:35).

Senam dengan diiringi musik dan lagu membuat kecerdasan anak tentunya turut terbina. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kemampuan motorik kasar merupakan kemampuan dia menggunakan otot besar pada tubuhnya. Sedangkan motorik halusnya adalah mencakup kemampuan manipulasi kasar (gross manipulative skill). Senam ceria ini sangat membantu perkembangan motorik anak yang mencakup dua klasifikasi diantaranya motorik kasar dan motorik halusnya. Pembelajaran senam adalah kegiatan yang bermanfaat dalam mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak (motor ability) (Mahendra, 2006:125).

2.3.1 Bentuk – Bentuk Latihan Senam Ceria

Senam ceria menggunakan kumpulan lagu-lagu yang diuntai sedemikian rupa untuk memudahkan para peserta didik supaya bisa

(18)

29

mengikuti dengan baik, seperti gerakan-gerakan yang mudah dilakukan.

Gerakan yang dilakukan peserta didik, dengan mengikuti panduan dari lagu-lagu dalam musik senam ceria.

Di sini peran bunda-bunda dalam membimbing mereka dan mencontohkan gerakan pada peserta didik dengan memandunya di depan peserta didik. Para peserta didik berusaha dengan bersemangat untuk menirukan gerakan tersebut. Untuk pertemuan pertama mereka melakukan dengan dorongan serta semangat dari bunda-bunda. Namun untuk usia anak 3-4 tahun ini memang tidak seperti anak usia 2-3 tahun yang masih butuh bimbingan dengan intensif. Usia 3-4 tahun rata-rata mereka sudah mengerti perintah dan sudah bisa untuk mengikuti gerakan dengan mudah. Untuk mengingat gerakan mereka hanya dengan mendengar lagu senam tersebut.

Untuk langkah-langkah dari senam ceria ini ada beberapa tahapan, diantaranya :

1. Tahapan persiapan, dimana anak mempersiapkan barisan diantara teman yang lain. Anak berdiri tegak lalu merentangkan kedua tangan tanpa bersentuhan serta pandangan lurus ke depan.

(Sikap berdo‟a sebelum senam) (merentangkan tangan)

(19)

30

2. Tahap gerakan, tahap ini adalah tahap inti bagi gerakan gerakan yang dilakukan untuk kegiatan senam ceria. Dimana gerakan senam tersebut juga bisa membuat anak-anak bersemangat. Karena iramanya berenerjik dan mudah untuk diikuti oleh anak. Memang pada awalnya mereka masih canggung, namun untuk selanjutnya mereka sedikit demi sedikit bisa mengikutinya. Sampai pertemuan- pertemuan berikutnya mereka semakin bersemangat.

3. Tahap akhir gerakan biasa di sebut dengan penutup, yaitu setelah melakukan gerakan-gerakan yang enerjik maka untuk merileksasikan kita lanjutkan dengan gerakan pengambilan nafas.

Agar bisa merilekskan jantung yang tadinya bergerak dengan cepat supaya bisa stabil dengan baik.

(20)

31

2.4 Keterkaitan Penerapan Aktivitas Senam Ceria Untuk Meningkatkan Minat Anak Dalam Kegiatan Fisik Motorik Pada Anak Usia Dini

Berawal dari pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan gerakan senam ceria yang ditulis pada halaman sebelumnya, serta berdasarkan pendapat dari Benish dan Kinsmans (dalam Montolalu, 2005:7.9), nilai dari penerapan gerakan senam ceria yang diimplementasikan melalui aspek pengembangan motorik kasar anak salah satunya adalah, menirukan gerakan tubuh secara terkoordinasi untuk melatih kelenturan, keseimbangan dan kelincahan. Yang dideskripsikan dalam aktivitas gerak dasar meloncat, meliputi 4 (empat) indikator kemampuan yang meliputi: 1) menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ ritmik, 2) mengikuti gerakan senam sederhana sesuai irama musik, 3) mengekspresikan diri dalam gerak, dan 4) mengekspresikan diri secara bebas sesuai irama musik. Yang tercermin pada aktivitas anak pada proses pembelajaran, sebagai berikut:

1. Ketertarikan anak terhadap gerakan senam ceria

2. Kemampuan anak untuk berinisiatif mengikuti setiap tahap gerakan 3. Respon anak menjawab pertanyaan guru mengenai tahapan gerakan

4. Kemauan untuk bisa melakukan gerakan senam ceria secara benar sesuai contoh guru

5. Memiliki keterampilan mengekspresikan dalam gerak senam ceria dengan tepat

6. Keberanian anak untuk melakukan gerakan senam ceria di depan kelas

(21)

32

7. Kemampuan anak untuk melakukan latihan lanjutan gerak dasar senam ceria secara individu ataupun kelompok.

Pada saat yang sama, penerapan gerakan senam ceria yang diimplementasikan melalui 1) menggerakkan kepala, tangan atau kaki sesuai dengan irama musik/ ritmik, 2) mengikuti gerakan senam sederhana sesuai irama musik, 3) mengekspresikan diri dalam gerak, dan 4) mengekspresikan diri secara bebas sesuai irama musik bagi anak usia dini, diharapkan mampu meningkatkan keberanian anak untuk mengambil keputusan, menentukan tindakan yang tepat, dan bertanggung jawab, dan paling utama mampu meningkatkan keterampilan dasar motorik kasar, yang kelak dapat dikembangkan lebih lanjut di Sekolah Dasar (SD).

Peneliti menemukan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan untuk penelitian ini, yaitu : Ihsan (2013) menggunakan media senam irama untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui kegiatan senam irama pada Kelompok A TK ABA Koripan Srandakan Bantul. Mutia (2013) menggunakan Model Pembelajaran Senam Irama Dengan Modifikasi Gada pada Siswa Kelas V SDN Ngijo 01 Kota Semarang Tahun 2011/2012.

Harmitati (2014) menggunakan Senam Sehat Cerdas Ceria dapat menigkatkan kecerdasan kinestetik anak di PAUD Dahlia Desa Kaban Jati Kecamatan Ulu Manna Kabupaten Bengkulu Selatan. Nuryanti (2015), Vol : 6, No.2 menggunakan Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Kegiatan Senam Ceria. Bahrun (2016), menggunakan Meningkatkan

(22)

33

Motorik Kasar pada Anak Melalui Kegiatan Senam Sehat Ceria Di Paud Al- Yaqin Desa Lampene Kabupaten Aceh Besar.

2.5 Kerangka Berfikir

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelompok B di Pos Paud Terpadu Kartini Kota Surabaya menunjukkan bahwa kemampuan motorik kasar siswa masih rendah. Hal ini terlihat ketika siswa di minta untuk melakukan gerakan senam ceria secara bersama-sama. Disitu terlihat masih banyak siswa yang hanya diam melihat saja, kurang menghiraukan perintah dari guru. Ada juga yang mengikuti gerakan yang dilakukan oleh guru, dan ada juga yang hanya melihat temannya bergerak atau sebaliknya ada yang duduk di tengah-tengah barisan.

Senam ceria ini merupakan perpaduan berbagai bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya. Gerakan yang ada di senam ceria ini berfungsi untuk menstimulasi otot-otot kasar pada siswa. Bila otot-otot kasar pada siswa terstimulasi dengan baik, tentunya perkembangan motorik kasar siswa juga akan baik pula. Disamping itu musik yang sering didengarkan oleh siswa-siswa membuat siswa akan menjadi lebih tertarik dalam melakukan gerakan senam ceria.

Penerapan gerakan senam ceria yang dilakukan dengan berulang kali bertujuan untuk meningkatkan minat siswa serta mengetahui minat siswa dapat meningkat dan berkembang. Berikut ini merupakan alur kerangka berpikir dalam penelitian ini.

(23)

34

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Akibat rendahnya minat terhadap kegiatan fisik motorik, menyebabkan kurang menariknya senam yang dilakukan tanpa irama. Maka dari itu, dengan menggunakan penerapan gerakan senam ceria di harapkan terjadi peningkatan minat pada siswa terhadap kegiatan fisik motorik di kelomppok B di Pos Paud Terpadu Kartini Kota Surabaya.

Rendahnya minat terhadap kegiatan fisik

motorik

Kurang menariknya senam tanpa

irama

Peningkatan minat siswa

Penerapan gerakan senam ceria

(24)

35 2.6 Hipotesis

Untuk mengembangkan aspek perkembangannya anak usia dini memerlukan stimulus, itupun tanpa terkecuali pada aspek perkembangan motorik kasarnya. Maka dari itu salah satu stimulus yang di gunakan untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar adalah dengan melalui senam ceria. Dengan melalui senam ceria siswa bisa menggerakkan otot-otot kasar serta mengetahui minat siswa dalam senam ceria. Program kegiatan senam ceria pada anak usia dini adalah memakai gerakan yang sederhana dan mudah untuk ditirukan serta dilakukan menggunakan irama musik yang sudah tidak asing bagi siswa.

Hipotesis yang diperoleh dari uraian tersebut adalah kemampuan motorik kasar siswa pada kelompok B di Pos Paud Terpadu Kartini Kota Surabaya bisa ditingkatkan melalui kegiatan penerapan gerakan senam ceria.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Teori evaluasi kebijakan ini digunakan untuk mengukur dan menilai sejauh mana pelaksanaan kebijakan publik ini dilaksanakan, bagaimana dampak dari pelaksanaannya,

Leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, artinya seberapa besar beban utang yang ditanggung

Untuk buku yang memiliki 2 halaman spread, grid ini bisa dibuat simetris atau asimetris dilihat dari kedudukannya dengan bagian tengah buku.. Kebanyakan buku

Edy Suprihanto (2003:167) menyatakan bahwa untuk mengukur perilaku atau sejauh mana individu berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan oleh organisasi atau

Menurut Kasmir (2010) mengenai rasio solvabilitas (leverage ratio) ini adalah suatu rasio yang dipakai untuk dapat mengukur sejauh mana aktiva perusahaan

c) Kuasa dalam posisinya sebagai pemimpin (leader position power). Hubungan anggota dengan pemimpin mengidentifikasikan sampai sejauh mana seorang pemimpin dapat diterima

Yaitu sejauh mana organisasi memberikan kebebasan kepada setiap pegawai dalam mengemukakan pendapat atau ide-ide yang di dalam pelaksanaan tugas dan

2.5.2 Tugas Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 0-12 bulan Tabel 2.1 Tugas Perkembangan Anak Usia 0-12 Bulan Usia Anak Tugas perkembangan 1 bulan Mengangkat kepala Kepala terangkat