9 BAB II
TINJAUAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Lingkungan Kerja
2.1.1.1 Pengertian lingkungan kerja
Lingkungan kerja adalah apa saja yang berada dalam lingkungan dimana karyawan sedang melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan perusahaan kepada karyawan agar dapat mempengaruhi pada saat sedang melakukan pekerjaan yang diberikan (Nugrahaningsih & julaela, 2017:65).
Lingkungan kerja ialah semua yang meliputi sarana maupun perlengkapan kerja yang berada di area lingkungan karyawan yang sedang dalam bekerja dan dapat mempengaruhi karyawan pada saat sedang melakukan pekerjaan tersebut. Lingkungan kerja dapat meliputi tempat para karyawan bekerja, perlengkapan pekerjaan, penerangan, ketenangan dan juga termasuk hubungan kerja antar karyawan yang berada ditempat kerja tersebut (Suhardi, 2019:299).
Lingkungan kerja merupakan semua yang dapat terhubung langsung dalam aspek pemikiran dan tindakan langsung yang dilakukan karyawan pada proses menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawabnya. Tujuan utamanya yaitu untuk menciptakan lingkungan kerja yang mampu memberikan karyawan kemudahan dan dapat menghilangkan penyebab frustasi dan kecemasan pada saat bekerja. (Yohana, 2017:78).
2.1.1.2 Kondisi Lingkungan Kerja
Menurut (Rosleny Marliani, 2015) kondisi lingkungan kerja yaitu:
a. Kondisi psikologis lingkungan kerja
Rancangan fisik dan desain dari pekerjaan, sejumlah ruangan kerja yang tersedia dan jenis-jenis perlengkapan dapat memengaruhi perilaku pekerja dalam menciptakan macam-macam kondisi psikologi. Kondisi psikologis dari lingkungan kerja dapat memengaruhi kinerja yang meliputi perasaan yang bersifat pribadi atau kelompok, status dihubungkan dengan sejumlah lokasi ruang kerja dan sejumlah pengawasan atau lingkungan kerja
b. Faktor-faktor dari kondisi psikologis
Faktor-faktor dari kondisi psikologis, meliputi hal berikut yaitu:
1. Feeling of privacy
Privasi dari pekerja dapat dirasakan dari desain ruang kerja. Ada ruang kerja yang didesain untuk beberapa orang sehingga memudahkan penyedia untuk mengawasi interaksi antar karyawan 2. Sense of status and impotance
Para karyawan tingkat bawah menyukai desain ruang yang terbuka karena memberikan kesempatan kepadanya untuk berkomunikasi secara informal. Sebaliknya para manajer merasa tidak puas dengan desain ruang yang terbuka karena banyak gangguan suara dan privasi yang dimiliki terbatas
3. Kondisi sementara dari lingkungan kerja
Kondisi sementara meliputi struktur waktu pada hari kerja, mayoritas dari pekerja bekerja dengan jadwal 5-9 jam dikurangi waktu 1 jam untuk istirahat dan makan siang. Adapun faktor-faktor kondisi sementara meliputi hal-hal berikut ini yaitu:
a. Shift, dalam satu hari sistem kerja shift dapat dibagi menjadi tiga yaitu shift pagi,shift sore,shift malam, berdasarkan banyak penelitian shift malam dianggap banyak menimbulkan masalah, seperti stress yang tinggi, ketidakpuasan kerja dan kinerja yang jelek.
b. Compressed work weeks, mengurangi jumlah hari kerja dalam seminggu tetapi menambah jumlah jam kerja per hari.
Mengurangi hari kerja dalam seminggu mempunyai dampak yang positif dari karyawan, yaitu karyawan akan merasa segar kembali pada waktu bekerja karena masa liburnya lebih lama dan dapat mengurangi tingkat absensi dari karyawan.
c. Flextime, merupakan suatu jadwal kerja, karyawan dapat memutuskan kapan mulai bekerja dan kapan mengakhiri pekerjaannya selama karyawan dapat memenuhi jumlah jam kerja yang ditetapkan oleh badan usaha
2.1.1.3 Faktor Lingkungan Kerja
Ada beberapa faktor Lingkungan kerja menurut (Sunyoto, 2013) 1. Hubungan karyawan
Didalam hubungan karyawan ada dua yaitu hubungan sebagai individu dan hubungan sebagai kelompok. Dimana hubungan individu yaitu dorongan yang datang dari teman kerja dan dari atasan sedangkan hubungan kelompok yaitu karyawan berhubungan langsung dengan banyak orang secara individu maupun kelompok
2. Tingkat kebisingan lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak tenang akan menimbulkan pengaruh kurang baik bagi karyawan dalam bekerja, jadi ketenangan lingkungan kerja bagi karyawan akan sangat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan dan dapat meningkatkan produktivitas kerja
3. Peraturan kerja
Dengan menerapkan peraturan kerja yang jelas dan terarah akan sangat memberikan dampak yang baik terhadap kepuasan serta kinerja para karyawan untuk pengembangan karir perusahaan. Dengan peraturan kerja tersebut karyawan akan dituntut untuk menjalankan aktivitas untuk mencapai misi perusahaan.
4. Penerangan
Didalam perusahaan penerangan itu sangat penting dan sangat diperlukan guna untuk menunjang proses kerja karaywan
5. Sirkulasi udara
Untuk sirkulasi yang cukup harus ada ventilasi apalagi pada ruangan- ruangan yang terlalu panas
6. Keamanan
Lingkungan kerja yang aman akan sangat menimbulkan ketenangan dan kenyamanan serta akan memberikan dorongan untuk semangat dalam bekerja.
2.1.2 Disiplin Kerja
2.1.2.1 Pengetian Disiplin Kerja
Disiplin kerja bermanfaat pada setiap karyawan menaati norma-norma dan kebijakan-kebijakan yang sudah dikukuhkan pada sebuah sebuah perusahaan untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal. disiplin kerja yaitu suatu perilaku dimana karyawan menaati segala kebijakan yang diterapkan pada perusahaan baik lisan maupun tulis dan siap diberikan sanksi bila melewati aturan tersebut (Syafrina, 2017:6). Disiplin kerja adalah kemauan seseorang dalam menaati kaidah-kaidah dan aturan yang diterapkan disekitarnya. Disiplin karyawan yang baik dapat berpengaruh dalam mempercepat tujuan perusahaan, sementara disiplin yang menurunakan sangat berpengaruh pada ouput yang akan diproduksi dan tentunya meperlambat dalam pencapaian tujuan perusahaan. Disiplin kerja dibutuhkan bukan sekedar dalam produktivitas kerja saja, juga dapat menciptakan cara kerja yang baik.
Cara kerja yang baik dengan sendirinya akam menambah pemikiran yang baik
pula bagi perusahaan (Rahman, 2018: 56). Disiplin kerja ialah sebuah cara yang digunakan seseorang manajer guna dapat berkomunikasi pada karaywannya supaya para karyawan mau mengubah tingkah laku di dalam upaya menaikan kepedulian dan ketersediaan untuk meningkatkan produktivitas kerja yang lebih baik lagi. Disiplin dalam hal ini sangat berpengaruh pada setiap aktivitas yang akan dilakukan oleh manusia terutama bagi perusahaan untuk pencapaian yang semaksimal mungkin (Husain Arifudin, 2018:6)
2.1.2.2 Macam-macam disiplin
Bentuk disiplin kerja ada 2 menurut (Anwar prab mangkunegara, 2013:129-130) yaitu:
1. Disiplin Preventif ialah upaya untuk menggerakan karyawan untuk mengikuti dan mematuhi aturan kerja, aturan-aturan yang telah di tetapkan oleh perusahaan. Tujuan dasar untuk menggerakan karyawan agar disiplin, dengan cara preventif karyawan dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. Pemimpin perusahaan mempunyai tanggung jawab dalam membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif serta karyawan wajib mengetahui dan memahami semua pedoman kerja dan peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jadi disiplin preventif ialah sistem yang berhubungan dengan kebutuhan kerja guna untuk bagian sistem yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu jika sistem organisasi baik, maka yang diharapkan akan udah dalam menegakkan disiplin kerja.
2. Disiplin Korektif ialah upaya untuk menggerakan karyawan dalam menyatukan suatu peraturan serta mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang ada pada perusahaan tersebut.
Didalam didplin korektif ini karaywan yang melanggar disiplin harus diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan perusahaan, tujuan diberikan sanksi guna untuk memperbaiki karyawan yang telah melanggar
2.1.2.3 Pendekatan – Pendekatan Disiplin Kerja
Pendekatan disiplin ada 3 menurut (Anwar prabu mangkunegara, 2013:130-131) yaitu:
a. Pendekatan disiplin modern adalah mempertemukan sejumlah kebutuhan baru diluar hukuman, pendekatan ini berasumsi bahwa yaitu:
1. Disiplin modern ialah cara untuk menghindarkan bentuk hukuman secara fisik
2. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukuman yang berlaku
3. Keputusan atas kesalahan harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan untuk mendapatkan fakta-fakta
4. Melakukan protes jika keputusan yang berat hanya sebatas sebelah pihak terhadap kasus disiplin
b. Pendekatan disiplin dengan tradisi ialah pendekatan disiplin dengan cara memberi hukuman, pendekatan imi berasumsi:
1. Disiplin diterapkan oleh atasan kepada bawahan, serta tidak ada peninjauan bila telah diputuskan.
2. Disiplin yaitu pelaksanaanya harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.
3. Hukuman untuk memberi pelajaran kepada pelanggar maupun kepada karyawan
4. Pemberian hukuman terhadap karyawan yang melanggar untuk kedua kalinya harus diberi hukuman yang berat.
c. Pendekatan disiplin bertujuan, Berasumsi bahwa:
1. Disiplin kerja harus bisa diterima, dilakukan dan dipahami oleh setiap karyawan
2. Disiplin bukan suatu hukuman, akan tetapi ialah pembentukan perilaku seseorang
3. Disiplin digunakan agar ada perubahan perilaku yang lebih baik 4. Tujuan disiplin karyawan agar karyawan bertanggung jawab
terhadap apa yang telah dilakukannya 2.1.2.4 Prinsip-Prinsip Disiplin Kerja
Menurut (Simamora Barnawi & Arifin, 2012:199) ada tujuh prinsip baku yang perlu di perhatikan dalam pengelolaan disiplin kerja karyawan ialah:
1. Prosedur dan kebijakan yang pasti
Pemimpin harus memberikan perhatian yang serius terhadap semua keluhan karyawan untuk mendorong pertumbuhan disiplin kerja.
Prosedur-prosedur disiplin harus mengikuti aturan yang sudah
ditetapkan dari awal. Pimpinan harus berpegang teguh terhadap aturan sudah di tetapkan dan harus konsisten dalam pelaksanaannya serta tujuan dibuat prosedur ialah untuk menciptakan bentuk disiplin yang konstruktif dan positif.
2. Tanggung jawab kepengawasan
Tanggung jawab kepengawasan harus diperhatikan baik-baik dalam menjaga disiplin kerja di perlukan pengawasan yang memiliki otoritas dalam memberikan peringatan lisan maupun tulisan dan pengawas tidak langsung menegur tapi harus konsultasi dengan atasan
3. Komunikasi berbagai peraturan
Karyawan harus memahami peraturan dan standar disiplin serta harus konsekuensi terhadap pelanggarannya.
4. Tanggung jawab pemaparan bukti
Karyawan tidak bisa dianggap bersalah jika tidak ada bukti bahwa karyawan tersebut bersalah serta hukuman baru bisa dijatuhkan apabila bukti-bukti sudah terkumpul dengan lengkap.
5. Perlakuan yang konsisten
Konsisten salah satu bagian terpenting tetapi sering kali diabaikan.
Padahal peraturan dan hukuman harus diberlakukan secara konsisten.
Aturan yang berbeda antara satu pihak dengan pihak lain akan merusak efektivitas dari sistem disiplin
6. Pertimbangan atas berbagai situasi
Besarnya hukuman perlu mempertimbangkan berbagai faktor , situasi dilapangan dan fakta-fakta yang menggambarkan pelanggaran harus menjadi pertimbangan untuk memberi hukuman
7. Peraturan dan hukuman yang masuk akal
Seberapa baik seseorang karyawan menyelesaikan suatu pekerjaan serta tugas perilaku berhubungan seberapa baik karyawan menangani kegiataan antar pribadi dengan karaywan yang lain. Harsu bisa bekerja dengan kelompok dan bekerja sendiri.
2.1.2.5 Teknik Pengukuran disiplin kerja
Ada beberapa teknik pengukuran disiplin kerja menurut (Sinambela, 2017) yaitu:
1. Tujuan dan kesanggupan 2. Keteladanan pemimpin 3. Pemimpin yang adil 4. Pengawasan
5. Mendapatkan sanksi 6. Pemimpin yang tegas
7. Hubungan antar sesama
2.1.3 Kinerja Karyawan 2.1.3.1 Pengertian Kinerja
Kinerja karyawan ialah usaha kerja dan tindakan nyata yang didapat dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepada karyawan pada waktu yang di tentukan. Kinerja karyawan mempengaruhi keberlangsungan perusahaan dalam mencapai hasil yang optimal. (Panuluh, 2019: 6095). Kinerja karyawan ialah hasil dari usaha yang dikerjakan seseorang dengan kemampuan serta penilaian kerja yang telah diberikan kepadanya untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas seseorang dalam melakukan pekerjaan, pelatihan, dan motivasi yang diterima (Feel et al, 2018: 179). Kinerja karyawan yaitu hasil kerja yang dalam kualitas dan kuantitas yang didapat karyawan dalam mendukung tercapainya tujuan suatu organisasi. Hasil dari pekerjaannya tersebut memberikan umpan balik untuk dirinya sendiri sehingga selalu akan melakukan pekerjaan dengan baik dan menghasikan produktivatas yang tinggi (Hillebrandt et al, 2017: 76)
2.1.3.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian kinerja menurut (Kasmir, 2016)
1. Kemampuan dan Keahlian
Dengan kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang akan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan benar sesuai dengan yang di tetapkan perusahaan. Jadi karyawan yang memiliki kemampuan atau skill maka akan memberikan kinerja yang baik
2. Pengetahuan
Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan yang baik
3. Rancangan kerja
Setiap pekerjaan harus ada rancangan pekerjaan karena akan memudahkan dalam mencapai tujuan, jadi jika pekerjaan mempunyai rancangan yang baik maka akan memudahkan untuk menjalankan pekerjaan secara tepat
4. Kepribadian
orang yang memiliki karakter atau kepribadian yang baik akan dapat melakukan pekerjaan secara tanggung jawab sehingga hasil pekerjaan akan baik
5. Motivasi kerja
Motivasi ialah dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan.
dengan memiliki dorongan yang kuat dari dalam diri seseorang atau dorongan dari luar maka karyawan akan melakukan pekerjaan dengan baik dan akan menghasilkan kinerja yang baik
6. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah perilaku seorang pemimpin dalam mengatur, mengelola dan memerintah karyawan untuk mengerjakan suatu tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahan
7. Gaya kepemimpinan
Gaya atau sikap seorang pemimpin dalam menghadapi atau memerintah bawahannya
8. Budaya organisasi
Kebiasaan-kebiasaan yang dimiliki suatu organisasi atau perusahaan
9. Kepuasan kerja
Perasaan senang atau gembira setelah karyawan melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan karyawan
10. Lingkungan kerja
Suasana atau kondisi di sekitar lokasi tempat kerja, lingkungan kerja meliputi ruangan, layout, sarana dan prasarana serta hubungan kerja dengan sesame rekan kerja
11. Loyalitas
Kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela perusahaan serta terus bekerja dengan sungguh-sungguh walaupun perusahaan dalam kondisi kurang baik
12. Komitmen
Kepatuhan karyawan untuk menjalankan kebijakan atau peraturan perusahaan dalam bekerja
13. Disiplin kerja
Disiplin dalam menjalankan aktivitas pekerjaan, disiplin dapat berupa waktu dan disiplin dalam mengerjakan apa yang diperintahkan oleh atasan
2.1.3.3 Mengukur kinerja karyawan
Ada lima cara mengukur kinerja karyawan yaitu:
1. Jumlah pekerjaan adalah dimensi ini menunjukan jumlah pekerjaan yang dihasilkan individu atau kelompok sebagai persyaratan yang menjadi standar pekerjaa
2. Kualitas pekerjaan adalah setiap karyawan dalam perusahan harus memunuhi persyaratan tertentu untuk dapat menghasilkan pekerjaan sesuai kualitas yang dituntut suatu pekerjaan tertentu.
Setiap pekrjaan mempunyai standar kualiats tertentu yang harus disesuaikan oleh karyawan untuk dapat mengerjakannya sesuai ketentuannya.
3. Ketepatan waktu adalah setiap pekerjaan memiliki karakteristik yang berbeda untuk jenis pekerjaan tertentu harus diselesaikan tepat waktu, karena memiliki ketergantungan atas pekerjaan lainnya.
4. Kehadiran adalah suatu jenis pekerjaan tertentu menuntut kehadiran karyawan dalam mengerjakannya sesuai waktu yang ditentukan. Ada tipe pekerjan yang menuntut kehadiran karyawan selama delapan jam sehari untuk lima hari kerja seminggu.
5. Kemampuan kerja sama adalah tidak semua pekrjaan dapat diselesaikan oleh satu orang karyawan saja. Untuk jenis pekerjaan tertentu mungkin harus diselesaikan oleh dua orang karyawan
atau lebih,sehingga membutuhkan kerja sama antar karyawan sangat dibutuhkan.
2.1.3.4 Indikator Kinerja Karyawan
Indikator-indikator dalam kinerja (Mangkunegara, 2017: 75) yaitu:
1. Tanggung jawab
Kewajiban karyawan untuk melaksanakan yang diberikan perusahaan
2. Kendala
Kendala seorang karyawan merupakan penilaian dari kinerja yang dimilik sehingga mampu melakukan kegiatan yang diinginkan perusahaan. Seorang karyawan dikatakan handal jika mengikuti instruktur ketika bekerja, mempunyai inisiatif,rajin dan selalu memilki kehati-hatian dalam bekerja
3. Kualitas kerja
Kualitas kerja yaitu keadaan yang dapat berubah dari seseorang terhadap hasil kinerja yang diberiakan kepada perusahaan sehingga dapat memenuhi atau melebihi harapan perusahaan tersebut dimana kualitas ini dinilai dari ketepatan,keterampilan,ketelitian dan keberhasilan dari hasil kinerja karyawan
4. Kuantitas kerja
Kemampuan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan perusahaan adalah suatu nilai untuk menentukan karya tersebut memiliki kuantitas kerja yang baik atau tidak.
2.2 Tinjauan Pustaka
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Judul Penulis Metode Kesimpulan
1 Pengaruh lingkungan kerja, dsiplin kerja dan stress kerja terhadap kinerja
karyawan pada PT osi
electronics
(Pardede &
Kurniawan, 2020)
Pendekatan kuantitatif dengan
analisis teknik yang
digunakan adalah analisis regresi
berganda
Lingkungan kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan disiplin kerja secara parsial mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan stres kerja secara parsial tidak
mempunyai pengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan lingkungan kerja,disiplin kerja dan stress kerja secara simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 2 Pengaruh
pelatihan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT surya mustika nusantara
(Nazir, 2019) Pendekatan kuantitatif asosiatif
Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan berpengaruh positif dan signifikan pengaruh pelatihan dan disiplin terdapat korelasi yang signifikan antara
variable kinerja karyawan 3 Analisis
pengaruh lingkungan kerja,
kepemimpinan, dan motivasi terhadap kinerja karyawan ( studi pada karyawan bagian kolektor PT cakrawala citramega multifinance cabang semarang)
(Praditya et al., 2019)
Regresi linier berganda
Lingkungan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 4 Pengaruh
disiplin kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan pada PT. Sansyu precision batam
(Mestika K Malau &
Wasiman, 2020)
Kuantitatif Disiplin kerja secara parsial dapat
mempengaruhi kinerja
karyawan Lingkungan kerja secara parsial dapat
mempengaruhi kinerja
Disiplin kerja dan lingkungan kerja
memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan 5 Analisis
pengaruh kepuasan kerja,motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada perusahaan umum percetakan Negara republic Indonesia cabang manado
(Purba et al., 2019)
Kuantitatif dengan menggunakan analisis linier berganda
Kepuasan kerja secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan motivasi kerja secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan disiplin kerja secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan Kepuasan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja secara
parsial berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai 6 Pengaruh
lingkungan kerja, disiplin kerja dan kompensasi terhadap kinerja karyawan PT.
dream tour &
travel surabaya
(Pratama &
Supriyatin, 2019)
Kuantitatif dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan data primer yang didukung oleh data responden (kuesioner)
Lingkungan kerja
menunjukan hasil yang positif dan tidak signifikan terhadap kinerja karyawan Disiplin kerja menunjukan hasil yang positif dan signifkan terhadap kinerja karyawan.
Kompensasi menunjukan hasil yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan 7 Pengaruh
lingkungan kerja dan disiplin kerja
(Darmadi, 2020)
Regresi linier berganda
Lingkungan kerja
berpengaruh positif dan
terhadap kinerja karyawan pada indomaret cabang kelapa dua gading serpong kabupaten tangerang
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Disiplin kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
8 Pengaruh lingkungan kerja dan kemampuan kerja terhadap kineja karyawan PT. surya wenang indah
(Tangkawarouw et al., 2019)
Penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif dengan menggunakan alat bantu analisis regresi linier berganda
Lingkungan kerja dan kemampuan kerja
berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja
berpengaruh positif
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Kemampuan kerja
berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja karyawan 9 Effect of
compensasi and discipline on employee performance
(Arif et al., 2019)
Analysis uses multiple linear regression
Compensation has a positive and significant impact on the performance of employees.
Work discipline has a positive and significant impact on the performance of employees Compensation and the
Discipline of work has positive and significant impact on the performance employees
10 Influence of work
environment and work discipline on employee performance
(Farisi & Fani, 2019)
Analysis using multiple linear regression
Work
environment has a positive and significant impact on the performance of employees Work discipline has a positive and significant impact on the performance of employees.
Simultaneous work
environment and work discipline has a positive and significant influence on employee performance
2.3 Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
Lingkungan kerja yang dapat membuat suasana nyaman dan ketenangan maka akan membuat suasana kerja menjadi kondusif, sehingga dapat meningkatkan hasil kinerja karyawan yang optimal. Tetapi jika suasana atau kondisi lingkungan kerja tidak memberikan kenyamanan atau ketenangan maka
suasana kerja akan terganggu dan menyebabkan kinerja karyawan menurun.
Dengan demikian maka lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja suatu karyawan (Kasmir, 2017). Lingkungan kerja dapat mempengaruhi suatu kinerja pegawai karena seorang manusia mampu melaksanakan kegiatannya dengan baik, sehingga akan mencapai hasil yang optimal apabila ditunjang oleh suatu kondisi lingkungan yang sesuai (Sedarmayanti, 2017). Hasil penelitian (Darmadi, 2020) dan (Praditya et al., 2019) menyatakan bahwa Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merumuskan hipotesis 1 yaitu:
H1: Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
2. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
Disiplin kerja ialah usaha karyawan untuk menjalankan kegiatan kerjanya secara baik. Disiplin kerja dapat berupa waktu, minsal masuk kerja selalu tepat waktu serta disiplin dalam mengerjakan apa yang diperintahkan atasan dan mengerjakannya sesuai apa yang harus dikerjakan. Dengan ini disiplin kerja akan memengaruhi kinerja karyawan (Kasmir, 2017). Disiplin yang baik akan mencerminkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaan yang telah diberikan oleh perusahaan (Hasibuan, 2010). (Pratama & Supriyatin, 2019) (Nazir, 2019) dan (Arif et al., 2019) menyatakan bahwa Disiplin kerja menunjukan hasil yang positif dan signifkan terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis merumuskan hipotesis 2 yaitu:
H2: Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
3. Pengaruh Lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
Lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama dapat mempengaruhi kinerja karyawan karena kedua variabel tersebut adalah faktor- faktor yang dapat memengaruhi kinerja karyawan (Kasmir, 2017). Menurut (Darmadi, 2020), (Radjab Reynaldi et al.,2019) dan (Farisi & Fani, 2019)Pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan menunjukan hasil yang positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
H3: Lingkungan kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
2.4 Kerangka pemikiran
Kerangka pikir ialah Sintesa yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis penelitian yang berbentuk bagan alur ( Sugiyono 2017 ). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap variabel dependen yaitu kinerja karyawan Dari Landasan teori dan hasil penelitian terdahulu, maka model kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu:
pengaruh lingkungan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan di Waroeng Steak & Shake Bandar lampung sebagai berikut:
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
H1
H3
H2
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir peneliti, maka di rumuskan hipotesis adalah:
H1: Lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Waroeng Steak & Shake Bandar lampung
H2: Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Waroeng Steak & Shake Bandar lampung
H3: Lingkungan kerja dan disiplin kerja secara bersama-sama berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan Waroeng Steak & Shake Bandar lampung
Lingkungan Kerja (X1)
Disiplin Kerja (X2)
Kinerja Karyawan (Y)