• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II "

Copied!
298
0
0

Teks penuh

Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Tahun 2009 Nomor 02, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 0209); Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Tangerang Tahun Ini (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 12);

Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Tangerang
Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Tangerang

Demografi

Rasio gender penduduk Kabupaten Tangerang adalah 104,75 yang berarti jumlah laki-laki lebih banyak 4,75 persen dibandingkan perempuan, atau 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Kecamatan Kemiri memiliki rasio gender tertinggi sebesar 108,61 dan Kecamatan Kelapa Dua terendah sebesar 98,61 dan merupakan satu-satunya kecamatan yang memiliki rasio gender di bawah 100, artinya untuk setiap 100 perempuan hanya terdapat 98 laki-laki. apakah jumlah penduduk perempuan melebihi jumlah penduduk laki-laki.

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1. PERTUMBUHAN PDRB

Kategori dengan tingkat pertumbuhan tertinggi pada PDRB Kabupaten Tangerang tahun 2016 adalah kelompok Jasa Keuangan dan Asuransi yang mencapai 17,28 persen. Secara keseluruhan, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2016 mengalami peningkatan pada sebagian besar kelompok dibandingkan tahun sebelumnya, kecuali beberapa kelompok yang mengalami penurunan, seperti kelompok Pertambangan dan Penggalian, Pengadaan Listrik dan Gas, Konstruksi, Perdagangan Besar dan Eceran; Bengkel Mobil dan Sepeda Motor, Informasi dan Komunikasi dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial, serta Pelayanan Pendidikan.

LAJU INFLASI

Jika hanya segelintir orang kaya yang berperan dalam pertumbuhan PDB, maka manfaat pertumbuhan tersebut hanya dapat dirasakan oleh segelintir orang saja, sehingga kemiskinan dan ketimpangan semakin parah. Lain halnya jika pertumbuhan itu dihasilkan oleh sejumlah besar masyarakat, maka merekalah yang memperoleh manfaat paling besar dan hasil pertumbuhan ekonomi pun akan lebih merata.

PDRB PER KAPITA

Tingkat inflasi tertinggi Kabupaten Tangerang terjadi pada tahun 2014 sebesar 10,81% dan tingkat inflasi terendah pada tahun 2016 sebesar 2,65%. Dengan PDRB per kapita yang begitu besar, maka dapat dikatakan jumlah penduduk Kabupaten Tangerang secara umum mencukupi.

INDEKS GINI

Jika dicermati lebih dekat, peningkatan PDB per per kapita pada harga berlaku bukan merupakan kenaikan pendapatan riil, melainkan karena pengaruh kenaikan harga (inflasi.

INDEKS KETIMPANGAN WILLIAMSON (INDEKS KETIMPANGAN REGIONAL)

PENDUDUK DIATAS GARIS KEMISKINAN

Perkembangan persentase penduduk miskin di Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten dan Nasional tahun 2013-2017 dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Berdasarkan data yang dikeluarkan BPS, persentase penduduk miskin di Kabupaten Tangerang, Banten dan nasional mengalami fluktuasi nilai pada tahun 2014, kemudian mengalami penurunan, kemudian meningkat pada tahun 2015 dan mengalami penurunan kembali pada tahun 2016.

ANGKA MELEK HURUF (AMH)

Indikator atau ukuran yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan pendidikan pada suatu bidang antara lain perkiraan persentase lama sekolah, rata-rata lama pendidikan, dan tingkat pendidikan tertinggi yang diselesaikan. Rata-rata lama sekolah menunjukkan berapa lama rata-rata penduduk suatu daerah bersekolah dan mengikuti kurikulum.

ANGKA USIA HARAPAN HIDUP

Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata penduduk Tangerang hanya mampu bersekolah sampai kelas III SMP.

PERSENTASE BALITA GIZI BURUK

Persentase balita gizi buruk berat di Kabupaten Tangerang menurut data jumlah balita yang ditimbang dan jumlah balita yang mengalami gizi buruk pada tahun 2016 mencapai 1.164 balita, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Untuk mencapai target SPM yaitu 80% desa menjadi Desa Siaga Aktif, maka sejak tahun 2007 hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Kesehatan telah membentuk 208 Desa menjadi Desa Siaga dan 176 Desa Menjadi Desa Siaga Aktif. menjadi Siaga Aktif. Desa atau 84,6% Desa Siaga di Kabupaten Tangerang telah menjadi Desa Siaga Aktif.

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK)

Perkembangan tarif TPT dan TPAK di Kabupaten Tangerang tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 disajikan pada Tabel 2.22.

Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

Persentase Pendapatan Utama Daerah (PAD) terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 sebesar 53,05% selama lima tahun dan cenderung meningkat sebesar 42,81% dibandingkan tahun sebelumnya.

PENILAIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH

Cadangan pangan utama di Kabupaten Tangerang berjumlah sekitar 476.074 ton pada tahun 2017; cadangan pangan tersebut meningkat dari tahun 2016 sebesar 355.743 ton.

Kontribusi Per Sektor terhadap PDRB

PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

ASPEK DAYA SAING DAERAH

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Pada tahun 2015, dengan adanya perubahan tahun dasar baru, dari total Rp109,17 triliun, BRDP atas dasar harga berlaku yang digunakan untuk membiayai konsumsi rumah tangga sebesar Rp57,07 triliun atau mencapai 52,28 persen. Boleh dikatakan lebih dari separuh total produk domestik bruto wilayah Tangerang dihabiskan untuk konsumsi rumah tangga.

Rasio Ekspor + Impor terhadap PDB (indikator keterbukaan ekonomi) Perekonomian Tangerang setiap tahunnya selalu didominasi oleh Sektor

Pada tahun 2016, berdasarkan harga dasar saat ini, nilai ekspor mencapai 88,15 triliun rupiah, lebih besar dibandingkan nilai impor yang mencapai 63,67 triliun rupiah. Sedangkan pada harga konstan tahun 2010, total ekspor tahun 2016 mencapai 72,39 triliun rupiah, lebih besar dibandingkan nilai impor yang mencapai 58,66 triliun rupiah.

PINJAMAN DAN DANA SIMPANAN DI BANK UMUM

Posisi kredit rupee dan valuta asing yang diberikan oleh bank umum dan BPR menurut sektor perekonomian (jutaan rupee). Posisi kredit mikro, kecil, dan menengah yang diberikan oleh bank umum dan BPR menurut sektor ekonomi (dalam jutaan rupee).

Kriminalitas (Angka Kriminalitas yang Tertangani)

RASIO KETERGANTUNGAN (DEFENDENCY RATIO)

ASPEK PELAYANAN UMUM .1 Fokus Layanan Urusan Wajib

PENDIDIKAN USIA DINI (PAUD)

ANGKA PARTISIPASI KASAR (APK)

Pada tahun 2017, menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Daerah Tangerang, jumlah penduduk sebanyak 2.668.371 jiwa dengan jumlah siswa SMP atau sederajat sebanyak 362.205 orang, siswa SMP atau sederajat sebanyak 177.273 orang, siswa SMA atau sederajat sebanyak 185.621 orang, sehingga jumlah lulusan pendidikan (APT) di Kabupaten Tangerang sekitar 13,57%, dengan rincian tamatan SD/MI sebanyak 6,64 SMP/MTS, SMA/MA/SMK sebanyak sekitar 6,96%.

ANGKA PARTISIPASI MURNI (APM)

Angka tersebut menunjukkan proporsi anak usia 7-12 tahun yang bersekolah hanya sebesar 99,56 persen, sisanya 0,43% tidak bersekolah. Angka tersebut menunjukkan bahwa dari 100 anak usia 13-15 tahun, sekitar 94 anak usia 13-15 tahun bersekolah.

ANGKA KELULUSAN (AL)

Hal ini dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Angka putus sekolah mencerminkan anak usia sekolah yang tidak lagi bersekolah atau belum menyelesaikan suatu jenjang pendidikan tertentu. Hal ini sering dijadikan sebagai indikator berhasil tidaknya pembangunan di bidang pendidikan.

Angka Melanjutkan (AM)

SD/MI sebesar 100,70%, tingkat kelulusan SMP/MTS sebesar 102%, dan tingkat kelulusan SMA/sederajat sebesar 110%.

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Ketersediaan gedung sekolah untuk tingkat SD/MI dan SMP/MT tidak mengalami peningkatan, namun jumlah usia sekolah meningkat sehingga menyebabkan penurunan rasio tersebut, untuk SD/MI dari 95,91 pada tahun 2012 menjadi 84,86 pada tahun 2013 dan untuk SMP/MTs. MT dari tahun 2012 mencapai 58,36 menjadi 52,76 pada tahun 2013.

Rasio Guru/Murid

PROPORSI MURID KELAS 1 YANG BERHASIL MENAMATKAN SEKOLAH DASAR

ANGKA MELEK HURUF

Pada tahun 2016, terdapat 96,07 persen penduduk usia 15 tahun ke atas di Kabupaten Tangerang yang mampu membaca dan menulis huruf latin, sedangkan sisanya sebesar 3,93 persen masih belum mampu membaca dan menulis (buta huruf). Jika dibandingkan antara penduduk laki-laki dan perempuan, persentase penduduk laki-laki yang melek huruf lebih tinggi dibandingkan perempuan yaitu 97,81 persen berbanding 94,25 persen, sedangkan pada tahun 2017, angka melek huruf jenis kelamin laki-laki mengalami penurunan sekitar 97,05% namun literasi perempuan di Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan sekitar 94,73%, untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.54.

GURU YANG MEMENUHI KUALIFIKASI S1/D-IV

Pada tahun 2017, sebanyak 95,92% penduduk usia 15 tahun ke atas sudah mampu membaca, sedangkan sisanya belum bisa atau belum bisa membaca.

Kematian Bayi

Jumlah Kematian Ibu

Seluruh kematian ibu telah dilakukan melalui Audit Perinatal Ibu Kabupaten (AMP) oleh tim AMP Kabupaten Tangerang sebagai pembelajaran untuk mencegah kematian serupa di kemudian hari sehingga dapat mengurangi kematian ibu.

RASIO POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU) PER SATUAN BALITA Posyandu adalah kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dan

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, maka perlu dilakukan analisis perbandingan posyandu dengan jumlah anak dibawah usia lima tahun (balita) sebagai upaya untuk mempermudah pemberian pelayanan guna memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anak sejak usia balita. kandungan, sehingga status gizi dan kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan dan/atau ditingkatkan. Jumlah posyandu dan balita yang terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang pada tahun 2013 mengalami peningkatan, untuk jumlah posyandu meningkat menjadi 351 dibandingkan 320 pada tahun 2012 dan untuk jumlah balita menjadi 20060 dibandingkan tahun 2012 dengan 11647, pada tahun 2016 rasio adalah posyandu per 100 balita, esarnya adalah 0,61 per 100 balita, selengkapnya ditunjukkan pada Tabel 2.56.

Rasio Puskesmas, Poliklinik dan Puskesmas Pembantu (Pustu)

Grafik di bawah ini menunjukkan bahwa pada tahun 2008 cakupan komplikasi obstetri di Kabupaten Tangerang mencapai target SPM yang telah ditetapkan sebesar 80% (Departemen Kesehatan 2008). Cakupan kunjungan pengobatan komplikasi obstetrik di Wilayah Kabupaten Tangerang tahun 2014-2016 digambarkan pada grafik di bawah ini:

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dengan Kompetensi Kebidanan

Setiap anak gizi buruk yang ditemukan mengalami komplikasi akan dirawat di rumah sakit dan pusat kesehatan. Anak-anak gizi buruk tanpa komplikasi dirawat secara rawat jalan di klinik gizi pusat kesehatan dan di De Haard di desa.

Imunisasi Dasar Pada Bayi

Penanganan gizi buruk secara rawat jalan dan rawat inap merupakan amanah penerapan Standar Pelayanan Minimum (SPM) di bidang perbaikan gizi. Pada kasus gizi buruk kronis yang memerlukan penanganan lebih lanjut dapat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai MoU dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, dengan biaya rujukan bersumber dari Jamkesda.

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

Tingginya perkiraan jumlah kasus pneumonia balita yang ditetapkan WHO disebabkan oleh belum adanya data survei prevalensi, baik nasional maupun regional, yang dapat dijadikan acuan yang lebih valid. Memperluas cakupan kegiatan sosialisasi teknis kepada pengelola program dan petugas BP anak mengenai prosedur baru penanganan kasus ISPA/Pneumonia pada balita.

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tuberkulosi

Berdasarkan grafik di atas, angka keberhasilan pengobatan di Kabupaten Tangerang pada tahun 2008-2014 berada di atas target nasional yaitu >85%. Dari grafik di atas, angka kesembuhan di Kabupaten Tangerang pada tahun 2008-2014 berada di atas target nasional yaitu >85%.

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit HIV / AIDS

Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan puskesmas

Jumlah puskesmas pembantu pada tahun 2017 mencapai 46 unit, dengan jumlah 28 kelurahan dan 246 desa, total 274 desa/kelurahan.

Pemeriksaan Ibu Hamil

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan cakupan K1 dan K4 antara lain pendataan ibu hamil, kunjungan rumah bagi ibu hamil yang tidak menaati jadwal ANC, optimalisasi kelas ibu hamil, penyuluhan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dan peningkatan kualitas. layanan ANC. Cakupan kunjungan ibu hamil, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu nifas menurut kabupaten dan puskesmas.

Pelayanan Nifas

Untuk deteksi dini terjadinya komplikasi pada ibu pasca melahirkan maka perlu dilakukan pemantauan terhadap pemeriksaan ibu pasca melahirkan dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3 kali dengan prakiraan waktu.

Pelayanan Neonatal

Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatus

Cakupan pelayanan anak balita adalah cakupan anak balita (12 – 59 bulan) yang mendapat pelayanan sesuai standar, antara lain pelayanan pemantauan tumbuh kembang minimal 8 kali dalam setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x setahun, yang vitamin A 2 memberi x setahun. Cakupan pelayanan balita meningkat dari 86% pada tahun 2015 menjadi 90% pada tahun 2016 dan mencapai target SPM sebesar 90%, hal ini disebabkan pelayanan balita memenuhi layanan pertumbuhan minimal 8 kali dalam setahun.

Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Terkait sanitasi, yang menjadi perhatian Pemda Kabupaten Tangerang adalah pengelolaan air bersih dan limbah medis. Sejauh mana pelayanan yang diberikan oleh Pemda Tangerang sendiri belum bisa dipastikan karena belum ada SKPD terkait yang melakukan pemantauan terkait pelayanan infrastruktur air bersih.

Gambar 2.32 Diagram
Gambar 2.32 Diagram

Persentase Penduduk Berakses Air Minum

Ruang Terbuka Hijau adalah suatu kawasan yang memanjang/jalan dan/atau berkelompok, yang pemanfaatannya bersifat lebih terbuka, tempat tumbuhnya tanaman, baik itu agar kegiatan budidaya tidak melebihi daya dukung dan daya dukung kawasan. lingkungan hidup, adalah pengembangan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan paling sedikit 30% (tiga puluh persen).

Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan

Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama non pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dan pemerataan pelayanan umum, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.

Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman 1. Rasio rumah layak huni

  • Fokus Layanan Wajib Non Dasar 1. Tenaga Kerja
  • Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan
  • Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Jumlah tenaga kerja yang menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan pada
  • Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan
  • Partisipasi perempuan di lembaga pemerintah
  • Proporsi kursi yang diduduki perempuan di DPR
  • Partisipasi angkatan kerja perempuan
  • Rasio APM perempuan/laki‐laki di SMA
  • Rasio melek huruf perempuan terhadap laki‐laki pada kelompok usia 15‐24 tahun
  • Ketersediaan pangan utama
  • Ketersediaan energi dan protein perkapita
  • Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
  • Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk Untuk Rasio tempat pembuangan sampah (TPS) di Kabupaten Tangerang
  • Persentase jumlah sampah yang tertangani
  • Persentase Posyandu Aktif
  • Laju pertumbuhan penduduk (LPP)
  • Total Fertility Rate (TFR)/Angka Fertilitas Total
  • Persentase sector yang tersosialisasi konsep Pembangunan Berwawasan Kependudukan dan alat ukurnya
  • Persentase Perangkat Daerah (Dinas/Badan) yang berperan aktif dalam pembangunan Daerah melalui Kampung KB
  • Angka pemakaian kontrasepsi/CPR bagi perempuan menikah usia 15 – 49
  • Angka kelahiran remaja (perempuan usia 15–19) per 1.000 perempuan usia 15–19 tahun (ASFR 15–19)
  • Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya dibawah 20 tahun Pasangan usia subur dengan istri diumur kurang 20 tahun di Kabupaten
  • Cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (unmet need)
  • Persentase Penggunaan Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
  • Cakupan anggota Bina Keluarga Balita (BKB) ber-KB
  • Cakupan anggota Bina Keluarga Remaja (BKR) ber-KB
  • Cakupan anggota Bina Keluarga Lansia (BKL) ber-KB
  • Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) di setiap Kecamatan
  • Cakupan Remaja dalam Pusat Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa
  • Cakupan PKB/PLKB yang didayagunakan Perangkat Daerah KB untuk perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah di
  • Cakupan PUS peserta KB anggota Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) yang ber-KB mandiri
  • Rasio petugas Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) setiap desa/kelurahan
  • Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi di gudang Kabupaten/Kota
  • Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat kontrasepsi di Faskes
  • Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan wilayah) yang bekerjasama dengan BPJS dan memberikan pelayanan
  • Cakupan penyediaan Informasi Data Mikro Keluarga di setiap desa Jumlah informasi data mikro keluarga yang tersedia sebanyak 274 dengan
  • Cakupan kelompok kegiatan yang melakukan pembinaan keluarga melalui 8 fungsi keluarga
  • Cakupan keluarga yang mempunyai balita dan anak yang memahami dan melaksanakan pengasuhan dan pembinaan
  • Rata-rata usia kawin pertama wanita
  • Persentase Pembiayaan Program Kependudukan, Keluarga Bencana dan Pembangunan Keluarga melalui APBD dan
  • Persentase koperasi aktif
  • Persentase Usaha Mikro dan Kecil

Jumlah pencari kerja terdaftar yang berada di Kabupaten Tangerang pada tahun 2016 sebesar 13,20% sedangkan pada tahun 2017 sebesar 12,00%. Penganggaran program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga dalam APBD Kabupaten Tangerang tahun 2017 adalah sebesar Rp.

PENANAMAN MODAL

Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)

Nilai investasi skala nasional baik PMDN maupun FDI di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 adalah sebesar Rp. Jumlah perusahaan PMA/PMDN/swasta nasional pada tahun 2016 sebanyak 5.319 perusahaan yang menyerap tenaga kerja sekitar 518.876 orang, perbandingan antara perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sekitar 1:97.551.

Kenaikan / penurunan Nilai Realisasi PMDN (milyar rupiah)

KEBUDAYAAN

  • Benda, Situs dan Kawasan Cagar Budaya yang dilestarikan

PERPUSTAKAAN

  • Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun
  • Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah

KEARSIPAN

PERTANIAN

  • Kontribusi sektor pertanian/perkebunan terhadap PDRB

PERDAGANGAN

  • Ekspor Bersih Perdagangan
  • Produksi perikanan
  • Produksi perikanan kelompok nelayan
  • Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman
  • Nilai tukar nelayan

Produksi perikanan di Kabupaten Tangerang cenderung tumbuh cukup baik, pada tahun 2017 produksi perikanan mencapai 47.507,74 ton, dengan target 50.524,50 ton sehingga pencapaiannya mencapai 94,03%. Pengembangan kelompok nelayan di Kabupaten Tangerang pada tahun 2017 dilakukan dengan memberikan bantuan kepada 14 kelompok nelayan dengan jumlah nelayan sebanyak 41 orang atau sekitar 34,47%.

Keuangan

  • Opini BPK terhadap laporan keuangan
  • Persentase program/kegiatan yang tidak terlaksana Program di APBD yang tidak dilaksanakan dalam APBD tahun 2017
  • Persentase belanja pendidikan (20%)
  • Persentase belanja kesehatan (10%)
  • Perbandingan antara belanja langsung dengan belanja tidak langsung
  • Bagi hasil kabupaten/kota dan desa
  • Jumlah temuan BPK
  • Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2017 dan Realisasi RPJMD 2013-2018

Perbandingan anggaran belanja langsung dan tidak langsung pada APBD Kabupaten Tangerang tahun 2017, untuk belanja langsung tahun 2017 sebesar Rp. Alokasi sungai dan jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Kementerian PU-Pera kurang optimal sehingga berdampak pada penanggulangan banjir di wilayah Kabupaten Tangerang;

Gambar

Gambar 2.1 Peta Orientasi Kabupaten Tangerang
Gambar 2.23 Persentase Cakupan Kasus Diare Pada Balita  Di Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2016
Gambar 2.25 Jumlah Kumulatif Kasus HIV dilaporkan di Kab. Tangerang  Menurut Kecamatan Tahun 2016
Gambar 2.24 Jumlah Kumulatif Kasus HIV AIDS Di Kabupaten Tangerang   Tahun 2008-2016
+7

Referensi

Dokumen terkait

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2.Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 3.Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang