Adanya berbagai jenis bahan ajar sangat membantu guru dalam menyampaikan materi kepada siswa dan memudahkan siswa dalam memahami materi serta siswa akan lebih termotivasi untuk belajar. Menurut Prastow, jenis bahan ajar ada empat, yaitu sebagai berikut. a) Bahan pembelajaran tercetak adalah bahan yang disiapkan di atas kertas. Sebagaimana tercantum dalam Pedoman Umum Pengembangan Bahan Pembelajaran (Diknas, 2004), “Lembar Kegiatan Siswa adalah lembaran-lembaran yang memuat tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa”.
LKS merupakan bahan ajar yang termasuk dalam kategori bahan ajar cetak, sehingga dalam mempersiapkannya juga harus memperhatikan tata cara penyusunan bahan ajar. Agar LKS bermanfaat, Anda perlu menjadikannya bahan ajar yang menarik bagi siswa. Prastowo (2015:17) berpendapat bahwa “bahan ajar adalah segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang secara utuh menampilkan kompetensi yang akan diajarkan.
Dari pengertian yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan bahan ajar yang sederhana berbentuk modul, dan dalam pembuatannya tetap perlu mengetahui komponen-komponen yang harus ada di dalamnya, dan harus menyadari. aturan untuk persiapan mereka. Menurut pendapat Prastowo (2015:66), struktur bahan ajar LKS terdiri dari 6 komponen yaitu meliputi judul, pedoman belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi penunjang, tugas atau langkah kerja dan penilaian. Bahan ajar apa pun termasuk LKS, sekalipun sederhana, jika dibuat sembarangan dan tanpa memperhatikan langkah dan tahapan yang benar, akan menjadi bahan ajar yang tidak tepat bahkan sangat tidak tepat jika digunakan dalam pembelajaran.
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual (CTL) merupakan konsep pengajaran dengan menghubungkan materi yang dipelajari dengan situasi dunia nyata siswa.
Spesifikasi LKS
Hasil Belajar
Hasil pembelajaran dijadikan sebagai proses evaluasi pembelajaran, terlepas dari apakah proses pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan atau mungkin menyimpang dari tujuan pembelajaran. Menurut Rifa'I dan Anni, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Berdasarkan pandangan mengenai hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa dari suatu proses belajar.
Teori Perkembangan Anak
Pada tahap ini, anak dapat berpikir logis tentang peristiwa konkrit dan mengelompokkan benda ke dalam bentuk benda. Menurut Piaget (Desmita), aktivitas anak pada tahap ini terfokus pada objek nyata atau peristiwa berbeda yang dialaminya, artinya anak usia sekolah dasar sudah mempunyai kemampuan memikirkan rangkaian sebab akibat dan mulai mengetahui banyak cara untuk melakukan hal tersebut. menyelesaikannya, masalah yang mereka hadapi..
Pada tahap ini, remaja mulai berpikir lebih abstrak, logis, dan lebih idealis. Berdasarkan penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tumbuh kembang anak merupakan suatu proses perubahan yang terjadi pada anak yang baik. Pada tahap ini anak sudah mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari, namun dengan menggunakan benda nyata atau berdasarkan kejadian yang dialami secara langsung.
Hal ini mengarah pada hal yang konkrit, sehingga diperlukan bahan ajar bagi siswa yang berada pada tahap operasional konkrit untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. LKS berbasis pembelajaran kontekstual akan dikemas dengan kegiatan yang menggunakan objek nyata atau konkrit. Oleh karena itu, penggunaan benda nyata atau konkrit pada anak usia 10-11 tahun yang berada pada tahap operasional konkrit sangat diperlukan karena sesuai dengan karakteristik anak pada tahap perkembangan tersebut.
Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar a. Hakikat IPA
Menurut Samatowa (2010:3) menjelaskan bahwa ilmu pengetahuan membahas gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan manusia. Berdasarkan pernyataan tentang hakikat ilmu pengetahuan alam tersebut, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di alam berdasarkan suatu proses penemuan, sehingga ilmu yang diperoleh tidak hanya berupa konsep-konsep saja, tetapi juga sebuah proses eksperimental. Konsep pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan konsep terpadu karena pembelajaran IPA di sekolah dasar belum dipisahkan secara terpisah.
Menurut PUSKUR (dalam Trianto), pada hakikatnya tujuan pembelajaran terpadu IPA sebagai kerangka model dalam proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan tujuan utama pembelajaran terpadu itu sendiri, yaitu (1) meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; ( 2) minat dan motivasi meningkat dan (3) beberapa kompetensi dasar dapat segera tercapai.Pembelajaran di sekolah dasar hendaknya juga memperhatikan beberapa prinsip yang ada, dalam kaitannya dengan pembelajaran di sekolah dasar diusahakan untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan. prinsip belajar adalah: motivasi, latar belakang, fokus perhatian, integrasi, pemecahan masalah, penemuan, belajar sambil melakukan, belajar sambil bermain, perbedaan individu dan hubungan sosial (Susanto, 2015:86).
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA yang dilaksanakan di sekolah dasar masih terpadu, dan mempunyai tujuan yang sama dengan tujuan utama pembelajaran terpadu, yaitu meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi, dan lebih banyak keterampilan dasar dapat dicapai secara bersamaan.
Kompetensi Dasar IPA di Kelas V SD
Dengan bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerak-gerik yang mencerminkan anak yang sehat dan tindakan-tindakan yang mencerminkan tingkah laku anak sesuai tahap perkembangannya.
Siklus Air
Hal ini dikarenakan adanya siklus air atau siklus hidrologi, istilah siklus air sering digunakan. Menurut KBBI, siklus adalah suatu siklus waktu yang di dalamnya terdapat serangkaian peristiwa yang berulang secara berulang dan sering.” Menurut Ariani Fitria, siklus air atau hidrologi adalah peredaran air yang tiada henti dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa siklus air adalah peredaran air yang melalui proses penguapan, pengembunan, pengendapan. Margaretta, Edi dan Atep Daur air adalah pergerakan air yang dimulai dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi.” Pergerakan ini diawali dengan penguapan air di bumi kemudian naik di atmosfer hingga mencapai titik tertentu. mencapai titik di mana ia akan kembali ke bumi dalam bentuk hujan.
Siklus air merupakan siklus yang tidak pernah berakhir yang dimulai di atmosfer melalui penguapan dan kembali ke bumi dalam bentuk hujan.” Daur air akan terus berputar melalui siklusnya yang diawali dengan penguapan, yang akan terbawa ke atmosfer dan kembali ke bumi Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siklus air adalah pergerakan air dari permukaan bumi ke atmosfer kembali ke bumi dan terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang.Prosesnya dimulai dari air yang ada di permukaan bumi seperti danau, muara, lautan atau samudra yang mengalami penguapan akibat sinar matahari.
Peristiwa ini disebut penguapan.” Semakin tinggi panas matahari maka semakin banyak pula jumlah air yang menjadi uap air. Ketika uap air mencapai atmosfer, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel-partikel yang membentuk awan. “Uap air dari permukaan bumi naik ke atmosfer hingga mencapai ketinggian tertentu, uap air tersebut akan berubah menjadi partikel es kecil melalui proses kondensasi.” Pada tahap kondensasi, uap air berubah.
Air hujan yang jatuh di permukaan tanah akan dialirkan ke saluran air dan muara menuju laut. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses siklus air dimulai dari proses penguapan akibat pengaruh sinar matahari. Aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi proses siklus air Siklus air dapat terganggu oleh aktivitas manusia.
Aktivitas manusia yang dapat menyebabkan terganggunya proses siklus air antara lain penggundulan hutan secara berlebihan sehingga mengakibatkan penggundulan hutan dan penurunan daya serap tanah. Margaretta, Edi dan Atep Salah satu aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi siklus air adalah pembalakan liar yang dapat mengakibatkan berkurangnya daya serap tanah. Penebangan hutan menyebabkan tanah tidak dapat menyerap air secara maksimal. Sampah membuat aliran sungai tidak lancar. agar airnya tidak sampai ke laut.
Sungai Margaretta, Edi, dan Atep sudah banyak tertutup sampah, sehingga air tidak bisa mengalir dengan cepat.” Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO₂ di atmosfer, maka atmosfer akan semakin banyak menyerap gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi. .
Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dijadikan landasan dan penguat terhadap penelitian yang akan dilakukan peneliti. Penelitian ini juga mempunyai persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu LKS berbasis Contextual Teaching and Learning yang dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan dan memotivasi siswa dalam proses pembelajaran. Berbagai hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa LKS berbasis pembelajaran kontekstual dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan bermakna, sehingga peneliti ingin mengembangkan LKS berbasis pembelajaran kontekstual.
Kerangka Berpikir